MAKALAH Perubahan Sosial Budaya
MAKALAH Perubahan Sosial Budaya
MAKALAH Perubahan Sosial Budaya
………………………………………………
Disusun Oleh :
Bhakti Arif Darmawan
Moh.Risky Aulia Rahman
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia Nya
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul “Kebudayaan dan
masyarakat” disusun dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah Psikososial dan budaya yang
dibimbing dosen kami Ibu Minarti, M.Kep.,Sp,Kom dalam program studi Profesi Ners di
Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mohon
maaf yang setulus-tulusnya dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya.
Sehingga kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata kami berharap agar
makalah ini berguna bagi semua pihak dan semoga tercapai segala tujuan yang hendak dicapai.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………iii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………….4
1. Latar Belakang ………………………………………………………………….4
2. Rumusan Masalah ………………………………………………………………….4
3. Tujuan Makalah ………………………………………………………………….4
BAB 2 PEMBAHASAN …………………………………………………………………5
1. Pengertian Perubahan Sosial Budaya …………………………………………………5
2. Perbedaan dan Hubungan Perubahan Sosial dan Budaya ……….……………………7
3. Bentuk- Bentuk Perubahan Sosial dan kebudayaan ………………………………….8
4. Penyebab dan Faktor Terjadinya Perubahan Sosial Budaya ……………………9
5. Faktor Pendukung Proses Perubahan…………………………………………………….10
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan sosial budaya merupakan sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola
budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang
terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan
hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman
mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi cara dan
pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan
baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan factor eksternal seperti bencana alam dan
perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Ada pula beberapa
faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan
komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat sifat masyarakat
yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam
masyarakat prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan
pada masyarakat bila terjadi perubahan hambatan ideologis dan pengaruh adat atau
kebiasaan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Perubahan-perubahan di atas sering disebut sebagai perubahan sosial dan perubahan budaya,
karena proses berlangsungnnya dapat terjadi secara bersamaan, meskipun demikian perubahan
sosial dan budaya sebenarnya terdapat perbedaan. Ada yang berpendapat bahwa
perubahan sosial dapat diartikan sebagai sebuah transformasi budaya dan institusi sosial yang
merupakan hasil dari proses yang berlangsung terus-menerus dan memberikan kesan positif
atau negatif. Perubahan sosial juga diartikan sebagai perubahan fungsi kebudayaan dan prilaku
manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan lain.
Berikut ini ada beberapa pengertian perubahan sosial yang dikemukakan oleh para ahli
sosiologi
1. Max Iver mengemukakan bahwa perubahan sosial berarti perubahan dalam
hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial (dalam
buku A Text Book Fo Sociology).
2. Gillin menyatakan bahwa perubahan sosial merupakan pariasi cara-cara hidup yang
telah diterima baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
penduduk, idiologi, maupun karena adanya difusi ataupun penemuan baru dalam
masyarakat (http://id.wakipedia. com/wiki/ perubahan sosial budaya).
3. Kingsley Davis mengemukakan perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi
dalam stuktur dan fungsi masyarakat (dalam buku Human Society)
4. Selo Sumardjan mengartikan bahwa perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga -
lembaga kemasyarakat- an di dalam satuan masyarakat (dalam buku perubahan sosial di
Yogyakarta).
Jadi dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan struktur dan fungsi
sosialnya. Oleh karena itu, perubahan sosial berkaitan erat dengan perubahan
kebudayaan dan seringkali perubahan sosial berkaitan pada perubahan budaya. Jika
pengertian perubahan sosial telah diuraikan di atas maka apakah yang dimaksud dengan
perubahan sosial budaya itu? Berikut ini pengertian perubahan sosial budaya dari beberapa
tokoh.
6
1. Max Weber berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi
dalam masyarakat sebagai akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur (dalam buku
Sociological Writings).
2. W. Kornblum berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan sustu
budaya masyarakat secara bertahap dalam jangka waktu lama (dalam buku Sociology in
Changing World).
Perubahan sosial dan budaya memiliki keterkaitan yang sangat erat sekali. Sesuai
perubahan sosial pastilah akan memberikan pengaruh terjadinya perubahan budaya. Suatu
perubahan kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan,
teknologi filsafat, dan lain sebagainya. Bagian dari budaya tersebut tidak dapat lepas dari
kehidupan sosial manusia dalam masyarakat. Tidak mudah menentukan garis pemisah
antara perubahan sosial dan perubahan budaya, karena tidak ada masyarakat yang tidak ada
kebudayaan, sebaliknya, tidak mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma (masuk) dalam
masyarakt. Dengan kata lain, perubahan sosial dan budaya memiliki satu aspek yang sama,
yaitu kedua-duanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu
perbaikan tentang cara suatu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.
Meskipun perubahan sosial dan budaya memiliki hubungan atau keterkaitan yang
erat, namun keduanya juga memiliki perbedaan. Perbedaan antara perubahan sosial dan
budaya dapat dilihat dari arahnya, perubahan sosial merupakan perubahan dalam segi struktur
dan hubungan sosial, sedangkan perubahan budaya merupakan perubahan dalam segi
budaya masyarakat. Perubahan sosial terjadi dalam segi distribusi kelompok umur, jenis
pendidikan, dan tingkat kelahiran penduduk.Perubahan budaya meliputi penemuan
dan penyebaran masyarakat, perubahan konsep nilai susila dan mortalitas, bentuk seni baru
dan kesetaraan gender.
Terkadang perubahan sosial dan budaya mengalami tumpang tindih, sebagai contoh
saat ini masyarakat meningkatkan adanya kesamaan gender berhubungan dengan perubahan
yang seperangkat norma budaya dan fungsi peran kaum laki-laki dan perempuan secara
sosial. Untuk mengatasi ketumpang tindihan tersebut maka sering kita gunakan istilah
perubahan sosial budaya untuk mencakup kedua perubahan tersebut. Dengan demikian, suatu
perubahan dikaitkan sebagai perubahan sosial budaya apabila memiliki karakteristik sebagai
7
berikut:
1. Tidak ada masyarakat yang perkembangannya berhenti karena setiap
masyarakat mengalami perubahan secara cepat ataupun lambat.
2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan akan diikuti perubahan pada
lembaga sosial yang ada
3. Perubahan yang berlangsung cepat biasanya akan mengakibatkan kekacauan sementara
karena orang akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
4. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau spiritual saja karena
keduanya saling berkaitan.
C. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarkat atas beberapa bentuk sebagai berikut:
1. Perubahan Evolusi dan Revolusi
a. Perubahan evolusi adalah perubahan
- perubahan sosial yang terjadi dalam proses yang lambat dan dalam waktu
yang cukup lama tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan.
Perubahan ini terjadi karena adanya dorongan dari usaha masyarakat untuk
menyesuaikan diri terhadap kebutuhan - kebutuhan hidup terhadap perkembangan
masyarakat pada waktu tertentu, misalnya, adanya modernisasi mengakibatkan
perubahan pada sistem transportasi, dan sistem perbankan.
b. Perubahan revolusi adalah perubahan yang berlangsung secara cepat dan tidak
ada kehendak atau direncanakan sebelumnya. Perubahan ini terjadi bisa karena sudah
direncanakan sebelumnya atau tidak sama sekali. Revolusi biasanya diawali oleh
ketegangan- ketegangan atau konflik dalam masyarakat. Misalnya, peristiwa terjadinya
revolusi industri di inggris, dimana terjadi pada tahap produksi yang awalnya tanpa
mesin, kemudian berubah menjadi tahap produksi menggunakan mesin.
Perubahan sosial budaya juga dapat terjadi karena unsur dari luar masyarakat seperti
faktor geografis, kebudayaan, dan politik. Pengaruh luar masyarakat merupakan hal yang
wajar dalam perubahan sosial budaya masyarakat. Pengaruh dari luar masyarakat tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Pengaruh Lingkungan Alam: Pengaruh lingkungan alam sangat berpengaruh dalam
terjadinya perubahan sosial budaya. Misalnya, tanah yang subur dapat berguna untuk
lahan pertanian sehingga masyarakat di daerah tersebut memiliki usaha sebagai
petani. Kebudayaan di tanah suburpun tidak lepas dari kehidupan sosial sebagai petani
sehingga kebudayaan tetap akan berhubungan dengan bidang pertanian.
