Makalah Bindo

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“DINAMIKA MASYARAKAT DAN


KEBUDAYAAN”

DISUSUN OLEH:

NUR INDAH AINI AULIA HAJRIN(XI MIPA 4)

SMA NEGERI 16 MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur pada Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan untuk
dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Tanpa
adanya berkat dan rahmat Allah SWT tidak mungkin rasanya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Terlebih penulis ingin mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
mendukung dan membantu penulis untuk menyelesaikan makalah yang berjudul
“Dinamika Masyarakat dan kebudayaan”.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
maka dari itu penulis sangat mengharapkan partisipasi pembaca untuk
memberikan masukan baik berupa kritikan maupun saran untuk membuat
makalah ini menjadi lebih baik dari segi isi baik segi yang lainnya.

Penulis mohon maaf bila ada hal yang kurang berkenan dalam penulisan makalah
ini. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih dan selamat membaca.

Makassar, 09 April 2022

Nur Indah Aini Aulia Hajrin


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kebudayaan merupakan seluruh cara hidup manusia. Manusia
mempunyai salah satu sifat yang paling mendasar yaitu berubah atau
melakukan perubahan. Perubahan tersebut tentu memengaruhi cara-cara
hidup manusia beserta masyarakat sekitarnya sehingga terjadilah perubahan
kebudayaan atau yang disebut dengan dinamika kebudayaan. Dinamika
kebudayaan merupakan suatu hal yang unik dan menjadi perhatian para ahli
antropologi. Para ahli banyak meneliti hingga terlahirlah konsep-konsep
dinamika kebudayaan.

Sedangkan dinamika sosial itu sendiri yaitu manusia dan masyarakat


selalu berkembang serta mengalami perubahan,yang dalam prosesnya
berlangsung secara cepat maupun lambat. Dan dimanika masyarakat dan
kebudayaan tersebut antar lain yaitu yang pertama yaitu Internalisasi.
Koentjaraningrat menyatakan Internalisasi adalah proses panjang sejak
seorang individu dilahirkan,sampai ia hampir meninggal,di mana ia belajar
menanamkan dalam kepribadiannya segala perasaan,hasrat,nafsu,serta emosi
yang diperlukannya sepanjang hidupnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu
pokok masalah yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan dinamika?
2. Apa yang dimaksud dengan masyarakat?
3. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?
4. Apa definisi dan contoh peristiwa kebudayaan seperti cultural
lag, survival,conflict dan cultural shock?
5. Apa definisi masyarakat sosial?
6. Apa definisi internalisasi dan sosialisasi, serta penjelasan yang
relevan dengan itu?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menambah wawasan tentang dinamika masyarakat dan
kebudayaan.
2. Untuk mengetahui konsep-konsep mengenai pergeseran masyarakat
dan kebudayaan.
3. Untuk mengetahui contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari
mengenai pergeseran masyarakat dan kebudayaan.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dinamika


Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu
bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap
keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara
anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat
terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit) terus-
menerus ada dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat
dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah.

2.2 Pengertian Masyarakat


Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terjalin erat karena sistem
tertentu, tradisi tertentu, konvensi dan hukum tertentu yang sama, serta
mengarah pada kehidupan kolektif. Masyarakat adalah sekumpulan manusia
yang karena tuntutan kebutuhan dan pengaruh keyakinan, pikiran, serta
ambisi tertentu dipersatukan dalam kehidupan kolektif. Sistem dan hukum
yang terdapat dalam suatu masyarakat mencerminkan perilaku-perilaku
individu karena individu-indivu tersebut terikat dengan hukum dan sistem
tersebut.

Menurut antropolog Elman Service, untuk memudahkan mempelajari


keanekaragaman masyarakat, masyarakat dapat dibagi menjadi empat
kategori berdasarkan peningkatan ukuran populasi, sentralisasi politik, serta
stratifikasi sosial, yaitu: kawanan, suku, kedatuan, dan negara. Jenis
masyarakat paling kecil atau kawanan biasanya hanya terdiri atas beberapa
kelompok, banyak diantaranya merupakan kumpulan dari satu atau beberapa
keluarga besar.

2.3 Pengertian Kebudayaan


Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sekelompok orang, serta diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik,
adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri
manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Seseorang bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaan di antara mereka,
sehingga membuktikan bahwa budaya bisa dipelajari.

Budaya merupakan suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat


kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
komunikatif. Unsur-unsur sosial-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia.

2.4 Peristiwa Kebudayaan

Adalah peristiwa yang terjadi berkaitan dengan aspek-aspek


kebudayaan.Pembagiannya sebagai berikut:

2.4.1 Cultural Lag


Cultural Lag atau kesenjangan budaya merupakan ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan akibat terjadinya perubahan serta pergeseran
kebudayaan. Cultural lag juga dapat terjadi jika terjadinya perbedaan taraf
kemajuan antara berbagai daerah dalam suatu kebudayaan.Contoh cultural lag
antara lain keberadaan bus khusus yang sebenarnya ditujukan untuk
mengurangi masalah kemacetan di ibukota, namun justru menambah
kemacetan. Hal ini disebabkan karena banyak kendaraan bermotor yang
menerobos masuk jalur khusus bus tersebut. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa pembaharuan transportasi publik di ibukota tidak diimbangi dengan
kesadaran bertransportasi dan disiplin berlalu lintas.
2.4.2 Cultural Survival
Cultural Survival merupakan suatu konsep untuk menggambarkan suatu
praktik yang telah kehilangan fungsi pentingnya, yang tetap hidup, dan
berlaku semata-mata hanya di atas landasan adat-istiadat semata-mata. Jadi,
cultural survival adanya suatu cara tradisional yang tak mengalami perubahan
sejak dahulu hingga sekarang. Contoh nyatanya adalah Budaya Reog
Ponorogo, dahulu awalnya Reog difungsikan sebagai upacara penyambutan
bulan muharram atau dalam istilah jawa disebut bulan suro, akan tetapi
praktiknya sekarang tidak hanya itu, melainkan juga sebagai acara
penyambutan tamu kehormatan, acara-acara hajatan, dll.

2.4.3 Cultural Conflict


Cultural Conflict atau pertentangan kebudayaan merupakan proses
pertentangan antara budaya yang satu dengan budaya yang lain. Konflik
budaya terjadi akibat terjadinya perbedaan kepercayaan atau keyakinan antara
anggota kebudayaan yang satu dengan yang lainnya. Contoh yang dekat
sekali dengan kita adalah nama teman-teman kita sekarang ini. Dari sekian
nama teman yang ada adalah tidak semuanya berasal dari jawa asli seperti
nama Slamet Riyadi, tetapi campuran dari berbagai budaya jawa, barat, dan
arab, seperti Tria Nila Rummana, Ulfa Mahendra Pradilasari, dkk.

2.4.4 Cultural Shock


Cultural Shock merupakan proses guncangan kebudayaan sebagai akibat
terjadinya perpindahan secara tiba-tiba dari satu kebudayaan ke kebudayaan
lainnya. Ada empat tahap yang membentuk siklus cultural shock , yaitu:
1. Tahap inkubasi, yaitu tahap pengenalan terhadap budaya
baru
2. Tahap kritis, ditandai dengan suatu perasaan dendam,
pada saat ini terjadi korban cultural shock
3. Tahap kesembuhan, yaitu proses melampaui tahap kedua,
hidup dengan damai
4. Tahap penyesuaian diri
Pada saat ini orang sudah membanggakan sesuatu yang dilihat dan
dirasakan dalam kondisi yang baru itu, sementara itu rasa cemas dalam
dirinya sudah berlalu. Contohnya adalah kehidupan seorang anak rumahan
yang tiba-tiba dimasukkan ke dalam pondok. Kehidupan yang jauh sangat
berbeda dari kehidupan sebelumnya. Saat di rumah ia nya tidak pernah diberi
aturan-aturan seperti yang ada di pondok-kehidupannya sekarang. Maka jika
ia-nya tidak dapat menyesuaikan dengan peraturan yang ada, benar lah yang
terjadi adalah ‘cultural shock’.

