Makalah KLP 2 Kombis
Makalah KLP 2 Kombis
Makalah KLP 2 Kombis
DISUSUN
OLEH:
KELOMPO
K2
i
KOMUNIKASI DALAM BISNIS
1
3. Saling bekerja sama menjadi ciri khas utama dalam organisasi karena bagaimanapun setiap
anggota yang ada di dalamnya harus bisa saling membantu untuk mencapai tujuan organisasi.
4. Peraturan yang dibuat untuk kepentingan setiap anggota dalam organisasi tentu sangat penting
untuk membatasi sumber dayanya tetap bisa bekerja sama dengan baik dalam menjalankan
pekerjaannya.
5. Pembagian tugas yang sinergis akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dalam
organisasi tersebut, tentunya juga dengan pertimbangan bidang berdasarkan tujuan organisasi
yang ditentukan.
1. Organisasi formal
Organisasi formal adalah organisasi, di mana para anggotanya dalam usaha mencapai
tujuannya dilakukan menurut ketentuan resmi (formal). Organisasi-organisasi formal pada
umumnya ditandai oleh adanya pembatasan kewenangan dan tanggung jawab secara tegas
sesuai dengan peraturan- peraturan sebagai program kerjanya. Status tersebut dapat dibedakan
atas dua macam, yaitu status fungsional dan status struktural. Yang dimaksud dengan status
fungsional, yaitu status yang diberikan dan dilaksanakan atas dasar keahlian (teknis) yang
dimiliki seseorang. Misalnya, seorang sarjana hukum akan diragukan keahliannya dibidang
medis; kita akan meragukan nasihat tentang astronomi yang diberikan oleh seorang juru
masak. Sedangkan yang dimaksud dengan status struktural adalah status yang berkaitan erat
dengan posisi seseorang dalam lapisan organisasi, dan atas dasar posisinya itu maka perintah-
perintah yang diberikan kepada para bawahannya harus dipatuhi. Lapisan dalam struktur
organisasi formal pada umumnya tergantung pada kompleksitas atau keragaman dari fungsi
dan tujuan yang hendak dicapai. Di dalam organisasi yang tergolong mempunyai keragaman
tujuan tinggi, biasanya diimbangi pula oleh adanya kekuasaan yang bersifat rasional; segala
kebijaksanaan dilakukan berdasarkan peraturan-peraturan resmi.
Secara sederhana dapat disebutkan beberapa ciri pokok dari organisasi formal, yaitu:
a) Pola komunitas relatif mapan.
b) Disiplin kerja diatur secara formal.
c) Pengorganisasian jelas.
d) Ada kekhususan keahlian.
e) Tujuan terencana dengan jelas.
Kendatipun demikian, masih ada kelemahan dari tipe organisasi ini, antara lain sedikitnya
kesempatan bagi bawahan untuk memberikan jawaban atas pesan dan instruksi dari atasan,
lantaran kompleksnya jaringan hubungan sosial. Kecuali itu, kecenderungan keterlibatan
bawahan sedikit untuk turut campur dalam proses musyawarah dan pembuatan keputusan.
2. Organisasi informal
Organisasi informal adalah organisasi, di mana para anggotanya dalam usaha
mencapai tujuannya dilakukan atas dasar hubungan pribadi dengan struktur informal dan
tidak ditentukan menurut ketentuan resmi (formal). Organisasi-organisasi informal pada
umumnya ditandai oleh adanya pelaksanaan kewenangan dan tanggung jawab tidak
tergantung dan tidak terpengaruh oleh jabatan struktural. Rapat atau musyawarah dalam
pemecahan masalah tidak harus dilakukan di kantor, melainkan sedang istirahat pun dapat
dilakukan dengan bebas, akrab, dan terbuka tanpa ada aturan yang tegas. Dasar nilai
kedisiplinan dari anggota organisasi ini diukur dari kesadaran pribadi terhadap usaha
2
pencapaian tujuan organisasi. Adapun ciri-ciri umum dari organisasi informal, adalah sebagai
berikut :
a) Proses pembentukan didasarkan pada kepentingan bersama.
b) Hubungan informal.
c) Jumlah anggota relatif kecil.
d) Adanya kegemaran yang relatif sama di luar organisasi.
e) Disiplin kerja didasarkan pada kesadaran pribadi.
Kelemahan dari tipe organisasi ini, antara lain adalah, banyak kesulitan untuk mengambil
keputusan karena keterlibatan bawahan tidak terbatas; kapasitas hasil kerja relatif rendah
karena anggotanya terbatas; dan banyak waktu luang yang dipergunakan di luar lingkup
organisasinya.