b. Kebudayaan Masyarakatan lain: Kontak kebudayaan antar masyarakat mempunyai
dampak yang positif dan negatif. Contohnya, kontak kebudayaan bangsa Indonesia dengan
bangsa Barat (Eropa). Pengaruh positif berupa transfer ilmu pengetahuan dan teknologi,
sedangkan pengaruh negatif berupa pola hidup kebarat- baratan (westernis) sekelompok
anak muda.
c. Peperangan: Peperangan akan menyebabkan pengaruh negatif terhadap sebuah aspek
kehidupan masyrakat. Misalnya, perang Irak yang membawa derita dan trauma
berkepanjangan bagi rakyat Irak. Selaian disebabkan oleh beberapa hal di atas, suatu
perubahan sosial budaya terjadi karena adanya faktor yang menyebabkannya. Faktor yang
menyebabkan perubahan sosial budaya terdiri atas faktor pendorong dan penghambat
alternatif pemenuhan sumber kebutuhan.
d. Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi. Perubahan sosial budaya dapat bersumber dari
luar masyarakat itu sendiri diantaranya sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik di
sekitar manusia, seperti bencana alam dan peperangan.
e. Sistem terbuka lapisan masyarakat: Masyarakat dengan sistem lapisan yang
terbuka cenderung lebih mudah mengalami perubahan dari pada dengan sistem lapisan
tertutup. Masyarakat akan selalu cenderung memberikan kesempatan berkarya bagi
manusia - manusia yang potensial.
f. Sifat menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju. Sikap masyarakat
yang mau menghargai hasil karya orang lain akan membuat orang terdorong untuk
melakukan penelitian. Dengan demikian itu semua akan menghasilkan sebuah karya yang
berguna bagi masyarakat.
g. Sistem pendidikan formal yang maju: Kualitas pendidikan yang tinggi maupun
mengubah pola pikir. Masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih
rasional dalam berpikir dan bertindak.
10
h. Orientasi ke masa depan: Keinginan untuk memperoleh masa depan yang lebih
baik akan mendorong perubahan sosial budaya masyarakat.
i. Akulturasi: Akulturasi merupakan pertemuan dua kebudayaan dari bangsa yang berbeda
dan saling mempengaruhi. Peroses akulturasi berlangsung lama dan terus- menerus. Proses
ini berkaitan pada perpaduan kebudayaan sehingga pola budaya semua akan berubah.
j. Asimilasi: Definisi Asimilasi adalah perpaduan dua kebudayaan yang berbeda secara
berangsur - angsur berkembang sehingga memunculkan budaya baru.
Faktor-faktor perubahan sosial budaya tersebut secara langsung atau tidak langsung akan
memberikan dampak negatif dan fositip. Kita tidak khawatir jika perubahan yang terjadi
bersifat positif karena perubahan positif akan memberikan pengaruh baik. Namun, kita harus
berhati-hati dengan dampak negatif yang menonjol.
a. Akibat positif: Perubahan dapat terjadi apabila masyarakat dengan kebudayaan
mampu menyesuaikan diri dengan gerak perubahan. Keadaan masyarakat yang memiliki
kemampuan dalam menyesuaikan diri disebut adjusment, sedangkan bentuk penyesuaian
masyarakat dengan gerak perubahan disebut integrasi.
b. Akibat Negatif: Akibat negatif terjadi apabila masyarakat dengan kebudayaannya tidak
mampu menyesuaikan diri dengan gerakan perubahan. Ketidak mampuan dalam
menyesuaikan diri sendiri dengan perubahan disebut maladjusment. Maladjusment akan
menimbulkan disintegrasi.
Terjadinya suatu proses perubahan pada masyarakat, diakibatkan adanya faktor yang
mendorongnya, sehingga menyebabkan timbulnya perubahan. Faktor pendorong tersebut menurut
Soerjono Soekanto antara lain:
Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion (difusi). Difusi adalah proses
penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain. Dengan proses
tersebut manusia mampu untuk menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan.
Dengan terjadinya difusi, suatu penemuan baru yang telah diterima oleh masyarakat dapat
diteruskan dan disebar luaskan kepada semua masyarakat, hingga seluruh masyarakat akan dapat
11
merasakan manfaatnya. Proses difusi dapat menyebabkan lancarnya proses perubahan, karena difusi
mampu memperkaya dan menambah unsur- unsur kebudayaan yang seringkali memerlukan
perubahan - perubahan dalam setiap lembaga - lembaga kemasyarakatan, yang lama dengan yang
baru.
Pada dasarnya pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi individu, untuk memberikan
wawasan serta menerima hal-hal baru, juga memberikan bagaimana caranya dapat berfikir secara
ilmiah. Pendidikan juga mengajarkan kepada individu untuk dapat berfikir secara obyektif.
Hal seperti ini akan dapat membantu setiap manusia untuk menilai apakah kebudayaan
masyarakatnya akan dapat memenuhi kebutuhan zaman atau tidak
c. Sikap yang menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju Bila sikap itu telah
dikenal secara luas oleh masyarakat, maka masyarakat akan dapat menjadi pendorong bagi
terjadinya penemuan-penemuan baru. Contohnya hadiah nobel, menjadi pendorong untuk
melahirkan karya- karya yang belum pernah dibuat.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suatu perubahan social dalam kehidupan masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang bertindak sebagai pendukung dan penghambat jalannya proses perubahan sosial
tersebut. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam masyarakat itu sendiri (internal
factor) serta juga dapat berasal dari luar lingkupan masyarakat (External factor). Faktor-
faktor yang berhubungan dengan perubahan masyarakat berdasarkan arah antara lain,
Internal Faktor yang di dalamnya terdapat pelbagai faktor, Dinamika Penduduk, Penemuan-
penemuan baru, akan Munculnya pertentangan, dan Terjadinya Pemberontakan.
Sedangkan faktor yang kedua adalah External Factor, terdiri dari Bencana pada Alam,
Perang dan Kebudayaan masyarakat lain. Faktor pendukung perubahan social antara lain,
kontak dengan kebudayaan lain, sistem pendidikan formal yang maju, sikap menghargai hasil
karya seseorang dan keinginan untuk maju, toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang
menyimpang (deviation), sistem terbuka pada lapisan masyarakat, adanya penduduk yang
heterogen, ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu dan adanya
orientasi ke masa depan. Faktor penghambat perubahan social antara lain, perkembangan
ilmu pengetahuan yang lambat, sikap masyarakat yang tradisional, adanya kepentingan
yang telah tertanam dengan kuatnya, kurangnya hubungan dengan masyarakat lain, adanya
prasangka buruk terhadap hal-hal baru, adanya hambatan yang bersifat ideologis dan adat
atau kebiasaan.
B. Saran
Kami menyarankan bahwa dalam proses sosial terjadi banyak perubahan dalam kehidupan kita.
Perubahan tersebut bisa bersifat mendasar meliputi sandi-sandi kehidupan dasar masyarakat
maupun yang hanya bersifat ringan. Dan perubahan sosial tersebut ada yang berdampak positif
maupun negatif. Maka dari itu kita harus benar-benar selektif memfilter hal-hal baru yang
masuk pada kehidupan kita sebagai hasil dari adanya proses sosial. Agar kita tidak terjerumus
pada hal-hal yang salah dan tidak sesuai dengan moral dan kebudayaan asli bangsa kita.
13
DAFTAR PUSTAKA
Alo Liliweri. (1997). Komunikasi Antarpribadi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Dedy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmad. (2001). Komunikasi Antar Budaya. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
H.A Mustofa. (1997). Akhlak Tasawuf. Bandung: CV. Pustaka Setia
Hafied Cangara. (1998). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.
H. Mafri Amir. (1999). Etika Komunikasi Masa Dalam Pandangan Islam. Jakarta: Logos.
Hussein Bahreisj. (1981). Ajaran-Ajaran Akhlak Imam Ghazali. Surabaya: Al Ikhsan.
Jalaluddin . (2000). Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Onong
Uchyana Effendy. (2001). Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudarsono. (2021). Etika Islam Tentang Kenakala Remaja. Jakarta: PT Rineka
Cipta
14
15
16
17
18
19