Fix Referat Yanis PD
Fix Referat Yanis PD
Fix Referat Yanis PD
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama Rumah Sakit Umum Daerah
Meuraxa Kota Banda Aceh
Disusun Oleh:
Muhammad Yanis Armia
22174022
Pembimbing:
dr. Muzakkir, Sp.PD, K-GH
Segala puji syukur kita panjatkan kepada hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya, akhirnya Kami dapat menyelesaikan Referat ini
tepat pada waktunya dan sebaik-sebaiknya dalam rangka melengkapi persyaratan
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD meuraxa dengan judul
“PERAWATAN PADA ULKUS DIABETIKUM”. Dalam penyusun Referat ini, saya
mendapat banyak masukan, bantuan dan juga bimbingan serta pengarahan dari berbagai
pihak baik dalam bentuk moril serta materil. Untuk itu dalam kesempatan ini Kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Muzakkir, Sp.PD, K-GH
selaku pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan kepada saya selama
penulis melaksanakan KKS di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Meuraxa Kota Banda
Aceh. Semoga Referat ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada
umumnya dan Ilmu Kedokteran khususnya. Saya menyadari bahwa tulisan ini jauh dari
sempurna, adapun Kami menerima kritikan saran berupa lisan maupun tulisan selama
membangun.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA…...................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah pada kaki diabetik misalnya ulserasi, infeksi dan gangren, merupakan
penyebab umum perawatan di rumah sakit bagi para penderita diabetes. Perawatan rutin
ulkus, pengobatan infeksi, amputasi dan perawatan di rumah sakit membutuhkan biaya
yang sangat besar tiap tahun dan menjadi beban yang sangat besar dalam sistem
pemeliharaan kesehatan.1 Ulkus diabetes disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
neuropati, trauma, deformitas kaki, tekanan tinggi pada telapak kaki dan penyakit
vaskuler perifer.Pemeriksaan dan klasifikasi ulkus diabetes yang menyeluruh dan
sistematik dapat membantu memberikan arahan perawatan yang adekuat.1
Dasar dari perawatan ulkus diabetes meliputi 3 hal yaitu debridement, offloading
dan kontrol infeksi. Ulkus kaki pada pasien diabetes harus mendapatkan perawatan
karena ada beberapa alasan, misalnya unfuk mengurangi resiko infeksi dan amputasi,
memperbaiki fungsi dan kualitas hidup, dan mengurangi biaya pemeliharaan kesehatan.
Tujuan utama perawatan ulkus diabetes sesegera mungkin didapatkan kesembuhan dan
pencegahan kekambuhan setelah proses penyembuhan. Dari beberapa penelitian,
menunjukkan bahwa perkembangan ulkus diabetes dapat dicegah.1
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanda dan gejala ulkus diabetik dapat dilihat berdasarkan stadium antara lain
sebagai berikut:3
1. Stadium I
Mulai ditandai dengan adanya tanda-tanda asimptomatis atau terjadi kesemutan.
2. Stadium II
Mulai ditandai dengan terjadinya klaudikasio intermitten yaitu nyeri yang terjadi
dikarenakan sirkulasi darah yang tidak lancar dan juga merupakan tanda awal penyakit
arteri perifer yaitu pembuluh darah arteri mengalami penyempitan yang menyebabkan
penyumbatan alirah darah ke tungkai.
3. Stadium III
Nyeri terjadi bukan hanya saat melakukan aktivtitas saja tetapi setelah
berektivitas atau beristirahat nyeri juga tetap timbul.
5
4. Stadium IV
Mulai terjadi kerusakan jaringan karena anoksia (nekrosis ulkus).
6
pada bagian yang terkena dan menghambat adanya suplai oksigen dan nutrisi.
Penyakit mikrovaskuler dapat menggagu terjadinya suplai nutrisi oleh darah ke jaringan
kaki.2
7
lunak pada kaki. Dua nilai terakhir (Kelas 4 dan 5) berdasarkan pada tingkat gangrene
serta perfusi yang sudah hilang. Kelas 4 lebih mengacu pada gangrene kaki parsial lalu
kelas 5 lebih kepada gangrene yang menyeluruh. Luka superficial yang mengalami
infeksi ataupun disvaskular tidak bisa diklasifikasikan oleh sistem tersebut. Klasifikasi
ini hanya terbatas untuk mengidentifikasi gambaran penyakit vascular sebagai faktor
resiko independen.10
3. Neuropati
8
biomekanika kaki dan distribusi tekanan pada bagian kaki mengalami gangguan
sehingga ulkus akan meningkat. Gangguan sensorik dirasakan ketika pasien mulai
mengeluhkan kakinya merasa kehilangan sensasi rasa atau kebas. Gangguan otonom
mengakibatkan kaki mengalami penurunan ekskresi keringat sehingga menjadi kering
dan terbentuk adanya fisura. Saat terjadi mikrotrauma keadaan kaki yang rentan
retak akan meningkatkan terjadinya ulkus diabetikum.11
9
Kadar glukosa darah yang sangat tidak terkontrol (GDP lebih dari 100
mg/dl dan GD2JPP lebih dari 144 mg/dl) dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi
kronik untuk jangka panjang baik makrovaskuler atau mikrovaskluer salah satunya
adalah ulkus diabetika.13
7. Perawatan kaki
Pada orang yang mengalami diabetes melitus harus rutin menjaga kebersihan
area kaki. Jika tidak di bersihkan maka akan mengalami gangguan peredaran darah
dan syaraf mengalami kerusakan yang mengakibatkan sensitivitas terhadap rasa
nyeri sehingga akan sangat mudah mengalami cidera tanpa di sadari. Masalah yang
sering timbul pada area kaki yaitu kapalan, mata ikan, cantengan (kuku masuk ke
dalam) kulit kaki mengalami retak atau pecah-pecah, luka karena kutu air dan kutil
pada telapak kaki.13 Pedoman dasar perawatan kaki oleh National Institutes of
Health dan American Diabetes association agar mencegah terjadi cidera
mengatakan apabila untuk pemotongan kuku harus posisinya tetap lurus agar tidak
terjadi lesi pada kuku. Apabila kesulitan untuk melihat bagian kaki, sulit untuk
mencapai jari-jari, kuku kaki yang menebal harus dibantu dengan orang lain atau
perawat kesehatan untuk membantu memotong kuku kaki. Memotong dan
merawat kuku secara teratur pada saat mandi hindari terjadinya luka kembali pada
jaringan disekitar kuku, rendam dengan menggunakan air hangat kurang lebih 5
menit apabila kuku keras dan sulit untuk di potong.13
10
Penyuluhan mengenai terjadinya Ulkus kaki diabetik sangat diperlukan dan
penting agar mampu untuk mempertahankan kondisi kaki yang dalam kondisi baik
sebelum menuju ke kondisi yang lebih buruk. Penyuluhan ini dilakukan
mengenai kontrol glukosa darah untuk penderita diabetes melitus seperti
olahrga, gaya hidup. Edukasi pada penderita dan praktek secara mandiri seperti
menjaga kebersihan area kaki, mempertahankan kelembababan kulit kaki dengan
menggunakan pelembab dan perawatan kuku alangkah baiknya dilakukan pada
kegiatan penyuluhan. pengobatan terutama pada hal keberhasilan melakukan
pengobatan ulkus diabetik dilakukan untuk mencegah terjadinya ulkus yang
disesuaikan dengan resiko kaki.14
Faktor pengetahuan menjadi pengaruh utama bagi seseorang dalam berperilaku.
Pengetahuan merupakan pemahaman manusia mengenai bagaiamana kehidupan dan
isinya, yang dapat dilihat dari hasil tau dari faktor pendidikan serta pengalaman baik
secara formal ataupun informal. Bagi penderita diabetes tingkat pengetahuan
merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh terhadap penerapan manajemen
penyakit dan komplikasinya. Keluarga juga mempunyai peran dalam melakukan
manajemen tersebut.14
2. Pencegahan Sekunder
Berbagai hal yang harus dilakukan dengan tepat agar memperoleh hasil
pengelolaan yang maksimal, diantaranya:15
a. Metabolic control (Kontrol Metabolik)
Yaitu mengendalikan kadar glukosa darah, lipid dan sebagainya. Kontrol
mekanik meliputi mengistirahatkan kaki, sebisa mungkin harus menghindari adanya
tekanan pada daerah yang mengalami luka, menggunakan bantal di bawah kaki saat
beristiraht bertujuan untuk menghindari lecet pada luka. Intervensi pada faktor-faktor
resiko juga harus dilakukan seperti penggunaan alas kaki, manajemen kalus dan
perawatan kuku.15
b. Vaskular control (Kontrol Vaskular)
Yaitu memperbaiki supali vaskular dengan tindakan operasi atau angioplasti
biasanya diperlukan pada kondisi ulkus iskemik. Apabila keadaan vaskular
memburuk maka akan memperlambat proses penyembuhan.15
11
spectrum luas mencakup kuman gram positif, negatif misalnya golongan sefalosporin
di gabungkan dengan obat yang memiliki manfaat terhadap kuman anaerob misalnya
metronidazole.16
d. Wound Control
Yaitu tindakan membuang jaringan yang mengalami infeksi dan nekrosis secara
teratur. Perawatan pertama kali sejak pasien datang periksa harus dilakukan dengan
teliti dan baik. Debridement yang tepat serta adekuat dapat mengurangi jaringan
nekrotik dengan demikian akan mengurangi adanya pus atau cairan dari ulkus atau
gangren. Debridement dilakukan dengan membuang bagian dasar luka yang
abnormal dan jaringan tepi luka seperti epidermis hiperkeratosis (kalus), jaringan
dermal nekrotik, debris dan elemen bakteri yang menhambat terjadinya proses
penyembuhan luka.16 Dari beberapa penelitian di dapatkan bahwasnya debridement
berguna dalam membantu proses penyembuhan luka dengan memproduksi jaringan
granulasi. Debridement harus dilakukan untuk penangan lukas kronis agar
membuang jaringan yang sudah mati atau nekrotik.