3
Sedangkan organisasi adalah suatu sistem atau sekumpulan dari individu yang memiliki tingkatan
atau susunan peran dan saling bekerjasama untuk meraih tujuan bersama, yang kemudian disebut
sebagai tujuan organisasi. Syarat terbentuknya suatu organisasi secara sederhana ada dua, yaitu
adanya jenjang jabatan yang menunjukkan kedudukan dan status masing-masing posisinya serta
ada pembagian tugas, kerja, atau peran yang harus dilakukan oleh masing-masing individu atau
anggota dalam organisasi. Setiap anggota memiliki tugas dan peranannya masing-masing,
tergantung pada kedudukan dan posisinya dalam organisasi tersebut.
Berdasarkan pengertian dari kedua konsep tersebut, bisa ditarik kesimpulan bahwa komunikasi
organisasi adalah proses penyampaian dan pertukaran pesan yang terjadi dan dilakukan oleh pihak
yang ada dalam suatu organisasi. Komunikasi organisasi juga menunjukkan bagaimana interaksi
yang terjadi dalam organisasi, bagaimana pihak atau anggota dalam organsiasi itu saling
berhubungan satu sama lain.
Saluran komunikasi organisasi formal terbagi lagi ke dalam tiga jenis arus komunikasi, yaitu:
1. Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang terjadi antara pihak yang memiliki posisi dan
peranan yang berbeda dalam organisasi, dimana yang satunya memiliki posisi lebih tinggi
dibanding yang satunya lagi. Komunikasi vertikal bisa terjadi dari arah bawah ke atas
(upward), atau berarti dari pihak yang memiliki kedudukan lebih rendah kepada pihak yang
lebih tinggi. Atau komunikasi vertikal bisa juga terjadi dari arah atas ke bawah (downward),
yang berarti komunikasi dilakukan dari pihak yang berkedudukan lebih tinggi kepada pihak
yang memiliki kedudukan lebih rendah darinya; dan komunikasi vertikal ini yang lebih
banyak terjadi. Namun bukan berarti komunikasi dari bawah ke atas (upward) ini sama sekali
tidak pernah terjadi dalam organisasi, karena ada kalanya komunikasi dari tingkat yang lebih
bawah harus dilakukan kepada tingkat yang lebih tinggi. Hanya saja dalam prakteknya,
komunikasi vertikal upward ini tidak dapat dilakukan se-leluasa komunikasi
vertikal downward; dimana terdapat berbagai prosedur dan aturan yang membatasi pihak
yang kedudukan lebih rendah untuk berkomunikasi dengan pihak yang lebih tinggi. Selain itu,
pihak yang berkedudukan lebih rendah biasanya memiliki keengganan dan kesungkanan
untuk berkomunikasi dengan pihak yang lebih tinggi jika tidak begitu diperlukan.
2. Komunikasi Horizontal
Selanjutnya adalah komunikasi organisasi horizontal atau komunikasi lurus, dimana
komunikasi ini terjadi antara pihak yang memiliki posisi, kedudukan, atau peran yang sama
dalam organisasi. Komunikasi horizontal bisa dilakukan oleh pihak yang berstatus sesama
4
anggota dalam sebuah tim, atau bahkan sesama pimpinan tim. Misalnya saja komunikasi
organisasi yang dilakukan oleh anggota divisi keuangan dengan divisi produksi, atau
komunikasi yang dilakukan oleh manajer HRD dengan manajer keuangan. Komunikasi
organisasi horizontal adalah jenis komunikasi yang cukup penting dilakukan dalam sebuah
organisasi, terlebih lagi jika dalam organisasi tersebut terdapat ketergantungan yang besar
antar divisi atau bagian di organisasi itu. Komunikasi horizontal cenderung bersifat
koordinatif, dan memiliki beberapa tujuan seperti melakukan tindakan persuasi,
mempengaruhi pihak tertentu, atau memberikan informasi kepada pihak yang terkait.
