Modul 1
Modul 1
Modul 1
ASUHAN
KEFARMASIAN KLINIS
3SKS/3X50 MENIT
MATERI 1
- PENDAHULUAN
- PH CARE PROCESS
MODUL 3
( FARMAKOVIGILAN)
2
PERTEMUAN 1
PHARMACEUTICAL CARE PROCESS
PROSES ASUHAN KEFARMASIAN
CAPAIAN PEMBELAJARAN :
Mampu memberi pertimbangan pemilihan penggunaan obat dan menerapkan PH
care process dalam menyelesaikan masalah penggunaan obat pasien
WAKTU : 50 Menit X 3
BAGIAN 1. PENDAHULUAN
Sejarah, Ruang Lingkup Farmasi Klinik
Farmasi klinik merupakan ilmu kefarmasian yang dipraktikkan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien, mengoptimalkan outcome terapi termasuk
didalamnya adalah promosi kesehatan, edukasi penggunaan obat dan
pencegahan suatu penyakit. Pelayanan ini lebih berorientasi kepada pasien
daripada kepada produk, dalam artian bahwa produk yang digunakan harus bisa
diterima pasien (usable) dan memenuhi prinsip rasionalisme dalam pengobatan.
Dalam praktiknya pelayanan farmasi klinik dilakukan bersama dengan tim
kesehatan seperti dokter, perawat, petugas laboratorium dan lain sebagainya.
Fokus utama pelayanan ini adalah berorientasi kepada pasien, lalu dimanakah
pelayanan ini dilaksanakan ? Tempat pelayanan farmasi klinis menurut peraturan
pemerintah dapat dilaksanakan di Rumah Sakit, Puskesmas, maupun di Apotek,
namun pada umumnya praktik ini dikembangkan di Rumah Sakit dan
Puskesmas.
Sebelum melihat lebih jauh mengenai peran farmasis di RS dan puskesmas,
perlu kita definisikan terlebih dahulu apakah yang dimaksud dengan Rumah
Sakit dan apa perbedaannya dengan puskesmas. Puskesmas merupakan
sarana kesehatan milik pemerintah tingkat pertama (primer) dengan kasus medis
yang dapat diselesaikan secara tuntas sebagai berikut :
1. Kasus medis butuh penanganan awal
2. Kasus medis rujuk balik
3. Kesehatan gigi tk pertama
4. KIA oleh bidan dan dokter
5. Rehab medik dasar
2
3
sedangkan tugas farmasi klinik di RS menurut permenkes No. 72 tahun 2016, terdiri
dari :
1. Pengkajian dan Pelayanan Resep
2. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat
3. Rekonsiliasi Obat
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
5. Konseling
6. Visite
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
8. Monitoring Efek Samping Obat
9. Evaluasi Penggunaan Obat
10.Dispensing Sediaan Steril
11.Pemantauan Kadar Obat dalam Darah
3
4
4
5
BAGIAN 2.
Peran dan Tanggung Jawab
Apoteker dalam
Meningkatkan Keamanan Penggunaan Obat
BAGIAN 3.
Kegiatan dalam Pharmaceutical Care Process
(penilaian, asesmen, care plan, intervensi, tindak lanjut)
Tindak Rencana
Pemantauan
6
7
b) Kompleksitas regimen
1) Polifarmasi
2) Variasi rute pemberian
3) Variasi aturan pakai
4) Cara pemberian khusus (contoh: inhalasi)
7
8
8
9
4. Rencana Pemantauan
Apabila permasalah terkait obat telah teridentifikasi, maka akan dibuat
rencana /planning atau rekomendasi dan dilakukan pemantauan.
Rencana tersebut tentu berbeda-beda tergantung apa rekomendasi yang
dibuat. Misalnya adalah :
contoh kasus :
Bila temuan DRP = luka ulkus diabetikum belum membaik karena kadar
glukosa belum normal Rekomendasi = memberikan obat untuk luka ulkus
diabetikum, sarankan obat antiseptik, sarankan pemberian antidiabetes
yang sesuai dengan kondisi klinis
Rencana pemantauan (monitoring ) = kadar glukosa darah turun, luka
sembuh
5. Tindak lanjut
Tindak lanjut merupakan suatu proses untuk menilai apakah rencana
pemantauan/planning sudah memberikan tujuan yang diinginkan.
Tindakan ini biasanya dengan melihat apakah parameter keberhasilan
terapi sudah tercapai.
9
10
Tahap 1
Collect (Pengumpulan)
Merupakan tahapan yang dilakukan untuk mengidentifikasi data-data yang
dibutuhkan dari pasien untuk mempelajari riwayat pengobatan maupun
kesehatan pasien
Tahap 2
Asses (Asesmen/analisis)
Tahapan yang dilakukan untuk membahas, menganalisis hasil perolehan
data pasien kemudian dikaitkan dengan terapi yang digunakan. Dalam hal
ini analisis harus dilakukan dalam konteks luas untuk melihat tujuan terapi
pasien.
Plan
Pada tahap ini farmasis mengembangkan asuhan kefarmasian kepada
setiap pasien secara individu, asuhan kefarmasian dikerjakan secara
kolaborasi bersama profesi kesehatan yang lain dan bersama pasien atau
yang merawat pasien. Berdasarkan temuan masalah hasil asesmen maka
farmasis dapat merancang / merencanakan (plan) tindakan / rekomendasi
terkait obat / pengobatan
10
11
Implement
Pada tahap implementasi, farmasis melaksanakan
rencana kerja/ memberikan rekomendasi sesuai plan
yang telah disusun, dalam pelaksanaan juga tetap mengedepankan prinsip
kolaborasi dengan professional lain dalam tim perawatan pasien.
Follow up
Tahap follow up adalah melakukan monitoring terhadap rekomendasi / plan
yang telah disusun, baik rekomendasi tersebut telah diimplementasikan
atau belum, semuanya memerlukan proses follow up (tindak lanjut).
Apabila pasien membaik sesuai tujuan pengobatan dan memiliki kualitas
hidup yang baik maka PH care dapat diselesaikan, namun apabila ada
temuan lain, atau pasien belum sembuh, atau mungkin sembuh dengan
problem yang kemudian muncul maka siklus PH care dapat diulang
kembali.
Jenis kelamin
No RM
Riwayat Penyakit
Terdahulu (RPD)
Riwayat Penyakit
Sekarang (RPS)
Keluhan utama
11
12
Riwayat keluarga/sosial
Diagnosis
tanggal diagnosis
Pengobatan
Nama obat regimen indikasi
12
13
S,O,A,P
Tanggal Subyektif Obyektif Assesmen Plan
contoh :
Tanggal S,O,A,P Terintegrasi Instruksi
13
14
Pendalaman Materi :
Baca kasus dibawah ini, isilah pada form S,O,A,P
KASUS 1
Seorang pasien laki-laki berusia 56 tahun dengan riwayat hipertensi
dan stroke iskemik menjalani pengobatan menggunakan antiplatelet
Clopidogrel 50 mg 1x sehari, kaptopril 25 mg 1x1, dan furosemide 40
mg tablet 1x1. Pasien juga membeli obat di apotek untuk mengatasi
pegal linu di sendi kaki, dan mendapat obat ibuprofen tablet 400 mg
3x1. Satu minggu setelah pasien mengkonsumsi obat tersebut, pasien
mengalami pendarahan melalui hidung
S=
O=
A=
P=
KASUS 2
14
15
15
16
KASUS 3
Umur : 25 thn
Alamat : Jln Bungur 120
Sex : perempuan
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Amikasin S S
Ampicilin S R
Cefepime S R
Cefoperazon+sulbactam S S
Cefoxitin/ methicilin R S
Ceftazidim S S
Ceftriazon R S
Chlorampenicol S S
16
17
Ciprofloxacin S R
Erytromicyn S S
Gentamicyn S R
Kanamicyn R R
17
18
18