Bahan Bacaan Pert-1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

PENGANTAR AWAL KIMIA HIJAU

Halo Pelajar Pancasila Ilmu kimia seringkali digambarkan sebagai sesuatu yang
abstrak. Padahal tanpa kita sadari dalam setiap bagian dari tubuh kita, pakaian yang kita
kenakan, semua benda di ruangan ini, atau lingkungan tempat kita tinggal, tersusun dari
senyawa kimia.
Tahukah Kalian bahwa aktivitas yang kita lakukan dan lingkungan di sekitar kita selalu
terkait dengan proses kimia yang melibatkan reaksi kimia. Coba tulis dalam buku catatan
adakah proses kimia di sekitar Kalian? Kalian boleh mencarinya melalui berbagai sumber baik
internet maupun buku teks. Sebagian besar dari Kalian akan berpikir bahwa proses kimia itu
menghasilkan hal-hal misalnya suara ledakan yang keras, gumpalan asap, nyala api, aroma
yang menyengat, atau bahkan zat-zat yang beracun sehingga proses kimia cenderung dianggap
berbahaya dan dihindari. Mari kita lihat lebih dahulu contoh-contoh proses kimia beserta reaksi
kimia yang ada di sekitar kita.
Besi Berkarat

Sumber: bobo.grid.id
Karat merupakan proses perubahan kimia yang menyebabkan korosi pada permukaan
logam. Karat disebabkan oleh reaksi antara besi, air, dan udara. Saat air mengenai besi, maka
air akan tercampur dengan karbon di udara yang kemudian membentuk asam karbonat.
Asam ini membuat zat besi pada logam menjadi larut. Sementara itu sebagian air akan
mulai terurai menjadi dua komponen, yaitu hidrogen dan oksigen. Hidrogen dan oksigen yang
tercampur dengan atom pada besi kemudian menyebabkan karat. Peristiwa besi berkarat
termasuk perubahan kimia karena besi atau Fe teroksidasi dan berubah menjadi Fe2O3. Besi
yang berkarat biasanya tidak lagi mengkilap, berwarna oranye, dan kekuatannya berkurang.
Fermentasi Ketan atau Singkong menjadi Tape

Fermentasi adalah proses di mana karbohidrat terurai oleh bakteri dan jamur menjadi
alkohol dan senyawa gula yang lebih sederhana. Fermentasi akan mengubah tekstur dan rasa
makanan.
Dengan cara inilah beras ketan dan singkong berubah menjadi tape. Fermentasi pada
singkong dan beras ketan termasuk perubahan kimia karena tape mempunyai sifat yang
berbeda dengan bahan pembuatnya.
Pembakaran Bensin dalam Mesin

Sumber: mobil88.astra.co.id
Bensin merupakan bahan bakar berbentuk cair. Di dalam mesin bensin akan bercampur
dengan udara dan kemudian mengalami proses pembakaran. Campuran bensin dan udara ini
berubah menjadi bentuk gas yang dibakar oleh percikan api dari busi.
Prinsip utama pada proses pembakaran mesin adalah jika ada sejumlah energi,
seperti bensin, maka akan terjadi proses pembakaran dan energi tersebut akan dilepaskan.
Piston kemudian bergerak untuk melakukan proses compress pada kombinasi udara dan bahan
bakar. Proses kompresi inilah yang menghasilkan ledakan energi.
Hujan Asam

Hujan asam terjadi ketika sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOX) bereaksi
dengan air, oksigen, dan bahan kimia lainnya untuk membentuk asam sulfat dan nitrat. Unsur-
unsur tersebut kemudian jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan. Hujan asam sangat
merugikan karena bersifat korosif yang dapat membuat besi rusak. Selain itu hujan ini juga
bisa mengubah komposisi tanah dan air sehingga menjadi tidak layak untuk tanaman maupun
hewan.
Berdasarkan contoh-contoh tersebut, bagaimana pendapat Kalian terhadap proses dan
reaksi kimia? Tulislah jawaban Kalian di buku catatan Kalian. Ternyata proses kimia tidak
selamanya menakutkan kita. Ada proses kimia yang baik, bermanfaat, dan aman bagi
lingkungan. Proses kimia ini akan menjaga bumi kita tetap lestari, aman, dan sejahtera,
demikian pula lingkungan akan tetap terjaga. Proses kimia seperti ini dikenal sebagai reaksi
kimia hijau. Prinsip kimia hijau pertama kali dicetuskan oleh Paul Anastas pada tahun 1998
sebagai Father of Green Chemistry bersama John Warner. Untuk lebih mengenal kimia hijau,
marilah kita simak bersama tentang Kimia Hijau, Pengertian dan Pentingya Kimia Hijau serta
Rencana Pembangunan Berkelanjutan pada wacana berikut.

A. Mengenal Kimia Hijau


Tahun 1980-an ditandai oleh berbagai konferensi dunia tentang Lingkungan Hidup.
PBB menciptakan Komisi Dunia tentang Lingkungan dan Pembangunan pada tahun 1983
untuk melaporkan perkembangan dunia dan lingkungan. Laporan yang dikenal sebagai
''Brundtland Report" direkonsiliasi lingkungan dan masalah sosial. Laporan ini diterbitkan pada
tahun 1987, yang untuk pertama kalinya mendefinisikan konsep pembangunan berkelanjutan
sebagai pengembangan pemenuhan kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan generasi
masa depan. Laporan itu juga menekankan bahaya penipisan ozon dan dampaknya terhadap
pemanasan global (Marcondes, 2005).
Lebih jauh, pada tahun 1985, dalam pertemuan Menteri Lingkungan Hidup dari negara
yang tergabung dalam Organisasi kerjasama ekonomi dan Pengembangan (OECD),
menghasilkan beberapa keputusan penting antara lain: Pembangunan Ekonomi dan
Lingkungan, Pencegahan Polusi, dan Pengendalian dan Informasi Lingkungan dan Nasional
review. Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) meluncurkan ''Program Rute Sintetis
Alternatif untuk Pencegahan Polusi" pada tahun 1991 yang melaporkan filosofi dan kebijakan
baru tentang pengendalian risiko produk kimia beracun untuk mencegah masalah dengan zat
ini (Woodhouse dan Breyman, 2005).
Tak dapat disangkal bahwa, sejak 1992, dimasukkan topik lain, yakni pelarut ramah
lingkungan dan senyawa kimia yang lebih aman dan resmi mengadopsi nama Green Chemistry
(Farias dan Fvaro, 2011). Tahun 1990 ditandai oleh konsensus dunia tentang kelestarian
lingkungan. Di Brasil ada Perserikatan Bangsa-Bangsa Konferensi Lingkungan dan
Pembangunan Internasional pada tahun 1992 disebut (ECO-92). Partisipasi para kepala negara
menghasilkan elaborasi dari dokumen berjudul ''Agenda 21", yang memiliki komitmen negara
untuk menghargai pembangunan berkelanjutan dengan bergerak pada masalah lingkungan,
kebijakan ekonomi, dan pengambilan keputusan (Strong, 1991).
Meskipun kemajuan di lingkungan telah terbangun di seluruh dunia, kesadaran
lingkungan dari perusahaan itu sangat tidak aman. Untuk mengubah sektor bisnis, sebuah
program disebut ''Responsible Care", dikembangkan pada tahun 1984 di Kanada dan sampai
hari ini dipraktekkan di 68 negara di seluruh dunia, perbaikan perilaku industri dalam kaitannya
dengan lingkungan, kesehatan dan keselamatan pekerja (Responsible Care, 2017).
Pada tahun 1997 Green Chemistry Institute (GCI) didirikan sebagai korporasi nirlaba
untuk mempromosikan melalui pengetahuan, pengalaman dan kapasitas, pergerakan
perusahaan kimia menuju keberlanjutan, yang maju dalam aplikasi Green Chemistry (ACS
Kimia, 2017). GCI bergabung dengan American Chemical Society (ACS) pada tahun 2001
untuk mengatasi masalah global dalam pertemuan kimia dan lingkungan.
Buku inovatif Green Chemistry: Theory and Practice, menghadirkan Paul Anastas dan
John C. Warner sebagai penulis bersama di tahun 1998, adalah perkembangan penting lainnya
untuk Green Chemistry. Dalam buku itu, 12 Prinsip Green Chemistry secara jelas diuraikan
dengan filosofi yang selalu mendorong ilmuwan akademis dan industri untuk mengejar
tindakan yang ramah lingkungan (ACS Chemistry, 2017).
Pada tahun 2002, setelah 30 tahun Konferensi Stockholm, sebuah acara KTT Dunia
tentang Pembangunan Berkelanjutan berlangsung di kota Johannesburg, Afrika Selatan,
dihadiri oleh ribuan orang (Sequinel, 2002). Organisasi pemerintah dan non-pemerintah,
perusahaan besar, asosiasi sektoral, delegasi dan jurnalis hadir dalam pertemuan ini untuk
menetapkan satu tujuan yaitu membahas solusi ''Agenda 21", sehingga tidak hanya pemerintah
yang bisa menerapkannya, tetapi populasi umum, selain menerapkan apa yang telah dibahas
dalam ECO-92 (Marcondes, 2005; Sequinel, 2002).
Institut Green Chemistry ACS (GCI) dan farmasi global perusahaan mengadakan
diskusi panel pada tahun 2005 untuk memungkinkan dan mendorong Green Chemistry dan
teknik hijau di industri farmasi (Poechlauer et al., 2012; Constable et al., 2007). Persatuan
Internasional Kimia Murni dan Terapan (IUPAC), bersama dengan ACS dan GCI, mengadakan
empat konferensi tentang Green Chemistry antara tahun 1997 dan 2011. Konferensi membahas
topik seperti produk hijau dan proses ke lingkungan, produksi energi, sumber terbarukan dari
limbah kimia, juga untuk mengadopsi kebijakan dan pendidikan hijau dalam Green Chemistry
(Lenardo et al., 2003).
Meskipun dalam teknik kimia dan penelitian ekologi telah mengadopsi proses
berkelanjutan selama bertahun-tahun, investasi terus berlanjut dalam teknik dan kebijakan
industri untuk proses perbaikan lingkungan (Jenck et al., 2004).

B. Pengertian dan Pentingnya Kimia Hijau


Kimia hijau, juga disebut kimia berkelanjutan, adalah cabang ilmu kimia yang
menganjurkan desain produk dan proses kimia untuk mengurangi atau menghilangkan
penggunaan dan pembentukan senyawa-senyawa berbahaya. Pada tahun 1990 Pollution
Prevention Act (Undang-Undang Pencegahan Pencemaran 1990) telah disahkan di Amerika
Serikat. Undang-undang tersebut bertujuan membantu mencegah terjadinya masalah
pencemaran lingkungan akibat senyawa atau bahan kimia berbahaya.
Pengertian secara umum green chemistry adalah suatu metode baru untuk mengurangi
bahaya bahan kimia, disamping memproduksi produk dengan cara yang lebih efisien dan lebih
hemat (Kenneth & James,2004). Menurut Anastas dan Tracy C (1996), green chemistryadalah
penggunaan teknik dan metode secara kimia untuk mengurangi atau mengeliminasi
penggunaan bahan dasar, produk, produk samping, pelarut, pereaksi yang berbahaya bagi
kesehatan manusia dan masalah lingkungan. Tujuan green chemistry adalah untuk mencegah
atau mengurangi masalah lingkungan. Menurut Rashmi Sanghi (2003), green chemistry
merupakan bagian yang esensial dalam program yang komprehensif untuk melindungi
kesehatan manusia dan lingkungan. Secara umum green chemistry berhubungan dengan hal-
hal untuk meminimalkan buangan pada sumbernya, pemakaian katalisator dalam reaksi,
penggunaan pereaksi (reagents) yang tidak berbahaya, penggunaan bahan dasar yang dapat
diperbaharui, peningkatan efisiensi ekonomi, pelarut yang ramah lingkungan serta dapat didaur
ulang. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa green chemistry adalah
proses kimia atau teknologi yang dapat memperbaiki lingkungan dan kualitas hidup.
Menurut Anastas & Warner hal yang penting dalam green chemistry adalah:
1) Mencegah terjadinya limbah di tempat pertama
2) Menggunakan pereaksi dan pelarut yang aman
3) Melakukan perobahan reaksi secara selektif dan efisien
4) Menghindari produk dan reaksi kimia yang tidak perlu
C. Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota,
bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan
pemenuhan kebutuhan generasi masa depan” (menurut Laporan Brundtland dari PBB, 1987).
Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development.
Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah
bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan
pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
Terkait dengan agenda pembangunan, pembangunan saat ini diarahkan pada
pembangunan berkelanjutan dimana Word Commision on Environment and development
(WCED), yaitu Komisi Sedunia Lingkungan Hidup dan pembangunan telah mensyaratkan
bahwa dalam pembangunan harus meningkatkan produksi dengan cara yang ramah lingkungan
serta menjamin terciptanya kesempatan yang merata dan adil bagi semua orang dimana taraf
hidup masyarakat ditingkatkan dengan cara yang tidak merusak lingkungan hidup.
Pembangunan diharapkan mengacu kepada pembangunan yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan menuju terbentuknya green globe (bumi yang hijau/lestari).
Berkaitan dengan hal di atas, proses pembangunan di Indonesia memang mampu
memberikan sumbangan yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi, namun menimbulkan
masalah, antara lain masalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia
yang beracun dan berbahaya yang berdampak pada kesehatan manusia dan lingkungan.Maka
tidaklah keliru jika kondisi tersebut mendorong munculnya chemopobia dari masyarakat yang
menganggap kimia sebagai racun dan penyebab timbulnya pencemaran lingkungan.
Memperhatikan kondisi di atas, dewasa ini para ahli kimia melakukan usaha untuk mencari
bahan dasar yang tidak berbahaya dan mengubah proses proses kimia dalam industrimenjadi
lebih aman dan lebih bersih. Usaha tersebut lebih dikenal dengan nama green chemistry.
Sebagai bidang kajian kimia yang relatif baru, green chemisty memfokuskan kajiannya pada
penerapan sejumlah prinsip kimia yaitu dalam merancang, menggunakan atau memproduksi
bahan kimia untuk mengurangi pemakaian atau produksi zat berbahaya. Bidangkajian ini
mencakup konsep dan pendekatan yang efektif untuk mencegah pencemaran, karena penerapan
metode pemecahan masalah secara ilmiah dan inovatif terhadap bahaya pencemaran akibat
bahan kimia beracun langsung pada sumbernya.

Sumber:
https://kumparan.com/berita-hari-ini/6-contoh-perubahan-kimia-dalam-kehidupan-sehari-
hari-1urUlup1XEf

https://www.kompasiana.com/inyoman3907/5dd13ebbd541df62c04bb552/mengenal-dari-
dekat-kimia-hijau-green-chemistry?page=2&page_images=1

Anda mungkin juga menyukai