3. Komunikasi Diagonal
Jenis yang terakhir adalah komunikasi diagonal, yang merupakan komunikasi yang terjadi
secara menyilang baik dari segi posisi, stuktur organisasi, maupun tingkatan yang ada dalam
organisasi itu sendiri. Komunikasi diagonal ini terkadang dibilang sebagai bentuk komunikasi
yang menyimpang karena berbeda dengan bentuk sebelumnya yaitu vertikal dan horizontal,
komunikasi ini mendobrak sistem tradisional dan memutus alur yang seharusnya ditetapkan
dalam organisasi tersebut. Misalnya saja, komunikasi dengan pimpinan divisi lain perlu
melalui prosedur tertentu, namun karena adanya situasi mendadak sehingga komunikasi itu
dilakukan tanpa melalui prosedur yang berlaku. Komunikasi diagonal memang tidak
mengikuti aturan baku yang ada dalam organisasi, namun tidak bisa juga dibilang sebagai
bentuk komunikasi yang buruk. Karena dalam organisasi itu sering sekali terjadi perubahan
yang sangat dinamis, dan terkadang jenis komunikasi diagonal ini perlu untuk dilakukan pada
saat-saat tertentu.
Terdapat beberapa faktor yang memiliki pengaruh penting terhadap kefektifan penerapan saluran
komunikasi, diantaranya:
a) Media Lisan
Media atau pesan yang disampaikan secara verbal dapat dilaksanakan dengan menyampaikan
sendiri atau interpersonal, via media komunikasi, seperti media komunikasi modern telepon,
smartphone, dan lain-lain. Kemudian, penerima dari pesan tersebut bisa saja oleh diri sendiri,
sebuah kelompok kecil, komunitas, kelompok besar, publik, dan lain-lain. Berikut adalah
keuntungan dari media lisan, diantaranya:
Pesan disampaikan dengan nada atau dengan warna suara dari sang pengirim, berikut
dengan gerak-gerik tubuh, serta raut wajah atau ekspresi.
Pesan ditanggapi langsung berupa pertanyaan, penjelasan, jawaban, dan lain sebagainya.
Pesan yang diterima bisa direspon dengan cepat.
b) Media Tertulis
Media satu ini adalah bagaimana pesan disampaikan dengan surat, laporan, memo, poster,
selebaran, dan pesan tertulis lainnya. kemudian, berikut ini keuntungan dari media tertulis,
diantaranya:
5
Pesan tertulis memudahkan kita untuk mengingat pesan tersebut karena disampaikan
dalam bentuk tertulis.
Pesan yang diterima dapat diserap dan dipelajari lebih lama dibandingkan dengan media
lisan yang sifatnya spontan dan mudah hilang.
c) Media Elektronik
Media terakhir adalah media elektronik, dimana penyampaian pesan menggunakan media
digital seperti faximili, email, dan lain sebagainya. beberapa keuntungan yang dapat diambil
dari menggunakan media elektronik untuk menyampaikan pesan, diantaranya :
Data pesan lebih cepat sampai.
Data pesan bisa menjangkau orang banyak.
Data pesan mampu disimpan dan dilihat lagi untuk kemudian hari
6
Contoh dari jenis komunikasi ini dapat mencakup memo tentang prosedur operasi
perusahaan baru seperti persyaratan keselamatan dan peraturan baru.
c) Komunikasi Bisnis Internal Lateral.
Komunikasi internal lateral terjadi di antara karyawan di tempat kerja. Saat ini, ada
banyak cara karyawan dapat berkomunikasi: chatting, pesan, email. Jenis komunikasi ini
dapat berada di dalam atau di antara departemen dan itu terjadi lebih teratur daripada jenis
komunikasi lainnya. Selain itu, seringnya komunikasi di antara karyawan memainkan
peran penting untuk keterlibatan dan produktivitas karyawan.
d) Komunikasi Eksternal.
Komunikasi bisnis eksternal adalah setiap komunikasi yang terjadi dengan pihak luar
seperti pelanggan, prospek, vendor, atau mitra. Tidak seperti semua jenis komunikasi
internal, komunikasi eksternal terjadi secara kurang teratur.
7
Pelecehan organisasi.
Aturan kekerasan.
Asesori bagi tindakan tidak etis.
Keseimbangan moral.
Karakteristik.
Beberapa karakteristik penting dari etika komunikasi yang juga dipakai saat bisnis adalah
sebagai berikut :
Memahami apa yang dimaksud tanpa menyerang orang lain.
Mengelola hubungan dengan khalayak.
Menyajikan informasi kepada khalayak tanpa menguranginya atau menahan informasi
penting.
Memahami bahwa etika berkaitan dengan nilai-nilai dan mungkin dapat berbeda bagi
khlayak.
Memastikan bahwa seluruh informasi adalah akurat dan dapat dijangkau.
8
9