KELOMPOK - I - MUHAMMAD SHAUFI IFVAN SANDI (Ok)
KELOMPOK - I - MUHAMMAD SHAUFI IFVAN SANDI (Ok)
KELOMPOK - I - MUHAMMAD SHAUFI IFVAN SANDI (Ok)
Abstract
The COVID-19 pandemic has caused almost all activities in the world that have the
potential to gather mass to be abolished, including education. As a result, almost all
educational institutions organize online learning. By implementing online learning,
literacy skills in technology are absolutely needed by science students. This is
because it is impossible to implement online learning without having sufficient
knowledge to deal with it. This study aims to describe digital literacy in students in
learning using study media as a result of the COVID-19 pandemic. The method used
is descriptive qualitative research of approximately 40 students. The results showed
that most students had basic skills in making computer-based assignments, they were
able to find and retrieve information from both the internet and from lecturers, and
use it effectively and efficiently.
Keyword: student; computer literacy; pandemic COVID-19; estudy
Abstrak
Pandemi COVID-19 telah menyebabkan hampir semua kegiatan di dunia yang
memiliki potensi mengumpulkan masa ditiadakan, termasuk Pendidikan. Akibatnya
hamper semua lembaga pendidikan menyelenggarakan pembelajaran secara daring.
Dengan menerapkan pembelajaran secara online maka kemampuan literasi pada
teknologi mutlak dibutuhkan para penuntut ilmu. Hal ini karena mustahil menerapkan
pembelajaran daring tanpa memiliki ilmu yang cukup untuk menghadapinya.
Penelitian ini bertunjuan untuk mendeskripsikan literasi digital pada mahasiswa
dalam pembelajaran dengan menggunakan media estudy sebagai dampak dari
pandemic COVID-19. Metode yang digunakan adalah penilitian deskriptif kualitatif
lebih kurang sebanyak 40 orang mahasiswa. Hasil penelitian menunjukan sebagian
besar mahasiswa memiliki kemampuan dasar dalam membuat tugas berbasis
computer, mereka mampu menemukan dan mengambil informasi baik dari internet
maupun dari dosen, serta menggunakanya dengan efektif dan efisien.
Keyword: Mahasiswa; literasi komputer; pandemic COVID-19; estudy.
Pendahuluan
Tiga tahun yang lalu telah terjadi wabah mendunia dengan cara yang tidak terduga. Pada tanggal
31 Desember 2019, virus yang bernama The Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dilaporkan kantor
WHO Cina telah mewabah di kota Wuhan. Virus yang diketahui mempunyai tingkat penularan sangat
pesat menyebar ke beberapa negara tetangga hingga hamper seluruh negara menerimanya. Hingga pada
tanggal 11 maret 2020, WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemic global. Pandemic COVID-19
telah menginfeksi lebih dari 4.248.389 orang dengan 294.046 kematian yang terkonfirmasi di 202 negara
pada tanggal 14 Mei 2020 (WHO, 2020). Penyakit ini menyebar dengan cepat mengingat betapa
berbahaya nya viur itu, yaitu memiliki macam-macam genetic yang luar biasa, sangat mudah menular,
cara penyebaran yang mudah, dan relative tidak terpengaruh oleh variasi iklim (MacKenzie & Smith,
2020). Dampaknya beberapa negara kemudian menerapkan ‘lockdown’ untuk memutus mata rantai
penyebaran COVID-19. Pandemi ini telah menghancurkankehidupan sosial dan memaksa miliaran orang
berdiam diri di rumahnya masing-masing. Pandemi COVID-19 telah mengganggu seluruh bidang
kehidupan, termasuk juga bidang pendidikan di semua jenjang (Daniel, 2020). Di Indonesia, pemerintah
membuat keputusan mendadak dengan menutup segala jenis kegiatan di sekolah termasuk kegiatan
pembelajaran dan memindahkannya menjadi belajar di rumah melalui pembelajaran jarak jauh (distance
education). Di zaman modern, pendidikan jarak jauh menjadi pendekatan yang lebih populer dan diterima
dalam pendidikan (Yilmaz, 2015). Di samping itu, dewasa ini teknologi digital telah menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dalam dunia pendidikan (Benson & Kolsaker, 2015). Teknologi digital di sini mencakup
beragam perangkat keras dan perangkat lunak komputer, seperti telepon seluler, web tools, perangkat
lunak aplikasi, layanan komunikasi dan penyimpanan (Mohammadyari & Singh, 2015);(W. Ng, 2012).
Pelajar dapat menggunakan teknologi digital untuk kegiatan pembelajaran seperti membaca dan mengirim
email, mengakses sistem manajemen pembelajaran, membaca jurnal atau e-book, melakukan kuis secara
daring, berpartisipasi dalam forum diskusi, dan sebagainya. Atas dasar tersebut, pembelajaran daring (e-
learning) dapat menjadi salah satu cara dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh di tengah Pandemi
COVID-19 ini. Pembelajaran daring merupakan bagian pendidikan jarak jauh, yang didefinisikan sebagai
penyampaian instruksi formal di mana
waktu dan lokasi geografis memisahkan pelajar dengan pendidiknya (Holmberg, 2005); (Moore, Verduin,
& Clark, 1992). Pembelajaran daring melalui estudy dapat menjadi alternatif agar aktivitas pembelajaran
dapat tetap berjalan selama pandemi COVID-19 ini (Y- M. Ng & Peggy, 2020). Pembelajaran daring
dikembangkan sebagai media pembelajaran yang dapat menghubungkan secara daring antara pendidik
dan pelajar dalam sebuah ruang kelas (estudy) tanpa harus dalam satu ruangan secara fisik (Fitriana,
2018). Pembelajaran daring dapat dilakukan dengan estudy, yaitu pengalaman belajar di suatu lingkungan
yang sinkron atau asinkron menggunakan berbagai alat (seperti laptop atau smartphone) dengan akses
internet (Zhu & Liu, 2020). Berbagai platform digunakan untuk membantu memfasilitasi proses
pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai media menyampaikan materi, penilaian, ataupun untuk
mengumpulkan tugas. Platform-platform tersebut di antaranya Whatsapp Group, Zoom Cloud Meeting,
Google Classroom, Google Meet, Google Form, dan e-mail. Namun ada dampak negatif lain yang
ditimbulkan dari pembelajaran berbasis estudy, yaitu pembelajaran tersebut menjadikan pelajar semakin
dekat dengan dunia internet. Tentunya dibutuhkan berbagai keterampilan agar mampu menggunakan
teknologi ini secara tepat serta dapat mengikuti kegiatan pembelajaran tanpa kendala berarti. Dampak
negative lainnya, internet merupakan sumber berita yang menyediakan segala jenis informasi digital yang
dibutuhkan penggunanya, bahkan informasi yang memiliki dampak negatif sekalipun dapat ditemukan di
internet (Rodhin, 2011). Walaupun memang kemajuan teknologi informasi tersebut sulit untuk dihindari,
namun upaya untuk menjaga generasi muda dari berita-berita hoax tetap harus dilakukan. Kondisi ini
dapat menjadi masalah dalam pembelajaran berbasis estudy, karena jika siswa tidak mampu memilah
informasi dapat menciptakan kegagapan pemanfaatan informasi. Saat ini, pelajar sudah terbiasa dengan
teknologi digital dan umumnya tahu cara mengakses, membuat, dan berbagi informasi digital (Ting,
2015). Meskipun pelajar umumnya dianggap mampu menggunakan teknologi, banyak dari mereka
Mahasiswa harus memiliki literasi komputer yang tinggi agar dapat memahami dan menggunakan
informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas serta diakses melalui piranti
komputer. Pengetahuan dan keterampilan di bidang teknologi digital harus dimiliki agar dapat
menggunakan informasi secara efektif dalam berbagai bentuk, seperti publikasi elektronik, video online,
rekaman audio, perpustakaan digital, dan database. Mahasiswa harus dapat bekerja secara kritis dengan
sumber daya informasi yang mereka peroleh untuk keperluan kegiatan akademik dan memiliki
kompetensi untuk menangani secara mandiri dalam menyelesaikan masalah ilmiah dalam proyek, studi,
dan sebagainya. Buruknya pemahaman seseorang mengenai literasi digital akan berdampak buruk juga
pada kejiwaanya sehingga cenderung akan menghina, merasa iri kepada orang lain, menjadikan depresi,
terbawa arus suasana hati terhadap komentar negatif, serta terbiasa berbicara dengan bahasa tidak sopan
(Pratiwi & Pritanova, 2017). Bagi mahasiswa calon guru sekolah dasar, kemampuan literasi digital
mutlak harus dimiliki, karena ketika kelak mereka menjadi guru, mereka akan menjadi salah satu sumber
informasi bagi murid-muridnya. Apalagi anak SD masih menganggap guru sebagai satu-satunya sumber
informasi kredibel. Jika seorang guru tidak terlalu cakap dalam memfilter informasi yang diperoleh dari
internet maka bisa jadi informasi yang dia sampaikan ke murid-muridnya saat pembelajaran merupakan
informasi yang salah (hoax).
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskrispikan literasi computer mahasiswa yang melakukan pembelajaran secara daring,
pembelajaran yang dalam beberapa bulan terakhir ini sedang popular akibat dari pandemic COVID-19.
Penelitian ini lebih mengarahkan perhatian pada peran keterampilan literasi komputer mahasiswa untuk
menggunakan teknologi yang penting dalam pengembangan pendidikan di universitas. Subjek penelitian
diambil menggunakan teknik sampling sistematis yaitu mahasiswa semester 7 kebawah Universitas UPI
“YPTK” Padang lebih kurang 40 orang. Data dikumpulkan melalui teknik survei. Instrimen yang
digunakan mengumpulkan data yang angket literasi komputer yang telah dinyatakan valid dan reliabel
berdasarkan hasil uji coba instrumen.
Hasil dan Pembahasan
Dalam penelitian ini, penulis melakukan survei mengenai literasi digital mahasiswa berdasarkan
empat kemampuan literasi digital, yaitu kemampuan dasar internet, kemampuan menemukan dan
memperoleh informasi, sumber informasi yang sering digunakan, serta kemampuan menggunakan
informasi secara efektif. berikut dijelaskan keempat kemampuan tersebut.
Untuk kemampuan dasar menggunakan internet, hasil yang diperoleh berdasarkan survei
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 1.
Hasil Angket Kemampuan Dasar Menggunakan Internet
No Kemampuan Dasar Ya Sebagian Tidak
1 Mampu membuka situs dengan 97% 2% 1%
memasukan URL di lokasi bar browser
2 Mampu menggunakan tools pencarian 90% 10% 0%
untuk menemukan dan memperoleh
informasi
3 Mampu memasukan username dan 100% 0% 0%
password pada estudy sehingga bisa
masuk atau login
4 Memahami konsep dasar baik estudy 75% 15% 10%
maupun situs yang berhubungan
5 Mampu mengidentifikasi mata kuliah 95% 4% 1%
apa saja yang diambil
Data survei menunjukan bahwa mayoritas mahasiswa berhasil menggunakan estudy dengan benar
sesuai teknologi informasi dalam proses pembelajaran. Layanan yang mudah serta akurat dalam
memperoleh informasi yang dibutuhkan memudahkan kita dalam proses belajar. Sebagian dari responden
menyatakan mahasiswa mampu menggunakan beberapa fitur maupun pencarian untuk memperoleh apa
yang mahasiswa butuhkan sesuai mata kuliah masing-masing. Mahasiswa mampu membuka situs dengan
memasukan URL di lokasi bar browser (97%). Mahasiswa mampu menggunakan tools pencarian untuk
menemukan dan memperoleh informasi (90%). Mahasiswa mampu memasukan username dan password
pada estudy sehingga bisa masuk atau login (100%), mahasiswa juga mampu memahami konsep dasar
baik estudy maupun situs yang berhubungan (75%), serta juga mampu mengidentifkasi mata kuliah apa
saja yang diambil (95%)
Untuk kemampuan dan memperoleh informasi, hasil yang diperoleh berdasarkan survei yang
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.
Hasil Angket Kemampuan Menemukan dan Memperoleh Informasi
No Kemampuan Mahasiswa Mengolah Estudy Ya Sebagian Tidak
1 Mampu mengambil absen pada Estudy 100% 0% 0%
2 Mampu memahami strategi pencarian 90% 7% 3%
tugas pada internet yang dilampirkan
Estudy
3 Mampu mengeksekusi mengelola serta 80% 15% 5%
menyimpan tugas pada Microsoft word
maupun aplikasi yang berhubungan dengan
mata kuliah
4 Mampu mengidentifikasi berbagai jenis 75% 20% 5%
materi yang dilampirkan di Estudy
5 Mampu melihat jadwal mata kuliah yang 100% 0% 0%
sudah ditentukan pada awal semester
Adapun literasi Estudy mahasiswa, data menunjukan bahwa sebagian besar responden sudah
mampu menggunakan estudy dengan baik. Sedikit dari responden mengakui bahwa mereka tidak secara
keseluruhan memiliki kemampuan untuk menyeleksi startegi dalam mencari apa yang dibutuhkan serta
berhubungan dengan mata kuliah masing-masing. Selain itu mayoritas mahasiswa mampu
mengidentifikasi berbagai materi yang dilampirkan di estudy.
Untuk sumber informasi yang sering digunakan mahasiswa dalam mencari bahan, hasil yang
diperoleh berdasarkan survei yang disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.
Hasil Angket Sumber Informasi yang Sering Digunakan
No Sumber Informasi yang Sering Digunakan Sering Kadang- Jarang
Kadang
1. Media Cetak (koran, referensi buku pustaka) 3% 20% 77%
2. Media Eletronik (ebook, brainly, youtube) 77% 20% 3%
3. Public Meeting Online 0% 0% 100%
4. Digital Library 10% 10% 80%
Sebgian besar mahasiswa menggunakan media eletronik Dan juga menyadari bahwa media cetak
seperti koran dan referensi buku pustaka dalam mencari informasi, untuk membantu kegiatan proses
pembelajaran mahasiswa sangat bergantung pada media eletronik (77%), dan Digital Library (10%)
Dari penelitian ini juga diperoleh temuan bahwa mayoritas mahasiswa tidak memiliki
keterampilan dalam memanfaatkan keberadaan perpustakaan digital. Mereka mengalami kesulitan dan
tidak mengetahui bagaimana menggunakan sumber informasi tersebut. Di samping itu, hampir separuh
responden menyadari bahwa mereka kurang kritis dan kreatif terhadap informasi yang diperoleh serta
bagaimana menggunakan informasi secara etis dan bertanggung jawab. Banyak mahasiswa tidak tahu
bagaimana menafsirkan rujukan ke makalah atau jurnal, cara mencari basis data secara efektif, atau
menilai kualitas berbagai situs web. Mahasiswa biasanya sangat bergantung pada satu mesin pencari,
seperti google dan yahoo untuk menemukan informasi di Web. Seiring dengan ini, banyak dari mereka
menyalin informasi langsung dari situs web tanpa disertai mengutip sumbernya dan masih kurang
memiliki kesadaran mengenai etika membuat tulisan yang berkaitan dengan menyalin dan mengutip
ketika mereka menggunakan berbagai sumber.
Pada kenyataannya, penggunaan aplikasi atau media digital sebagai penunjang pembelajaran
dalam
jaringan (daring) belum dikuasai secara maksimal oleh mahasiswa. Akibatnya mahasiswa mengalami
kesulitan dan kendala dalam proses pembelajaran. Kendala-kendala dan kesulitan yang dihadapi oleh
mahasiswa terkait dengan pembelajaran online adalah:
1. Literasi digital untuk pembelajaran jarak jauh belum efektif.
2. Belum mengetahui dengan baik fungsi menumenu yang ada pada media digital.
3. Sarana dan prasarana yang kurang memadai untuk kegiatan pembelajaran online.
Melihat permasalah diatas, terciptalah ide untuk melakukan pelatihan literasi komputer ini.
Melalui literasi komputer inilah, diharapkan para mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan
kemampuannya dalam memaksimalkan media pembelajaran online untuk mengakses dan mendownload
artikel sebanyak-sebanyaknya tanpa batas. Harapan akhir dari pengabdian ini adalah terciptanya
pembelajaran online yang lebih komprehensif dan lebih menyenangkan, sehingga mahasiswa dapat
beradaptasi dengan perkembangan teknologi pembelajaran berbasis online. Tujuan akhir dari kegiatan
pelatihan digital pembelajaran berbasis online ini adalah supaya mahasiswa mampu menggunakan
teknologi pembelajaran
berbasis online seperti aplikasi Estudy, Zoom meeting, Sifo, E-Learning, Classroom dan lain-lain, serta
dapat membuat, mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan dengan baik dan benar. Proses
pembelajaran semuanya berlangsung secara online, termasuk pengiriman tugas-tugas perkuliahan
semuanya dilakukan secara online.
Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meningkatkan literasi Estudy dan keterampilan
mahasiswa dalam menggunakan teknologi informasi adalah sesuatu yang penting untuk dilakukan,
khususnya dalam melaksanakan pembelajaran secara daring berbasis Estudy. Hal ini agar mahasiswa
mencapai hasil yang lebih baik dalam proses pembelajaran walaupun di tengah pandemi COVID-19.
Adapun berdasarkan hasil survei diperoleh temuan bahwa secara keseluruhan mahasiswa memiliki
kemampuan dasar dalam menggunakan internet, meraka mampu menemukan dan mengambil informasi
dari internet, serta menggunakannya secara efektif.
Di era Pandemic Covid-19 dimana pergerakan manusia dibatasi, interaksi sosial manusia secara
langsung dibatasi dan bahkan dilarang oleh pemerintah, membuat perubahan yang signifikan dalam
seluruh aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Kebijakan study from home, mengharuskan
mahasiswa memiliki kemampuan dan keterampilan literasi komputer, karena di era pandemi covid-19,
semua aktivitas manusia digantikan dan dipermudah oleh teknologi informasi. Untuk kegiatan
pembelajaran, mahasiswa harus mampu menggunakan WhatsApp dengan baik, menggunakan Zoom
Meeting secara maksimal, dan terampil dalam berkomunikasi menggunakan electronic mail (email).
Kemampuan literasi digital yang baik berperan penting dalam menunjang keberhasilan pembelajaran
daring mahasiswa. Mahasiswa dengan kemampuan literasi komputer yang baik akan mudah mencari dan
mendownload artikel jurnal, menyeleksi informasi yang penting, mengkomunikasikan dan menyampaikan
gagasangagasan dalam ruang digital dengan bijak. Selain itu, kemampuan literasi komputer akan
membuka kesempatan kepada mahasiswa untuk berpikir, berkomunikasi, dan berkarya yang akhirnya
bermuara pada kesuksesan belajar mahasiswa.
Daftar Pustaka
Adiarsi, G. R., Stellarosa, Y., & Silaban, M. W. (2015). Literasi Media Internet di Kalangan Mahasiswa.
Humaniora, 6(4), 470. https://doi.org/10.21512/humaniora.v6i4.3376
Ala-Mutka, K. (2011). Mapping digital competence: towards a conceptual understanding. In Institute for
Prospective Technological Studies. Retrieved from
http://ftp.jrc.es/EURdoc/JRC67075_TN.pdf%5Cnftp://ftp.jrc.es/pub/EURdoc/EURdoc/JRC67075
_TN.pdf
Benson, V., & Kolsaker, A. (2015). Instructor Approaches to Blended Learning: A Tale of Two Business
Schools. International Journal of Management Education.
https://doi.org/10.1016/j.ijme.2015.10.001
Cartelli, A. (2010). Frameworks for Digital Competence Assessment: Proposals, Instruments and
Evaluation. Proceedings of the 2010 InSITE Conference, 561–574. https://doi.org/10.28945/1274
Daniel, S. J. (2020). Education and the COVID-19 pandemic. Prospects. https://doi.org/10.1007/s11125-
020-09464-3
Fitriana, D. (2018). Peran Media E-Learning Dalam Pembelajaran Untuk Mengoptimalkan Kemampuan
Literasi Matematika dan Norma Sosiomatematik. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muria Kudus, (0291), 58–62.
Gilster, P., & Watson, T. (1997). An Excerpt from Digital Literacy. Digital Literacy.
Holmberg, B. (2005). Theory and Practice of Distance Education. In Theory and Practice of Distance
Education. https://doi.org/10.4324/9780203973820
Kurnianingsih, I., Rosini, R., & Ismayati, N. (2017). Upaya Peningkatan Kemampuan Literasi Digital
Bagi Tenaga Perpustakaan Sekolah dan Guru di Wilayah Jakarta Pusat Melalui Pelatihan Literasi
Informasi. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community
Engagement), 3(1), 61–76. https://doi.org/10.22146/jpkm.25370
MacKenzie, J. S., & Smith, D. W. (2020). COVID-19: A novel zoonotic disease caused by a coronavirus
from China: What we know and what we don’t. Microbiology Australia.
https://doi.org/10.1071/MA20013
Martin, A. (2005). DigEuLit – a European Framework for Digital Literacy: a Progress Report. Journal of
ELiteracy, 2, 130–136.
Martin, A. (2006). A European framework for digital literacy. Nordic Journal of Digital Literacy, 2(1),
151–161. Retrieved from
http://www.idunn.no/file/pdf/33191479/a_european_framework_for_digital_literacy.pdf
Mohammadyari, S., & Singh, H. (2015). Understanding the effect of e-learning on individual
performance: The role of digital literacy. Computers and Education.
https://doi.org/10.1016/j.compedu.2014.10.025
Moore, M. G., Verduin, J. R., & Clark, T. A. (1992). Distance Education: The Foundations of Effective
Practice. The Journal of Higher Education. https://doi.org/10.2307/1982124
Ng, W. (2012). Can we teach digital natives digital literacy? Computers and Education.
https://doi.org/10.1016/j.compedu.2012.04.016
Ng, Y.-M., & Peggy, P. L. (2020). Coronavirus disease (COVID-19) prevention: Virtual classroom
education for hand hygiene. Nurse Education in Practice.
https://doi.org/10.1016/j.nepr.2020.102782
Nurjanah, E., Rusmana, A., & Yanto, A. (2017). Hubungan Literasi Digital dengan Kualitas Penggunaan
E-Resources. Lentera Pustaka: Jurnal Kajian Ilmu Perpustakaan, Informasi Dan Kearsipan.
https://doi.org/10.14710/lenpust.v3i2.16737
Pratiwi, N., & Pritanova, N. (2017). Pengaruh Literasi Digital Terhadap Psikologis Anak Dan Remaja.
Semantik. https://doi.org/10.22460/semantik.v6i1p11.250
Rodhin, R. (2011). Internet dalam konteks perpustakaan. Pustakaloka, 3(1), 1–19.
https://doi.org/https://doi.org/10.21154/pustakaloka.v3i1.631
Shopova, T. (2014). Digital literacy of students and its improvement at the university. Journal on
Efficiency and Responsibility in Education and Science, 7(2), 26–32.
https://doi.org/10.7160/eriesj.2014.070201
Tang, C. M., & Chaw, L. Y. (2015). Digital literacy and effective learning in a blended learning
environment. Proceedings of the European Conference on E-Learning, ECEL, 14(1), 601–610.
Ting, Y. L. (2015). Tapping into students’ digital literacy and designing negotiated learning to promote
learner autonomy. Internet and Higher Education, 26, 25–32.
https://doi.org/10.1016/j.iheduc.2015.04.004
WHO. Coronavirus disease. , 2019 World Health Organization 2633 (2020).
Yilmaz, O. (2015). The effects of “live virtual classroom” on students’ achievement and students’
opinions about “live virtual classroom” at distance education. Turkish Online Journal of
Educational Technology, 14(1), 108–115.
Zhu, X., & Liu, J. (2020). Education in and After Covid-19: Immediate Responses and LongTerm isions.
Postdigital Science and Education. https://doi.org/10.1007/s42438-020- 00126-3