Terdapat dua prinsip dalam melakukan perawatan pada luka yang kronis yaitu
prinsip pertama menyangkut pembersihan atau pencucian luka. Luka yang tidak
mengeluarkan cairan atau luka kering maka dibersihkan dengan teknik swabbing
dengan ditekan dan di gosok secara perlahan dengan kassa steril atau kassa bersih
yang dibasahi dengan cairan NacL 0.9%. Nacl 0,9% adalah cairan yang termasuk
aman untuk merawat luka karena cairan ini memiliki sifat fisiologis, non toksis
serta tidak mahal untuk harganya. Setiap liternya mengandung natrium klorida 0,9
gram sehingga aman untuk di pakai untuk membersihkan luka.17
f. Educational Control
Dalam hal ini edukasi sangat penting untuk penatalaksanaan kaki diabetes.
Dengan adanya penyuluhan yang baik maka diharapkan penderita diabetes, ulkus
atau gangrene diabetik dan anggota keluarganya mampu membantu, mendukung
12
berbagai tindakan yang diperlukan untuk terjadinya penyembuhan luka secara
optimal.17
3. Pencegahan Tersier
Penderita diabetes melitus yang terdapat luka dan ada tanda-tanda seperti
inflamasi berupa adanya edema, panas, merah pada kulit serta juga ada ulkus yang
sangat berbau sehingga di curigai terinfeksi maka segera untuk di lakukan evaluasi
dan di diagnosis secara klinis sesuai dengan tanda dan gejala inflamasi lokal. Oleh
karena itu sangat diperlukan bantuan petugas kesehatan untuk melakukan perawatan
luka diabetik. Penatalaksanaan luka diabetik memiliki tujuan untuk proses
penyembuhan luka lengkap dengan gold standard untuk terapi luka.17
Penatalaksanaan pada luka diabetik ditentukan berdasarkan derajat keparahan luka,
vaskularisasi dan adanya infeksi.
Rehabilitasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan untuk
penatalaksanaan kaki diabetik. Sejak pertama pencegahan terjadinya ulkus diabetik
dan setelah perawatan, keterlibatan ahli rehabilitasi medis sangat diperlukan untuk
mencegah terjadinya kecacatan yang lebih lanjut. Keterlibatan ahli rehabilitasi medis
berlangsung sampai sesudah tindakan amputasi untuk memberikan bantuan bagi
mereka menghindari timbulnya ulkus yang baru. Pemakaian alas kaki atau sepatu
khusus dapat mengurangi terjadinya tekanan pada plantar karena ulkus yang terjadi
selanjutnya akan memberikan prognosis yang jauh lebih parah dari pada ulkus yang
baru awal terjadi.18
2.8 Penatalaksanaan
Untuk penatalaksanaan ulkus diabetikum dapat dilakukan dengan berbagai
usahaseperti rehabilitasi saat melakukan perawatan kemudian rehabilitasi untuk
mencegah timbulnya ulkus yang baru.18
Manajemen Perawatan Kaki
Menjaga kebersihan kaki setiap hari dengan cara sebagai berikut:
13
Gambar 3: Perawatan kaki diabetik
Bersihkan dan cuci kaki setiap hari dengan menggunakan air hangat
Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari, tidak terlalu pendek dekat
dengan kulit kemudian mengikir kuku agar tidak tajam untuk menghindari
hangnails
Hindari terjadinya luka pada jaringan disekitar kuku. Apabila kuku keras sulit
untuk dipotong rendam kaki dengan air hangat ± 5 menit
Memotong kaki sebaiknya dilakukan minimal seminggu 1 kali
Kuku kaki yang menusuk daging dan terdapat kalus sebaiknya di obati oleh
dokter
14
c. Pemilihan alas kaki yang tepat
Memakai alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kemungkinan resiko
terjadinya luka tidak terkecuali di dalam rumah
Pilih sepatu dengan ukuran yang sesuai, pastikan bagian terlebar dari kaki
terpasang pada sepatu dengan aman, nyaman (sepatu yang agar lebar) jangan
menggunakan model sepatu yang tinggi atau lancip khususnya wanita karean
untuk menghindari adanya resiko cidera
Memeriksa bagian dalam sepatu sebelum pemakaian tumit sepatu, telapak kaki,
bagian atas dan again dalam dasar (alas) dan tepi
Selalu periksa sepatu dan kaos kaki dari benda asing atau tajam
Jangan menggunakan kaos kaki yang ketat, sebaiknya menggunakan kaos kaki
yang terbuat dari kapas wol atau campuran dari keduannya
Lepas sepatu setiap4-6 jam serta menggerakan pergelangan, jari-jari kaki agar
sirkulasi darah tetap optimal
Usahakan kaki tidak kontak dengan air panas (jangan menggunakan botol panas
atau peralatan listrik dirumah untuk memansakan kaki ketika merasakan nyeri)
Jangan menggunakan batu, silet atau peralatan tajam lainnya untuk mengurangi
kallus atau kapalan
Jangan biarkan luka sekecil apapun pada kaki langsung pergi konsultasikan
dengan dokter
15
kaki, meningkatkan kekuatan otot betis dan paha, mencegah terjadinya kelainan bentuk
dan mengatasi keterbatasan pergerakan sendi.
Bentuk kertas menyerupai bola kemudian buka kembali kertas-nya lalu robek
dengan menjadikan-nya dua bagian, salah satu robekannya di robek lagi sampai
menjadi bagian kecil-kecil lalu kumpulkan.
j. Debridement
Hal ini dilakukan pada kondisi luka yang sudah kronis dengan tujuan untuk
menghilangkan luka di permukaan dan jaringan yang sudah mati atau nekrotik.
Dengan begitu akan mempercepat proses penyembuhan dengan meningkatkan
produksi jaringan granulasi dan bisa dicapai dengan proses pembedahan enzimatik,
16
biologis serta autolisis. Debridement hanya boleh dilakukan menggunakan pisau
bedah, metode seperti ini justru dianggap lebih cepat dan efektif untuk menghilangkan
hiperkeratosis, jaringan mati.
Klasifikasi jenis-jenis debridement yaitu:18
Pembedahan tajam dengan menggunakan pisau bedah, yaitu untuk persiapan luka,
menghilangkan bagian jaringan yang sudah menghitam atau mati (nekrotik) serta
mikroorganisme
Mekanis dengan menggunakan dressing basah sampai kering, irigasi luka dan
dekstranomer
Enzimatik dengan menggunakan enzim kimia seperti kolagenase, papain atau
tripsin seperti krim, salep
Debridement autolitik dengan menggunakan enzim in vivo yang mampu mencerna
sendiri bagian jaringan yang menyimpang seperti hydrogel atau hidrokolid.
k. Dressing
Dressing dipergunakan untuk mempercepat adanya penyembuhan luka.
Dressing bukanlah pengganti dari debridement. Dressing lebih melibatkan
pemeliharaan sekitar luka seimbang yaitu tidak terlalu lembab maupun kering. Tenaga
kesehatan harus mempergunakan pembalut luka yang sesuai dengan kondisi luka pada
kaki diabetik. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan meliputi lokasi luka, luas
atau ukuran, kedalaman luka, jumah dan jenis eksudat kondisi kulit kusut, jenis
jaringan utama pada bagian permukaan luka, kompatibilitas dengan menggunakan
terapi lain dan kualitas hidup serta kesejahteraan pada diri pasien.18
l. Amputasi
Dalam pedoman International Diabetic Foot, tindakan amputasi tidak boleh
dilakukan kecuali memang telah dilakukan assessment vaskular yang terinci. Amputasi
dilakukan ketika dalam kondisi Iskemi yang tidak bisa ditangani dengan analgesis atau
revaskularisasi, infeksi kaki yang kondisinya sudah mengancam jiwa yang tidak bisa
diperbaiki dengan dilakukan tindakan lain, ulkus kaki tanpa adanya proses
penyembuhan disertai dengan beban penyakit lebih tinggi dari pada akibat amputasi.
Pada beberapa kasus yang terjadi, komplikasi pada ulkus kaki diabetikum
menyebabkan tidak berguna secara fungsional dan tindakan amputasi merupakan
alternatif terbaik.18
2. Terapi Antibiotik
17
Pada ulkus kaki diabetikum apabila terdapat infeksi gabungan dari bakteri
anaerob atau aerob, antibiotik yang disarankan harus sesuai dengan hasil kultur serta
resistensi terhadap antibiotik. Karena itu untuk melakukan pemilihan antibiotik yang
pertama harus diberikan antibiotic golongan spectrum supaya infeksinya tidak
bertambah parah. Pemberian entibiotik harus melihat tingkat keparahan infeksinya
karena hal ini berguna untuk mencegah terjadinya resistensi selama menjalan terapi.18
18
BAB III
KESIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
20
14. Beiser IH. Diabetic Foot. Cited Dec 2016. Available at: URL http:// Dr.Ian
H Beiser Podiatric Page. [Accesed On Januari 2023]
21