100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
3K tayangan

T2 PSE Aksi Nyata

Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran sosial emosional (SEL) dan penerapannya di sekolah. SEL penting untuk membantu siswa memiliki kehidupan yang baik dengan kemampuan seperti menerima tantangan, mudah belajar, bersikap profesional, dan bersosialisasi. Namun, penerapan SEL di Indonesia masih sporadis karena berbagai hambatan seperti kurikulum yang terfokus pada kompetensi akademik, kur

Diunggah oleh

Eryn Anggita
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
3K tayangan

T2 PSE Aksi Nyata

Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran sosial emosional (SEL) dan penerapannya di sekolah. SEL penting untuk membantu siswa memiliki kehidupan yang baik dengan kemampuan seperti menerima tantangan, mudah belajar, bersikap profesional, dan bersosialisasi. Namun, penerapan SEL di Indonesia masih sporadis karena berbagai hambatan seperti kurikulum yang terfokus pada kompetensi akademik, kur

Diunggah oleh

Eryn Anggita
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 3

Nama : Rihwatus Setya Dewi

NIM 2200103911027067
Kelas : PGSD – C Prajabatan Gel 1

Aksi Nyata
Topik 2

1. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari konsep SEL?

SEL adalah pembelajaran yang di dalamnya terdapat proses pembentukan diri yang
berkaitan dengan diri sendiri, mengontrol diri, dan kemampuan menjalin hubungan
dengan yang lain. Apakah pembelajaran SEL itu penting? Tentu saja sangat penting,
karena proses dalam pembelajaran ini akan membantu anak memiliki kehidupan yang
baik, ketika berada di sekolah, lingkungan kerja atau masyarakat. Seseorang yang
memiliki sosial emosional akan memiliki kelebihan seperti:
1. Mudah menerima tantangan
2. Mudah belajar
3. Memiliki sikap professional
4. Mudah bersosialisasi
Sehingga, pembelajaran SEL tidak hanya fokus pada kemampuan anak dalam
jangka waktu pendek, namun juga untuk jangka panjang. Untuk itu banyak pihak
sekolah yang menerapkan SEL dalam pembelajaran anak. Namun, penerapannya
butuh perhatian khusus, yakni harus sesuai dengan SAFE, yakni:
1. Sequenced, pembelajaran saling berkaitan dan terkoordinasi guna mendorong
keterampilan anak.
2. Active, yaitu pembelajaran harus aktif agar anak mampu menguasai
keterampilan yang baru.
3. Focused, pembelajaran menenkankan pada kemampuan anak secara individu
maupun sosial.
4. Explicit, hendaknya pembelajaran memiliki target dalam pembentukan
keterampilan sosial dan emosional yang lebih spesifik.

2. Apa saja tantangan/hambatan dalam menerapkan pembelajaran sosial-emosional?

Pembelajaran Sosial Emosional di Indonesia belum diterpkan secara menyeluruh.


Praktek PSE di Indonesia dapat dikatakan masih bersifat sporadis. Hal ini terjadi
diakibatkan karena berbagai faktor seperti kompetensi akademik yang masih
mendominasi yang ditunjukkan melalui konten kurikulum, praktek pengajaran, hingga
assesmen dan evaluasi. Faktor lainnya juga yaitu kurangnya pembahasan tentang
pembelajaran sosial emosional di perguruan tinggi yang mencetak calon-calon guru.
Padahal, penerapan PSE sangat signifikan dan relevan dalam konteks pendidikan di
Indonesia.

3. Buatlahlah program untuk Anda sendiri sebagai guru, apa saja yang perlu Anda
persiapkan untuk mengajar? Apa kelebihan dan kekurangan Anda terkait masalah
emosi? Bagaimana Anda akan mengembangkan kemampuan sosial-emosional Anda?

Dalam menerapkan PSE, terdapat berbagai macam teknik yang dapat


dilakukan. Teknik-teknik ini dapat diterapkan dalam 3 ruang lingkup yaitu Rutin,
Terintegrasi dalam Mata Pelajaran, dan Protokol. Penerapan PSE secara rutin
merupakan penerapan PSE yang terjadwal misalnya kegiatan rutin yang dilakukan di
sekolah seperti kegiatan membuat lingkaran pada pagi hari dimana masing-masing
siswa menulis atau menyampaikan apa yang akan dicapai selama belajar pada hari
tersebut. PSE terintegrasi mata pelajaran dapat dilakukan di sela-sela penyampaian
materi misalnya dengan diskusi kasus atau diskusi penyelesaian masalah secara
berkelompok. Sementara lingkup Protokol adalah penerapan PSE yang sudah menjadi
kegiatan sekolah yang sudah menjadi sebuah tata tertib dan kebijakan sekolah yang
berkaitan dengan PSE dan dilakukan secara mandiri oleh peserta didik misalnya
membangun hubungan sosial yang positif, penyelesaian masalah tanpa kekerasan dan
lain sebagainya.

Beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam menerapkan PSE diantaranya


adalah teknik STOP (Stop, Take a deep breath, Observe, dan Proceed), PSE
berbasis Mindfulness, identifikasi perasaan baik secara lisan maupun tulis dalam
bentuk jurnal diri, membuat puisi aktrostik, membuat kolase diri, memriksa perasaan
diri, menuliskan ucapan terima kasih bisa dalam bentuk surat yang ditujukan kepada
orang terdekat atau orang lain, mengidentifikasi emosi dapat dilakukan dengan
dipimpin guru secara lisan dengan beragam teknik, mindful eating yang biasanya
dapat diterapkan di kelas rendah atau SD, mencari teman baru, mengenal situasi
menantang, menyadari kondisi tubuh (Body scanning), kegiatan menulis surat,
kegiatan role play atau bermain peran secara aktif, atau kegiatan menulis pengalaman
dalam berdsikusi secara berkelompok. Teknik-teknik yang disebutkan di atas
merupakan beberapa dari banyak
cara yang dapat dilakukan guru dalam menerapkan PSE. Kegiatan-kegiatan tersebut
dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan, tujuan, kompetensi sosial emosional yang ingin
dilatih, dan sesuai dengan jenjang pendidikan peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai