Kasus 9 Swamedikasi 2 Sakit Gigi Ela Erika

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

STUDI KASUS FARMASI PRAKTIS


SWAMEDIKASI “SAKIT GIGI”

Dosen Pengampu:
apt. Jamilah Sarimanah, S.Si., M.Si

Disusun Oleh:
Ela Erika 2320455066

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Puji syukur kita panjatkan


kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah dengan judul “Sakit Gigi” tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi
Kasus Praktis. Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai bagaimana terapi
swamedikasi yang diberikan untuk mengatasi masalah perut nyeri dan kembung.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini sehingga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca agar dapat membantu kami membuat tugas makalah yang baik dikemudian
hari. Demikian tugas makalah ini kami buat, semoga apa yang tertuang dalam
makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat terutama bagi kelompok
kami dan para pembaca. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih.

Surakarta, 8 Maret 2023

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam keadaan sehat biasanya kita merasa bahwa sehat itu adalah sesuatu
yang wajar. Namun ketika dalam keadaan sakit betapa kita sangat mendambakan
kesehatan yang selama ini di sia-siakan, berbagai upaya dilakukan berapapun
biaya rela kita keluarkan untuk memperoleh kesembuhan sehingga mendorong
kita untuk melakukan pengobatan sendiri. Untuk meningkatkan kemampuan kita
dalam menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan maka perlu
ditunjang sarana yang dapat meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman
dan rasional. Dan sebagai penyumbang omzet terbesar di apotek selain resep
adalah dengan pelayanan swamedikasi.
Swamedikasi berarti mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan
obat-obatan yang dapat dibeli bebas di apotek atau toko obat dengan inisiatif atau
kesadaran diri sendiri tanpa nasihat dokter. Beberapa keuntungan swamedikasi
adalah memberikan tuntunan dan informasi yang jelas dan tepat penggunaan obat,
dimana obat ini biasanya tersedia di rumah tangga, selanjutnya bagi masyarakat
didaerah terpencil swamedikasi akan menghemat banyak waktu yang diperlukan
untuk ke kota mengunjungi seorang dokter (Tan & Rahardja, 1993).
Sakit gigi bagi kebanyakan orang terasa menyakitkan. Rasa sakitnya yang
bervariasi mulai dari tajam, berdenyut, hingga konstan. Dari rasa sakit yang
ditimbulkannya, tentu saja akan mengganngu aktivitas keseharian kita mulai dari
tidak bisa tidur hingga hilang selera makan. Selain itu, jika dibiarkan tanpa
penanganan yang tepat, kerusakan gigi akan bertambah parah sehingga harus
dicabut. Seringkali setelah mengkonsumsi obat sakit yang di derita tidak segera
sembuh, ternyata banyak faktor yang mempengaruhi efektifitas obat
dankeberhasilan terapi diantaranya: dosis obat, waktu minum obat, aturan
minumobat, interaksi obat, kantraindikasi, dan cara pemakaian obat yang
memerlukan teknik-teknik khusus. Kini sakit gigi dapat diobati dengan berbagai
macam obat sakit gigi yang tersedia di apotek. Untuk itu perlu kiranya untuk
membahas apa saja jenis obat sakit gigi yang manjur dan aman. Untuk
mendapatkan informasi mengenai terapi atau pengobatan sakit gigi, memilih obat
yang tepat serta cara penggunaannya maka masyarakat dapat mengobati diri
sendiri atau disebut juga dengan pengobatan mandiri (swamedikasi) yang dipandu
oleh apoteker. Apoteker berperan dalam membantu masyarakat yang ingin
melakukan pengobatan sendiri. Oleh karena itu, makalah ini membahas tentang
swamedikasi pada sakit gigi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penjelasan mengenai sakit gigi?
2. Bagaimana pengatasan sakit gigi?
3. Bagaimana penyelesaian assessment untuk kasus 9?

1
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui penjelasan mengenai sakit gigi.
2. Mengetahui pengatasan sakit gigi.
3. Mengetahui penyelesaian assessment untuk kasus 9.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Striktur Gigi dan Patofisiologi Sakit Gigi


Struktur gigi terdiri dari mahkota dan akar gigi. Akar gigi yang terletak di
dalam gusi berfungsi menyangga gigi dan mengikat gigi dengan jaringan
sekitarnya. Gigi mempunyai empat komponen dasar yaitu: Email (bagian yang
melindungi dan mendasari struktur gigi), Dentin (gigi bagiandalam), Pulpa
(bagian gigi paling dalam, yang mengandung saraf dan pembuluh darah) dan
Sementum (bagian gigi yang melindungi permukaan akar gigi).

Gambar 1. Struktur gigi


Nyeri merupakan reaksi fisiologis yang timbul oleh rangsangan yang
mencapai nilai ambang rasa nyeri pada reseptor nyeri. Mekanisme nyeri gigi
berawal dari rangsangan berbahaya yang diubah impuls nyeri sampai persepsi
nyeri gigi. Rangsangan di terima oleh email, di sampaikan ke reseptor di dentin.
Kemudian rangsang di ubah menjadi impuls yang kemudian di sampaikan ke
pulpa. Dan akhirnya sampai di pusat nyeri, tempat nyeri di persepsi (Sherwood,
2001).

2.2 Penyebab Sakit Gigi


Secara ilmiah penyebab sakit gigi adalah kuman yang bersarang dalam gigi
sehingga merusak jaringan dalam gigi. Atau penyebab lainnya ketika gigi
gerahan akan tumbuh, gigi berlubang dan dipenuhi kuman atau gigi meradang
kemudian membengkak. Penyebab lain sakit gigi adalah panas dalam. Saat
terkena panas dalam, maka ada kemungkinan sakit gigi anda akan kambuh. Oleh
karena itu selain menggunakan obat, diperlukan banyak asupan sayuran, buah
dan juga air putih agar panas dalam sembuh dan juga sakit gigi pun terhindar atau
sembuh.Sakit gigi bisa disebabkan oleh gigi yang berlubang, gigi longgar,gigi
goyang, makanan atau minuman yang terlalu manis, terlalu asam atauterlalu
dingin.
 Gigi berlubang disebabkan bakteri tertentu yang memproduksi asam laktat
dari hasil fermentasi karbohidrat seperti sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Gigi
terutama terdiri dari mineral yang secara konstan mengalami proses
demineralisasi dan remineralisasi. Demineralisasi terjadi karena pemakaian
gigi, terutama karena makan makanan yang mengandung asam.
Remineralisasi gigi terjadi dengan bantuan air liur, pasta gigi ber-flouride,
3
dan obat kumur. Ketika pH pada permukaan gigi turun di bawah 5,5 karena
asam laktat yang diproduksi bakteri, demineralisasi lebih cepat dari
remineralisasi sehingga gigi kurang mineral. Hal ini dapat mengarah ke gigi
berlubang. Gigi berlubang harus segera ditangani oleh dokter gigi agar tidak
berkembang menjadi parah sehingga harus dicabut, atau bahkan
menyebabkan infeksi berbahaya.
 Gigi longgar dapat terasa sangat menyakitkan saat mengunyah makanan.
Penyebab gigi longgar biasanya adalah penyakit pada gusi (gingivitis,
periodontitis), meskipun bisa juga disebabkan oleh kecelakaan atau benturan.
Untuk mengatasi gigi longgar, harus dilakukan pembersihan gigi ( scaling )
dan pengobatan. Gigi yang sedikit goyang masih dapat diperkuat dengan
menambatkan ke gigi didekatnya. Gigi yang goyang ke segala arah harus
dicabut.
 Gusi yang mengalami erosi akan mengekspos akarnya sehingga menjadi
sensitif terhadap makanan/minuman panas, dingin dan asam. Erosi gusi bisa
disebabkan karena menyikat gigi terlalu keras ataukarena penyakit gusi. Erosi
gusi berlangsung bertahap dalam waktu lama. Bila penyebab erosi adalah
terlalu keras menyikat gigi, maka dapat diatasi dengan mengganti sikat yang
lebih halus dan mengurangi tekanan. Erosi gusi hanya bisa dibetulkan dengan
cangkok gusi, sebuah prosedur operasi plastik yang hanya bisa dilakukan
oleh dokter gigi spesialis.
 Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email
gigi hingga menjalar ke dentin (tulang gigi). Karies gigi merupakan suatu
penyakit jaringan keras gigi, yaitu email dentin dan sementum yang
disebabkan oleh aktifitas mikroorganisme dalam karbohidrat yang diragikan.
Terdapat beberapa penyebab lain yang menimbulkan rasa nyeri mirip
dengan sakit gigi. Penyebab lain tersebut adalah: Infeksi, luka, atau bengkak pada
gusi; Sinusitis; Cedera di daerah rahang, biasanya di bagian temporomandubular
junction (TMJ).
2.3 Jenis Sakit Gigi
a) Pulpitis reversible
Pulpitis reversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa ringan sampai
sedang yang disebabkan oleh adanya jejas, tetapi pulpa masih mampu kembali
pada keadaan tidak terinflamasi setelah jejas dihilangkan. Rasa sakit biasanya
sebentar, yang dapat dihasilkan oleh karena jejas termal pada pulpa. Pulpitis
reversibel yang disebabkan oleh jejas ringan contohnya erosi servikal atau
atrisi oklusal, fraktur email.
Gejala subyektif : ditemukan lokasi nyeri lokal (setempat), rasa linu
timbul bila ada rangsangan, durasi nyeri sebentar.
Gejala obyektif : kariesnya tidak dalam (hanya mengenai enamel,
kadang-kadang mencapai selapis tipis dentin), perkusi,tekanan tidak sakit.
b) Pulpitis irreversible

4
Pulpitis irreversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang persisten,
dapat simtomatik atau asimtomatik yang disebabkan oleh suatu stimulus/jejas,
dimana pertahanan pulpa tidak dapat menanggulangi inflamasi yang terjadi
dan pulpa tidak dapat kembali ke kondisi semula atau normal. Pulpitis
irreversibel akut menunjukkan rasa sakit yang biasanya disebabkan oleh
stimulus panas atau dingin, atau rasa sakit yang timbul secara spontan. Rasa
sakit bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam, dan tetap ada setelah
stimulus/jejas termal dihilangkan.
Gejala subyektif : nyeri tajam (panas, dingin), spontan (tanpa ada
rangsangan sakit), nyeri lama sampai berjam-jam.
Gejala obyektif : karies profunda, kadang-kadang profunda perforasi,
perkusi dan tekan kadang-kadang ada keluhan.
c) Pulpitis kronis hiperplastik
Pulpitis kronis hiperplastik (pulpa polip) adalah suatu inflamasi pulpa
produktif yang disebabkan oleh suatu pembukaan karies yang besar pada
pulpa muda. Pada pemeriksaan klinis terlihat adanya pertumbuhan jaringan
granulasi dalam kavitas yang besar. Gangguan ini ditandai oleh perkembangan
jaringan granulasi, kadang-kadang tertutup oleh epithelium dan disebabkan
karena iritasi tingkat rendahyang berlangsung lama.
d) Nekrosis pulpa
Nekrosis pulpa adalah matinya pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya,
tergantung pada apakah sebagian atau seluruh pulpa yang terlibat. Nekrosis,
meskipun suatu inflamasi dapat juga terjadi setelah jejas traumatik yang
pulpanya rusak sebelum terjadi reaksi inflamasi. Nekrosis ada dua jenis yaitu
koagulasi dan likuefaksi (pengentalan dan pencairan). Pada jenis koagulasi,
bagian jaringan yang dapat larut mengendap atau dirubah menjadi bahan solid.
Pengejuan adalah suatu bentuk nekrosis koagulasi yang jaringannya berubah
menjadi masa seperti keju, yang terdiri atas protein yang mengental, lemak
dan air. Nekrosis likuefaksi terjadi bila enzim proteolitik mengubah jaringan
menjadi massa yang melunak, suatu cairan atau debris amorfus. Tanda :
perubahan warna pada gigi keabu-abuan/kecoklat-coklatan adalah indikasi
pertama bahwa pulpa mati.
2.4 Gejala Sakit Gigi
Gejala sakit gigi meliputi:
 Nyeri gigi yang terasa tajam, berdenyut, atau konstan (terus menerus). Pada
beberapa orang, nyeri terasa terutama saat diberikan penekanan atau berkontak
dengan makanan atau minuman panas maupun dingin. Jika rasa nyeri tetap
terasa lebih dari 15 detik setelah tekanan atau kontak dengan panas dan dingin,
maka kerusakan yang terjadimungkin cukup serius. Rasa nyeri dapat menjalar
ke pipi, telinga, dan rahang.
 Bengkak di sekitar gigi, bahkan hingga pipi dan rahang;
 Demam atau nyeri kepala;
 Keluar darah atau nanah dari gigi yang terinfeksi.

5
2.5 Penatalaksanaan Terapi
1. Terapi non farmakologi
Sebelum terkena sakit gigi, perawatan atau pencegahan adalah
caraterbaik untuk menghindari gigi rusak yang menyebabkan sakit gigi :
a) Menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan menyikat gigi dengan benar
minimal 2 kali sehari, dapat disempurnakan menggunakan mouthwash
setelah menyikat gigi. Pagi hari setelah sarapan dan sebelum tidur malam
merupakan waktu yang paling tepat untuk menyikat gigi. Menyikat gigi
sebelum tidur malam akan membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan yang
dapat mengkibatkan gigi berlubang. Selain itu,dengan menyikat gigi
sebelum tidur malam, air liur tidak banyak keluar. Dengan demikian
bakteri penyebab gigi berlubang di dalammulut pun menjadi berkurang.
b) Menghindari atau membatasi makanan dan minuman yang mengandung
gula dan pemanis buatan termasuk susu manis. Sebagai gantinya, dapat
dikonsumsi perasa manis alami, seperti buah-buahan.
c) Menghindari minum minuman yang panas disertai dengan minum air
dingin/es secara beruntun, atau sebaliknya.
d) Menyikat gigi dengan cara yang benar. Meskipun menyikat gigi telah
dilakukan secara teratur, tetapi jika dilakukan dengan cara yang salah,
hasilnya tidak akan optimal. Cara yang benar menyikat gigi adalah:
sikatlah gigi depan bagian atas ke arah bawah. Sementara itu, gigi depan
bagian bawah disikat ke arah atas. Untuk gigi geraham sikatlah secara
mendatar dengan waktu yang lebih lama karena padagigi geraham terdapat
sisa makanan.
e) Gunakan benang gigi untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan. Sebaiknya
hindari penggunaan tusuk gigi untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan
karena dapat menyebabkan celah antara gigi semakin lebar dan membuat
luka pada gusi.
f) Berkumur setelah selesai makan untuk mengurangi sisa-sisa makanan yang
menempel pada gigi dan mengurangi keadaan asam di dalam mulut.
g) Kurangi makanan yang mengandung gula dan tepung.
h) Perbanyak makanan berserat agar gigi lebih kuat dan mencegah gigi
berlubang.
i) Pilihlah pasta gigi yang tepat.
Jika dalam pengobatan sakit gigi tak kunjung sembuh maka jalan satu-
satunya adalah memeriksakan kedokter gigi, untuk mengobati sakitgigi, dokter
pertama kali akan menanyakan riwayat kesehatan anda dan melakukan
pemeriksaan fisik. Dokter akan mengajukan pertanyaan tentang rasa sakit,
kapan mulanya, seberapa parah, kapan mulanya, faktor pencetusnya dll.
Dokter akan memeriksa mulut, gigi, gusi, rahang, lidah, tenggorokan, sinus,
telinga, hidung dan leher.
Terkadang ronsen gigi atau pemeriksaan lanjutan lainya juga diperlukan
sesuai kecurigaan sang dokter mengenai penyebab sakit gigi yang pasien
alami. Setelah melakukan pemeriksaan kemudian menentukan tindakan atau

6
prosedur terapi yang sesuai dengan penyebab sakit gigi. Secara umum
penanganan yang dilakukan untuk mengatasi sakit gigi antara lain :
 Penambalan gigi
Jika penyebab sakit gigi adalah gigi berlubang yang membuat lapisan saraf
terekspos sehingga menjadikan gigi sensitif, seperti terasa sakitdan ngilu
ketika tersentuh makanan atau minuman dingin, maka tindakan yang
dilakukan adalah penambalan gigi.
 Perawatan saluran akar
Dilakukan pada gigi berlubang yang lebih dalam, dimana jaringan saluran
akar gigi (pulpa) mengalami infeksi. Pada perawatan saluran akar ini
dokter akan membersihkan jaringan terinfeksi, kemudian menambalnya
(butuh waktu beberapa kali kunjungan).
 Pencabutan gigi Pada beberapa kasus, gigi yang rusak tidak bisa
diperbaiki, pada kondisi demikian jalan terbaik adalah dilakukan
pencabutan gigi.
 Pembersihan karang gigi Karang gigi juga berpotensi menyebabkan sakit
gigi, maka untuk mengatasi sakit gigi yang seperti ini harus dibersihkan
karang giginya
2. Terapi Farmakologi
Jika telah mengalami sakit gigi artinya bahwa gigi telah mengalami
peradangan, maka disarankan agar segera menggunakan obat sakit gigi baik
obat kimia maupun obat alami.
Pada sakit gigi, biasanya terjadi inflamasi atau radang di gigi atau gusi.
Inflamasi ini menyebabkan bengkak dan akan terasa sakit, berwarna
kemerahan, serta kadang disertai panas. Untuk memilih obat sakit gigi yang
akan digunakan, hendaknya memperhatikan apakah sakit gigi tersebut disertai
gusi bengkak atau tidak.
a) Obat sakit gigi ringan
Untuk sakit gigi yang disertai gusi bengkak, dapat ditangani
menggunakan obat antiinflamasi (non steroidal anti-inflammatory drug
/NSAID) seperti aspirin dan ibuprofen tergolong efektif untuk mengobati
sakit gigi ringan, obat ini di jual bebas di apotek dan tokoobat, jadi harap
diperhatikan aturan pakainya. Obat-obat NSAID ini meredakan sakit gigi
dengan cara menghambat enzim siklooksigenase 1 (COX-1) dan
siklooksigenase 2(COX-2). Obat sakit gigi jenis NSAID yang bekerja
tidak selektif, yakni menghambat siklooksigenase 1 (COX-1) dan
siklooksigenase 2(COX-2), contohnya antara lain aspirin (asam asetil
salisilat / asetosal), ketoprofen, diklofenak, serta asam mefenamat. Obat-
obat tersebut dapat meredakan sakit gigi yang disertai gusi bengkak. Efek
samping yang biasa terjadi antara lain erosi lambung, sakit perut, kulit
kemerahan, gangguan pernapasan (asma) serta kelainan pembekuan darah.
Bagi penderita maag/ulkus peptikum/luka lambung sebaiknyatidak
menggunakan obat sakit gigi jenis ini karena akan memperparah penyakit.

7
Obat NSAID diketahui dapat menyebabkan gangguan lambung
karena obat tersebut bekerja dengan cara menghambat sintesis
prostaglandin. Prostaglandin adalah suatu senyawa dalam tubuh yang
merupakan mediator nyeri dan radang/inflamasi. Zat tersebut terbentuk
dari asam arakidonat pada sel-sel tubuh dengan bantuan enzim
siklooksigenase (COX). Terdapat dua jenis enzim siklooksigenase yaitu
COX-1 dan COX-2. COX-1 selalu tersedia di dalam tubuh secara normal,
yang berfungsi untuk membentuk prostaglandin yang dibutuhkan untuk
proses-proses normal tubuh seperti memberikan efek perlindungan
terhadap mukosa lambung. Sedangkan COX-2 merupakan enzim yang
terbentuk hanya pada saat terjadi peradangan/cedera, yang menghasilkan
prostaglandin yang menjadi mediator nyeri/radang. Siklooksigenase yang
perlu dihambat hanyalah COX-2 yang berperan dalam peradangan.
Namun, obat-obat NSAID bekerja secara tidak selektif sehingga dapat
menghambat COX-1 dan COX-2 sekaligus. Sedangkan prostaglandin
produk COX-1 berfungsi untuk melindungi mukosa lambung. Akibatnya
lambung menjadi terganggu. Dengan penghambatan pada enzim COX,
maka prostaglandin tidak terbentuk, dan nyeri atau radang pun reda. Untuk
mengatasi efek obat NSAID terhadap lambung, maka ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan yakni:
 Obat sebaiknya digunakan setelah makan untuk mengurangi efeknya
terhadap lambung,
 Obat golongan NSAID umumnya berbentuk salut untuk mengurangi
efek pada lambung, sehingga obat tidak digerus atau dikunyah saat
dikonsumsi.
 Jika sudah ada riwayat maag atau gangguan lambung sebelumnya,
penggunaannya bisa diiringi dengan obat-obat yang menjaga lambung
seperti antasid; golongan H2 bloker (simetidin atauranitidin); golongan
penghambat pompa proton/PPI (omeprazolatau lansoprazol), atau
dengan sukralfat, misoprostol.
b) Obat saki gigi berat
Untuk saki gigi yang lebih berat, terasa hingga kepala atausakit gigi
yang tidak mempan dengan obat sakit gigi ringan dapat digunakan obat
sakit gigi yang lebih ampuh, yaitu yang mengandung metampiron
(Contohnya : antalgin, Infalgin, Hufralgin) akan tetapi untuk
mendapatkannya diperlukan resep dokter mengingat indikasi dan
kontraindikasinya yang harus diperhatikan.
Apabila terdapat infeksi dapat ditambahkan antibiotik seperti
amoksisilin, kalmixilin, clindamisin. Obat yang tergolong antibiotik dalam
pemakaiannya harus diminum rutin dan dihabiskan untuk menghindari
kambuhnya penyakit. Bila masih tertinggal sisa akibat dari bagian obat
yang tidak habis, maka sisa obat tersebut tidak boleh disimpan.

8
c) Obat sakit gigi topical
Merupakan obat sakit gigi berbentuk gel atau cair yang dapat
diaplikasikan langsung pada gigi yang sakit, obat sakit gigi ini mengadung
antiseptik dan benzokain (obat bius) yang berguna untuk membersihkan
gigi dari kuman dan menghilangkan rasa sakit untuk sementara.
Meredakan nyeri dengan cara mematikan saraf sementara (infus bius lokal
atau mati rasa). Contohnya dentasol yang bisa dibeli bebas tanpa resep
dokter asalkan perhatikan aturan pakai dan ini juga aman untuk anak.
Jangan menggunakan benzokain pada anak dibawah 2 tahun tanpa
pengawasan ahli kesehatan dan jangan digunakan lebih dari dosis yang
dianjurkan.
2.6 Tindakan Pencegahan
Mencegah selalu lebih baik dari pada mengobati. Oleh karena itu, meski
gigi Anda saat ini masih sehat, mulailah melakukan langkah-langkah berikut ini
untuk mencegah sakit gigi:
 Menyikat gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi yang mengandung
fluoride.
 Membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi (dental floss).
 Membatasi konsumsi makanan atau minuman yang manis, misalnya cokelat,
kue, dan permen.
 Rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi, setidaknya setiap 6 bulan.
 Berhenti merokok

2.7 Swamedikasi
1. Obat Oral
a) Asam Mefenamat 500 mg

Indikasi : Meredakan nyeri ringan hingga sedang pada


sakitkepala, sakit gigi, dismenore primer, juga
nyeri traumatic, otot, dan paska operasi
Mekanisme Kerja : Menghambat kerja enzim siklooksigenase
(Goodman, 2007)
Dosis : Dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian
dilanjutkan dengan 250 mg setiap 6 jamAturan
Aturan pakai : 3 kali sehari/tiap 6 jam, sesudah makan
Efek samping : Dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara
lainiritasi lambung, kolik usus, mual, muntah

9
dandiare, rasa mengantuk, pusing, sakit kepala,
penglihatan kabur, vertigo, dispepsia.
Kontraindikasi : Pada penderita tukak lambung, radang usus,
gangguan ginjal, asma dan hipersensitif

b) Sanmol 500 mg

Indikasi : Nyeri/rasa sakit setelah operasi, setelah


melahirkan, luka traumatik, pembedahan pada
rongga mulut/sakit gigi, sakit pada saat haid dan
rasa sakit lain yang tidak terlalu berat.
Mekanisme kerja : Menghambat enzim siklooksigenase pada sintesis
prostaglandin.
Dosis : Dewasa 400 mg 3-4 kali. Anak<12 tahun 50 mg3-4
kali 2,5 ml. Anak >12 tahun 200-400 mg 3-4kali
Aturan pakai : 3 kali sehari 400 mg dikonsumsi bersamaandengan
makanan
Efek samping : Gangguan dan pendarahan saluran pencernaan,
ulkus peptikum, sakit kepala, pusing, kerusakan
hati dan ginjal dan trombositopenia.
Kontraindikasi : Pasien yang 10ensitive terhadap aspirin, menyusui
c) Ibuprofen

Indikasi : Nyeri/rasa sakit setelah operasi, setelah melahirkan,


luka traumatik, pembedahan pada rongga
mulut/sakit gigi, sakit pada saat haid danrasa sakit
lain yang tidak terlalu berat.
Mekanisme kerja : Menghambat enzim siklooksigenase pada sintesis
prostaglandin.
Aturan pakai : 3 kali sehari 400 mg dikonsumsi bersamaan dengan
makanan
Efek samping : Gangguan dan pendarahan saluran pencernaan,
ulkus peptikum, sakit kepala, pusing, gugup,

10
depresi, mengantuk, ruam kulit, gata-gatal, tinitus,
edema, insomnia, pandangan Advertisement kabur,
kerusakan hati dan ginjal dan trombositopenia.
Kontraindikasi : Pasien yang sensitif terhadap aspirin, menyusui.
2. Obat Topikal
a) Dentasol

Komposisi : Benzokain 63 mg, setilpiridinium klorida 0,2 mg,


kamfer 0,85 mg, mentol 0,77 mg, fenol 5 mg.
Kegunaan : Sebagai anestesi permukaan mulut dan tenggorokan
dan mengatasi masalah pada gigi, gusi dan mulut
lainnya.
Aturan pakai : Oleskan dengan kapas, pada area yang sakit sebanyak
3-4 kali sehari.
Penyimpanan : Simpan pada suhu 15-30 derajat Celcius.
Efek Samping : Sensasi terbakar Sensasi menyengat Dermatitis kontak
Ruam Urtikaria (gatal biduran) Nyeri tekan.
Kontraindikasi : Hindari penggunaan Dentasol pada pasien yang
memiliki indikasi: Epiglottis (peradangan pada
epiglotis)
b) Obat gigi cap kakak tua

Komposisi : mengandung Gylcerin 1,5gr, Ethyl Alkohol 1,5gr,


Creosote 0,35gr, Oil of Clove 0,05gr dan Pure Water
3,75gr.
Kegunaan : Meredakan sakit gigi, gusi yang bengkak serta
membersihkan gigi dari kuman - kuman Sub Kategori
Preparat Mulut atau Tenggorokan Tag gigi, sakit gigi
Dosis : Pergunakan sedikit kapas yang telah dibasahi dengan

11
cairan Obat Sakit Gigi Cap Burung Kakak Tua, sumpalkan
di gigi yang sakit atau berlubang. Gunakan kapas untuk
disumpalkan pada gigi yang sakit
Perhatian : Jika didalam beberapa hari keadaan tak kunjung membaik,
bahkan menjadi buruk, hentikan segera pengobatan dan
hubungi dokter
c) Betadin Kumur

Komposisi : Povidone Iodine 1%


Kegunaan : Antiseptik untuk rongga mulut seperti gusi bengkak,
sakit tenggorokan, sariawan, bau mulut dan napas tak
segar.
Aturan pakai : Tuangkan Betadine obat kumur 15 ml pada tutup
botol dan kumurlah selama 30- 60 detik, lakukan 3-5
kali sehari.
Penyimpanan : Disimpan di tempat dengan suhu ruang biasa 20° C –
25° C, kering, dan jauhkan dari paparan sinar
matahari secara langsung. Letakkan obat di tempat
yang tidak mudah dijangkau oleh anak-anak

12
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kasus
Seorang ibu sakit gigi. Giginya berlubang agak besar. Tidak punya riwayat sakit
mag. Gusi sedikit bengkak . Pipinya kelihatan bengkak. Ibu tersebut minta diobati
dari luar dan dalam.

3.2 Penyelesaian
 Identitas : Seorang ibu, umur 50 tahun
 Keluhan Penyakit : giginya berlubang dan gusinya sedikit bengkak
 Riwayat Pengobatan : tidak punya penyakit maag
 Rekomendasi Terapi
Terapi non farmakologi
1. Menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan menyikat gigi dengan benar
minimal 2 kali sehari, dapat disempurnakan menggunakan mouthwash
setelah menyikat gigi.
2. Menghindari atau membatasi makanan dan minuman yangmengandung
gula dan pemanis buatan termasuk susu manis.
3. Menghindari minum minuman yang panas disertai denganminum air
dingin/es secara beruntun, atau sebaliknya.
4. Gunakan benang gigi untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan.
5. Perbanyak makanan berserat agar gigi lebih kuat dan mencegah gigi
berlubang.
Terapi Farmakologi :
1. Pemakaian Oral Asam mefenamat
Indikasi : Meredakan nyeri ringan hingga sedang pada sakitkepala,
sakit gigi, dismenore primer, juga nyeri traumatic, otot,dan
paska operasi
Dosis : Dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian
dilanjutkandengan 250 mg setiap 6 jam
Aturan pakai : 3 kali sehari/tiap 6 jam, sesudah makan
Efek samping : Dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara lainiritasi
lambung, kolik usus, mual, muntah dandiare, rasa
mengantuk, pusing, sakit kepala, penglihatan kabur,
vertigo, dispepsia.
Kontraindikasi : Pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan
ginjal, asma dan hipersensitif terhadap asammefenamat

2. Pemakaian Topikal Betadin Kumur


Komposisi : Povidone Iodine 1%
Kegunaan : Antiseptik untuk rongga mulut seperti gusi bengkak, sakit
tenggorokan, sariawan, bau mulut dan napas tak segar.
Aturan pakai : Tuangkan Betadine obat kumur 15 ml pada tutup botol dan

13
kumurlah selama 30- 60 detik, lakukan 3-5 kali sehari.
Penyimpanan : Disimpan di tempat dengan suhu ruang biasa 20° C – 25°
C, kering, dan jauhkan dari paparan sinar matahari secara
langsung. Letakkan obat di tempat yang tidak mudah
dijangkau oleh anak-anak

3.3 Swamedikasi
Apoteker : Selamat pagi bu saya Ela Erika apoteker di apotek ini ada yang bisa
dibantu ?
Pasien : Pagi mba, Saya mau membeli obat sakit gigi untuk saya mba.
Apoteker : Oh iya, silakan duduk dulu bu. Mohon maaf sebelumnya, untuk data
kelengkapan pasien di apotek ini, boleh saya tau nama ibu, usia dan
alamat ibu?
Pasien : Iya, nama saya Ani, usia 50 th, alamat Mojosongo.
Apoteker : Baik, bisa diceritakan keluhannya bu?
Pasien : Begini mba, gigi saya itu sakit sekali dan ternyata berlubang agak
besar, untuk makan rasanya sakit, kira-kira obatnya apa ya mba?
Apoteker : Nyeri nya sudah berapa hari bu?
Pasien : Sudah 2 hari ini mba.
Apoteker : Apakah disertai dengan gusi bengkak ?
Pasien : Iya gusinya bengkak dan rasanya sakit.
Apoteker : Sebelumnya apakah sudah pernah periksa ke dokter atau sudah minum
obat tertentu untuk mengatasi ini?
Pasien : Belum sama sekali mbak, saya itu takut buat pergi ke dokter.
Apoteker : Untuk kebiasaan seharinya dalam merawat gigi bagaimana, apakah
sebelum tidur malam jarang menggosok gigi?
Pasien : Saya itu kalau sikat gigi sehari cuma 2x diwaktu mandi pagi dan sore
hari. Jadi kalau malam sebelum tidur biasanya tidak sikat gigi dahulu
mba meskipun malam hari habis makan sesuatu. Karna saya itu agak
males kalau malam-malam sikat gigi.
Apoteker : Baik bu, untuk pola makannya bagaimana? Apakah sering
mengkonsumsi makanan atau minuman yang manis-manis dan jarang
minum vitamin C?
Pasien : Iya saya sering makan yang manis-manis seperti makan roti isi coklat,
permen kopi, dan hampir setiap hari minum teh manis mba.
Apoteker : Oh iya baik bu, apakah saat ini ibu sedang hamil atau menyusui?
Pasien : Tidak mba
Apoteker : Apakah ibu punya riwayat alergi obat tertentu ataukah riwayat penyakit
terdahulu?
Pasien : Tidak mba
Apoteker : Baik, berdasarkan keluhan sakit gigi yang sedang dialami ibu bisa
disebabkan karena nyeri dari gigi berlubang yaitu kondisi dimana gigi
itu rusak akibat terkikisnya lapisan terluar dari gigi.

14
Terkikisnya gigi ini disebabkan karena penumpukan bakteri dimulut
akibat sering mengkonsumsi makanan manis dan tidak menjaga
kebersihan mulut.
Selain gigi berlubang juga tadi ibu mengalami gusi bengkak ya bu?
PAsien : Iya mba
Apoteker : Nah untuk gusi bengkak ini terjadi karena plak gigi yang ada
bakterinya tadi menyebabkan peradangan pada gusi sehingga
menyebabkan gusi menjadi bengkak.
Ibu apakah punya penyakit maag ?
Pasien : Tidak mba, saya tidak pernah mengalami maag.
Apoteker : Kalau begitu saya ambilkan obat dulu ya bu.
Pasien : Mba saya pengennya selain menggunakan obat dalam, sama obat
luarnya juga yaa.
Apoteker : Baik bu
(Pasien menunggu, sementara Apoteker mengambil obat )
Apoteker : Ini ya bu obatnya namanya asam mefenamat obat ini mampu
meredakan rasa nyeri akibat gigi berlubang dan gusi bengkak.
Minumnya 3x sehari 1 tablet setelah makan yaitu pada pagi, siang dan
malam hari.
Apabila setelah mengkonsumsi obat ini merasa agak kembung, mual
dan nyeri perut tidak usah khawatir karena ini merupakan efek samping
sementara dan tidak semua terjadi pada pengguna obat ini.
Pasien : Oh begitu ya mba
Apoteker : Kemudian untuk obat luarnya ibu bisa menggunakan obat antiseptic
betadin kumur. Fungsinya adalah untuk membunuh kuman atau bakteri
dan juga mengatasi gusi bengkak.
Cara pakainya dengan menuangkan betadine obat kumur 15 ml pada
tutup botol dan kumur selama 30- 60 detik, jika sudah lalu dibuang dan
jangan ditelan. Dilakukan 3-5 kali per hari, atau sesuai kebutuhan.
Apoteker : Penyimpanan kedua obat ini sama, yaitu disimpan di tempat dengan
suhu ruang biasa 20° C – 25° C, kering, dan jauhkan dari paparan sinar
matahari secara langsung. Letakkan obat di tempat yang tidak mudah
dijangkau oleh anak-anak ya bu.
Apabila setelah 3 hari pemakaian obat ini belum ada perbaikan,
sebaiknya ibu nanti periks ke dokter gigi ya bu
Pasien : Oh iya mba
Apoteker : Selain dengan menggunakan kedua obat ini, dianjurkan agar ibu
Menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan menyikat gigi minimal 2 kali
sehari pagi dan malam hari dapat disempurnakan menggunakan
mouthwash setelah menyikat gigi. Menghindari atau membatasi
makanan dan minuman yang mengandung gula dan pemanis buatan
termasuk susu manis. Menghindari minum minuman yang panas
disertai dengan minum air dingin/es secara beruntun atau sebaliknya.

15
Dan memeriksa gigi setidaknya setiap 6 bulan sekali.
Apakah sudah bisa dipahami ibu? Bisa diulang apa yang sudah saya
jelaskan tadi?
Pasien : Iya mba sudah paham. Obat asam mefenamat ini diminumnya 3xsehari
sesudah makan. Kalau yang obat kumur ini Cara pakainya dengan
menuangkan betadine obat kumur 15 ml pada tutup botol dan kumur
selama 30- 60 detik, jika sudah lalu dibuang dan jangan
ditelan. Dilakukannya 3-5 kali per hari. Saya harus menyikat gigi
minimal 2 kali sehari pagi dan malam hari, membatasi makanan dan
minuman yang mengandung gula dan pemanis, dan memeriksa gigi
setidaknya setiap 6 bulan sekali.
Apoteker : Iya betul bu, apakah masih ada yang ingin ditanyakan bu?
Pasien : Tidak mba sudah jelas.
Apoteker : Baik nampaknya ibu sudah paham. Ini obatnya total harganya 20.000
silakan bisa dibayar dikasir ya bu?
Terimakasih, semoga lekas sembuh
Pasien : iya mbak makasih

16
3.4 Dokumentasi swamedikasi
Nama Pasien Ibu Ani
Jenis Kelamin Perempuan
Usia 50 tahun
Alamat Mojosongo
Tanggal pasien datang 8 Maret 2023
Keluhan Giginya berlubang agak besar. Tidak punya riwayat sakit
maag. Gusi sedikit bengkak . Pipinya kelihatan bengkak
Riwayat penyakit Ya/tidak*)
Riwayat alergi -
OBAT YANG DIBERIKAN
Nama Obat Dosis Cara Pemakaian No. Batch Tanggal ED
Asam Mefenamat 500 mg 3x sehari 1 tablet sesudah DG0758 02/06/2027
pertablet makan

Betadin kumur 100 ml Sebanyak 15 ml pada tutup WSK778 02/06/2025


botol lalu kumur selama 30-
60 detik, jika sudah lalu
dibuang dan jangan
ditelan. Dilakukan 3-5 kali
per hari.
REKOMENDASI
Terapi Farmakologi:
1. Tablet asam mefenamat 500 mg
2. Betadin kumur 100 ml

Terapi non farmakologi:


1. Menyikat gigi minimal 2 kali sehari pagi dan malam hari dapat disempurnakan
menggunakan mouthwash setelah menyikat gigi.
2. Menghindari atau membatasi makanan dan minuman yang mengandung gula dan
pemanis buatan termasuk susu manis.
3. Menghindari minum minuman yang panas disertai dengan minum air dingin/es
secara beruntun atau sebaliknya.
4. Memeriksa gigi setidaknya setiap 6 bulan sekali.
Surakarta, 8 Maret 2023

Apoteker

apt. Ela Erika, S.Farm

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pasien dengan keluhan gejala gigi yang sakit, giginya berlubang agak besar,
gusi sedikit bengkak dapat diberikan obat diantaranya untuk sediaan tablet/kaplet
seperti Asam Mefenamat atau Paracetamol yang kemudian diberikan konseling
(pemberian informasi obat) serta pendokumentasian.

4.2 Saran
Dengan selesainya makalah ini diharapkan pembaca dapat mengambil manfaat
dan pengetahuan dari makalah ini sehingga pembaca dapat mengetahui segala hal
tentang sakit gigi dan bagaimana cara mencegah dan mengatasinya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Amagase, H., B.L. Petesch, H. Matsuura, S. Kasuga, dan Y. Itakura. 2001. Intakeof
Garlic and Its Bioactive Components . The Journal of Nutrition131:955S-962S

Amagase, Harunobu. 2006. Clarifying the Real Bioactive Constituents of Garlic .The
Journal of Nutrition 136: 716S-725S.

Badan POM RI. 2013. Info POM Vol. 14 No. 5. Jakarta : Badan POMRI

Dwi A, Pritasari. Kamelia Nur, Aisha dkk. 2014. Swamedikasi Pasien Sakit Gigi
.Padjadjaran : Jatinangor http://www.tanobat.com/kumpulan-resep-cara-
mengobati-sakit-gigi-lengkap.html.6 Maret 2023.

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Formularium Obat Herbal Asli Indonesia .

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi2. Jakarta:
EGC.

Tan, H.T. & K. Rahardja, 1993, Swamedikasi: Cara-cara Mengobati Gangguan


Sehari-hari dengan Obat-obat Bebas Sederhana , Edisi I, Cetakan I.

Walton and Torabinajed. 1996. Prinsip dan Praktik Endodonsi . Edisi ke-2. Jakarta:
EGC

19
LAMPIRAN

20

Anda mungkin juga menyukai