Novel 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

MENYAJIKAN HASIL INTERPRETASI PANDANGAN

PENGARANG DAN MERANCANG NOVEL

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8 :


1. M Alif Bagaskara
2. Tamir Ravi
3. Nyayu Nabila
4. Siti Rahma Oktaviani

Kelas : XII IPS 2


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Guru Pembimbing : Beta Yustiana, M.Pd

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah- Nya
sehingga
makalah yang berjudul “Menyajikan Hasil Interpretasi Pandangan pengarang Dan Merancang
Novel ” ini dapat tersusun hingga selesai.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Beta
Yustiana,M.Pd. pada pelajaran Bahasa Indonesia.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Beta Yustiana,M.Pd. selaku guru
pembimbing yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami pelajari.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi
para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah.

Palembang, 29 Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………
BAB I…………………………………………………………………………
PENDAHULUAN……………………………………………………………
A. LATAR BELAKANG……………………………………………
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………
C. TUJUAN PENULISAN………………………………………….
BAB II………………………………………………………………………..
PEMBAHASAN……………………………………………………………..
A. PENGERTIAN DAN UNSUR UNSUR NOVEL……………..
B . UNSUR INTRINSIK…………………………………………….
C . UNSUR EKSTRINSIK………………………………………….
D. MENYAJIKAN HASIL INTERPRETASI PANDANGAN
PENGARANG………………………………………………………
E. CARA MERANCANG NOVEL……………………………….
BAB III………………………………………………………………………
PENUTUP…………………………………………………………………..
A. KESIMPULAN…………………………………………………
B. SARAN………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata - mata sebuah
imitasi (dalam Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan
kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan
tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang
permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir dilatar belakangi
adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. (dalam Sarjidu, 2004:
2).

Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa. Jadi, yang termasuk
dalam kategori Sastra adalah: Novel cerita/cerpen (tertulis/lisan), syair, pantun, sandiwara/drama,
lukisan/kaligrafi.

Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Novel merupakan cerita fiksi dalam
bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur instrinsik dan ekstrinsik. Sebuah novel
biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan
sesamanya. Dalam sebuah novel, si pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan
pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam
novel tersebut.

Menurut khasanah kesusastraan Indonesia modern, novel berbeda dengan roman. Sebuah
roman menyajikan alur cerita yang lebih kompleks dan jumlah pemeran (tokoh cerita) juga lebih
banyak. Hal ini sangat berbeda dengan novel yang lebih sederhana dalam penyajian alur cerita dan
tokoh cerita yang ditampilkan dalam cerita tidak terlalu banyak.

Berdasarkan ulasan di atas, maka saya membuat makalah ini guna membantu para pembaca
yang ingin menekuni dunia novel. Selain tentang pengertian dan unsur – unsur novel, makalah ini
juga dilengkapi dengan contoh-contoh novel berdasarkan jenisnya.
B . RUMUSAN MASALAH
1.Apa pengertian novel ?
2.Apa saja unsur instrinsik dalam novel ?
3.Apa saja unsur ekstrinsik dalam novel?
4.Bagaimana cara menyajikan hasil interpretasi terhadap pandangan pengarang?
5.Jelaskan cara dalam merancang novel!

C . TUJUAN PENULISAN
1.Untuk mengetahui pengertian dari novel
2.Untuk mengetahui bagaimana cara dalam menyajikan hasil interpretasi terhadap pengarang
3.Untuk mengetahui bagaimana dalam merancang novel
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Unsur-Unsur Novel

Nurgiyantoro (2010: 10) mengemukakan bahwa novel merupakan karya fiksi yang

dibangun oleh unsur-unsur pembangun, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Novel juga

diartikan sebagai suatu karangan berbentuk prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan

seseorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku.

Sedangkan novelet adalah cerita berbentuk prosa yang panjangnya antara novel dan

cerpen. Bentuk novelet juga sering disebut sebagai cerita pendek yang panjang. Perbedaan novelet

dengan cerpen terletak dari panjangnya cerita yang disampaikan. Dalam novelet, cerita yang

dikisahkan lebih luas cakupannya, baik dalam plot, tema, dan unsur-unsur yang lain. Dalam

praktiknya, ukuran tebal novelet sekitar 60-100 halaman.

Sedangkan unsur yang membangun novel ada dua, yaitu unsur intrinsik dan unsur

ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur

inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra. Unsur yang secara faktual akan

dijumpai jika orang membaca karya sastra seperti novel. Kepaduan anta rberbagai unsur intrinsik

inilah yang membuat sebuah novel/novelet berwujud.

B. Unsur Instrinsik

Berikut unsur – unsur intrinsik dalam novel, yaitu :


1. Tema

Tema adalah ide pokok yang menjadi dasar terbangunnya cerita. Tema dalam novel bisa

beragam. Seperti dalam novel “Daun Yng Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” karya Tere Liye,

yaitu

“Ikhlas dalam menerima takdir tuhan.” Seperti dalam kutipan berikut:

“Ketahuilah, Tania dan Dede.... Daun yang jatuh tidak pernah membenci angin.... Dia

membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semunya..” (halaman 63)

“Bahwa hidup harus menerima.. penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus

mengerti...pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami...pemahaman yang tulus. Tak

peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat

kejadian yang sedih dan menyakitkan.” (halaman 196)

2. Penokohan

Berdasarkan peranannya dalam cerita, tokoh terbagi menjadi tokoh utama, tokoh

tambahan, dan tokoh sentral. Berdasarkan peranannya dalam jalan cerita, terbagi menjadi tokoh

berkembang, tokoh statis, dan tokoh serba bisa. Berdasarkan sifatnya, terbagi menjadi tokoh

protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis. Sebagai contoh :

1)    Tania (Tokoh Aku)

Tania adalah seorang gadis yang cerdas, cantik, dewasa, bertanggung jawab, menepati janji,

tulus, setia, membanggakan, dan berlapang dada. Selain itu, Tania juga seorang yang menyayangi

keluarganya, terutama adik dan ibunya. Ia rela mengorbankan sekolahnya demi membantu sang

ibu mengumpulkan pundi uang untuk kelangsungan hidup mereka.


Cerdas

“Setelah berjuang habis-habisan di ujian terakhir, akhirnya aku berhasil melampaui 0,1 digit si

nomor satu selalu. Tipis sekali. Aku mendapatkan peringkat terbaik.” (hlm. 127)

Cantik

“Aku tahu aku cantik. Tubuhku proporsional. Rambut hitam legam nan panjang. Menurut

seseorang yang akan penting sekali dalam semua urusan malam ini: “mukamu bercahaya oleh

sesuatu, Tania..””  (hlm. 15)

Membanggakan

“Lihatlah....Tania yang dewasa dan cantik. Tania yang akan selalu membanggakan ibu. Tania

yang akan selalu membanggakan.” (hlm. 192)

2)    Oom Danar.

Danar adalah seorang pemuda yang tampan, dewasa, baik, murah hati, penyayang, dan

menyukai anak-anak. Ia juga pandai menulis, sehingga novel-novel karyanya laku keras di

pasaran hingga merambah ke mancanegara.

Tampan

“Dia berkeliling berkenalan dengan teman-temanku. Maggie yang orangtuanya tinggal di

Selangor mendesis, “wow, cute,” saat bersalaman dengannya. Teman-temannya ikut tertawa.

Berbisik dengan genitnya. Lebih ramai.” (hlm. 95)


Baik

“Dia beranjak dari duduknya, mendekat. Jongkok di hadapanku. Mengeluarkan saputangan dari

saku celana. Meraih kaki kecilku yang kotor dan hitam karena bekas jalanan. Hati-hati

membersihkannya dengan ujung saputangan. Kemudian membungkusnya perlahan-lahan.” (hlm.

24)

“saat kami akan turun, ia memberikan selembar uang sepuluh ribuan,”untuk beli obat merah.”

(hlm.24)

3)    Dede.

Dede adalah seorang pemuda yang baik, menyanyangi keluarganya, cerdas, memilki nalar

yang tinggi, tampan, serta tidak bisa diam. Dede seringkali menyeletuk dan mengoceh ketika

sedang berkumpul dengan Oom Danar, Tania, dan Kak Ratna. Ia memiliki hobi bermain lego,

sejak lego pertama yang ia dapatkan dari Oom Danar sewaktu ia kecil dulu. Ia juga pandai

bercerita, karena sering bercerita bersama Oom Danar di kelas mendongeng.

Cerdas

“Dede ranking empat dikelas, meski tidak ikut ulangan umum karena sakit.” (hlm.44)

4)    Ratna

Kak Ratna adalah seorang perempuan yang berperawakan seperti artis. Ia baik,

menyenangkan, cantik, pengertian, mau mendengarkan, penyabar, dan tulus. Ia begitu


menyayangi Danar sehingga tidak begitu menyadari perasaan yang sebenarnya Danar simpan

diam-diam.

3. Latar

Latar dalam novel terbagi menjadi latar tempat, waktu, dan suasana.

1)    Latar Tempat

Yang menjadi latar tempat dalam novel ini adalah daerah di negara Indonesia dan Singapura.

Seperti  ketika di Indonesia, novel ini mengambil latar tempat di :

Ø  rumah kardus Tania: 

“dan akhirnya sampailah kami kepada pilihan rumah kardus.” (hlm.30)

Ø  lingkungan rumah kardus Tania:

“aku, adikku, dan Ibu sering duduk dibawah rumah kardus kami, menatap pohon yang mekar

tersebut dibawah bulan purnama, seperti malam ini.” (hlm. 232)

Ø  toko buku favorit Danar:

“Lantai dua toko buku terbesar kota ini. Sudah setengah jam lebih aku terpekur berdiam diri

disini. Mengenang semua kejadian itu. Mengenangnya. “ (hlm. 104)

Ø  rumah sakit:

“menyuruh kami mandi di kamar mandi rumah sakit.” (hlm. 57)

Ø  pusara Ibu:

“Aku tersenyum sambil bersibak, agar mereka berdua bisa merapat ke pusara ibu.” (hlm. 195)
Ø  Kontrakan Danar

“Sehari setelah ibu meninggal, aku dan adikku pindah ke kontrakannya.” (hlm. 67)

Ø  Bandara:

“ketika tiba di bandara, dia dan Dede sudah menjemputku di lobbi kedatangan luar negeri.” (hlm.

78)

Novel ini juga mengambil latar tempat di Singapura yaitu di :

Ø  Bandara Changi:

“pukul 15.00 aku mengantar mereka ke Bandara Changi” (hlm. 102)

Ø  NUS (National University of Singapore):

“Aku mengajaknya jalan-jalan di Kampus National University of Singapore (NUS)” (hlm. 100)

Ø  Toko buku terbesar di Singapura:

“buktinya, saat Dede ingin membeli buku-buku di salah satu toko buku terbesar di Singapura, ia

hanya mengangguk, mengiyakan.” (hlm. 96)

2)    Latar Waktu

Ø  Pagi hari

“besok pagi-pagi, ibu mengganti perban itu dengan lap dapur, saputangan itu dicuci.” (hlm. 24)

Ø  Siang hari

“kami makan siang di kantin mahasiswa.” (hlm. 101)

Ø  Sore hari

“aku ingat sekali, sore hari Minggu itu seperti biasa aku dan adikku pulang lebih lama

dibandingkan anak-anak lain.” (hlm.38)


Ø  Malam hari

“malam-malam duduk didepan kontrakan berlalu percuma.” (hlm. 37)

3)    Latar Suasana

Ø  Menyenangkan

“pesta sweet seventeen-ku hanya seperti itu. (meski bagiku itulah pesta terbaik selama ini)” (hlm.

95)

Ø  Menyedihkan

“Kak.. kenapa Ibu dibungkus?” aku hanya menggeleng lemah. Usianya delapan tahun, dan ia

belum mengerti benar tentang kata “kematian”” (hlm. 62)

Ø  Mengharukan

“tahukah kau. Danar tadi sempat berkaca-kaca mendengar pidatomu.” (hlm. 130)

Ø  Mengagetkan

“mukaku memang terlanjur memerah. Semua ini mengejutkan.” (hlm. 131)

4. Alur

Alur adalah struktur gerak yang menyampaikan cerita melalui teknik cerita secara runtut

dari awal sampai akhir cerita. Struktur alur sendiri tidaklah seragam sehingga banyak model

dalam penulisan cerita. Hal ini sesuai dengan pendapat Bahrudin, dkk (2006: 14) yaitu:

1) Alur maju atau progresif, yaitu pengungkapan cerita dari sudut peristiwa-peristiwa yang terjadi

dari masa kini ke masa yang akan datang;


2) Sorot balik atau regresif, yaitu pengungkapan cerita dari sudut peristiwa yang terjadi

sebelumnya atau masa lampau ke masa kini;

3) Alur campuran, yaitu pengungkapan cerita kadang-kadang peristiwa yang terjadi pada masa

kini dan masa lampau, kemudian kembali menceritakan masa kini. Alur sebuah novel tidak lepas

dari struktur teks berisi peristiwa yang diungkapkan dalam cerita. Struktur tersebut

Contoh :

a)    Pengenalan/Awal cerita.

Awal Cerita dalam novel ini dimulai dengan narasi Tania yang berlokasi di sebuah toko buku.

Toko buku inilah yang mengaitkan segala cerita yang kelak akan mengalir. Narasi yang

dipaparkan adalah narasi mengenai perasaan Tania, sang tokoh utama, yang kemudian berlanjut

dengan pengenalan berbagai tokoh dalam cerita ini.

b)    Konflik/ awal permasalahan

Permasalahan/konflik dalam cerita ini berlangsung ketika Tania kecil mulai merasa perasaan

yang mengganggu ketika dirinya, Danar, Kak Ratna, Dede, dan Ibu berjalan bersama ke Dunia

Fantasi. Ia mulai merasa cemburu. Selain itu, konflik juga terjadi ketika Kak Ratna memberitahu

dirinya bahwa ia dan Danar akan segera menikah.

c)    Klimaks/Puncak permasalahan

Klimaks dari novel ini adalah terletak pada bagian ketika menjelang akhir, yakni ketika Tania

bertemu dengan Oom Danar di bawah pohon Linden dan membicarakan mengenai kejujuran yang

sebenarnya dari seluruh perasaan yang mereka pendam selama ini.

d)    Anti Klimaks

Anti Klimaks dari novel ini adalah ketika Tania memutuskan untuk berdamai dengan

perasaannya sendiri dan ingin berusaha melepaskan bayang-bayang Danar di benaknya.


e)    Resolusi/Penyelesaian

Resolusi dari cerita ini adalah ketika Tania akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Danar

dan kembali melanjutkan hidupnya dengan kembali ke Singapura.

5. Amanat

Amanat merupakan ide terpenting yang dituangkan dalam novel untuk disampaikan

kepada pembaca. Amanat bisa ditemukan melalui narasi pengarang atau dialog antartokoh.

Contoh :

terkadang hal yang terbaik adalah menerima. Menerima, bahwa segala hal yang terjadi

tidak selalu seperti apa yang kita inginkan. Menerima, dan belajar untuk mengikhlaskan. Jika

sesuatu itu memang bukan hadir untuk kita, Meski seberapapun besar usaha yang kita perbuat,

meski seberapa susahnya pun kita berjuang, meski seberapa sakitnya pun kita bertahan, dan meski

seberapapun indahnya memori yang ada bersama seseorang tersebut, kita tidak akan bisa

mendapatkannya. Karena yang terbaik menurut kita, belum tentu yang terbaik menurut kehendak

Tuhan.

Dan ketika kita menghadapi suatu musibah, suatu masalah, atau apapun yang negatif,

hendaknya kita tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Karena sedih dan senang itu datangnya satu

paket. Tuhan maha adil, dan tidak akan membiarkan hambanya bersedih kecuali apabila

hambanya memang sanggup untuk menanggungnya. Alih-alih bersedih, sebaiknya kita semakin

mengembangkan diri kita dan menjadi lebih baik lagi, seperti yang dilakukan Tania. Meski Danar

tidak jadi bersamanya, ia tetap melanjutkan hidup dan menjadi seseorang yang sukses di

Singapura. Karena cinta tidak harus memiliki.


6. Sudut pandang

Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam ceritanya. Sudut pandang ini terbagi

menjadi tiga.

1) sudut pandang orang pertama (aku, saya, kami);

2) sudut pandang orang kedua (kamu, anda, kalian);

3) sudut pandang orang ketiga (dia, ia, mereka, nama orang).

  Seperti dalam novel “Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” yaitu, dengan

dibuktikannya oleh setiap peristiwa yang ada di dalam novel ini yang mana Tania menceritakan

kisah hidupnya selama beberapa tahun yang lalu melalui sudut pandangnya sendiri, berikut adalah

beberapa bukti sudut pandang Tania, yaitu :

“aku mencintainya. Itulah semua perasaanku.” (halaman 154)

“aku menimpuk kepala Anne dengan gumpalan tisu.” (halaman 177)

“dia menoleh padaku. Kami bersitatap sejenak. Ya Tuhan, mata itu redup. Redup sekali.”

(halaman 237).

C. Unsur Ekstrinsik dalam Novel  

Dalam novel selain unsur intrinsik, novel juga kental dengan unsur ekstrinsik. Yang

terdapat dalam novel tidak lepas dari latar belakang kehidupan si pengarang entah itu dari segi

budaya, kepercayaan, lingkungan tempat tinggal dan sebagainya.


.  Berikut ini adalah beberapa unsur ekstrinsik yang dibahas dalam novel “Daun Yang Jatuh Tak

Pernah Membenci Angin”.

a.    Nilai Sosial

Menolong orang dengan tidak memandang siapa yang di tolong karena menolong dengan

ikhlas seperti dalam novel tokoh Danar yang menolong Tania dengan tidak memandang siapa

Tania.

b.    Nilai Moral

Memberi pengetahuan kepada kita bahwa sesuatu yang terlihat sulit nyatanya tidak sesulit

yang kita lihat jika kita ingin bersungguh sungguh mencapainya seperti dalam novel tokoh Tania

yang pantang menyerah menjalani hidupnya walau banyak rintangan yang menghalanginya.

