Alasan Daring

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

“Pendidikan sebagai salah satu aspek dasar dalam menghasilkan generasi

yang berkualitas. Pendidikan mempunyai kekuatan untuk membentuk sikap

kepribadian untuk masa depan setiap peserta didik dan berfungsi sebagai sarana

pengembangan bakat dan peningkatan kesejahteraan manusia dalam rangka

memenuhi tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas

Nomor 20 Tahun 2003, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha yang

direncanakan untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang

memungkinkan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang dibutuhkan untuk diri mereka

sendiri dan masyarakat. Diperlukannya pendidik yang mampu memberikan

keteladanan ilmu pengetahuan yang luas dan memberikan kemampuan untuk

mengembangkan potensi dan kreativitas kepada siswa/siswiuntuk proses ini.”

“Tujuan pendidikan memuat tentang nilai-nilai yang baik, pantas, dan benar

untuk kehidupan. Karena itu tujua pendidikan memiliki dua fungsi yaitu

memberikan arahan kepada segenap kegiatan pendidikan. Pendidikan

jugaxmempunyai pengaruhxyang besarxdalam kehidupanxmanusia. Pendidik

menjadixmedia yangxmempunyai pengaruhxuntuk menentukanxarah kesuksesan

Negara. Pendidikanxmenjadi pilarxdalam upayaxpengembangan sumberdaya

manusia.

1
2

“Pendidikan saat ini tengah menghadapi wabah Corona virus Diasease 2019

(Covid-19)yang memberi tekanan pada kualitas pendidikan.“Virus Covid-19

memberikan pengaruh terbesar pada bidang pendidikan. Pemerintah

mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan seluruh anggota masyarakat untuk

melakukan social distancing atau menjaga jarak guna mencegah penularan virus

Covid-19.”

“Sesuai dengan surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no. 4

Tahun 2020, tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan pada masa darurat

penyebaran virus, semua lembaga pendidikan dihimbau untuk melaksanakan

proses belajar mengajar secara tidak langsung atau jarak jauh, (pembelajaran

online). Dengan himbauan ini, semua lembaga pendidikan akan menggantikan

teknik pembelajaran yang ada saat ini, yang meliputi pembelajaran online

learning atau daring.”

“Berkenaan dengantelah ditetapkannya keputusan bersama Mentri Pendidikan

dan Kebudayaan, Mentri Agama, Mentri Kesehatan, Mentri Dalam Negri Nomor

03/KB/2021,Nomor 384 tahun 2021, Nomor HK.01.08/Menkes/4242/2021,

Nomor 440-717 tahun 2021. Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di

Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19),adapun keputusan

bersama mentri, untuk dapat digunakan sebagai mana mestinya: a) Bahwa

kesehatan dan keselamatan semua warga satuan pendidikan merupakan prioritas

utama yang wajib dipertimbangkan dalam menetapkan kebijakan pembelajaran

pada masa pandemi COVID-19; b) Bahwa berdasarkan hasil evaluasi Pemerintah

terdapat kebutuhan pembelajaran tatap muka dari peserta didik yang mengalami

kendala dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh; c) Bahwa sebagai upaya


3

memprioritaskan kesehatan dan keselamatan warga satuan pendidikan, diperlukan

intervensi vaksin bagi pendidik dan tenaga kependidikan sebagai salah satu upaya

percepatan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka, selain penerapan protokol

kesehatan yang ketat di satuan pendidikan dan pertimbangan epidemiologis kasus

COVID-19; d) Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan keputusan bersama Mentri

Pendidikan dsan Kebudayaan, Mentri Agama, Mentri Kesehatan, dan Mentri dan

Mentri agama, Mentri Kesehatan, dan mentri dalam negri tentang panduan.”

Memutuskan dan menetapkan bersama materi pendidikan dan kebudayaan,

menteri agama, mentri kesehatan, dan mentri dalam negri tentang panduan

penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemiCoronavirus Disease 2019

(COVID-19), adapun keputusan bersama mentri yaitu : 1) penyelenggaraan

pembelaajran di masa pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di

lakukan dengan: (a) pembelajaran tatap muka terbatas dengan tetap menerapkan

protocol kesehatan; dan/atau (b) pembelajaran jarak jauh; 2) dalam hal pendidik

dan tenaga pendidik telah divaksinasi COVID-19 secara lengkap, maka

pemerintah pusat, pemerintah daerah, kantor wilayah kementrian agama provinsi,

kantor kementrian agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya

mewajibkan suatu pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi di wilayahnya menyediakan pembelajaran tatap

muka terbatas dan pembelajaran jarak jauh; 3) orang tau/wali peserta didik dapat

memilih pembelajaran tatap muka terbatas atau pembelajaran jarak jauh bagi

anaknya; 4) penyediaan layanan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam

dictum kedua dilaksanakan paling lambat tahun ajaran 2021/2022; 5) pemerintah


4

pusat, pemerintah daerah, kantor wilyah kementrian agama kabupeten/kota sesuai

dengan kewenangannya wajib melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam dictum kesatuan; 6) dakam hal

berdasarkan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud alam dictum kelima dan

/atau ditemukan kasus konfirmasi covid-19 di satuan pendidikan, maka

pemerintah pusat, pemerintah daerah, kantor wilayah kementrian agama provinsi,

kantor kemetrian agama kabupaten/kota, dan kepala satuan pendidikan, wajib

melakukan penanganan kasus yang diperlukan dan dapat memberhrntikan

sementara pembelajaran tatap muka terbatas di satuan pendidikan; 7) dalam hal

satuan pendidikan belum dapat memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam dictum kedua, maka penyelenggaraan pembelajaran pada satuan pendidikan

mengacu pada keputusan bersama mentri pendidikan dan kebudayaan, mentri

kesehatan, mentri dalam negri, nomor 04/KB/2020, nomor 737 tahun 2020, nomor

HK.01.08/menkes/7093/2020, nomor 420/3987 tahun 2020 tentang panduan

penyelenggaraan pembelajaran pada tahun ajaran 2020/2021 dan tahun akademik

2020/2021 di masa pandemi corona virus disease 2019 (covid-19); 8) dalam hal

ini terdapat kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat untuk mencegah

dan mengendalikan penyebaran covid-19 pada suatu wilayah tertentu, maka

pembelajaran tatap muka terbatas dapat diberhentikan sementara sesuai dengan

jangka waktu yang ditentukan dalam kebijakan dimaksud; 9) ketentuan mengenai

panduan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka di masa pandemic corona

disease 2019 (covid-19) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari keputusan bersama ini; 10) keputusan bersama ini mulai berlaku

pasa tanggal ditetapkan.


5

“Saat ini pembelajaran di SMP IT An-Nahl menggunakan pembelajaran

konvensional, diketahui bahwa sebagian besar guru masih menggunakan metode

ceramah sebagai metode andalan selama proses pembelajaran di mana hal ini

tampak pada kebanyakan siswa lebih bersifat pasif, enggan, takut atau malu

bertanya pada saat mengikuti proses pembelajaran secara daring. Kurangnya sikap

rasa ingin tahu, berpikir kritis dan peka terhadap lingkungan ini menunjukkan

bahwa motivasi belajar siswa selama pembelajaran daring masih perlu

ditingkatkan, pada tanggal 30 maret 2021.”

Peneliti telah melakukan observasi awal kepada siswa/siswi SMP IT An-

nahl Kota Jambi dari kelas VIII dan IX secara keseluruhan yang telah mengikuti

proses pembelajaran secara daring (online learning). Peneliti mengamati motivasi

belajar siswa secara daring (online learning) perlu ditingkatkan lagi. Dalam hal ini

peneliti mengamati komponen motivasi belajar ARCS yaitu attention, relevance,

convidence, satisfaction di SMP IT An-Nahl Kota jambi. Selama dilaksanakannya

pembelajaran secara daring perhatian (Attention) siswa/siswi terhadap proses

pembelajaran daring perlu ditingkatkan. Kurang lebih sekitar 30% siswa/siswi

tidak fokus dalam memperhatikan materi pada saat mengikuti proses

pembelajaran daring (online learning). Relevansi (Relevance) dalam pemberian

tugas dan tanggung jawab penyelesaian tugas kepada siswa/siswi masih perlu

ditingkatkan, dikarenakan beberapa siswa/siswi tidak tepat waktu mengumpulkan

tugas sekolah. Pembelajaran secara daring juga memberikan dampak kepada

kehadiran siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Jika dalam kelas tatap

muka (offline) siswa/siswi dapat hadir 100% untuk mengikuti proses

pembelajaran, namun berbeda hal dengan pembelajaran yang dilakukan secara


6

daring (online) siswa/siswi dapat hadir sekitar 60-70% pada prosesxpembelajaran.

Selamaxproses pembelajaranxdaring siswa/siswixsulit untukxmemahami

materixpelajaran yangxdiberikan guruxsecara online/daring yang terkadang

terkendala oleh jaringan internet. Sehingga siswa/siswi perlu meningkatkan

kembali pemahamannya terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan guru.

Kepercayaan (convidence) rasa percaya diri siswa/siswi pada saat mengikuti

proses pembelajaran daring dikatakan cukup baik. Namun masih perlu adanya

evaluasi dan peningkatan terhadap sikap dan tata karma siswa/siswi saat

mengikuti proses pembelajaran daring. Kepuasan (satisfaction) strategi dan

variasi mengajar guru selama pembelajaran daring masih perlu ditingkatkan lagi,

Untuk meningkatkan motivasi siswa/siswi secara pribadi, sekolah menerapkan

evaluasi amalan harian kepada siswa/siswi dan mengisi mutaba’ah harian melalui

link yang telah disediakan kepada guru kelas. Siswa/siswi yang tidak hadir pada

proses pembelajaran daring setiap harinya akan di hubungi oleh guru kelas dan

adanya kunjungan visit home guru kelas setiap pekannya ke setiap rumah

siswa/siswi yang tidak mengikuti proses pembelajaran secara daring.

Sejak awal maret tahun 2020, kemendikbud talah menerapkan pembelajaran

sejara daring hingga saat ini, namun dari sekian banyak sekolah yang melakukan

pembelajaran daring belum ada satu sekolah pun yang telah melakukan evaluasi

tertulis terkait pembelajaran secara daring. Peneliti telah melakukan observasi

awal kepada wakil kepala sekolah untuk mengetahui apa saja evaluasi yang telah

dilaksanakan sekolah selama diterapkannya proses pembelajaran daring (online

learning) di SMP IT AN-NAHL yaitu setiap satu pekan sekali pendidik

melakukan evaluasi proses pembelajaran yang di terapkan guru, evaluasi


7

kehadiran siswa dan evaluasi siswa-siswi yang tidak hadir selama proses

pembelajaran secara daring (online learning). Namum, dalam hal ini pihak

sekolah belum melakukan evaluasi dokumen tertulis selama pelaksanaan

pembelajaran daring.

Peneliti memilih penelitian ini karena terdapat beberapa kendala selama

diterapkannya pembelajaran daring. Berdasarkan hal ini peneliti sangat

menginginkan untuk memperdalam permasalahan yang ada. Akan tetapi apabila

menggunakan pendekatan secara kuantitatif, khasus khusus yang akan diteliti

tertutupi dengan penilaian kesimpulan secara pukul rata, yang menyimpulkan

menurut pendapat atau hasil terbanyak. Tetapi didalam penelitian ini yang akan

diteliti yaitu terkait pendapat pandangan atau fenomena-fenomena yang terjadi

secara khusus dan fenomena tersebut tidak akan muncul jika diteliti menggunakan

metode kuantitatif. Maka dari itu peneliti akan mencari tahu adakah hal-hal lain

yang tidak tersentuh, jika melakukan penelitian secara kualitatif.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka peneliti memutuskan untuk

melakukan penelitian kualitatif dengan pendekatanfenomenologi dengan judul

“Analisis Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Daring di Masa

Pandemi Covid-19 Menggunakan Model ARCS di SMP IT AN-NAHL Kota

Jambi”. Dengan hasil ini diharapkan dapat memberi solusi kepadapendidik

dalammeningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran daring dimasa

pandemicovid-19 menggunakan model ARCS.


8

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana motivasi belajar siswa

selama pembelajaran daring di masa pandemi covid-19 dengan menggunakan

model ARCS di SMP IT AN-NAHL Kota Jambi.

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan dapat fokus dan mencapai dengan apa yang diharapkan,

maka permasalahan penelitian ini peneliti tidak mengukur seberapa besar

intensitas upaya dan tidak mengukur seberapa besar kapasitas upaya yang di

inginkan oleh siswa/siswi. Peneliti hanya ingin menilai apakah ukuran motivasi

yang digunakan guru telah sesuai dengan yang diinginkan siswa. Dalam

penelitian ini peneliti hanya ingin mencari apa yang telah dilakukan guru untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa selama pembelajaran daring dimasa pandemi

covid-19 melalui model attention, relevance, confidence, dan satisfaction,

(ARCS) telah sesuai dengan apa yang diinginkan dan diharapkan siswa/siswi di

SMP IT An-Nahl Kota Jambi.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mendeskripsikan analisis motivasi belajar siswa dalam pembelajaran daring

dimasa pandemi covid-19 menggunakan model ARCS di SMP IT AN-NAHL

Kota Jambi.
9

1.5 Manfaat Penelitian i

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:


i i i i i i i

1. Manfaat Teoritis i

1. Bagi Peneliti i i

secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi bagi
i i i i i i i i i

para peneliti-peneliti selanjutnya dan menambah wawasan dalam menganalisis


i i i i i i i

i aspek motivasi dan lingkungan belajar dalam mendorong serta mempertahankan


i i i i i i i i

i motivasi belajar siswa pada masa covid-19.


i i i i i

2. Manfaat Praktis i

1. Bagi Peneliti i

Sebagai syarat penyelesaian tugas akhir guna mendapatkan gelar sarjana pada
i i i i i i i i i

i program studi Administrasi Pendidikan dan meningkatkan pengetahuan serta


i i i i i i i

i pemahaman i tentang i model i ARCS i sebagai i cara i i alternatif i model

i pemecahanxmasalah untukxpenciptaanxmotivasi, faktor lingkunganxbelajar yang i i i i

i dapat mendorongxdan menopangxmotivasi belajarxsiswa.


i i i

2. BagixSekolah

Sekolah berkontribusi dalam pengembangan prosesxpembelajaran dengan i i i i

i memberikan umpan balik dan memenuhi kebutuhan siswa, sehingga sekolah


i i i i i i i i

i dapat memilih langkah selanjutnya yang terbaik berdasarkan keinginan siswa.


i i i i i i i i

3. Bagi Kepala Sekolah i i

Dapat membuat kebijakan yang tepat terhadap tenaga pendidik dalam


i i i i i i i i

i merancang program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa/siswi,


i i i i i i i

i memberikan pengarahan dan pelatihan kepada setiap guru meningkatkan i i i i i i i

i kopetensi dan menambah pengetahuan kepada guru.


i i i i i

Anda mungkin juga menyukai