2.5 Dinamika Sosial


2.5.1 Pengertian Dinamika Sosial
Dinamika sosial adalah perubahan sosial sebagai proses sosial yang
terjadidalam masyarakat merupakan suatu gejala umum yang berlaku di mana
punselama hidup manusia. Dalam kehidupan bermasyarakat di mana pun
pasti akanmengalami dinamika sosial. Dinamika sosial terjadi sebagai akibat
adanyainteraksi antarmanusia dan antarkelompok, sehingga antara mereka
terjadi prosessaling memengaruhi yang menyebabkan terjadinya dinamika
sosial. Dinamika sosial yang terjadi pada masyarakat dapat berupa
perubahan-perubahan nilai-nilai sosial, norma-norma yang berlaku di
masyarakat, pola-pola perilaku individu dan organisasi, susunan lembaga
kemasyarakatan,lapisan-lapisan maupun kelas-kelas dalam masyarakat,
kekuasaan, dan wewenang.

Dengan kata lain perubahan sosial meliputi perubahan organisasi sosial,


status,lembaga, dan struktur sosial masyarakat.Berikut definisi dinamika
sosial menurut beberapa ahli:

A. Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah segala


perubahan padalembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat yangmemengaruhi sistem sosialnya, termasuk di
dalamnya nilai-nilai sikap dan pola perilaku di antara kelompok-
kelompok masyarakat.
B. Menurut William F. Ogburn, bahwa ruang lingkup perubahan
sosial meliputiunsur-unsur kebudayaan baik yang material
maupun yang immaterial.

2.6 Sosialisasi
Sosialisasi ialah proses melalui mana seseorang (seorang anak)
belajarmenjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Peter
Berger,1978:116). Sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer
kebiasaan atau nilaidan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam
sebuah kelompok ataumasyarakat (Wikipedia).

2.6.1 Jenis Sosialisasi


A. Sosialisasi Primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai
sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar
menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat
anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai
mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia
mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi
sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di
dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna
kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga
terdekatnya.

B. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah
sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok
tertentu dalam masyarakat. Bentuk-bentuknya adalah resosialisasi dan
desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri
yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami
'pencabutan' identitas diri yang lama.

2.6.2 Tipe Sosialisasi

Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang


menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah
dan pendidikan militer. Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam
pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama
anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.
Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap mengarah
kepada pertumbuhan pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku di lingkungannya. Dalam lingkungan formal seperti di sekolah,
seorang siswa bergaul dengan teman sekolahnya dan berinteraksi dengan guru
dan karyawan sekolahnya. Dalam interaksi tersebut, ia mengalami proses
sosialisasi. dengan adanya proses sosialisasi tersebut, siswa akan disadarkan
tentang peranan apa yang harus ia lakukan. Siswa juga diharapkan
mempunyai kesadaran dalam dirinya untuk menilai dirinya sendiri. 
BAB III
PENUTUPAN

Dinamika masyarakat dan kebudayaan adalah cara kehidupan


masyarakatyang selalu bergerak, berkembang dan menyesuaikan diri dengan
setiap keadaan.
Adalah peristiwa yang terjadi berkaitan dengan aspek-aspek
kebudayaan.Proses internalisasi merupakan proses pengembangan atau
pengolaan potensi yangdimiliki manusia, yang berlangsung sepanjang hayat,
yang dipengaruhi olehlingkungan internal maupun eksternal sejak seorang
individu dilahirkan sampaiindividu tersebut hampir meninggal.
Sosialisasi ialah proses melalui mana seseorang (seorang anak)
belajarmenjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Peter
Berger,1978:116). Sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer
kebiasaan atau nilaidan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam
sebuah kelompok ataumasyarakat (Wikipedia).
DAFTAR PUSTAKA

https://katadata.co.id/safrezi/berita/61b1b210e063f/contoh-makalah-beserta-
struktur-penulisannya
https://www.kompasiana.com/windaalmufidah/dinamika-masyarakat-dan-
kebudayaan_54f7a493a33311207e8b47e0
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Budaya
https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-dampak-perubahan-sosial-
terhadap-masyarakat
https://www.kompasiana.com/ianninda/berubahnya-budaya-
kita_54f7addba33311191c8b476a
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi

Anda mungkin juga menyukai