D. Menyajikan Hasil Interpretasi Pandangan Pengarang

Pengertian Sudut pandang adalah arah pandang seorang penulis dalam menyampaikan

sebuah cerita, sehingga cerita tersebut lebih hidup dan tersampaikan dengan baik pada pembaca

atau pendengarnya. Dengan kata lain, sudut pandang merupakan cara penulis

memandang/menempatkan dirinya dalam sebuah cerita. Menurut Teori Sastra, sudut pandang

sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang

ketiga. Sudut pandang orang pertama dibagi lagi menjadi dua, yaitu: sudut pandang orang

pertama-tokoh utama dan sudut pandang orang pertama-tokoh sampingan. Sementara sudut
pandang orang ketiga juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu sudut pandang orang ketiga serba

tahu/mahatahu, dan sudut pandang orang ketiga pengamat. 

Sementara itu, secara umum terdapat berbagai macam teori tentang sudut pandang.

Diantaranya ada sudut pandang campuran dan ada juga sudut pandang pihak kedua. Nah, Berikut

kami paparkan macam-macam sudut pandang tersebut beserta dengan contoh penggunaannya. 

  Seperti dalam bagian sudut pandang pada unsur instrinsik yang ada, yaitu :

“aku mencintainya. Itulah semua perasaanku.” (halaman 154)

“aku menimpuk kepala Anne dengan gumpalan tisu.” (halaman 177)

“dia menoleh padaku. Kami bersitatap sejenak. Ya Tuhan, mata itu redup. Redup sekali.”

(halaman 237).

E. Cara Merancang Novel

Untuk membuat karangan novel memang tidak mudah. Jumlah halaman novel tidak

sesedikit cerpen. Oleh sebab itu, diperlukan alur yang lebih panjang dan konflik yang beragam. Di

sinilah penulis dituntut memiliki kreativitas untuk mencipta alur yang menarik, impresif, dan tidak

monoton. Selain banyak latihan, penulis juga harus membaca banyak buku novel sebagai bentuk

study banding terhadap karya orang lain.

Lalu, bagaimana cara merancang novel? Apa yang harus dipersiapkan terlebih dahulu?

Tentunya pertama kali yang harus Anda lakukan ketika akan menulis novel adalah mencari ide.

Tema apa yang akan Anda tulis. Carilah ide yang Anda kenal dan Anda kuasai dengan baik.

Mulailah dengan hal-hal kecil di sekitar Anda. Menulis sesuatu yang Anda tahu akan lebih mudah
karena Anda sudah tahu seluk beluknya. Misalnya, Anda mencintai dunia seni lukis. Jadikan seni

lukis sebagai ide penulisan novel dengan menceritakan sesuatu yang berhubungan dengan seni

lukis tersebut.

Adapun langkah-langkah dalam merancang novel adalah sebagai berikut:

1.    Tema. Pilih dan kembangkan tema yang Anda pilih dan kembangkan hingga bisa menjadi

cerita yang menarik.

2.    Karakter. Menciptakan karakter yang kompleks dan membuat masala-masalah yang muncul.

3.    Setting. Novel tentu dimulai dari pemilihan settingnya, misalnya dengan membuat cerita

mengenai suatu tempat dengan melakukan riset lebih banyak mengenai budaya dan apa yang

dilakukan orang-orang pada zaman itu.

4.    Daur ulang ide. Karena tidak ada cerita yang benar-benar asli atau autentik, buatlah ide yang

sudah ada menjadi lebih fresh.

5.    Favorite things. Segala hal yang menarik menurutmu bisa menjadi dasar sebuah ide. Misalnya

kamu menyukai musik gitar. Buatlah karakter khas novelmu yang benar-benar terobsesi dengan

novel.

6.    Permainan kata. Sebuah kata bisa dikembangkan menjadi sebuah inspirasi dari cerita yang

akan ditulis sehingga menjadi menarik bagi pembaca.

7.    Cerita yang dimulai dari impianmu sendiri dan tampak tidak masuk akal bisa menjadi masuk

akal dalam cerita fiksi.

8.    Kisah nyata. Biasanya kisah nyata bisa menginspirasi salah satu adegan dalam cerita novel.

9.    Pengalama pribadi dan teman-teman. Sebagian besar penulis diam-diam curhat terselubung

dalam novelnya.

Anda mungkin juga menyukai