M0220052 - MAULINA PUTRI LESTARI - Laporan Jadi P3
M0220052 - MAULINA PUTRI LESTARI - Laporan Jadi P3
M0220052 - MAULINA PUTRI LESTARI - Laporan Jadi P3
TOPIK 3
NISBAH E/M
ANALISIS LINTASAN GERAK ELEKTRON DALAM PENGARUH
MEDAN MAGNET UNTUK PENENTUAN NILAI E/M
I. TUJUAN
1.1 Mempelajari dan menjelaskan lintasan gerak elektron dalam pengaruh
medan magnet.
1.2 Menentukan nilai e/m.
II. DASAR TEORI
Pada tahun 1896, fisikawan Inggris J. Thomson melakukan eksperimen dengan
rekan-rekannya John S. Townsend dan H.A. I menunjukkan hal itu. Thomson
memperkirakan muatan e dan massa m dengan cukup akurat, dan bahwa partikel
sinar katoda, yang ia sebut "sel darah", mungkin 1/1000 massa ion terkecil yang
diketahui (hidrogen). Saya menemukan bahwa Thomson menunjukkan bahwa rasio
massa terhadap muatan e/m tidak tergantung pada bahan katoda (Lanto, 2014).
Prinsip kerja dari percobaan e/m yang dilakukan oleh J.J. Thompson adalah
dengan memanfaatkan penembak elektron untuk menembakkan elektron ke dalam
tabung vakum. Kemudian lintasan dari elektron tersebut yang sebelumnya
merupakan garis lurus, akan berubah mejnjadi lingkaran akibat medan magnet yang
ditimbulkan akibat oleh kumparan Helmholzt yang dialiri arus listrik. Diameter
berkas sinar elektron inilah yang akan diukur menggunakan penggaris yang
kemudian ditentukan jari-jarinya. Sehingga nilai e/m dapat ditentukan (Patty, dkk,
2015)
Berdasarkan sifar sinar katoda yang diusulkan oleh William Crookes J.J.
Thompson mengusulkan bahwa sinar katoda merupakan aliran elektron yang keluar
dari katoda ke anoda dengan kecepatan tinggi. Selanjutnya, Thomson berhasil
merancang dan melakukan eksperimental untuk menentukan perbandingan antara
muatan per satuan massa (e/m) partikel bermuatan negatif yang terdapat pada
berkas sinar katoda. Elektron yang dihasilkan oleh katoda akibat proses pemanasan
dengan menggunakan filamen pemanas (proses thermo elektron) dipercepat menuju
anoda oleh suatu beda potensial antara anoda dan katoda sebesar V.
Jika kecepatan elektron pada saat lepas dari katoda karena proses pemanasan
diabaikan, maka kelajuan elektron v pada saat melewati anoda dapat dihitung
berdasarkan hukum kekekalan energi. Jari-jari lintasan R dapat dihitung melalui
mistar pada layar. Dengan mengukur potensial pemercepat (V), arus kumparan
Helmholtz (I), dan jari-jari melingkar elektron (r), maka nilai e/m dapat dihitung
dengan mudah (Lanto, 2014).
Sebuah kumparan Helmholtz terdiri dari dua kumparan yang dihubungkan
secara seri, diberi energi dan dapat menghasilkan medan magnet. Medan magnet
yang dihasilkan oleh kumparan ini kecil, pada orde militesla (mT). Medan magnet
yang kekuatannya diketahui dan sifat-sifatnya seragam adalah besaran penting
dalam magnetisme. Karena dapat digunakan di beberapa peralatan. Kumparan
Helmholtz terdiri dari dua kumparan dengan jari-jari yang sama dan dipisahkan oleh
jarak, dan kedua komponen kumparan ini terletak pada arah parallel dari dua sumbu
kumparan. Kuat medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan Helmholtz
berbanding lurus dengan arus yang mengalir dan jumlah lilitan, dan berbanding
terbalik dengan jarak antara kedua kumparan (Salomo, dkk, 2016).
Joseph John Thomson selanjutnya melakukan penelitian untuk menentukan
perbandingan harga muatan elektron dan massanya (e/m). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sinar katoda dapat dibelokkan oleh medan listrik dn medan
magnet. Pembelokan memungkinkan pengukuran jari-jari kelengkungan secara
tepat sehingga perbandingan nilai muatan elektron dan massanya dapat ditentukan
sebesar 1,76 x 108 C/g (Patty, dkk, 2015).
Pada percobaan nisbah tersebut muncul adanya peristiwa emisi termionik.
Emisi termionik adalah suatu peristiwa keluarnya elektron-elektron dari suatu
material konduktor (logam) akibat pemananasan. Emisi termionik biasanya terjadi
pada suhu tinggi sekali. Itulah sebabnya proses ini tidak terjadi pada semua jenis
logam, karena pada suhu sangat tinggi sekali banyak logam yang melebur (Shavira,
dkk, 2019). Contoh terjadinya emisi termionik juga saat terjadinya sinar X, dimana
elektroda negatef atau katoda berupa filamen spiral dihubungkan dengan arus
listrik, akan timbul panas yang cukup tinggi yang menyebabkan elektron pada
filamen katoda mengalami pendidihan sehingga disekeliling filamen berkondensasi
oleh awan elektron. Ketika tegangan atau beda potensial diberikan pada katoda dan
anoda, pada jangkauan tertentuelektron akan dipercepat menuju anoda. Proses
terlepasnya elektron dari filamn katoda menuju elektroda target anoda yang
disebabkan oleh temperature filamen yang tinggi itu dinamakan peristiwa emisi
termionik.
III. METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Seperangkat tabung Thompson merk Phywe
Gambar 6. Amperemeter
3.1.4 Voltmeter
Gambar 7. Voltmeter
3.1.5 Kabel penghubung
0,0030
0,0028
0,0026
r^2(m^2)
0,0024
0,0022
Equation y = a + b*x
Weight No Weighting
0,0020 Residual Sum of 4,07325E-9
Squares
Pearson's r 0,99862
0,0018 Adj. R-Square 0,99669
Value Standard Error
B Intercept -2,60773E-4 6,09975E-5
0,0016 B Slope 9,67066E-10 2,27361E-11
1800000200000022000002400000260000028000003000000320000034000003600000
1/B^2 (1/r^2)
0,0030
0,0028
0,0024
Equation y = a + b*x
Weight No Weighting
0,0022 Residual Sum of 2,10447E-8
Squares
Pearson's r 0,99034
Adj. R-Square 0,97693
0,0020 Value Standard Error
B Intercept -3,67589E-5 1,61262E-4
B Slope 9,79152E-6 6,13025E-7
0,0018