Pengetahuan Teori Segitiga API
Pengetahuan Teori Segitiga API
Pengetahuan Teori Segitiga API
Api adalah oksidasi cepat terhadap suatu material dalam proses pembakaran kimiawi, yang
menghasilkan panas, cahaya, dan berbagai hasil reaksi kimia lainnya. Api berupa energi
berintensitas yang bervariasi dan memiliki bentuk cahaya (dengan panjang gelombang juga di
luar spektrum visual sehingga dapat tidak terlihat oleh mata manusia) dan panas yang juga
dapat menimbulkan asap.
Penemuan cara membuat api merupakan salah satu hal yang paling berguna bagi manusia,
karena dengan api, golongan hominids (manusia dan kerabatnya seperti kera) dapat aman dari
hewan buas, memasak makanan, dan mendapat sumber cahaya serta menjaga dirinya agar
tetap hangat. Bahkan masih banyak masyarakat zaman sekarang tetapi terisolir, menganggap
api adalah sumber kehidupan segala mahluk hidup.
Segitiga api adalah elemen-elemen pendukung terjadinya kebakaran dimana elemen tersebut
adalah panas, bahan bakar dan oksigen. Namun dengan adanya ketiga elemen tersebut,
kebakaran belum terjadi dan hanya menghasilkan pijar.
Untuk berlangsungnya suatu pembakaran, diperlukan komponen keempat, yaitu rantai reaksi
kimia (chemical chain reaction). Teori ini dikenal sebagai Piramida Api atau Tetrahedron. Rantai
reaksi kimia adalah peristiwa dimana ketiga elemen yang ada saling bereaksi secara kimiawi,
sehingga yang dihasilkan bukan hanya pijar tetapi berupa nyala api atau peristiwa pembakaran.
CH4 + O2 + (x)panas —-> H2O + CO2 + (Y)panas
1. Oksigen
Sumber oksigen adalah dari udara, dimana dibutuhkan paling sedikit sekitar 15% volume
oksigen dalam udara agar terjadi pembakaran. Udara normal di dalam atmosfir kita mengandung
21% volume oksigen. Ada beberapa bahan bakar yang mempunyai cukup banyak kandungan
oksigen yang dapat mendukung terjadinya pembakaran
2. Panas
Sumber panas diperlukan untuk mencapai suhu penyalaan sehingga dapat mendukung
terjadinya kebakaran. Sumber panas antara lain: panas matahari, permukaan yang panas, nyala
terbuka, gesekan, reaksi kimia eksotermis, energi listrik, percikan api listrik, api las / potong, gas
yang dikompresi
3. Bahan bakar
Bahan bakar adalah semua benda yang dapat mendukung terjadinya pembakaran. Ada tiga
wujud bahan bakar, yaitu padat, cair dan gas.
Untuk benda padat dan cair dibutuhkan panas pendahuluan untuk mengubah seluruh atau
sebagian darinya, ke bentuk gas agar dapat mendukung terjadinya pembakaran.
a) Benda Padat
Bahan bakar padat yang terbakar akan meninggalkan sisa berupa abu atau arang setelah
selesai terbakar. Contohnya: kayu, batu bara, plastik, gula, lemak, kertas, kulit dan lain-lainnya.
b) Benda Cair
Bahan bakar cair contohnya: bensin, cat, minyak tanah, pernis, turpentine, lacquer, alkohol, olive
oil, dan lainnya.
c) Benda Gas
Bahan bakar gas contohnya: gas alam, asetilen, propan, karbon monoksida, butan, dan lain-
lainnya.
Flammable Range: adalah batas antara maksimum dan minimum konsentrasi campuran uap
bahan bakar dan udara normal, yang dapat menyala/ meledak setiap saat bila diberi sumber
panas. Di luar batas ini tidak akan terjadi kebakaran.
a) LEL / LFL (Low Explosive Limit/ Low Flammable Limit): adalah batas minimum dari
konsentrasi campuran uap bahan bakar dan udara yang akan menyala atau meledak, bila diberi
sumber nyala yang cukup. Kondisi ini disebut terlalu miskin kandungan uap bahan bakarnya (too
lean).
b) UEL / UFL (Upper Explosive Limit/ Upper Flammable Limit): adalah batas maksimum dari
konsentrasi campuran uap bahan bakar dan udara, yang akan menyala atau meledak, bila diberi
sumber nyala yang cukup. Kondisi ini disebut terlalu kaya kandungan uap bahan bakarnya (too
rich).