LP Dan SP Isolasi Sosial (Nikita Nur Baitilah 2208009)
LP Dan SP Isolasi Sosial (Nikita Nur Baitilah 2208009)
LP Dan SP Isolasi Sosial (Nikita Nur Baitilah 2208009)
DISUSUN OLEH:
NIKITA NUR BAITILAH (2208009)
B. RENTANG RESPON
Menurut Stuart Sundeen dalam Sutejo tentang respon klien ditinjau dari
interaksinya dengan lingkungan sosial merupakan suatu kontinum yang terbentang antara
respon adaptif dengan maladaptive sebagai berikut :
a. Respon Adaptif
Menurut Sutejo (2017) respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima
oleh norma-norma sosial dan kebudayan secara umum yang berlaku. Dengan kata
lain individu tersebut masih dalam batas normal ketika menyelesaikan masalah.
Berikut adalah sikap yang termasuk respon adaptif :
1. Menyendiri, respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang
telah terjadi di lingkungan sosialnya.
2. Otonomi, kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide,
pikiran, dan perasaan dalam hubungan social.
3. Kebersamaan, kemampuan individu dalam hubungan interpersonal yang saling
membutuhkan satu sama lain.
4. Saling ketergantungan (Interdependen), suatu hubungan saling ketergantungan
antara individu dengan orang lain.
b. Respon Maladaptif
Menurut Sutejo (2017) respon maladaptif adalah respon yang menyimpang dari
norma sosial dan kehidupan di suatu tempat. Berikut ini adalah perilaku yang
termasuk respon maladaptive.
1. Manipulasi, kondisi dimana individu cenderung berorientasi pada diri sendiri.
2. Impulsive merupakan respon social yang ditandai dengan individu sebagai
subjek yang tidak dapat diduga, tidak dapat dipercaya dan tidak mampu
melakukan penilaian secara onjektif.
3. Narsisme, kondisi dimana individu merasa harga diri rapuh, dan mudah
marah.
D. PENYEBAB
Terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi di antaranya
perkembangan dan sosial budaya. Kegagalan dapat mengakibatkan individu tidak
percaya pada diri, tidak percaya pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa
terhadap orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Kedaan
ini
menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, lebih suka berdiam
diri, menghindar dari orang lain, dan kegiatan sehari-hari (Direja, 2011).
Adaptif :
1. Displacement
Melepaskan perasaan tertekannya bermusuhan pada objek yang begitu seperti
pada mulanya yang membangkitkan emosi.
2. Reaksi Formasi
Pembentukan sikap kesadaran dan pola perilaku yang berlawanan dengan apa
yang benar-benar di lakukan orang lain.
Maladaptif :
1. Depresi
Menekan perasaan orang lain yang menyakitkan atau konflik ingatan dari
kesadaran yang cenderung memperluas mekanisme ego lainnya.
2. Proyeksi
Menyalahkan orang lain mengenai keinginan yang tidak baik
F. FOKUS PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. Identitas Klien
Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan,
status mental, suku bangsa, alamat, nomor rekam medis, ruang rawat, tanggal masuk
rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosis medis.Identitas penanggung jawab : nama,
umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, hubungan dengan klien, alamat.
B. Keluhan Utama
Keluhan biasanya berupa menyendiri (menghindar dari orang lain), komunikasi
kurang atau tidak ada, berdiam diri dikamar, menolak interaksi dengan orang lain,
tidak melakukan kegiatan sehari-hari.
C. Faktor Predisposisi
Kehilangan, perpisahan, penolakan orangtua, harapan orang tua yang tidak realistis,
kegagalan/frustasi berulang, tekanan dari kelompok sebaya; perubahan struktur sosial.
Terjadi trauma yang tiba-tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan dicerai suami,
putus sekolah, PHK, perasaan malu karena sesuatu yang terjadi (korban perkosaan,
dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba) perlakuan orang lain yang tidak menghargai
Klien/perasaan negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.
D. Fisik
Pemeriksaan fisik mencakup semua sistem yang ada hubungannya dengan klien
depresi berat didapatkan pada sistem integumen klien tampak kotor, kulit lengket di
karenakan kurang perhatian terhadap perawatan dirinya bahkan gangguan aspek dan
kondisi klien
E. Psikosisial
1) Konsep Diri
1. Gambaran diri
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau
tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan
terjadi.
Menolak penjelasan perubahan tubuh, persepsi negatif tentang tubuh.
Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang, mengungkapkan
keputus asaan, mengungkapkan ketakutan.
2. Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya: mengungkapkan
keinginan yang terlalu tinggi.
3. Harga diri
4. Perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri,
gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat, mencederai diri,
dan kurang percaya diri.
5. Penampilan Peran
6. Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit,
proses menua, putus sekolah, PHK.
7. Identitas Personal
8. Ketidakpastian memandang diri, sukar menetapkan keinginan dan
tidak mampu mengambil keputusan.
2) Hubungan Sosial
Klien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan hubungan
sosial dengan orang lain terdekat dalam kehidupan, kelompok yang diikuti
dalam masyarakat.
3) Spiritual
Nilai dan keyakinan klien, pandangan dan keyakian klien terhadapap
gangguan jiwa sesuai dengan norma dan agama yang dianut pandangan
masyarakat setempat tentang gangguan jiwa. Kegiatan ibadah : kegiatan di
rumah secara individu atau kelompok.
4) Status Mental
Kontak mata klien kurang/tidak dapat mepertahankan kontak mata, kurang
dapat memulai pembicaraan, klien suka menyendiri dan kurang mampu
berhubungan dengan orang lain, adanya perasaan keputusasaan dan kurang
berharga dalam hidup.
a. Penampilan
Biasanya pada Klien menarik diriklien tidak terlalu memperhatikan
penampilan, biasanya penampilan tidak rapi, cara berpakaian tidak seperti
biasanya (tidak tepat).
b. Pembicaraan
Cara berpakaian biasanya di gambarkan dalam frekuensi, volume dan
karakteristik. Frekuansi merujuk pada kecepatan Klien berbicara dan
volume di ukur dengan berapa keras klien berbicara. Observasi frekuensi
cepat atau lambat, volume keras atau lambat, jumlah sedikit, membisu, dan
di tekan, karakteristik gagap atau kata-kata bersambungan.
c. Aktivitas motoric
Aktifitas motorik berkenaan dengan gerakan fisik klien. Tingkat aktifitas :
letargik, tegang, gelisah atau agitasi. Jenis aktifitas : seringai atau tremor.
Gerakan tubuh yang berlebihan mungkin ada hubunganya dengan ansietas,
mania atau penyalahgunaan stimulan. Gerakan motorik yang berulang atau
kompulsif bisa merupakan kelainan obsesif kompulsif
d. Alam Perasaan
Alam perasaan merupakan laporan diri klien tentang status emosional dan
cerminan situasi kehidupan klien. Alam perasaan dapat di evaluasi dengan
menanyakan pertanyaan yang sederhana dan tidak mengarah seperti
“bagaimana perasaan anda hari ini” apakah klien menjawab bahwa ia
merasa sedih, takut, putus asa, sangat gembira atau ansietas.
e. Interaksi saat wawancara
Interaksi menguraikan bagaimana klien berhubungan dengan perawat.
Apakah klien bersikap bermusuhan,tidak kooperatif, mudah tersinggung,
berhati-hati, apatis, defensive,curiga atau sedatif.
f. Afek
Afek adalah nada emosi yang kuat pada klien yang dapat di observasi oleh
perawat selama wawancara. Afek dapat di gambarkan dalam istilah
sebagai berikut : batasan, durasi, intensitas, dan ketepatan. Afek yang labil
sering terlihat pada mania, dan afek yang datar,tidak selaras sering tampak
pada skizofrenia.
g. Persepsi
Ada dua jenis utama masalah perseptual : halusinasi dan ilusi. Halusinasi
di definisikan sebagai kesan atau pengalaman sensori yang salah. Ilusi
adalah persepsi atau respon yang salah terhadap stimulus sensori.
Halusinasi perintah adalah yang menyuruh klien melakukan sesuatu seperti
membunuh dirinya sendiri, dan melukai diri sendiri.
h. Proses Pikir
Proses pikir merujuk “ bagaimana” ekspresi diri klien proses diri klien
diobservasi melalui kemampuan berbicaranya. Pengkajian dilakukan lebih
pada pola atas bentuk verbalisasi dari pada isinya.
i. Isi Pikir
Isi pikir mengacu pada arti spesifik yang diekspresikan dalam komunikasi
klien. Merujuk pada apa yang dipikirkan klien walaupun klien mungkin
berbicara mengenai berbagai subjek selama wawancara, beberapa area isi
harus dicatat dalam pemeriksaan status mental. Mungkin bersifat kompleks
dan sering disembunyikan oleh klien.
j. Tingkat kesadaran
Pemeriksaan status mental secara rutin mengkaji orientasi klien terhadap
situasi terakhir. Berbagai istilah dapat digunakan untuk menguraikan
tingkat kesadaran klien seperti bingung, tersedasi atau stupor.
k. Memori
Pemeriksaan status mental dapat memberikan saringan yang cepat tehadap
masalah-masalah memori yang potensial tetapi bukan merupakan jawaban
definitif apakah terdapat kerusakan yang spesifik. Pengkajian neurologis
diperlukan untuk menguraikan sifat dan keparahan kerusakan memori.
Memori didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengingat pengalaman
lalu.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Konsentrasi adalah kemampuan klien untuk memperhatikan selama
jalannya wawancara.Kalkulasi adalah kemampuan klien untuk
mengerjakan hitungan sederhana.
m. Kemampuan penilaian
Penilaian melibatkan perbuatan keputusan yang konstruktif dan adaptif
termasuk kemampuan untuk mengerti fakta dan menarik kesimpulan dari
hubungan.
n. Daya titik diri
Penting bagi perawat untuk menetapkan apakahklien menerima atau
mengingkari penyakitnya.
Analisis Data
No Data Etiologi Masalah
1. Gejala dan tanda Ketidaksesuaian Isolasi
mayor Data Subjektif : perilaku sosial Sosial
1. Merasa ingin sendirian dengan norma
2. Merasa tidak aman ditempat
umum Data objektif
1. Menarik diri
2. Tidak berminat/ menolak berinteraksi dengan orang lain atau
lingkungan
Gejala dan tanda
minor Data subjektif
1. Merasa berbeda dengan orang lain
2. Merasa asyik dengan pikiran sendiri
3. Merasa tidak mempunyai tujuan yang
jelas Data objektif
1. Afek datar
2. Afek sedih
3. Riwayat ditolak
4. Menunjukkan permusuhan
5. Tidak mampu memenuhi harapan orang lain
6. Kondisi difabel
7. Tindakan tidak berarti
8. Tidak ada kontak mata
9. Perkembangan terlambat
10. Tidak bergairah/lesu
2. Tanda dan gejala Ketidakefektifan Harga Diri
mayor Data Subjektif : mengatasi Rendah
1. Menilai diri negatif (mis: tidak berguna,tidak tertolong) masalah Kronis
2. Merasa malu/bersalah
3. Merasa tidak mampu melakukan apapun
4. Meremehkan kemampuan mengatasi masalah
5. Merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan positif
6. Melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri
7. Menolak penilaian positif tentang diri
sendiri Objektif :
1. Enggan mencoba hal baru
2. Berjalan menunduk
3. Postur tubuh bungkuk
Gejala dan tanda
minor Subjektif :
1. Merasa sulit berkonsentrasi
2. Sulit tidur
3. Mengungkapkan keputusasaan
Objektif :
1. Kontak mata kurang
2. Lesu dan tidak bergairah
3. Berbicara pelan dan lirih
4. Pasif
5. Perilaku tidak asertif
6. Mencari penguatan secara berlebihan
7. Bergantung pada pendapat orang lain
8. Sulit membuka keputusan
3. Gejala dan tanda Halusinasi Gangguan
mayor Subjektif: Persepsi
1. Mendengar suara bisikan atau melihat bayangan Sensori
2. Merasakan sesuatu melalui indera perabaan, penciuman, perabaan,
atau pengecapan
Objektif :
1. Distrosi sensori
2. Respons tidak sesuai
3. Bersikap seolah melihat, mendengar, mengecap, atau mencium
sesuatu
G. Diagnosa Keperawatan
1. (D.0121) Isolasi Sosial b.d ketidaksesuaian perilaku sosial dengan norma
2. (D.0086) Harga Diri Rendah Kronis b.d ketidakefektifan mengatasi masalah
3. (D.0085) Gangguan Persepsi Sensori b.d halusinasi
Pohon Masalah
H. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Kriteria Intervensi
keperawatan SLKI SIKI
E:
1) Anjurkan berinteraksi dengan orang
lain secara bertahap
Harga dri rendah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen perilaku (I.12463)
kronis (D..0086) diharapkan masalah dapat teratasi dengan tujuan 1) Identifikasi harapan untuk
dan kriteria hasil: mengandalikan perilaku
Harga diri (L.09069) P:
1) Penilaian diri positif meingkat
1) Diskusiakan tanggung jawab
2) Perasaan memiliki kelebihan
terhadap perilaku
atau kemapuan positif meningkat
3) Penerimaan penilaian positif terhadap diri 2) Jadwalkan kegiatan terstruktur
sendiri meningkat 3) Tindakan aktivitas fisik sesuai
4) Minat mencoba hal baru meningkat kemampuan
5) Postur tubuh menampakan 4) Lakukan kegiatan
wajah meningkat pengalihan terhadap agistasi
6) Berjalan menampakan wajah meningkat 5) Cegah perilaku pasif dan agresif
7) Perasaan malu menurun 6) Beri pengetahuan positif terhadap
8) Perasaan bersalah menurun keberhasilan pengendalian
9) Perasaan tidak mampu melakukan perilaku
apapun menurun 7) Hindari bersikap menyudutkan dan
10) Meremahkan kemampuan mengatasi menghentikan pembicaraan
masalah menurun E:
E:
N0 DP IMPLEMENTASI EVALUASI
P: hentikan intervensi
P: hentikan intervensi
P: hentikan intervensi
P: hentikan intervensi
P: hentikan intervensi
P: hentikan intervensi
P: hentikan intervensi
Menganjurkan berintaraksi S : Klien mengatakan berbicara dengan masyarakat
dengan lain secara bertahap sekitar
P: hentikan intervensi
2 2 Mengidentifikasi harapan S : Klien mengatakan ingin berusaha memperbaiki
untuk mengenalikan diri
perilaku
O :Pasien tampak mulai percaya diri dengan
berlatih memperbaiki dirinya
P: hentikan intervensi
P: hentikan intervensi
P: hentikan intervensi
P: hentikan intervensi
P : hentikan intervensi
P: hentikan intervensi
Menghidari bersikap S:Klien mengatakan tidak mau mengungkit
menyudutkan dan masa lalunya
menghentikan pembicaraan
O : Klien tampak lebih bahagia
P : hentikan intervensi
P : hentikan intervensi
P : hentikan intervensi
Memonitor dan sesuaikan S : Klien mengatakan sudah bisa berkomunikasi
tingkat aktivitas dan dengan orang lain O : Klien sudah bisa membedakan
stimulasi lingkungan suara orang dan sudah mengobrol dengan orang
sekitar
P: hentikan intervensi
P: hentikan intervensi
P: hentikan intervensi
STRATEGI PELAKSANAAN 1
1. Pertemuan : 1
Kondisi Klien :
Klien sudah 2 minggu sering menyendiri, bingung sulit tidur tidak mau makan jarang
sekali bergaul dengan lingkungan karena klien merasa malu.
2. Diagnosa Keperawatan :
(D.0121) Isolasi sosial b.d ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan
3. Tujuan Umum :
Membantu pasien untuk interaksi sosial dengan orang lain
Tujuan Khusus :
a) Membina hubungan saling percaya
b) Membantu klien mengenali penyebab isolasi sosial
c) Membantu klien mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain
d) Mengajarkan pasien berkenalan
4. Komunikasi Terapeutik
A. Orientasi
1. Salam terapeutik
" Assalamualaikum wr wb, selamat pagi pak, perkenalkan pak saya Nikita "
" Bapak saya mahasiswa profesi ners dari Universitas Widya Husada Semarang,
disini saya akan menjalankan praktek ini dari pukul 08.00-14.00 wib "
" Saya sering melihat bapak menyendiri, kalau boleh tau kenapa bapak tidak
berkomunikasi dengan orang lain? "
Validasi kemampuan
" Lalu apa yang bisa bapak lakukan ketika bapak bertemu orang lain? "
" Apakah bapak diam saja? atau bapak langsung menyapa ora tersebut untuk diajak
berkomunikasi "
" Baik pak, bagaimana kalau kita lanjutkan perbincangan kita di taman pak supaya
lebih santai suasananya, dan untuk waktunya 15 menit saja ya pak, bagaimana pak? "
" Jadi tujuan perbincangan kita hari ini supaya kita saling mengenal dan bapak bisa
menceritakan masalah bapak ke saya, kemudian kita akan belajar bersama bagaimana
cara berkomunikasi dengan orang lain, apakah bapak bersedia? "
B. Fase Kerja
" Tadi kan bapak bilang kalau bapak merasa kesepian, apa yang membuat bapak merasa
kesepian "
" Kalau boleh tau kenapa bapak lebih sering menyendiri? "
" Apakah bapak tau akibat tidak mau berinteraksi dengan orang lain pak? "
" Baik pak jika bapak belum mengetahui akibat dari tidak mau berinteraksi dengan orang
lain saya akan menjelaskannya ya pak, jadi kita tidak akan mempunyai teman jika kita
tidak mau berinteraksi dengan orang lain, kemudian kita akan merasa kesepian seperti
yang bapak rasakan saat ini. Untuk itu perlu dilakukan interaksi dengan orang lain ya pak
"
" Untuk mengawali berinteraksi dengan orang lain tentunya kita harus berkenalan
terlebih dahulu apakah bapak tau bagaimana cara berkenalan dengan orang lain pak? "
" Baik pak karena bapak belum mengetahui cara berkenalan saya akan mengajarkannya,
bapak bisa lihat saya terlebih dahulu . "
" Pertama - tama kita menyapa lawan bicara kita (sambil berjabat tangan), "perkenalkan
nama saya nikita, kalau boleh tau nama bapak siapa? Saya hobi bermain badminton kalau
bapak hobinya apa? ", Dan jika bapak ingin mengatahui hal lainnya bapak bisa
menanyakannya lagi, jadi seperti itu contoh perkenalannya ya pak apakah bapak
mengrti ? "
C. Terminasi
a. Evaluasi subjektif
" Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang - bincang dengan saya, dan belajar
berkenalan dengan orang lain? "
b. Evaluasi objektif
" Sekarang coba bapak ulangi lagi cara berkenalan dengan orang lain "
" Alhamdulillah, bapak sudah bisa melakukan perkenalan dengan baik ya pak "
c. Rencana tindak lanjut
" Baiklah pak, saya berharap semoga bapak sudah tidak merasa kesepian lagi dan
bapak bisa berinteraksi dengan orang lain supaya bapak mempunyai teman untuk
diajak ngobrol dengan mempraktekan cara berkenalan yang sudah saya ajarkan tadi
ya pak. "
d. Kontrak selanjutnya (waktu, tempat, dan topik)
" Sepertinya sudah cukup untuk bincang - bincang kita pada hari ini ya pak, kita
bertemu lagi besok sekitar pukul 13.00-13.15 wib, untuk tempatnya ditaman ini lagi
ya pak supaya suasannya santai, besok kita akan mengevaluasi hasil yang sudah kita
bicarakan hari in ya pak dan kita akan belajar melakukan kegiatan dalam kelompok "
DAFTAR PUSTAKA
Direja, Ade Herman S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika
Sutejo. (2017). Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa: Ganguan Jiwa dan
Psikososial. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI). Edisi 1.
Jakarta. Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Edisi 1.
Jakarta. Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Edisi 1.
Jakarta. Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia