Makalah Tikus
Makalah Tikus
Makalah Tikus
OLEH :
Penulis
BAB I
PENDAHUALUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut perkiraan total penduduk yang disusun Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yaitu Jumlah penduduk
Indonesia 2020 berada di kisaran 271 juta jiwa dengan paling banyak
menghuni Pulau Jawa. Jumlah penduduk laki-laki yaitu 135.821.768
orang, dengan jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 0,71 persen
dibandingkan 2019, yaitu 134.858.411 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk
perempuan yaitu 132.761.248 orang, dengan jumlah ini juga mengalami
kenaikan 0,82 persen dibandingkan 2019, yaitu 131.676.425 jiwa. Dengan
bertambahnya jumlah penduduk Indonesia maka akan mempengaruhi
aktivitas di berbagai sektor, contohnya dalam sektor pertanian, kelautan
dan perikanan, serta industri.
Menurut WHO ( 2005 ), vektor adalah serangga atau hewan lain
yang biasanya membawa Agent penyakit yang merupakan suatu risiko
bagi kesehatan masyarakat. Keberadaan vektor penyakit dapat
mempermudah penyebaran agent penyakit. Hal ini menentukan bahwa
masuknya agent baru ke dalam suatu lingku gan akan merugikan
kesehatan masyarakat setempat. Sedangkan binatang pengganggu adalah
binatang yang dapat mengganggu, meyerang, ataupun menimbulkan
kerusakan dan hidup disekitar manusia seperti tikus, rayap, anjing,kucing,
babi, atau binatang lainnya. Vektor dan binatang pengganggu dapat
merugikan manusia, merusak lingkungan hidup manusia dan akan
mengganggu kesejahteraan hidup manusia, oleh karena itu keberadaan
vektor dan binatang pengganggu tersebut harus dikendalikan.
Pengendalian vektor dan binatang pengganggu adalah suatu upaya untuk
mengurangi atau menurunkan populasi vektor dan binatang pengganggu
tersebut ke suatu tingkat yang tidak mengganggu ataupun membahayakan
kehidupan manusia.
Salah satu dampak penyakit yang disebabkan oleh tikus yaitu
Hantavirus Pulmonary Syndrome ( HPS ) penyakit ini dapat menyebabkan
kematian pada seseorang dan penularannya biasa melalui urine, kotoran,
atau air liur dari tikus yang terinfeksi ( Verury Verona Handayani, 2019 )
Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin menyusun makalah
tentang tikus.
B. TUJUAN
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Tikus?
2. Bagaimana Ekologi Tikus?
3. Apa Saja Jenis-Jenis Tikus?
4. Bagaimana Bantuk Makanan Tikus?
5. Apa Saja Indera Pada Tikus?
6. Bagaimana Sarang Tikus?
7. Bagaimana Siklus Hidup Tikus?
8. Bagaimana Tanda-Tanda Keberadaan Tikus?
9. Apa Saja Penyakit Yang Disebabkan Oleh Tikus?
10. Bagaimana Pengendalian Tikus?
C. MANFAAT
1. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Tikus.
2. Untuk Mengetahui Ekologi Tikus?
3. Untu Mengetahui Jenis-Jenis Tikus?
4. Untuk Mengetahui Bantuk Makanan Tikus?
5. Untuk Mengetahui Indera Pada Tikus?
6. Untuk Mengetahui Sarang Tikus?
7. Untuk Mengetahui Siklus Hidup Tikus?
8. Untuk Mengetahui Tanda-Tanda Keberadaan Tikus?
9. Untuk Mengatahui Penyakit Yang Disebabkan Oleh Tikus?
10. Untuk Mengatahui Cara Pengendalian Tikus?
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
1. Pengertian Tikus
Tikus adalah hewan pengerat ( rodensia ) yang lebih dikenal
manusia sebagai hama tanaman pertanian, perusak barang di gudang, dan
hewan pengganggu yang menjijikan di perumahan. Belum banyak
diketahui dan disadari bahwa kelompok hewan inijuga membawa,
menyebarkan, dan menularkan berbagai penyakit kepada manusia, ternak
dan hewan peliharaan. Tikus adalah satwa liar yang bisa beradaptasi
dengan kehidupan manusia. Tikus digolongkan ke dalam Ordo Rodentia
( hewan pengerat ) dan Famili Muridae ( Destika Putri Gumay, 2019 )
Klasifikasi dari tikus adalah sebagai berikut ;
Dunia : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Subkelas : Theria
Ordo : Myomorpha
Famili : Murinae
Sub famili : Murinae
Genus : Rattus dan Mus
2. Ekologi Tikus
a. Droping
Adanya kotoran tikus yang ditemukan di tempat/nja tikus mudah
dikenal druangan yang diperiksa. Tinja tikus mudah dikenal dari bentuk
dan warna yang khas, tanpa disertai bau yang mencolok, tinja tikus
yang masih baru lebih terang dan mengkilap serta lebih lembut ( agak
lunak ), makin lama maka tinja akan semakin keras.
b. Run Ways
Jalan yang biasa dilalui tikus dari waktu ke waktu disuatu tempat
disebut run ways. Tikus mempunyai kebiasaan melalui jalan yang sama,
bila melalui jalan yang sama, bila melalui lubang diantara eternit
rumah, maka jalan yang dilaluinya lambat laun menjadi hitam.
c. Grawing
Grawing merupakan bekas gigitan yang dapat ditemukan, tikus
dalam aktivitasnya akan melakukan gigitan baik untuk makan maupun
membuat jalan misalnya lubang dinding.
d. Borrow
Borrow lubang yang terdapat pada sekitar keberadaan tikus seperti
dinding, lantai, perabotan, dan lain-lain.
e. Bau
Tikus akan mengeluarkan bau yang disebabkan oleh tubuh tikus
atau urinnya.
f. Tikus Hidup
Tikus hidup akan berkeliaran walaupun hanya sebentar.
Ditemukannya bangkai tikus baru atau lama di tempat yang diamati.
9. Penyakit Yang Disebabkan Oleh Tikus
Tikus dapat menyebabkan beberapa penyakit yang mungkin
berkembang menjadi gangguan yang parah. Hal tersebut dapat terjadi
ketika kamu mengalami gigitan dan cakaran yang dapat
menyebabkan demam. Gangguan lainnya juga dapat disebabkan kutu dari
badan tikus, urine, hingga kotorannya yang tercampur pada makanan.
Berikut beberapa penyakit yang disebabkan tikus sebagai berikut ;
a. Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS)
Salah satu penyakit yang disebabkan tikus adalah hantavirus
pulmonary syndrome (HPS). Penyakit ini dapat menyebabkan kematian
pada seseorang. Penularannya dapat melalui urine, kotoran, atau air liur
dari tikus yang terinfeksi. Seseorang juga dapat terserang penyakit ini
ketika menghirup virus ini. Maka dari itu, pencegahan hewan pengerat
ini di sekitar rumah sangat penting dilakukan.
b. Murine Typhus
Penyakit lainnya yang disebabkan tikus adalah murine typhus.
Gangguan ini dapat ditularkan ke manusia melalui kutu yang terdapat
pada badan tikus. Tikus yang terinfeksi penyakit ini umumnya berada di
lingkungan tropis yang lembap. Seseorang yang hidup di rumah yang
banyak tikus dapat meningkatkan risiko terhadap gangguan ini.
c. Rat-Bite Fever (RBF)
Rat-bite fever (RBF) merupakan salah satu penyakit yang
disebabkan tikus. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Streptobacillus
moniliformis ini dapat terjadi ketika kamu tergigit atau tercakar hewan
tersebut. Selain itu, kamu juga mendapatkannya melalui makanan atau
air yang terkontaminasi.
d. Leptospirosis
Penyakit lainnya yang disebabkan oleh tikus adalah
leptospirosis. Hal ini disebabkan oleh bakteri genus leptospira yang
masuk ke tubuh melalui luka yang terbuka lalu bersentuhan dengan
sumber infeksi. Gangguan ini dapat menimbulkan gejala pada
pengidapnya, tetapi beberapa tidak mengalami gejala.
Beberapa gejala yang mungkin timbul ketika terserang
leptospirosis adalah demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri otot,
hingga penyakit kuning. Jika tidak diobati, pengidapnya akan
mengalami kerusakan ginjal, meningitis, gagal hati, dan gangguan
pernapasan. Pada kasus yang sangat jarang, kematian mungkin saja
terjadi.
e. Eosinofilik Meningitis
Eosinofilik meningitis yang disebabkan oleh tikus. Gangguan ini
menyebabkan infeksi pada otak yang terjadi karena peningkatan jumlah
infeksi cacing yang menembus ke dalam tubuh. Organisme yang paling
sering menyebabkan penyakit ini adalah cacing paru-paru tikus yang
disebut dengan Angiostrongylus cantonensis.
f. Pes
Pes merupakan penyakit zoonisis yang timbul pada hewan
pengerat dan dapat ditularkan pada manusia. Penyakit tikus ini menular
dan dapat mewabah. Gejalanya antara lain adalah demam tinggi tanpa
sebab, timbulnya bubo pada femoral, inguinal, sesak dan batuk.
10. Pengendalian Tikus
Menurut Hastomo. (2010) pengendalian tikus sebagai berikut :
a. Pengendalian Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi dilakukan semata-mata atas
pertimbanngan bahwa pengendalian secara mekanis tidak memberikan
hasil yang sesuai dengan harapan pelanggan atau untunk aplikasi di
luar bangunan. Pengendalian secara kimiawi tidak digunakan pada
lokasi yang terdapat aktifitas pengolahan, produksi, makanan, farmasi,
dan area sensitif lainnya. Penempatan racun pada industri makanan
hanya dilakukan diluar ruangan yang tidak berhubungan dengan
produksi dan dilakukan untuk jangka waktu terbatas dan dibawah
pengawasan yang ketat. Pengendalian dengan cara kimiawi dilakukan
dengan menggunakan umpan yang mengandung rodentisida ( racun
tikus ). Alat-alat aplikasi rodentisida ;
1) Tamper Resistant
Merupakan tempat racun padat yang dapat melindungi dari
pengaruh lingkungan.
a) Penempatan tamper resistant diletakkan jauh dari jangkauan
anak-anak.
b) Tempatkan sticker petunjuk dan kartu cek list di atas setiap
kontak umpan berkunci.
c) Kontak umpan berkunci dipergunakan untuk pengumpanan di
dalam ruangan umum dan ruangan terbuka.
d) Setiap tempat racun umpan harus diberi nomor
seri/pengenal/no. Penempatan untuk memudahkan
monitoring dan pencatatan.
2) Racun Minuman
Racun minuman merupakan pilihan terbaik dalam
pengendalian tikus, jika ketersediaan makanan di lokasi
pemasangan banyak. Aplikasi racun minuman dapat dilakukan
bersamaan dengan umpan racikan dengan hasil yang lebih baik.
Hati-hati dalam aplikasi racun minuman, karena sifat racun
minuman yang mudah menguap sehingga dapat menyebabkan
kontaminasi.
3) Penanganan Bangkai
Tikus pasca pengendalian kumpulkan tikus yang
terperangkat/mati, musnahkan dengan cara membakar dan
dikubur dengan kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm, begitu
pula dengan setiap bahan sisa atau sisa pembungkus umpan racun.
4) Peralatan Keselamatan dan Pakaian Kerja
Dalam melaksanakan aktivitas pengendalian tikus, kelengkapan
keselamatan kerja yang harus dipenuhi meliputi ;
a. Sarung tangan karet apabila berhubungan dengan rodentisida,
bangkai tikus.
b. Masker penutuphidung dan mulutapabila berhubungan
dengan bangkai tikus.
c. Helmet apabila bekerja di area kolong bangunan atau daerah
berbahaya atau bila ditentukan oleh pemilik/ penanggung
jawab lokasi.
d. Sepatu safety dan safety glass dan tanda pengenal lainnya
bila ditentukan oleh pemilik/penanggung jawab lokasi.
e. Pakaian kerja yang dipergunakan khusus melakukan
pekerjaan.
f. Pakai tanda pengenal perusahaan yang masih berlaku
( Ramlan, 1996 )
b. Pengendalian Non Kimiawi
1) Sanitasi dan Higienes Lingkungan
Tikus akan berkembang biak dan hidup dengan baik pada
situasi dimana mereka dengan mudah mendapatkan makanan, air,
tempat berlindung, dan tempat tinggal yang terganggu, ada
beberapa al yang dapat dilakukan untuk meminimaliskan gangguan
tikus di ingkungan yaitu ;
a) Minimaliskan tempat bersarang antara lain : eliminasi
rumput/ semak belukar
b) Meletakkan sampah dalam garbage sampah yang memiliki
konstruksi yang rapat
c) Meniadakan sumber air yang dapat mengundang tikus,
karena tikus membutuhkan minum setiap hari.
2) Pencegahan secara fisik dan mekanis
a) Secara fisik dilakukan dengan ekslusi atau struktur kedap tikus
untuk mencegah tikus dapat masuk ke dalam bangunan antara
lain dengan menutup semua akses keluar-masuk tikus ( cela,
lubang ) pada bangunan, mengeliminasi sarang atau tempat
persembunyian tikus serta memangkas ranting pohon yang
menjulur kebanguan, tidak membuat taman terlalu dekat
dengan struktur bangunan.
b) Secara mekanik dilakukan dengan membuat pelindung
sehingga tikus tidak dapat masuk ke dalam rumah, ruangan dan
tempat penyimpanan contohnya dengan memasang plat besi
pada pohon. Pengendalian secara mekanis lainnya juga dapat
dilakukan antara lain dengan menggunakan perangkat antara
lain perangkap lem, perangkap jepit, perangkap massal dan
perangkap elektrik. Perangkap merupaka cara yang paling
disukai untuk membunuh atau menangkap.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tikus adalah hewan pengerat ( rodensia ) yang lebih dikenal manusia
sebagai hama tanaman pertanian, perusak barang di gudang, dan
hewan pengganggu yang menjijikan di perumahan.
2. Naik turunnya populasi tikus dipengaruh oleh faktor lingkungan yang
secara umum dapat dikelompokkan menjadi faktor abiotik dan faktor
biotik ( Singgih, H., 2006 )
3. Jenis-jenis tikus yaitu tikus rumah,tikus got, tikus ladang, tikus
sawah,tikus wirok dan mencit.
4. Menurut jurnal Dian Indra Dewi tahun 2010 bahwa Tikus memiliki
kebiasaan makan pada waktu tertentu yaitu pada malam hari
5. Indera pada tikus yaitu penglihatan, sentuhan, penciuman,
pendengaran, perasa.
6. Sarang yang dibuat biasanya mempunyai lebih dari satu pintu, pintu
utama untuk jalan keluar dan masuk setiap hari, pintu darurat yang
digunakan dalam keadaan yang membahayakan.
7. Tanda keberadaan tikus yaitu droping, run ways, grawing, borrow,
baud an tikus hidup.
8. Penyakit yang disebabkan tikus yaitu hantavirus pulmonary syndrome
(HPS), murine typhus, rat-bite fever (RBF), leptospirosis, eosinofilik
meningitis dan pes.
9. Pengendalian tikus dapat dilakukan denga cara pengendalian kimiawi
dan non kimiawi.
Daftar Pustaka