Makalah Bea Materai m9-1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

DASAR HUKUM BEA MATERAI


PENGERTIAN BEA MATERAI

Dosen Pengampuh :
Rita Nataliawati, SE.,M.Ak
Mata Kuliah:
PBB & Bphtb,Bea Materai

Nama Kelompok :
1. Azhira Prananda Riza Saputri (2101030155)
2. Budi Susilo (2101030122)
3. Chantika Catur Febriandini (2101030160)
4. Diana Septiya Sari (2101030131)
5. Frisca Elisa Almanda (2101030172)
6. Khomsah Salsabila (2101030126)
7. Mutiara Wahyu Ferdadianti (2101030146)
8. Silfa Syabilatul Nabila (2101030161)
9. Thoriq Aginta Lintang (2101030149)

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS AHMAD DAHLAN


LAMONGAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkat, dan karunia-
Nya yang telah memberikan kesempatan dan kekuatan kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan paper yang berjudul “Dasar Hukum Bea Materai dan Pengertian Bea Materai”
sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi nilai mata kuliah PBB & Bphtb, Bea Materai.
Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada semua
pihak yang telah memberikan masukan dan bimbingannya. Dengan segala kerendahan hati
dan rasa syukur, penulis mengucapkan mohon maaf jika makalah ini masih jauh dari
sempurna, banyak halangan dan rintangan dalam menyelesaikan paper ini, dengan demikian
tidak menutup kemungkinan terdapat kekurangan dan kesalahan, karena segala
kesempurnaan hanya milik Allah SWT.

Lamongan, 15 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan Penulis.................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. Dasar Hukum Bea Materai..............................................................................................5
B. Pengertian Bea Materai...................................................................................................6
1. Dokumen.....................................................................................................................6
2. Benda Materai.............................................................................................................6
3. Tanda Tangan..............................................................................................................6
4. Pemateraian kemudian.................................................................................................6
5. Pejabat Pos...................................................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................7
PENUTUP..................................................................................................................................7
KESIMPULAN..........................................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bea Materai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen (kertas yang berisikan
tulisan yang mengandung arti dan maksud tentang perbuatan, keadaan, atau kenyataan
bagi seseorang dan atau pihak yang berkepentingan) yang menurut Undang-Undang
Bea Materai (UU No 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai), menjadi obyek Bea
Materai. Atas setiap dokumen yang menjadi objek Bea Materai harus sudah dibubuhi
benda materai atau pelunasan Bea Materai dengan menggunakan cara lain sebelum
dokumen itu digunakan.
Bea Materai yang dimaksud diatas adalah Materai tempel dan kertas Materai
yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Sedangkan tanda tangan yang dimaksud yaitu
tanda tangan sebagaimana lazimnya dipergunakan, termasuk pula paraf, teraan atau
cap tanda tangan atau cap paraf, teraan cap nama atau tanda lainnya sebagai pengganti
tanda tangan. Dokumen yang harus dikenakan Bea Materai adalah dokumen yang
menyatakan nilai nominal sampai jumlah tertentu (Materai Rp 6.000,- digunakan
untuk dokumen yang memuat jumlah uang lebih dari Rp 1.000.000,- dan Materai Rp
3.000,- digunakan untuk dokumen yang memuat jumlah uang Rp 250.000 – Rp
1.000.000,-), dokumen yang bersifat perdata dan dokumen yang digunakan dimuka
pengadilan. Secara Umum dokumen yang tidak dikenakan Bea Materai adalah
dokumen yang berhubungan dengan transaksi intern perusahaan, berkaitan dengan
pembayaran pajak dan dokumen negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa dasar hukum Bea Materai?
2. Apa yang dimaksud Bea Materai?

C. Tujuan Penulis
Makalah ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas perpajakan serta
bertujuan untuk menambah wawasan sehingga kita dapat memahami tentang Bea
Materai.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Hukum Bea Materai


 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai
 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perubahan Tarif Bea
Materai dan Besarnya Batas Pengenaan Harga Nominal yang Dikenakan Bea
Materai
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.03/2005 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 15/PMK.03/2005 tentang Bentuk,
Ukuran, Warna, dan Desain Materai Tempel Tahun 2005
 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 133b/KMK.04/2000 tentang Pelunasan
Bea Materai dengan Menggunakan Cara Lain
 Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-122b/PJ./2000 tentang Tata Cara
Pelunasan Bea Materai dengan membubukan Tanda Bea Materai Lunas
dengan Mesin Teraan
 Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-122b/PJ./2000 tentang Tata Cara
Pelunasan Bea Materai dengan membubukan Tanda Bea Materai Lunas
dengan Teknologi Percetakan
 Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-122b/PJ./2000 tentang Tata Cara
Pelunasan Bea Materai dengan membubukan Tanda Bea Materai Lunas
dengan Sistem Komputerisasi
 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 476/KMK.03/2002 tentang Pelunasan
Bea Materai dengan Cara Pemeteraian Kemudian
 Surat Edaran Nomor 29/PJ.5/2000 tentang Dokumen Perbankan yang
dikenakan Bea Materai.
B. Pengertian Bea Materai
“Bea Materai adalah pajak tidak langsung yang dipungut secara insidentil
(sekali pungut) atas dokumen yang disebut oleh Undang-Undang Bea Materai yang
digunakan masyarakat dalam lalu lintas hukum sehingga dokumen tersebut dapat
digunakan sebagai alat bukti dimuka pengadilan.”
Dengan kata lain, Bea Materai adalah pajak yang dikenakan atas pemanfaatan
dokumen, seperti surat perjanjian, akta notaris, kwitansi pembayaran, surat berharga,
dan efek, yang memuat jumlah uang atau nominal diatas jumlah tertentu sesuai
dengan ketentuan dan dokumen yang digunakan sebagai alat bukti di pengadilan.
Beberapa istilah terkait Bea Materai:
1. Dokumen adalah kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti
dan maksud tentang perbuatan, keadaan atau kenyataan bagi seseorang
dan/atau pihak-pihak yang berkepentingan.
2. Benda Materai adalah materai tempel dan kertas materai yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
3. Tanda Tangan adalah tanda tangan sebagaimana lazimnya
dipergunakan, termasuk pula paraf, teraan atau cap tanda tangan atau
cap paraf, teraan cap atau tanda lainnya sebagai pengganti tanda
tangan.
4. Pemateraian kemudian adalah suatau cara pelunasan Bea Materai
yang dilakukan oleh Pejabat Pos atas permintaan pemegang dokumen
yang Bea Meterainya belum dilunasi sebagaimana mestinya.
5. Pejabat Pos adalah Pejabat Perusahaan Umum Pos dan Giro yang
diserahi tugas melayani permintaan pemeteraian kemudian.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Bea Materai itu ada di Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985. Bea Materai adalah
pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen, seperti surat perjanjian, akta notaris,
kwitansi pembayaran, surat berharga, dan efek, yang memuat jumlah uang atau nominal
diatas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan dan dokumen yang digunakan sebagai alat
bukti di pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai