Perkerasan Lentur Standart Binamarga
Perkerasan Lentur Standart Binamarga
Perkerasan Lentur Standart Binamarga
Disusun Oleh :
ROY LABAN P. MAMARI
13.21.097
Ruas Jalan Sentani-Warumbain merupakan jalan Nasional yang atau jalan kolektor
dalam system jaringan jalan primer yang menghubungkan antar kabupaten Sentani
dan kota Jayapura. Diruas jalan ini sering dilewati beberapa kendaraan-kendaraan
besar dan berat dengan keadaan geometrinya yang tidak terlalu lebar yang
mengakibatkan sering terjadi kecelakaan dibeberapa tikungan tajam dan juga
kerusakan pada bagian bagian jalan, selain itu cuaca didaerah sekitar ruas jalan
sentani-warumbain cenderung sering terjadi pergantian cuaca yang sangat drastis
yang mengakibatkan juga sering terjadi kerusakan dibeberapa bagian ruas jalan.
Dampak dari kurang lebarnya dan rusaknya kondisi eksisting diruas jalan sentani-
warumbain itu adalah : terhambatnya aktivitas perekonomian di daerah tersebut.
Tujuan dari studi adalah untuk merencanakan perkerasan lentur pada pelebaran jalan
baru yaitu pada bahu jalan dan juga merencanakan perkerasan lentur pada perkerasan
tambahan atau overlay.
Untuk menunjang studi ini diperlukan beberapa data seperti : data volume lalu lintas,
data curah hujan, data CBR, data benkelman beam dan juga data analisa harga satuan
dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Satker Perencanaan dan
Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Papua. Dari hasil data yang diperoleh kemudian
diolah dan dianalisa pada perhitungan perkerasan lentur jalan baru dan perkerasan
tambahan (overlay) dengan standar Bina Marga analisa perkerasan lentur ini
menggunakan Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan
Metode Analisa Komponen (SKBI-2.3.26.1987), sedangkan untuk analisa perkerasan
tambahan (overlay) ini menggunakan metode Hot Rolled Overlay Design For
Indonesia).
Dari hasil perhitungan diperoleh masing masing tebal lapisan perkerasan lentur jalan
baru dan juga tebal lapisan perkerasan tambahan (overlay) dengan nilai yang beragam
yaitu : segmen 1 mempunyai nilai lapisan D1= 5,4 cm, D2 = 25 cm, D3 = 35 cm
begitupun pada setiap segmen (KM) seterusnya sampai sembilan segmen dan setelah
itu diperoleh juga hasil rencana anggaran biaya dari setiap pembagian segmen (KM)
total biaya yang dibutuhkan adalah sebesar Rp. 230.334.073.430 diharapakn pada
perencanaan ini bisa mendapatkan hasil analisa yang baik sehingga dapat mengatasi
kerusakan pada ruas jalan dan juga bisa membantu perekonomian daerah tersebut.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
karunia, rahmat dan Kuasa-Nya yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran
dalam menyusun skripsi ini yang berjudul “Studi Perencanaan Perkerasan Lentur
Jalan Raya Dengan Standar Bima Marga Pada Ruas Jalan Sentani-Warumbain
KM 41+000 - KM 61+000 (20 KM)” ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan
serta saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis tak
lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Nusa Sebayang, MT selaku DEKAN Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
2. Bapak Ir. A. Agus Santosa, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Institut
Teknologi Nasional Malang
3. Bapak Dr. Ir. Nusa Sebayang, MT sebagai dosen pembimbing I yang telah
banyak membantu dalam penyusunan Skripsi ini.
4. Bapak Drs. Kamidjo Rahardjo, ST.,MT sebagai dosen pembimbing II yang
telah banyak membantu dalam penyusunan Skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Institut Teknologi Nasional Malang yang telah
memberikan ilmu pengetahuannya yang menunjang dalam penyusunan dan
selesainya Skripsi ini.
6. Rekan–rekan Mahasiswa Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang atas
bantuan dan kerja sama dalam penyusunan Skripsi ini.
Skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu diharapkan saran dan
kritik dari para pembaca sekalian, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Segala kekurangan bersumber dari saya, dan segala kebaikan serta
kesempurnaan datangnya hanya dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Malang,….September 2017
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL….......................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN............................................................iv
ABSTRAK........................................................................................v
KATA PENGANTAR.....................................................................vi
DAFTAR ISI...................................................................................vii
DAFTAR TABEL............................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.....................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................1
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA…..................................................................................6
vii
2.2.1.1 Lapisan Permukaan (Surface Course)…........9
viii
3.4 Metode dan Analisa Perhitungan Tebal Perkerasan….....42
4.2.1 Perencanaan…...........................................48
4.3.1 Perencanaan…...........................................51
ix
4.4.6.2 Nilai RCI/IRI.......................................103
6.1 Kesimpulan….............................................192
6.2 Saran…........................................................194
x
DAFTAR PUSTAKA…..........................................................195
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.4 Prediksi LHR pada awal jalan pertama kali dibuka (2019).............53
Tabel 4.5 Prediksi LHR pada awal umur rencana 5 tahun umur rencana.......54
xii
Tabel 4.7 Prediksi LHR pada umur rencana 20 tahun (2034-2054).................55
Tabel 4.14 Data Curah Hujan Bulanan Kota Jayapura Tahun 2005-2015........72
xiii
Tabel 5.1 Volume Pekerjaan Perkerasan.........................................................114
Tabel 5.7 Rekap Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Galian Biasa. .124
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3 Jenis Tanah Dasar ditinjau dari Muka Tanah Asli.................................15
Gambar 2.12 Nomogram Untuk IPt = 2,5 dan IPo = > 4............................................30
Gambar 2.13 Nomogram Untuk IPt = 2,5 dan IPo = 3,9 – 3,5...................................30
Gambar 2.14 Nomogram Untuk IPt = 2,0 dan IPo = > 4...........................................31
Gambar 2.15 Nomogram Untuk IPt = 2,0 dan IPo = 3,9 – 3,5..................................31
Gambar 2.16 Nomogram Untuk IPt = 2,0 dan IPo = 3,9 – 3,5..................................32
Gambar 2.17 Nomogram Untuk IPt = 1,5 dan IPo = 3,4 – 3,0..................................32
Gambar 2.18 Nomogram Untuk IPt = 1,5 dan IPo = 2,9 – 2,5..................................33
Gambar 2.19 Nomogram Untuk IPt = 1,0 dan IPo = 2,9 – 2,5..................................33
Gambar 2.20 Nomogram Untuk IPt = 1,0 dan IPo = < 2,4........................................34
xv
Gambar 3.1 Peta Lokasi Proyek Ruas Jalan Sentai-Warumbain................................43
xvi
Gambar 4.15 Susunan Perkerasan Segmen 1..........................................................86
Gambar 4.31 Grafik hubungan antara Volume lalu lintas, RCI, dan lendutan
balik....................................................................................................................105
xvii
Gambar 4.32 Kondisi Camber, Penampang Melintang Jalan…........................106
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
Kota Jayapura, Ibu Kota Provinsi Papua yang termasuk salah satu
kota besar dan ramai di pulau Papua. Populasi di daerah Jayapura meningkat
sekarang ini antara 800.000 sampai 10.000 penduduk. Provinsi Papua yang
yang bernilai strategis bagi pertahanan dan keamanan Negara. Selain itu,
ini berupa hasil hutan, bahan tambang dan energi, perikanan, lahan pertanian
yang luas, panorama alam serta nilai budaya yang beragam menjadikan
kini dan masa yang akan datang. Namun tidak dapat dipungkiri tingkat
dengan kekayaan alam yang dimiliki. Ada beberapa factor yang membentuk
Papua, maka pemerintah terus berupaya membangun ruas-ruas jalan baru dan
1
wilayah kabupaten yang ada. Kabupaten Jayapura yang beribukota disentani,
terletak antara 1390 - 15’ - 1400 45’ Bujur Timur dan 20 - 15’ - 30 45’ Lintang
wilayah terluas yaitu sekitar 4.357,9 Km2 atau sekitar 24,88 % dan Distrik
Sentani Barat sebagai distrik yang terkecil wilayahnya, yaitu hanya 129,2
wilayah yang jauh dari kata menggantungkan kebutuhan hidup mereka pada
ini, berternak babi dan sapi juga menjadi salah satu pekerjaan untuk
genyem ini adalah jalan nasional yang memegang peranan penting sebagai
2
memiliki nilai yang sangat strategis khususnya sebagai urat nadi
tanah pada badan jalan serta eksisting jalan yang kecil disepanjang jalan
tersebut pada umumnya dipicu oleh faktor alam seperti curah hujan yang
tinggi, kondisi geologi yang rentan terhadap longsoran serta factor non
lentur jalan raya yang efesien dan efektif agar fungsi jalan tetap terjaga
KM)‘’
3
1.2 Identifikasi Masalah
1) Kemiringan jalan
1. Berapa tebal perkerasan lentur pada bagian pelebaran bahu jalan dan
Sentani-Warumbain ?
jalan Sentani-Warumbain ?
4
1.4 Batasan Masalah
maka diperlukan suatu batasan masalah agar penulis skripsi ini lebih terarah.
Sesuai judul skripsi ini maka pembahasan masalah ditekankan pada hal-hal
berikut :
Warumbain.
Bina Marga.
perkerasan lentur dengan menggunakan CBR tanah dasar yang bevariasi pada
adalah:
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jalan raya adalah suatu lintasan yang bermanfaat untuk melewati lalu
lintas yang ada, merupakan yang utama di Indonesia dan di banyak negara,
1
Hendra Suryadharma & Beniktus Susanto, Rekayasa Jalan Raya, 1999, hal 1.
6
Untuk menghubungkan ruas jalan baru maupun peningkatan yang
agar diperoleh hasil yang terbaik dan ekonomis, tetapi memenuhi unsur
menyebarkan beban lalu lintas tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada
tanah dasar.
tanpa tulangan diletakan diatas tanah dasar dengan atau tanpa pondasi.
2
Shirley L. Hendarsin, Perencanaan Teknik Jalan Raya, 2000. Hal 2
3
Silvia Sukirman, Perkerasan Lentur Jalan Raya, 1999, Hal 83.
7
3. Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement), yaitu
perkerasan jalan melaluli bidang kontak roda berupa beban terbagi rata, beban
masing- masing lapisan berbeda dan semakin ke bawah semakin kecil. Lapisan
permukaan harus mampu menerima seluruh jenis gaya yang bekerja, lapis
4
Silvia Sukirman, Perkerasan Lentur Jalan Raya, 1999, Hal 4
8
pondasi atas menerima gaya vertical dan getaran, sedangkan tanah dasar
Atas
berfungsi sebagai :
2. Lapis kedap air, sehingga hujan yang jatuh diatasnya tidak meresap
3. Lapis aus (wearing course), lapis yang langsung menderita gesekan akibat
oleh lapisan lain yang mempunyai daya dukung yang lebih jelek.
5
Silvia Sukirman, Perkerasan Lentur Jalan Raya, 1999, hal 8
9
menghasilkan lapisan yang kedap air dengan stabilitas yang tinggi dan daya tahan
yang lama.
kegunaan, umur rencana serta pentahapan konstruksi, agar dicapai manfaat yang
a. Lapisan bersifat nonstructural berfungsi debagai lapisan aus dan kedap air
antara lain :
Burtu (laburan aspal satu lapis), merupakan lapisan penutup yang terdiri
dari lapisan aspal yang ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi
Burda (laburan aspal pasir), merupakan lapis penutup yang terdiri dari
lapisan aspal ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali secara berurutan
Latasir (lapisan tipis alpal pasir), merupakan lapis penutup yang terdiri
dari lapisan aspal dan pasir alam bergradasi menenus dicampur, dihampar
dan dipadatkan pada suhu tertentu dengan tebal padat 1-2 cm.
Buras (laburan aspal), merupakan lapis penutup terdiri dari lapisan aspal
cm.
Lataston (lapis tipis aspal beton), dikenal dengan nama Hot Roll Sheet
(HRS), merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat
1
bergradasi timpang, mineral pengisi (filter) dan aspal keras dengan
agregat pokok dan agregat pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang
diikat oleh aspal dengan cara dicampurkan diatasnya dan dipadatkan lapis
demi lapis. Diatasnya ini biasanya diberi laburan aspal dengan agregat
penutup. tebal lapisan satu lapis dapat bervariasi dari 4-10 cm.
lasbug merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari
dihampar dan dipadatkan secara dingin. Tebal padat tiap lapisan antara 3-5
cm.
Laston (lapis aspal beton), merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan
yang terdiri dari campuran aspal keras dan agragat yang mempunyai
tertentu.6
1
2.2.1.2 Lapis Pondasi Atas (Base Course)
Lapis perkerasan yang terletak diantara lapis pondasi bawah dan lapis
permukaan dinamakan lapis pondasi atas (Base Course). Fungsi lapisan pondasi
1. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan
yang cukup kuat. Bahan untuk lapisan pondasi atas umumnya harus cukup kuat
dan awet sehingga dapat menahan beban-beban roda. Sebelum menentukan suatu
untuk lapisan pondasi atas tanpa bahan pengikat umumnya menggunakan material
dengan CBR > 50% dan Plastisitas Indeks (PI) < 4% 7. Bahan-bahan alam seperti
batu pecah, krikil pecah, stabilitas tanah dengan semen dan kapur dapat digunakan
sebagai lapis pondasi atas yagn umumnya dipergunakan di Indonesia antara lain :
7
Silvia Sukirman, Perkerasan Lentur Jalan Raya, 1999, hal
1
Batu pecah kelas A mempunyai gradasi uang lebih kasar dari baru pecah kelas B,
batu pecah kelas B lebih kasar dari pada batu pecah kelas C. Kriteria dari masing-
masing jenis lapisan diatas dapat diperoleh pada spesifikasi yang diberikan.
b. Pondasi madacam
c. Pondasi Telford
ke tanah dasar. Lapisan ini harus cukup kuat, mempunyai CBR 20%
8
Silvia Sukirman, Perkerasan Lentur Jalan Raya, 1999, hal 10.
9
Silvia Sukirman, Perkerasan Lentur Jalan Raya, 1999, hal 13
1
5. Lapisan pertama, agar perkerasan dapat berjalan lancer. Hal ini
sehubungan dengan kondisi lapangan yang memaksa harus segera menutup tanah
dasar dari pengaruh cuaca, atau lemahnya daya dukung tanah menahan roda-roda
alat besar. Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik
Jenis lapisan pondasi bawah yang umum dipergunakan di Indonesia anatar lain :
Sirtu kelas A bergradasi dari sirtu kelas B, yang masing-masing dapat dilihat
b. Stabilisasi
lainnya, tanah dasar dipadatkan terlebih dahulu sehingga tercapai kestabilan yang
Ditinjau dari muka tanah asli, lapisan tanah dasar dapat dibedakan menjadi :
10
Silvia Sukirman, Perkerasan Lentur Jalan Raya, 1999, hal 14
1
a. Lapisan tanah dasar, tanah galian
Gambar 2.3 Jenis Tanah Dasar ditinjau dari Muka Tanah Asli
Sumber : Silvia Sukirman, Perkerasan Lentur Jalan Raya, 1999, hal 15.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat ditentukan oleh sifat-
sifat daya dukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut tanah
2. Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat perubahan air.
3. Daya dukung tanah yang tidak merata dan sukar ditentukan secara pasti pada
daerah dengan macam tanah yang sangat berbeda sifat dan kedudukannya,
4. Lendutan dan lendutan baik selama dan sesudah pembebanan lalu lintas dari
diakibatkannya, yaitu pada tanah berbutir kasar (granular soil) yang tidak
11
Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Analisa Komponen, SKBI
1987. Departemen Pekerjaan Umum. hal 6
1
2.3 Perkerasan Lentur Metode Bina Marga
Umur rencana perkerasan jalan ialah jumlah tahun dari saat jalan
tersebut dibuka untuk lalu lintas kendaraan sampai diperlukan suatu perbaukan
Tebal lapisan perkerasan jalan ditentukan dari beban yang akan dipikul,
berarti dari arus lalu-lintas yang hendak memakai jalan tersebut. Besarnya arus
diperoleh dari :
Jalur rencana merupakan salah satu jalur lalu lintas dari suatu ruas jalan
raya menampung lalu lintas terbesar. Jika jalan tidak memiliki batas lajur,
maka jumlah lajur ditentukan dari lebar perkerasan menurut table dibawah ini
12
Silvia Sukirman, Perkerasan Lentur Jalan Raya, 1999, hal 93.
1
Tabel 2.1 Jumlah Lajur Berdasarkan Lebar Perkerasan
Lebar Perkerasan (L) Jumlah Lajur (N)
L< 5,50 m 1 Lajur
5,50 m ≤ L < 8,25 m 2 Lajur
8,25 m ≤ L < 11,25 m 3 Lajur
11,25 ≤ L < 15,00 m 4 Lajur
15,00 m ≤ L < 18,75 m 5 Lajur
18,75 ≤ L < 22,00 6 Lajur
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan
Analisa Komponen, SKBI 1987, Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, hal 8.
Koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat lewat
lajur rencana kendaraan ditentukan menurut table dibawah ini :
1
2. Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan
ukuran, berat total, konfigurasi dan beban sumbu, daya dan lain sebagainya. Oleh
karena itu volume lalu lintas umumnya dikelompokan atas beberapa kelompok
total 2 ton.
b. Bus
c. Truk 2 as
d. Truk 3 as
e. Truk 5 as
f. Semi Trailer
kontak antara roda dan perkerasan, kecepatan kendaraan, dan lain sebagainya.
ditimbulkan tidaklah sama. Oleh karena itu perlu adanya beban standar
Beban standar merupakan beban sumbu tunggal beroda ganda seberat 18.000
1
Semua beban kendaraan lain dengan beban sumbu berbeda diekivalenkan
(E)”. Angka ekivalen kendaraan adalah angka yang menunjukan jumlah lintasan
dari sumbu tunggal seberat 8,16 ton yang akan menyebabkan kerusakan yang
sama atau penentuan indeks permukaan yang sama apabila kendaraan lewat satu
kali.
4
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑔
Angka ekivalen sumbu tunggal = ( 8160 )
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑔
Angka ekivalen sumbu ganda = 0,086 ( ) 4
8160
1
Tabel 2.3 Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan
Beban Sumbu Angka Ekivalen
Kg Lbs Sumbu Tunggal Sumbu Ganda
1.000 2.205 0,0002 -
2.000 4.409 0,0036 0,0003
3.000 6.614 0,0183 0,0016
4.000 8.818 0,0577 0,0050
5.000 11.023 0,1410 0,0121
6.000 13.228 0,2923 0,0251
7.000 15.432 0,5425 0,0466
8.000 17.637 0,9238 0,0794
8.160 18.000 1,000 0,0860
9.000 19.841 1,4798 0,1273
10.000 22.046 2,2555 0,1940
11.000 24.251 3,3022 0,2840
12.000 26.455 4,6770 0,4022
13.000 28.660 6,4419 0,5540
14.000 30.864 8,6647 0,7452
15.000 33.064 11,4184 0,9820
16.000 35.276 14,7815 1,2712
Sumber : Petunjuk Perencanaan tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Analisa
Komponen, SKBI 1987, Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, ham 10
Lalu lintas harian rata-rata adalah jumlah rata-rata lalu lintas kendaraan
bermotor beroda empat atau lebih yang dicatat selama 24 jam sehari
13
Petunjuk Perencanaan Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Analisa Komponen, Departemen
Pekerjaan Umum, hal 2
2
b. Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)
Lintas ekivalen permulaan adalah lintas ekivalen pada suatu jalan tersebut
berikut :
LEP = 𝐿𝐻𝑅jxCjxEj
𝑗
∑𝑛
Dimana :
j = Jenis Kendaraan
Lintas ekivalen akhir adalah besarnya lintas ekivalen pada saat jalan
Dimana :
Lintas ekivalen rencana adalah jumlah lalu lintas ekivalen yang akan
melintas jalan tersebut selama masa pelayanan, dari saat dibuka sampai
LER = LET x FP
2
Faktor penyesuaian (FP) tersebut ditentukan sebagai berikut :
FP = 𝑈𝑅
10
dinyatakan dengan nilai CBR (California Bearing Ratio). Jadi harga CBR
bahan standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100%
dalam memikul beban lalu lintas atau dinyatakan dengan rumus demikian :
ket : - Test Unit Stress adalah Daya Dukung Bahan (Tanah Dasar)
6; 5; 11; 10; 6; 6; dan 4. Untuk mencari harga CBR yang mewakili dapat
2
y
x
CBR
Gambar 2.7 Contoh penentuan harga CBR yang mewakili
2
Cara Analitis mencari CBR dan juga mencari DDT
perkerasan (ITP). Nilai daya dukung tanah dasar didapat dari hasil grafik
korelasi CBR tanah dasar terhadap DDT, secara analitis nilai DDT
Keterangan :
Alat CBR
CBR In-Situ
2
Keterangan :
2. Hydraulic jack
3. Gauge
CBR Dynamic
Keterangan :
Alat ini digunakan untuk menentukan nilai CBR sub grade, sub base atau base
course suatu sistem secara cepat dan praktis. Biasa dilakukan sebagai pekerjaan
Spesifikasi :
600
Mistar : 100 cm
2
Pengoperasian yang praktis : Peralatan ini cukup dioperasikan oleh dua operator
Portable Alat ini di desain khusus agar mudah dibawa kemanapun juga.
Rangkaian alat ini dapat dibongkar pasang dengan mudah dan cepat.14
1. Mistar ukur
2. Batang penetrasi
3. Konus
4. Landasan penumbuk
5. Stang pelurus
6. Palu penumbuk
7. Kunci pas 8.
8. Tas terpal
14
Penelitian Terdahulu Jurnal Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil SV UGM
2
2.3.5 Faktor Regional (FR)
kendaraan yang berhenti, sedangkan keadaan iklim mencangkup curah hujan rata-
dianggap sama. Dengan demikian dalam penentuan tebal perkerasan ini, factor
persentase berat kendaraan dan yang berhenti serta iklim (curah hujan)
2
2.3.6 Indeks Permukaan (IP)
serta kekokohan permukaan yang bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lalu
lintas yang lewat. Adapun beberapa nilai IP beserta artinya adalah seperti yang
IP = 1,0 : adalah menyatakan permukaan jalan dalam kedaan rusak berat sehingga
IP = 1,5 : adalah tingkat pelayanan terendah yang masih mungkin (jalan tidak
terputus)
IP = 2,0 : adalah tingkat pelayanan terendah bagi jalan yang masih mantap.
IP = 2,5 : adalah menyatakan permukaan jalan masih cukup stabil dan baik.
Dalam menentukan Indeks Permukaan (IP) pada akhir umur rencana, perlu
2
Dalam menentukan indeks permukaan pada awal umur rencana (IPo) perlu
diperhatikan jenis lapis permukaan jalan (kerataan/kehausan serta kekokohan)
pada awal umur rencana, menurut table di bawah ini :
Tabel 2.7 Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana (IPo)
Jenis Lapis Perkerasan IPo Roughness
LASTON ≥4 ≤ 1000
3,9 – 3,5 > 1000
HRA 3,9 – 3,5 ≤ 2000
3,4 – 3,0 > 2000
BURDA 3,9 – 3,5 ≤ 2000
BURTU 3,4 – 3,0 > 2000
LASPEN 3,4 – 3,0 < 2000
2,9 – 2,5 ≤ 3000
LATASBUM 2,9 – 2,5 > 3000
BURAS 2,9 – 2,5
LATASIR 2,9 – 2,5
JALAN TANAH ≤ 2,4
JALAN KRIKIL ≤ 2,4
*) Alat pengukuran roughness yang dipakai adalah NAASRA, yang dipasang
pada kendaraan standar Datsun 1500 station wagon, dengan
kecepatan kendaraan ±32 km per jam.
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan
Analisa Komponen, SKBI 1987, Penerbit Departemen Pekerjaan
Umum, hal 16.
2
2.3.7 Indeks Tebal Perkerasan
(̅𝑰̅𝑻̅𝑷̅
̅) dapat
Gambar 2.13 Nomogram Untuk IPt = 2,5 dan IPo = 3,9 – 3,5
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan lentur Jalan Raya dengan Analisa
Komponen, SKBI 1987, Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Lampiran 1 (2).
3
Gambar 2.14 Nomogram Untuk IPt = 2,0 dan IPo = > 4
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan lentur Jalan Raya dengan Analisa Komponen,
SKBI 1987, Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Lampiran 1 (3).
Gambar 2.15 Nomogram Untuk IPt = 2,0 dan IPo = 3,9 – 3,5
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan lentur Jalan Raya dengan Analisa Komponen,
SKBI 1987, Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Lampiran 1 (4).
3
Gambar 2.16 Nomogram Untuk IPt = 2,0 dan IPo = 3,9 – 3,5
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan lentur Jalan Raya dengan Analisa Komponen,
SKBI 1987, Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Lampiran 1 (5).
Gambar 2.17 Nomogram Untuk IPt = 1,5 dan IPo = 3,4 – 3,0
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan lentur Jalan Raya dengan Analisa Komponen,
SKBI 1987, Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Lampiran 1 (6).
3
Gambar 2.18 Nomogram Untuk IPt = 1,0 dan IPo = 2,9 – 2,5
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan lentur Jalan Raya dengan Analisa Komponen,
SKBI 1987, Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Lampiran 1 (7).
Gambar 2.19 Nomogram Untuk IPt = 1,0 dan IPo = 2,9 – 2,5
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan lentur Jalan Raya dengan Analisa Komponen,
SKBI 1987, Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Lampiran 1 (8).
3
Gambar 2.20 Nomogram Untuk IPt = 1,0 dan IPo = < 2,4
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan lentur Jalan Raya dengan Analisa Komponen,
SKBI 1987, Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Lampiran 1 (9).
sesuai nilai Marshall Test (untuk bahan dengan aspal), kuat tekan (untuk
bahan yang distrabilisasikan dengan semen atau kapur), atau CBR (untuk
3
Tabel 2.8 Koefisien Kekuatan Relatif (a)
Koefisien Kekuatan Relatif Kekuatan Bahan
a1 a2 a3 MS Kt CBR Jenis Bahan
(kg) (kg/cm) (%)
0,40 - - 744 - -
0,35 - - 590 - - Laston
0,35 - - 454 - -
0,30 - - 340 - -
0,35 - - 744 - -
0,31 - - 590 - - Lasbutag
0,28 - - 454 - -
0,26 - - 340 - - HRA
0,30 - - 340 - - Aspal macadam
0,26 - - 340 - - Lapen (mekanis)
0,25 - - - - Lapen (manual)
0,20 - - - -
- 0,28 - 590 - - Laston Atas
- 0,26 - 454 - -
- 0,24 - 340 - - Lapen (mekanis)
- 0,23 - - - - Lapen (manual)
- 0,19 - - - -
- 0,15 - - 22 - Stab. Tanah dengan semen
- 0,13 - - 18 -
- 0,15 - - 22 - Stab. Tanah dengan kapur
- 0,13 - - 18 -
- 0,14 - - - 100 Batu pecah (kelas A)
- 0,13 - - 80 Batu pecah (kelas B)
- 0,12 - - 60 Batu pecah (kelas C)
- - 0,13 - - 70 Sirtu/pitrun (kelas A)
- - 0,12 - - 50 Sirtu/pitrun (kelas B)
- - 0,11 - - 30 Sirtu/pitrun (kelas C)
- - 0,10 - - 20 Tanah/lempung kepasiran
Catatan : Kuat tekan stabilitas tanah dengan semen diperiksa pada hari ke 7.
Kuat tekan stabilitas tanah dengan kapur diperiksa pada hari ke 21.
Sumber : Petunjuk Perencanan Tebal Perkerasan Jalan Raya dengan Analisa
Komponen, SKBI 1987, Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, hal
17-18
2.3.9 Batas-Batas Minimum Tebal Lapisan Perkerasan
Tabel 2.9 Batas Minimum Tebal Lapisan Permukaan
ITP Tebal Minimum (cm) Bahan
< 3,00 5 Lapisan pelindung (Buras/Burtu/Burda)
< 3,00 – 6,70 5 Lapen/Aspal Macadam, HRA, Lasbug, Laston
6,70 – 7, 49 7,5 Lapen/Aspal Macadam, HRA, Lasbug, Laston
7,50 – 9,99 7,5 Lasbutag, Laston
≥ 10,00 10 Laston
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Analisa
Komponen SKBI 1987, Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, hal 18
3
Tabel 2.10 Batas Minimum Tebal Perkerasan
Keterangan : Untuk setiap nilai ITP bila digunakan pondasi bawah, tebal minimum
adalah 10 cm
*) Batas 20 cm tersebut dapat diuraikan menjadi 15 cm bila untuk pondasi bawah digunakan
material berbutir kasar.
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Analisa
Komponen SKBI 1987, Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, hal 19
3
2.3.10 Pelapisan Tambahan
Untuk perhitungan pelapisan tambahan (overlay), kondisi perkerasan lama
(existing pavement) dinilai sesuai table dibawah ini:
Tabel 1.12 Nilai Kondisi Perkerasan Jalan
1. Lapis Permukaan :
Umumnya tidak retak, hanya sedikit deformasi pada jalur roda.............90 – 100%
Terlihat retak halus, sedikit deformasi pada jalur roda
namun masih tetap stabil…......................................................................70 – 90%
Retak sedang, beberapa deformasi pada jalur roda,
retak pada dasarnya menunjukan kestabilan….........................................50 – 70%
Retak banyak, demikian juga deformasi pada jalur
roda, menunjukan gejala ketidakstabilan…..............................................30 – 50%
2. Lapis Pondasi :
a. Pondasi Aspal Beton atau Penetrasi Macadam
umumnya tidak retak…...........................................................................90 – 100%
Terlihat retak halus, namun masih tetap stabil….....................................70 – 90%
Retak sedang, pada dasarnya masih menunjukan kestabilan…...............50 – 70%
Retak banyak, menunjukan gajala ketidakstabilan....................................30 – 50%
b. Stabilitasi Tanah dengan Semen atau Kapur :
Indek Plastisitas (Plasticity Index = PI) ≤ 10….....................................70 – 100%
c. Pondasi Macadam atau Batu Pecah :
Indek Plastisitas (Plasticity Index = PI) ≤ 6….......................................80 – 100%
3. Lapis Pondasi Bawah
Indek Plastisitas (Plasticity Index = PI) ≤ 6…......................................90 – 100%
Indek Plastisitas (Plasticity Index = PI) ≤ 6…......................................70 – 90%
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Analisa
Komponen, SKBI 1987, Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, hal 20.
Dimana :
a1, a2, a3, adalah Koefisien kekuatan relative bahan perkerasan dari table
2.8 untuk lapisan permukaan (a1), lapis atas (a2), dan lapis pondasi bawah
(a3).
3
d1, d2, d3 adalah Tebal masing-masing lapisan dalam cm untuk lapisan
permukaan (d1), lapis pondasi atas (d2), dan lapis pondasi bawah (d3).
Perkiraan besarnya ketebalan masing-masing jenis lapis permukaan ini
tergantung dari nilai minimum yang telah diberikan Bina Marga. Tebal
minimum dari lapis perkerasan dapat dilihat pada table 2.9 s/d 2.11.
Adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen
3
Upah buruh dan man power
serta jasa untuk pengandaan bagian proyek atau produk permanen, tetapi
meliputi :
15
Studi Perbandingan Perencanaan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku pada Proyek Jalan
Suramadu Sisi Madura untuk Jalan Baru. Moch. Ali Wafi 01.21.085. Sipil S-1 ITN Malang
3
BAB III
METODOLOGI STUDI
merupakan jalan kolektor dengan type jalan 1 jalur, 2 lajur 2 arah. Lebar rencana
badan jalan 11,00 m yang terdiri dari jalur Lalu Lintas 07,00 m dan bahu jalan
kiri-kanan masing- masing 2,00 m sesuai dengan persyaratan teknis jalan untuk
ruas jalan dalam sistem jaringan jalan primer peraturan menteri pekerjaan umum
jalan nasional sedangkan berdasarkan kelasnya jalan ini termasuk jalan kelas II.
Mobil 517
4
Sumber : Data Kementrian Pekerjaan Umum Prov. Papua. Tahun 2015
4
3.2 Pengumpulan Data
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dan hanya relevan dengan
permasalahan yang ada. Dalam hal ini data sekunder diperoleh dari perusahaan
1. Data Lalu-Lintas
2. Data CBR
Data CBR tanah dasar, diperoleh dari kantor Kementrian Pekerjaan Umum
3. Data Drainase
4
18, Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Papua, Kota
Data daftar harga satuan bahan, upah dan peralatan, diperoleh dari kantor
2016.
Dari data sekunder yang diperoleh, maka data tersebut dikompilasi dan
direkap dengan menggunakan program Microsoft Office Exel 2016 dan Microsoft
Office Word, untuk menyiapkan data yang diperlukan dalam perhitungan tebal
perkerasan lentur.
Lentur Jalan Raya Dengan Metode Komponen, Spesifikasi Teknik dan Manual
Desai Perkerasan Jalan 2013. Diagram alir untuk masing-masing metode dapat
4
Gambar 3.1 Peta Lokasi Proyek Ruas Jalan Sentai-
Warumbain-Genyem
4
3.6 Diagram Alir Perencanaan Perkerasan Lentur & Tambahan
(Overlay) Standar Bina Marga
Start
Finish
4
3.7 Diagram Alir Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan Data :
- Data daftar Harga Satuan Bahan, Upah dan Peralatan
Pengolahan Data
Selesai
4
3.8 Diagram Alir Studi
Mulai
Studi Literatur
Masalah
Pengumpulan Data :
1. Data LHR
2. Data CBR Tanah Dasar
Gambar 3.4 Diagram Alir Studi
3. Data Drainase
4. Data Daftar Harga Satuan Bahan, Upah dan Peralatan
Pengolahan data
Kesimpulan
Selesai
4
BAB IV
PERENCANAAN PERKERASAN
LENTUR
2 arah. Lebar rencana badan jalan 10,00 m yang terdiri dari jalur Lalu Lintas 7,00
teknis jalan untuk ruas jalan dalam system jaringan jalan primer peraturan menteri
Kondisi badan jalan saat ini (eksisting) masih dalam tahap pemeliharaan
ruas jalan yang direncanakan merupakan jalan yang menghubungkan ruas jalan
sedangkan berdasarkan kelas jalannya, jalan ini adalah jalan kelas II.
sepanjang ruas jalan Sentani – Warumbain ini diakibatkan oleh pengguna jalan
yang menjadikan jalan ini sebagai salah satu jalan alternatif menuju kota Jayapura
untuk menghindari kemacetan dan jalan rusak di kabupaten sentani dan juga
akibat curah hujan yang tinggi mengakibatkan kondisi eksisting jalan menjadi
4
rusak. Pada
4
perencanaan pekerasan lentur ini, ruas jalan Sentani – Warumbain akan
direncanakan peningkatan kelas jalan dari jalan kelas II menjadi jalan kelas I dan
pelebaran jalan.
4.2.1 Perencanaan
Data perencanaan
4
Gambar 4.1 Sketsa Rencana Jalan Lama
5
1. Data Lalu Lintas
lalu lintas harian yang diperoleh dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Mobil 517
5
A. Data Material Bahan
4.3.1 Perencanaan
5
umumnya dikelompokkan atas beberapa kelompok yang masing-masing
kelompok diwakili oleh satu jenis kendaraan. Seperti, mobil, bus, truck,
dll. Khusus untuk sepeda motor tidak dihitung karna tidak mempunyai
susunan gandar dan tidak berpengaruh pada perkerasan.
i= 1196 − 1103
x 100 % = 8,43 %
1103
i= 1264 − 1226
x 100 % = 3,10 %
1226
i= 1392 − 1264
x 100 % = 10,13 %
1264
5
Maka pertumbuhan lalu lintas tahun rata-rata adalah :
Jenis LHR Tahun 2011 LHR Tahun 2012 LHR Tahun 2013 LHR Tahun 2014 LHR Tahun 2015 Pertumbuhan
Total Keterangan
Kendaraan (Kend/Hari) (Kend/Hari) (Kend/Hari) (Kend/Hari) (Kend/Hari) Lalu Lintas (i)
%
Sepeda Motor 500 538 572 558 610
Mobil 406 450 423 450 517 1103 8.43 sumbu tunggal
Bus Sedang 16 18 18 19 20 1196 2.51 sumbu tunggal
Truk Kecil 2 as 108 113 120 125 123 1226 3.10 sumbu tunggal
Truk Besar 2 sa 43 56 65 80 87 1264 10.13 sumbu tunggal
Truk Besar 3 sa 30 21 28 32 35 1392 sumbu ganda
= 581 kendaraan
5
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3 Prediksi LHR pada awal perencanaan (2017)
2. Contoh perhitungan LHR pada awal jalan pertama kali dibuka atau
beroperasi (2019)
= 654 kendaraan
Tabel 4.4 Prediksi LHR pada awal jalan pertama kali dibuka atau beroperasi (2019)
5
3. Contoh perhitungan prediksi LHR pada awal umur rencana atau
= 876 kendaraan
Tabel 4.5 Prediksi LHR pada awal umur rencana (2019) sampai
5
Tabel 4.6 Prediksi LHR pada umur rencana 10 tahun (2024-2034)
LHR 2024 LHR 2034
KENDARAAN
(kendaraan) (kendaraan)
Mobil 876 1.575
Bus Sedang 34 61
Truk Kecil 2as 209 375
Truk Besar 2as 147 265
Truk Besar 3as 59 107
Jumlah 1.326 2.383
5
e. Menentukan Angka Ekivalen ( E ) Tipe Kendaraan
Angka ekivalen (E) dari suatu beban kendaraan adalah angka yang
menyatakan perbandingan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh
suatu lintasan beban sumbu tunggal kendaraan terhadap tingkat
kerusakan yang dirtimbulkan oleh suatu lintasan beban standar sumbu
tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb)
Angka ekivalen (E) masing-masing golongan beban sumbu (setiap
kendaraan) dapat ditentukan menurut rumus :
Angka ekivalen sumbu tunggal = ( 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑡𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑔 ) 4
8160
1000 4
=( 8160)
= 0,0002
19000 4
=( x 0,086
8160 )
= 2,3974
Beban Sumbu
KENDARAAN Angka Ekivalen Keterangan
(ton)
5
f. Menentukan LEP, LEA, LET, LER
harian rata-rata dari sumbu tunggal seberat 8,16 ton ( 18.000 lb ) pada
jalur rencana yang diduga terjadi pada permulaan umur rencana. LEP
LEP = ∑𝑛 𝐿𝐻𝑅 𝑗 𝑥 𝐶 𝑗 𝑥 𝐸 𝑗
𝑗
rata-rata dari sumbu tunggal seberat 8,16 ton ( 18.000 lb ) pada jalur
rencana yang diduga terjadi pada akhir umur rencana. LEA dihitung
J = jenis kendaraan
rata-rata dari sumbu tunggal seberat 8,16 ton ( 18.000 lb ) pada jalur
lintas ekivalen sumbu tunggal seberat 8,16 ton ( 18.000 lb ) pada jalur
𝑈𝑅
rencana. LER dihitung dengan menggunakan rumus : LER = LET x
10
5
Tabel 4.9 Perhitungan LEP, LEA, LET, LER 5
6
Tabel 4.11 Perhitungan LEP, LEA, LET, LER 20
LEP LEA LET LER
KENDARAAN
6
DATA CBR
41+000 14 43+100 18.5 44+368 8.2 45+090 11.7 46+130 8.2 48+325 14.6 49+000 8 54+755 13 54+985 7.4
41+010 11 43+125 19.2 44+372 8.9 45+095 15 46+140 9.2 7+350 21.8 49+020 9 54+775 16 54+995 9.8
41+025 8.2 43+130 20 44+390 10 45+100 20 46+150 7.5 48+375 20 49+025 9.5 54+800 18.5 55+000 10
41+039 12 43+150 17.4 44+400 11.5 45+130 20.2 46+155 9.5 48+395 19.8 49+075 9 54+810 20.9 55+010 9.6
41+050 14 43+155 18.6 44+410 10.2 45+150 17 46+170 8.4 48+400 22 49+100 10 54+825 15 55+025 11.4
41+055 7 43+160 17 44+420 12 45+175 17 46+175 7.8 48+425 20.9 49+125 11 54+850 16 55+035 6.8
41+080 8.8 43+175 16.2 44+450 9.8 45+225 17.1 46+200 8.7 48+450 21.5 49+150 9.2 54+875 18 55+050 10.2
41+100 10.5 43+185 16.8 44+470 11 45+250 18 46+210 11 48+475 17.9 49+175 7 54+890 21.6 55+060 10.5
41+125 8.9 43+200 17.8 44+475 10.5 45+257 19.6 46+215 7 48+490 21.8 49+180 8 54+895 19.8 55+075 10
41+150 8.6 43+213 16.7 44+480 11 45+275 21.2 46+240 7.2 48+500 20.2 49+200 9.5 54+900 18 55+085 6.9
41+175 10.4 43+225 18 44+485 9 45+298 19 46+250 11.5 48+515 17.5 49+225 9 54+910 17.8 55+100 11
41+200 14 43+275 19 44+487 7 45+320 17 46+260 11 48+525 16.8 49+250 10 54+935 17.9 55+110 7.1
41+205 8 43+325 18.4 44+500 10 45+325 23 46+265 9.5 48+565 19.8 49+260 10 54+950 16.2 55+125 11
41+225 10 43+375 17.5 44+520 7 45+350 19.4 46+275 11 48+575 18 49+275 8.6 54+960 17 55+135 7
41+250 7 43+425 21 44+525 7.3 45+370 17.5 46+280 9.7 48+585 21 49+290 11.8 54+968 14.5 55+150 11.2
41+275 8 43+450 17.5 44+540 7 45+375 21 46+290 10 48+590 17.2 49+300 9 54+970 12.1 55+160 7.1
41+295 7 43+475 19 44+550 7.8 4+380 18.3 46+300 9 48+600 18.5 49+325 10 54+974 11.6 55+175 10.3
41+300 9.2 43+550 21 44+555 7.7 45+390 18.5 46+360 12 48+610 19 49+340 9.2 54+975 10 55+185 10.9
41+310 9 43+575 21 44+560 7.4 45+425 21 46+370 9.2 48+625 20 49+350 10 54+980 11.5 55+200 11
41+350 7.8 43+610 19.6 44+575 7.6 45+427 18.8 46+375 7.2 48+635 17.2 49+360 9.2 55+225 11
41+375 8.5 43+625 18.6 44+585 9 45+435 19.4 46+380 9 48+640 20 49+375 10 55+250 9.5
41+380 9 43+650 19 44+600 8 45+450 20 46+400 11.5 48+650 19.2 49+380 7.6 55+275 11.4
41+390 7 43+655 17.3 44+625 7.6 45+480 18.3 46+410 9 48+660 21.6 49+400 9 55+300 10.1
41+400 9 43+670 18.8 44+690 7.7 45+490 18.2 46+425 7 48+670 18.8 49+425 8.6 55+310 9
41+410 8.7 43+675 18.1 44+705 8.1 45+500 19.7 46+430 9.5 48+685 20 49+430 7 55+325 10.5
41+425 7.2 43+685 18.8 44+710 6.9 45+520 20.5 46+440 8.9 48+690 20 49+455 9 55+350 8
41+445 8.8 43+690 19 44+715 9.9 45+525 21 46+450 9 48+700 19 49+475 8 55+375 10
41+450 10 43+700 19 44+720 10.6 45+530 20.5 46+460 8.4 48+710 18 49+550 10 55+400 9.9
41+475 10.2 43+715 20 44+745 7.8 45+549 17 46+475 8 48+735 19 49+600 10 55+425 10.3
41+490 7.4 43+725 19.1 44+750 8.5 45+550 20 46+480 10 48+745 14 49+625 10 55+450 8.9
41+510 7.8 43+740 17 44+755 10.8 45+560 17 46+500 9.2 48+760 17.5 49+650 10 55+475 9.5
41+500 10 43+750 19.8 44+770 7.4 45+565 19.4 46+525 9 48+775 20 49+655 10 55+500 11.5
6
41+515 10.9 43+810 19 44+771 8.2 45+580 17.6 46+560 10 48+785 22.3 49+665 9.5 55+650 6.6
41+525 9 43+825 21.7 44+775 11 45+590 21 46+570 7 48+800 18 49+675 7 55+665 11.7
41+540 12.1 43+850 17 44+785 11.5 45+600 18.6 46+575 9 48+810 19.8 49+685 8.3 55+675 9
41+545 9 43+950 17.5 44+790 11.1 45+615 21 46+580 8 48+850 16 49+700 7.2 55+690 10.5
41+565 9.9 43+850 19.8 44+795 7.5 45+625 18.6 46+600 9.2 48+875 17 49+710 7.5 55+710 9.5
41+550 10 43+901 17 44+800 9 45+630 19 46+610 9.2 48+900 16.7 49+725 7 55+710 11.5
41+590 8.9 43+980 20.4 44+805 8 45+640 20 46+625 7.8 48+950 13.5 49+735 8.1 55+750 8.4
41+600 10.8 44+000 19.5 44+820 8.8 45+645 19.4 46+635 7 49+750 10 55+775 6.6
41+650 10 44+030 19 44+825 11.7 45+675 21.5 46+640 8.2 498+765 11 55+795 9.2
41+665 7.3 44+050 18 44+830 8.5 45+685 18.7 46+650 6 49+775 8 55+825 10
41+690 7.8 44+100 25 44+835 9.4 45+700 18.8 46+660 8.2 49+785 7 55+850 10.9
41+720 7.4 44+125 21 44+850 9 45+800 18.2 46+675 6.5 49+795 9 55+860 8.2
41+755 11 44+170 20 44+860 7 45+830 19.6 46+690 8.1 49+850 8 55+890 7.5
41+825 12 44+180 17.7 44+870 8.4 45+850 20.6 46+700 7.4 49+887,5 8 55+910 9.5
41+830 7.2 44+205 16.8 44+880 8.5 45+945 18 46+710 6 49+900 11 55+950 9
41+840 9.8 44+210 18.2 44+885 8.7 45+950 17.5 46+720 13 49+900 10 56+000 9.7
41+850 10.5 44+220 20 44+910 9 46+025 17 46+725 10.5 49+925 9.5 56+025 8
41+890 10.8 44+230 19.8 44+920 8.2 46+030 17.8 46+745 10 49+950 8.7 56+050 8
41+900 11.7 44+280 22.6 44+955 10.1 46+035 18.1 46+750 8 50+000 7 56+055 10.2
41+925 12 44+300 15.1 44+970 9 46+050 19.5 46+765 8.2 50+050 9 56+075 8
41+975 12.5 44+325 17 44+975 11.9 46+060 18 46+775 6 50+075 8.8 56+100 9.8
42+025 9.8 44+340 17.2 45+000 8.9 46+070 20.5 46+780 12 50+100 8.8 56+105 9
42+050 10 44+350 14.6 45+015 8.8 46+080 18.2 46+785 10 50+150 10.4 56+125 9.2
42+100 8.5 45+035 7.9 46+100 18 46+800 10 50+180 10.6 56+175 8.4
42+125 10.4 45+050 7.6 46+120 19 46+825 11.5 50+250 11 56+225 10.5
6
42+425 11 47+070 8.4 50+510 9.5 56+405 8
6
47+750 9 51+225 10 57+325 6.9
6
52+000 9.5 58+350 9
52+050 7 58+400 8
52+075 12 58+420 9
52+375 7 58+720 10
52+550 11 58+950 9
52+725 8 59+095 11
6
52+820 8 59+170 9.8
52+865 8 59+330 8
52+875 9 59+375 9
53+125 11 59+475 10
53+225 10 59+550 9
53+450 12 59+830 11
6
53+500 12.5 59+880 10.5
53+575 12 59+930 9
53+625 12 59+950 9
53+705 9 60+100 9
53+730 10 60+125 7
53+730 8 60+130 10
53+830 9 60+255 8
53+830 10 60+255 7
53+875 7 60+305 8
6
54+025 8.1 60+375 8.1
54+425 12 60+655 7
54+475 9 60+705 11
6
54+530 8 60+805 7
54+625 8 60+870 9
54+710 7 60+915 11
60+945 9.5
60+955 8
60+955 6.9
60+960 9.5
60+980 12
61+005 8
61+030 8.4
61+050 8.8
61+055 12
61+060 10
61+070 7.8
61+080 10.3
61+105 10.5
61+130 11
61+150 8.8
61+155 9
61+160 8.6
61+180 10
61+205 9.9
61+225 8.2
61+230 9.5
61+245 9.5
61+250 11.9
61+255 11
7
61+260 9.9
61+265 9.3
61+280 10
61+280 9.9
61+290 9.3
61+290 7.3
61+295 8
61+305 10
61+305 11
61+330 9.2
61+330 9.8
61+355 11.2
61+355 9.2
61+380 12
61+380 9
61+395 9.8
61+405 9
61+405 11
61+430 11.6
61+430 10.2
61+440 7.7
61+455 9.5
61+455 10.3
61+480 12
61+480 10.7
61+505 8.9
61+505 10
61+530 9.9
61+530 9.9
61+555 12
61+555 9
61+580 8.9
61+580 7.1
61+605 10
61+605 8.4
61+610 8
61+630 7.6
61+630 9.3
61+645 8.4
61+655 9.9
61+655 9.6
7
61+660 7.9
61+680 12
61+680 9.3
61+685 7
61+705 12
61+705 10
61+710 7
61+715 8.3
61+730 12
61+730 10
61+730 7.9
7
7
Berdasarkan nilai daya dukung tanahnya, ruas jalan tersebut dibagi
Cara Analitis
Nilai CBR : 14%; 11%; 8,2%; 12%; 14%; 7%; 8,8%; 10,5%; 8,9%; 8,6%;
10,4%; 14%; 8%; 10%; 7%; 8%; 7%; 9,2%; 9%;… … +7%
CBRrata-rata :
= 9,51 %
CBRmaks : 14 %
CBRmin :7%
= 7,31 %
7
Tabel 4.12 Nilai CBR Rencana
7
Tabel 4.13 Panjang (km) Pembagian Per Segmen 1 sampai 9
Segmen 1 = KM 41+000 - KM 43+075 = 2070 m
Segmen 2 = KM 43+075 - KM 44+365 = 1290 m
Segmen 3 = KM 44+365 - KM 45+075 = 750 m
Segmen 4 = KM 45+075 - KM 46+125 = 1050 m
Segmen 5 = KM 46+125 - KM 48+300 = 2175 m
Segmen 6 = KM 48+300 - KM 48+950 = 650 m
Segmen 7 = KM 48+950 - KM 54+750 = 5800 m
Segmen 8 = KM 54+750 - KM 54+980 = 230 m
Segmen 9 = KM 54+980 - KM 61+000 = 6020 m
∑ 20000 m
7
Korelasi DDT dan CBR
Contoh daya dukung tanah dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan grafik
korelasi dan berdasarkan rumus ( gambar 4.4). Yang dimaksud dengan
harga CBR disini adalah harga CBR lapangan.
a. Cara Grafik Korelasi
5,4 kg/cm2
7
b. Cara Analitis penentuan nilai DDT
Segmen 1 = 1,7 + 4,3 log 7,31
= 5,4 kg/cm2
Segmen 2 = 1,7 + 4,3 log 15,37
= 6,8 kg/cm2
Segmen 3 = 1,7 + 4,3 log 7,37
= 5,4 kg/cm2
Segmen 4 = 1,7 + 4,3 log 17,01
= 6,99 kg/cm2
Segmen 5 = 1,7 + 4,3 log 6,62
= 5,2 kg/cm2
Segmen 6 = 1,7 + 4,3 log 16,26
= 6,9 kg/cm2
Segmen 7 = 1,7 + 4,3 log 6,50
= 5,19 kg/cm2
Segmen 8 = 1,7 + 4,3 log 12,43
= 6,4 kg/cm2
Segmen 9 = 1,7 + 4,3 log 6,69
= 5,2 kg/cm2
dan iklim yang dapat mempengaruhi keadaan daya dukung tanah dasar
seperti yang termuat pada Bab II Parameter 2.3 Faktor Regional, maka
pada perencanaan tebal perkerasan ruas jalan ini dapat diambil faktor
7
1. Berdasarkan persyaratan teknis ruas jalan dalam system jaringan
9
[8,16] = [8,16]
𝑃 4
= 1,479 ton
jumlah rata – rata iklim lebih kecil (< ) dari 900 mm/th
7
Tabel 4.14 Data Curah Hujan Bulanan Kota Jayapura Tahun 2005-2014
Tahun JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEP OKT NOP DES Rata2
2005 40 40,8 45,3 85,7 78,6 57,2 31,5 16,3 46,6 13,5 11 20,6 40,59
2007 0,8 0,2 5 55,5 72,7 130,2 48,3 11,7 57,2 89,3 17,5 19,2 42,30
2008 28,6 31,2 68,8 55 77,2 31,6 101,1 59 47,2 55 54,6 65 56,19
2009 47,0 52,7 24,6 45,4 60,0 165,8 69,0 36,4 37,8 2,0 10,4 46,8 49,83
2010 31,2 32,3 31,6 58,9 84,4 270 32,9 75,2 160,4 94,7 23 57 79,30
2011 53,2 44,6 21,4 61,2 90,8 82,3 150 116,8 160,9 48,2 40,4 60,8 77,55
2012 36,2 31,2 29,6 19,4 93,7 42,4 77,1 45,5 41 48,8 29,8 35,5 44,18
2013 28,2 9 33,4 26,1 87,6 223,9 194,9 187,1 50,5 31,6 51,9 58,5 81,89
2014 66 48,8 34,5 134,3 182,9 152,6 187,7 146,3 40,9 60,5 31 16 91,79
2015 30,6 41,7 78,8 17,2 185 221,7 360,4 348,1 115,6 118,4 32 31 131,71
berikut :
8
1. CBR tanah dasar
Segmen 1 = 7,31 %
Segmen 2 = 15,37 %
Segmen 3 = 7,37 %
Segmen 4 = 17,01 %
Segmen 5 = 6,62 %
Segmen 6 = 16,26 %
Segmen 7 = 6,50 %
Segmen 8 = 12,43 %
Segmen 9 = 6,69 %
2. LER = 10-100, Klasifikasi jalan Kolektor, diambil IP = 1,5-2,0
3. Lapis Perkerasan = Laston, IPo =≤4
8
Tabel 4.15 Nilai DDT dan Nilai CBR Rencana
SEGMEN KM NILAI CBR RENCANA NILAI DDT
I 41+000 - 43+075 7,31 % 5,41 kg/cm2
II 43+075 - 44+365 15,37 % 6,80 kg/cm2
III 44+365 - 45+075 7,37 % 5,43 kg/cm2
IV 45+075 - 46+125 17,01 % 6,99 kg/cm2
V 46+125 - 48+300 6,62 % 5,23 kg/cm2
VI 48+300 - 48+950 16,26 % 6,91 kg/cm2
VII 48+950 - 54+750 6,5 % 5,20 kg/cm2
VIII 54+750 - 54+980 12,43 % 6,41 kg/cm2
IX 54+980 - 61+000 6,69 % 5,25 kg/cm2
8
Penggunaan nomogram 1 untuk IPt = 1,5-2,0 dan IPo ≥ 4 SEGMEN
8
Penggunaan nomogram 1 untuk IPt = 1,5 - 2,0 dan IPo ≥ 4 SEGMEN
Dengan DDT = 6,8, nilai LER = 79,06 ( umur rencana 5 tahun ), dan nilai
FR = 1,0 maka dari hasil nomogram 2 diperoleh ITP = 4,6
8
Penggunaan nomogram 1 untuk IPt = 1,5 - 2,0 dan IPo ≥ 4 SEGMEN
8
Penggunaan nomogram 1 untuk IPt = 1,5 - 2,0 dan IPo ≥ 4 SEGMEN
Dengan DDT = 6,99, nilai LER = 79,06 ( umur rencana 5 tahun ), dan nilai
FR = 1,0 maka dari hasil nomogram 4 diperoleh ITP = 4,6
8
Penggunaan nomogram 1 untuk IPt = 1,5 - 2,0 dan IPo ≥ 4 SEGMEN
Dengan DDT = 5,23, nilai LER = 79,06 ( umur rencana 5 tahun ), dan nilai
FR = 1,0 maka dari hasil nomogram 5 diperoleh ITP = 5,
8
Penggunaan nomogram 1 untuk IPt = 1,5 - 2,0 dan IPo ≥ 4 SEGMEN
Dengan DDT = 6,91, nilai LER = 79,06 ( umur rencana 5 tahun ), dan nilai
FR = 1,0 maka dari hasil nomogram 6 diperoleh ITP = 4,6
8
Penggunaan nomogram 1 untuk IPt = 1,5 - 2,0 dan IPo ≥ 4 SEGMEN
Dengan DDT = 5,20, nilai LER = 79,06 ( umur rencana 5 tahun ), dan nilai
FR = 1,0 maka dari hasil nomogram 7 diperoleh ITP = 6,3
8
Penggunaan nomogram 1 untuk IPt = 1,5 - 2,0 dan IPo ≥ 4 SEGMEN
Dengan DDT = 6,41, nilai LER = 79,06 ( umur rencana 5 tahun ), dan nilai
FR = 1,0 maka dari hasil nomogram 8 diperoleh ITP = 4,9
9
Penggunaan nomogram 1 untuk IPt = 1,5 - 2,0 dan IPo ≥ 4 SEGMEN
Dengan DDT = 5,25, nilai LER = 79,06 ( umur rencana 5 tahun ), dan nilai
FR = 1,0 maka dari hasil nomogram 9 diperoleh ITP = 6,3
9
Penggunaan nomogram 1 untuk IPt = 1,5 - 2,0 dan IPo ≥ 4
Tabel 4.16 LER Umur Rencana 5 Tahun
9
Penggunaan nomogram 1 untuk IPt = 1,5 – 2,0 dan IPo ≥ 4
Tabel 4.18 LER Umur Rencana 20 Tahun
2. Lapisan Permukaan
ITP = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3
9
Umur Rencana 5 Tahun
1. Segmen 1
Batas minimum tebal perkerasan untuk ITP 5,0 - 5,99 adalah min 5 cm
( laston ) ,
Batu Pecah = 25 cm
Sirtu / Pirtun = 35 cm
ITP = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3
D1 = 5,4 cm
D2 = 25 cm
D3 = 35 cm
9
2 Segmen
Batas minimum tebal perkerasan untuk ITP 4,0 – 4,99 adalah min 5
cm
Batu Pecah = 25
Sirtu / Pirtun = 35
ITP = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3
D1 = 8,6 cm
D2 = 25 cm
D3 = 35 cm
9
3 Segmen
Batas minimum tebal perkerasan untuk ITP 5,0 – 5,99 adalah min 5
cm
Batu Pecah = 25
Sirtu / Pirtun = 35
ITP = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3
D1 = 5,9 cm
D2 = 25 cm
D3 = 35 cm
9
4 Segmen
Batas minimum tebal perkerasan untuk ITP 4,0 – 4,99 adalah min 5
cm
Batu Pecah = 25
Sirtu / Pirtun = 35
ITP = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3
D1 = 8,6 cm
D2 = 25 cm
D3 = 35 cm
9
5 Segmen
Batas minimum tebal perkerasan untuk ITP 5,0 – 5,99 adalah min 5
cm
Batu Pecah = 25
Sirtu / Pirtun = 35
ITP = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3
D1 = 5,6 cm
D2 = 25 cm
D3 = 35 cm
9
6 Segmen
Batas minimum tebal perkerasan untuk ITP 4,0 – 4,99 adalah min 5
cm
Batu Pecah = 25 cm
Sirtu / Pirtun = 35
ITP = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3
D1 = 8,6 cm
D2 = 25 cm
D3 = 35 cm
9
7 Segmen
Batas minimum tebal perkerasan untuk ITP 6,0 – 6,99 adalah min 4,5
cm
Batu Pecah = 25
Sirtu / Pirtun = 35
ITP = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3
D1 = 5 cm
D2 = 25 cm
D3 = 35 cm
1
8 Segmen
Batas minimum tebal perkerasan untuk ITP 4,0 – 4,99 adalah min 5
cm
Batu Pecah = 25
Sirtu / Pirtun = 35
ITP = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3
D1 = 7,9 cm
D2 = 2,5 cm
D3 = 3,5 cm
10
9 Segmen
Batas minimum tebal perkerasan untuk ITP 6,0 – 6,99 adalah min 4,5
cm
Batu Pecah = 25 cm
Sirtu / Pirtun = 35
ITP = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3
D1 = 5 cm
D2 = 25 cm
D3 = 35 cm
10
Nilai D1 Untuk Setiap Segmen Dengan Ketebalan D2 = 8 cm dan D3 = 10
SEGMEN ITP a1 a2 a3 D1 D2 D3
SEGMEN ITP a1 a2 a3 D1 D2 D3
10
Nilai D1 Untuk Setiap Segmen Dengan Ketebalan D2 = 10 cm dan D3 = 12
SEGMEN ITP a1 a2 a3 D1 D2 D3
10
4.4 Perencanaan Tebal Lapisan Perkerasan Tambahan (Overlay)
index permukaan akhir yang diharapkan perlu diberikan lapis tambahan untuk
terhadap air dan tingkat kecepatannya mengalirkan air. Sebelum perencanan tebal
permukan jalan saat ini. Survey dapat dilakukan secara visual ataupun dengan
yaitu secara destruktif dan secara non destruktif. Pemeriksaan destruktif yaitu
dengan cara membuat test pit pada perkerasan jalan lama, mengambil sampel
lama.
10
Pemeriksaan nondestruktif yaitu suatu cara pemeriksaan dengan
balok yang diletakan diantara roda ganda sumbu belakang truk standar. Prosedur
lengkap dari pemeriksaan dengan alat ini dapat dibaca pada buku Manual
Pemeriksaan perkerasan jalan jalan dengan alat Benkelman Beam No. 01/MN/b?
1983, atau modifikasi dari itu seperti prosedur pengujian Benkelman Beam CDO
berat sumbu belakang adalah 8,2 ton. Beban masing-masing roda sumbu
belakang adalah 4,1 ton., tekanan angina ban adalah 5,5 kg/cm2.
10
2. Balok bankelman seperti pada gambar 4.44, terdiri dari 2 batang yang
0,01 mm atau 0,001 inci. Alat ini mempunyai kunci sehingga mudah
dibawa-bawa.
tentang lendutan balik, lendutan balik titik belok, lendutan maksimum dan
cekung lendutan. Data yang banyak dipergunakan saat ini adalah data
lendutan balik. Seperti pada gambar 4.45 terlihat hubungan antara lendutan
dengan pembebanan.
10
Gambar 4.26 Hubungan antara lendutan dengan pembebanan
kali pembacaan lendutan yang terjadi pada posisi beban seperti pada gambar 4.46.
10
Ke empat pembacaan tersebut adalah :
saat posisi beban tepat berada pada tumit batang. Pembacaan awal ini
seringkali di nolkan.
posisi beban berada pada jarak X12 dari titik awal. X12 = 30 cm untuk jenis
saat posisi beban berada pada jarak C dari titik awal. C adalah jarak dari
4. Pembacaan ke empat (= d4), adalah pembacaan dia pada saat posisi beban
1. Lendutan balik
sebagai berikut :
d = 2 (d3 – d1) x ft x C
balik
10
digambarkan dalam skala 1;1, dan lokasi dinyatakan dalam jarak
Perhitungan
Pengukuran lendutan balik tiap-tiap titik :
d = 2 (d3 – d1) x ft x C
dimana :
d = lendutan balik (mm)
d3 = pembacaan akhir (mm)
d1 = pembacaan awal (mm)
C = factor pengaruh air tanah
= 1 (apabila pemeriksaan dilakukan pada keadaan kritis
(musim hujan
/ kedudukan air tanah tinggi))
= 1.5 (pabila pemeriksaan dilakukan pada keadaan baik
musim
kemarau / kedudukan air tanah rendah)
ft = factor penyesuaian temperature
Contoh perhitungan Lendutan :
Pengukuran lendutan
1 : d3 = 43.6 mm
d1 = 0 mm
ft = 0.99
C = 1.5
Maka :
d = 2 (d3 – d1) x ft x C
= 2 (23 – 0) x 0.99 x 1.5
= 343.587 mm
11
1
- Nilai RCI
hubungan antara lendutan balik dan jarak seperti pada gambar 4.27.
menyebabkan hal itu terjadi, mungkin saja kondisi drainase yang jelek,
menjadi besar. Dalam hal ini data lendutan balik tersebut dapat
diperbaiki.
11
and Models for the Roadworks Design System”, dari Bina Marga,
D=𝑑+1S
Dimana :
S = √𝑛 (∑ 𝑑2 ). ∑ 𝑑) 2
n (n-1)
11
Tabel 4.20 Luasan Segmen
No Segmen Km Km Luas
1 Segmen 1 41+000 42+600 2600
2 segmen 2 42+200 44+200 3400
3 segmen 3 44+200 45+200 2400
4 segmen 4 45+200 46+000 2200
5 segmen 5 46+000 48+600 3600
6 segmen 6 48+600 50+200 3800
7 segmen 7 50+200 53+200 3400
8 segmen 8 53+200 60+400 8400
9 segmen 9 60+400 62+200 3600
Nilai RCI/IRI dari jalan yang sudah ada dapat digambarkan dalam
suatu grafik yang merupakan hubungan antara RCI dan panjang jalan.
10
6
Nilai
0
41+8
43+4
45+0
46+6
48+2
49+8
51+4
41+0
42+6
44+2
45+8
47+4
49+0
50+6
52+2
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
STA
11
4.3.6.3 Volume Lalu Lintas
11
3. Panjang jalan dan volume lalu lintas
Batas satu segmen ditentukan dari panjang jalan terpendek dari ketiga
Gambar 4.31 Hubungan Antara Data LHR, Data RCI dan Data Benkelman beam
sama halnya dengan perencanaan tebal lapisan perkerasan jalan baru, tebal
1. Metode HRODI
4. Metode AASHTO
lendutan yang terjadi akibat beban lalu lintas dapat berkurang sampai lebih
11
Didalam perencanaan lapis perkerasan tambahan (overlay) ini
11
Sumbu Ganda Truk Besar 3as 79.79 106.99 93.39 46.70
11
4.5.2. Metode HRODI (Hot Rolled Overlay Design For Indonesia)
batas yang diizinkan (t) dan tebal lapisan yang dibutuhkan untuk
dikehendaki (T).
dimana :
untuk perencanaan.
11
L = lintas ekivalen kumulatif selama umur rencana, dinyatakan dalam
kelipatan 106
permukaan perkerasan yang telah aus atau rusak dapat dihitung dengan
T = 0,001(9-8)4.5 + 6 x 3% / 4 + 7,5
T = 7,546 cm
Dimana :
11
- Tebal lapisan yang dibutuhkan menjadi (t + T) cm.
1 14,70 cm
2 13,38 cm
3 15,04 cm
4 15,92 cm
5 12,25 cm
6 15,22 cm
7 6,62 cm
8 14,44 cm
9 15,53 cm
12
BAB V
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Perhitungan volume pekerjaan perkerasan lentur dapat dilihat pada tabel 5.1
sedangkan analisa ( unit price ) dapat dilihat pada tabel 5.2
12
f. Pekerjaan Perkerasan
Segmen 1 ( KM 41+000 s/d KM 43+075 )
Lapisan Pondasi Bawah ( sirtu kelas A )
= 1,0 m x 0,35 m x 2.070 m
= 724,5 m3
Lapis Pondasi Atas ( Batu Pecah )
= 1,0 m x 0,25 m x 2.070 m
= 517,5 m3
Lapisan Permukaan ( Laston )
- Lapis resap pengikat
= 1,0 m x 1,0 m x 2.070 m
= 2.070 m2
= 2.070 ltr x 1,3 liter ( penyemprotan aspal per m2 untuk
pembukaan jalan baru )
= 2.691 liter
- Lapis perekat
= 1,0 m x 1,0 m x 2.070 m
= 2.070 m2
= 2.070 ltr x 0,15 liter ( penyemprotan aspal per m2 untuk
pembukaan jalan baru )
= 310,5 liter
- Laston
= 1,0 m x 0,54 m x 2.070 m
= 1117,8 m3
Bahu Jalan
- Lapis pondasi bawah ( sirtu kelas A )
= 1,5 m x 0,35 m x 2.070 m
= 1086,75 m3
12
- Lapisan agregat penutup burtu
= 1,5 m x 0,25 m x 2.070 m
= 776,25 m3
- Material aspal untuk pekerjaan pelaburan bahan jalan
= 1,5 m x 0,15 m x 2.070 m
= 465,75 m3
- Lapis resap pengikat
= 1,5 m x 1,0 m x 2.070 m
= 3.105 m3
12
Tabel 5.1 Volume Pekerjaan Perkerasan
Lapis Pondasi Lapis Pondasi Lapis Permukaan ( Laston ) Bahu Jalan
Panjang
SEGMEN Bawah Atas Resap Pengikat Perekat Laston Pondasi BawahPenutup BurtuAspal Labur Jalan Resap Pengikat
Tiap m ( m3 ) ( m3 ) ( liter ) ( liter ) ( m3 ) ( m3 ) ( m3 ) ( m3 ) ( liter )
1 km 41+000 - km 43+075 2075 m 724.5 517.5 26.975 3.1125 1120.5 1089.375 778.125 466.875 3112.5
2 km 43+075 - km 44+365 1290 m 451.5 322.5 16.77 1.935 696.6 903 645 387 1935
3 km 44+365 - km 45+075 710 m 248.5 177.5 9.23 1.065 383.4 497 355 213 1065
4 km 45+075 - km 46+125 1050 m 367.5 262.5 13.65 1.575 567 735 525 315 1575
5 km 46+125 - km 48+300 2175 m 761.25 543.75 28.275 3.2625 1174.5 1522.5 1087.5 652.5 3262.5
6 km 48+300 - km 48+950 650 m 227.5 162.5 8.45 0.975 351 455 325 195 975
7 km 48+950 - km 54+750 5800 m 2030 1450 75.4 8.7 3132 4060 2900 1740 8700
8 km 54+750 - km 54-980 230 m 80.5 57.5 2.99 0.345 124.2 161 115 69 345
9 km 54+980 - km 61+000 6020 m 2107 1505 78.26 9.03 3250.8 4214 3010 1806 9030
Total Panjang Jalan 20000 m
1
Tabel 5.2 Rekapitulasi Perkiraan Rencana Anggaran Biaya
REKAPITULASI
PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN
Proyek / Bagpro :
No. Paket Kontrak : HK.02.03/SPMK/PR.JL.JPR1/APBN/P2JN-PUA/131/2015
Nama Paket : Ruas Jalan Sentani-Genyem-Bongkrang
Prop / Kab / Kodya : Papua/Kabupaten Jayapura
Jumlah Harga
No. Divisi Uraian Pekerjaan
(Rupiah)
1 Umum 2.216.975.665
2 Pekerjaan Tanah 144.592.762.292
3 Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan 76.120
4 Pekerasan Non Aspal 33.640.464.896
5 Perkerasan Aspal 23.490.256.773
6 Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor 5.453.653.709
7 Pekerjaan Harian 456.981
(A) Jumlah Harga Pekerjaan ( termasuk Biaya Umum dan Keuntungan ) 209.394.646.435
(B) Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) = 10% x (A) 20.939.464.644
(C) JUMLAH TOTAL HARGA PEKERJAAN = (A) + (B) 230.334.111.079
Terbilang : Dua Ratus Enam Puluh Miliyar Dua Ratus Enam Puluh Juta Dua Ratus Delapan Puluh Sembilan
Sembilan Ratus Tujuh Belas Rupiah
4
5.3 Daftar Kuantitas dan Harga Satuan Pekerjaan Ruas Jalan Sentani-Warumbain
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
SPESIFIKASI 2010 Revisi 3
PPK : ………………………………………………
No. Paket Kontra : ………………………………………………
Nama Paket : RUAS JALAN SENTANI-GENYEM-BONGKRANG
Prop / Kab / Kod : PAPUA / KABUPATEN JAYAPURA
DIVISI 1. UMUM
1.2 Mobilisasi LS 1.0 1.623.380.000 1.623.380.000
1.8.(1) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas LS 1.0 175.830.000 175.830.000
1.8.(2) Jembatan Sementara LS 1.0 146.085.665 146.085.665
1.17 Pengamanan Lingkungan Hidup LS 1.0 40.080.000 40.080.000
1.21 Manajemen Mutu LS 1.0 231.600.000 231.600.000
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 1 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 2.216.975.665
DIVISI 2. DRAINASE
2.1.(1) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air 34.473.0 40.559.52 1.398.208.371.90
M3
2.2.(1) Pasangan Batu dengan Mortar M3 9.434.2 1.800.793.37 16.988.972.791.76
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 2 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 18.387.181.164
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 3 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 144.592.762.292
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 4 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 10.998.507.499
4
Daftar Kuantitas dan Harga Satuan Pekerjaan Ruas Jalan Sentani-Warumbain
(lanjutan dari table diatas)
Jum lah Harga Pekerjaan DIVISI 5 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 33.640.464.896
Jum lah Harga Pekerjaan DIVISI 6 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 23.490.256.773
DIVISI 7. STRUKTUR
7.1 (7) a Beton mutu sedang fc’20 MPa 1.142.6 4.727.815.76 5.402.139.394
M3
7.1 (10) Beton mutu rendah fc’10 Mpa 63.6 3.283.895.26 208.691.544
M3
7.3 (2) Baja Tulangan U 32 Polos Kg 140.999.0 13.376.66 1.886.095.155
7.9.(1) Pasangan Batu M3 3.704.2 2.262.204.48 8.379.657.829
Jum lah Harga Pekerjaan DIVISI 7 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 15.876.583.921
Jum lah Harga Pekerjaan DIVISI 8 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 5.453.653.709
Jum lah Harga Pekerjaan DIVISI 10 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 358.485.404
4
Tabel 5.4 Harga Satuan
HARGA HARGA
No. URAIAN KODE SATUAN YG DIGUNAKAN SATUAN KETERANGAN
( Rp.) ( Rp.)
4
Tabel 5.5 Harga Satuan
4
Harga Satuan Bahan Lanjutan dari table yang diatas (Tabel
4
Harga Satuan Bahan Lanjutan dari table diatas (Tabel
5
Tabel 5.6 Daftar Harga Sewa
5
5
Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan ---> L= 8.10 Kilometer
16.00 Km = a C 16.00 Km = b
A Km = c B
0.1
Base Camp------> D
Tabel 5.7 Tabel Rekap Koefesien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Galian
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.1.(1a) Analisa EI-311a
JENIS PEKERJAAN : Galian Biasa
SATUAN PEMBAYARAN : M3 URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi Jalan : baik
4 Jam kerja efektif per-hari Tk 7.00 Jam
5 Faktor pengembangan bahan Fk 1.20 -
6 Berat volume tanah (lepas) D 1.60 ton/m3 1.40 - 1.80
1. BAHAN
Tidak ada bahan yang diperlukan
2. ALAT
2.a. EXCAVATOR (E10)
Kapasitas Bucket V 0.93 M3
Faktor Bucket Fb 1.00 -
Faktor Efisiensi alat Fa 0.83
Faktor konversi , kedalaman < 40 % Fv 0.90 Faktor konversi
Waktu siklus Ts1 menit dihapus, masuk
- Menggali , memuat T1 1.320 menit dalam waktu siklus
- Lain lain T2 0.100 menit disesuaikam
Waktu siklus = T1 x Fv Ts1 1.42 menit
5
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Galian
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.1.(1a) Analisa EI-311a
JENIS PEKERJAAN : Galian Biasa
SATUAN PEMBAYARAN : M3 URAIAN ANALISA HARGA SATUAN
Lanjutan
3. TENAGA
Produksi menentukan : EXCAVATOR Q1 39.14 M3/Jam
Produksi Galian / hari = Tk x Q1 Qt 273.97 M3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 2.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
Koefisien tenaga / M3 :
- Pekerja = (Tk x P) : Qt (L01) 0.0511 Jam
- Mandor = (Tk x M) : Qt (L03) 0.0256 Jam
Rp. 106.014.81 / M3
5
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Galian
Analisa EI-311a
PROYEK :
No. PAKET KONTRAK : ………………………………………………
NAMA PAKET : RUAS JALAN SENTANI-GENYEM-BONGKRANG
………………………………………………………………….
PROP / KAB / KODYA : PAPUA / KABUPATEN JAYAPURA
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.1.(1a) PERKIRAAN VOL. PEK. : 1.060.418.90
JENIS PEKERJAAN : Galian Biasa TOTAL HARGA (Rp.) : 112.420.108.203.91
SATUAN PEMBAYARAN : M3 % THD. BIAYA PROYEK : 40.08
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
5
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Galian
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.1.(2) Analisa EI-312
JENIS PEKERJAAN : Galian Batu
SATUAN PEMBAYARAN : M3 URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
I. ASUMSI
1 Pekerjaan dilakukan secara manual
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi Jalan : baik
4 Jam kerja efektif per-hari Tk 7.00 Jam
5 Faktor pengembangan bahan Fk 1.20 -
6 Berat volume tanah (lepas) D 1.80 ton/m3
1. BAHAN
Tidak ada bahan yang diperlukan
2. ALAT
2.a. COMPRESSOR, EXCAVATOR, JACK HAMMER & LOADER (E05/26/10/15)
EXCAVATOR (E10)
Kapasitas Bucket V 0.93 M3
Faktor Bucket Fb 1.00 -
Faktor Efisiensi alat Fa 0.83
Faktor konversi , kedalaman < 40 % Fv 0.90
Waktu siklus Ts1 menit
- Menggali , memuat T1 4.000 menit
- Lain lain T2 0.100 menit
Waktu siklus = T1 x Fv Ts1 4.10 menit
3. TENAGA
Produksi menentukan : JACK HAMMER Q1 13.56 M3/Jam
Produksi Galian / hari = Tk x Q1 Qt 94.89 M3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 8.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
Koefisien tenaga / M3 :
- Pekerja = (Tk x P) : Qt (L01) 0.5902 Jam
- Mandor = (Tk x M) : Qt (L03) 0.0738 Jam
5
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Galian
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.1.(2) Analisa EI-312
JENIS PEKERJAAN : Galian Batu
SATUAN PEMBAYARAN : M3 URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
Lanjutan
Rp. 195.109.18 / M3
5
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Galian
Analisa EI-312
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN
PROYEK :
No. PAKET KONTRAK : ………………………………………………
NAMA PAKET : RUAS JALAN SENTANI-GENYEM-BONGKRANG
………………………………………………………………….
PROP / KAB / KODYA : PAPUA / KABUPATEN JAYAPURA
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.1.(2) PERKIRAAN VOL. PEK. : 158.085.79
JENIS PEKERJAAN : Galian Batu TOTAL HARGA (Rp.) : 30.843.988.856.55
SATUAN PEMBAYARAN : M3 % THD. BIAYA : 11.00
PROYEK
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
1. Compressor (E05) Jam 0.0738 168.764.43 12.450.05
2. Jack Hammer (E26) Jam 0.0738 39.900.39 2.943.52
3. Wheel Loader (E15) Jam 0.0738 337.782.85 24.918.85
4. Excavator (E10) Jam 0.0738 475.934.74 35.110.56
5 Dump Truck (E08) Jam 0.3677 236.422.14 86.935.09
Alat bantu Ls 1.0000 0.00 0.00
5
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Timbunan
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.2.(1b) Analisa EI-321
JENIS PEKERJAAN : Timbunan Biasa Dari Galian
SATUAN PEMBAYARAN : M3 URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
I. ASUMSI
1 Pekerjaan dilakukan secara mekanis
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi Jalan : baik
4 Jam kerja efektif per-hari Tk 7.00 Jam
5 Faktor pengembangan bahan (padat ke asli) Fv 1.11 -
6 Tebal hamparan padat t 0.15 M
7 Berat volume bahan (lepas) D 1.60 Ton/M3
8 Retribusi bahan timbunan Ret 5.000.00 Rp
2. ALAT
2.a. EXCAVATOR (E15)
Kapasitas Bucket V 0.93 M3
Faktor Bucket Fb 1.00 -
Faktor Efisiensi Alat Fa 0.83 -
Faktor Konversi asli ke padat Fv1 0.90
Waktu sklus Ts1
- Menggali, memuat T1 1.00 menit
- Lain lain T2 0.10 menit
Waktu Siklus = T1 x Fv Ts1 1.10 menit
5
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Timbunan
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.2.(1b) Analisa EI-321
JENIS PEKERJAAN : Timbunan Biasa Dari Galian
SATUAN PEMBAYARAN : M3 URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
Lanjutan
3. TENAGA
Produksi menentukan : EXCAVATOR Q1 37.89 M3/Jam
Produksi Timbunan / hari = Tk x Q1 Qt 265.25 M3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 4.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
Koefisien tenaga / M3 :
- Pekerja = (Tk x P) : Qt (L01) 0.1056 Jam
- Mandor = (Tk x M) : Qt (L02) 0.0264 Jam
6
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Timbunan
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.2.(1b) Analisa EI-321
JENIS PEKERJAAN : Timbunan Biasa Dari Galian
SATUAN PEMBAYARAN : M3 URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
Lanjutan
Rp. 168.825.90 / M3
6
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Timbunan
Analisa EI-321
PROYEK :
No. PAKET KONTRAK : ………………………………………………
NAMA PAKET : RUAS JALAN SENTANI-GENYEM-BONGKRANG
………………………………………………………………….
PROP / KAB / KODYA : PAPUA / KABUPATEN JAYAPURA
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.2.(1b) PERKIRAAN VOL. PEK. : 0.00
JENIS PEKERJAAN : Timbunan Biasa Dari Galian TOTAL HARGA (Rp.) : 0.00
SATUAN PEMBAYARAN : M3 % THD. BIAYA : 0.00
PROYEK
A. TENAGA
B. BAHAN
Retribusi
C. PERALATAN
1. Excavator (E15) Jam 0.0264 337.782.85 8.914.06
2. Dump Truck (E08) Jam 0.5579 236.422.14 131.898.40
3. Motor Grader (E13) Jam 0.0037 427.134.07 1.597.19
4 Vibro Roller (E19) Jam 0.0042 316.652.49 1.324.68
5. Water tank truck (E23) Jam 0.0070 217.336.12 1.527.46
6 Alat Bantu Ls 1.0000 0.00 0.00
6
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Timbunan
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.2.(2a) Analisa EI-322
JENIS PEKERJAAN : Timbunan Pilihan Dari Sumber Galian
SATUAN PEMBAYARAN : M3 URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
I. ASUMSI
1 Pekerjaan dilakukan secara mekanis
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi Jalan : baik
4 Jam kerja efektif per-hari Tk 7.00 Jam
5 Faktor pengembangan bahan Fk 1.20 -
6 Faktor pengembangan bahan (padat ke asli) Fv 1.11 -
7 Tebal hamparan padat t 0.15 M
8 Berat volume bahan (lepas) D 1.60 Ton/M3
2. ALAT
2.a. WHEEL LOADER (E15)
Kapasitas Bucket V 1.50 M3
Faktor Bucket Fb 0.85 -
Faktor Efisiensi Alat Fa 0.83 -
Waktu sklus Ts1
- Muat T1 0.45 menit
Ts1 0.45 menit
6
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Timbunan
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.2.(2a) Analisa EI-322
JENIS PEKERJAAN : Timbunan Pilihan Dari Sumber Gaian
SATUAN PEMBAYARAN : M3 URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
Lanjutan
3. TENAGA
Produksi menentukan : DUMP TRUCK Q1 1.65 M3/Jam
Produksi Timbunan / hari = Tk x Q1 Qt 11.53 M3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 4.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
Koefisien tenaga / M3 :
- Pekerja = (Tk x P) : Qt (L01) 2.4294 Jam
- Mandor = (Tk x M) : Qt (L03) 0.6073 Jam
6
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Timbunan
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.2.(2a) Analisa EI-322
JENIS PEKERJAAN : Timbunan Pilihan Dari Sumber Gaian
SATUAN PEMBAYARAN : M3 URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
Lanjutan
6
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Timbunan
Analisa EI-322
PROYEK :
No. PAKET KONTRAK : ………………………………………………
NAMA PAKET : RUAS JALAN SENTANI-GENYEM-BONGKRANG
………………………………………………………………….
PROP / KAB / KODYA : PAPUA / KABUPATEN JAYAPURA
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.2.(2a) PERKIRAAN VOL. PEK. : 0.00
JENIS PEKERJAAN : Timbunan Pilihan Dari Sumber Gaia TOTAL HARGA (Rp.) : 0.00
SATUAN PEMBAYARAN : M3 % THD. BIAYA : 0.00
PROYEK
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
1. Wheel Loader (E15) Jam 0.0085 337.782.85 2.872.71
2. Dump Truck (E08) Jam 0.6073 236.422.14 143.590.01
3. Motor Grader (E13) Jam 0.0040 427.134.07 1.694.98
3. Tandem (E17) Jam 0.0161 293.807.10 4.731.62
4. Water Tanker (E23) Jam 0.0070 217.336.12 1.527.46
5. Alat Bantu Ls 1.0000 0.00 0.00
6
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Penyiapan Badan Jalan
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.3.(1) Analisa EI-331
JENIS PEKERJAAN : Penyiapan Badan Jalan
SATUAN PEMBAYARAN : M2 URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
I. ASUMSI
1 Pekerjaan dilaksanakan hanya pada tanah galian
2 Pekerjaan dilakukan secara mekanis
3 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
4 Kondisi Jalan : jelek / belum padat
5 Jam kerja efektif per-hari Tk 7.00 Jam
2. ALAT
2.a. MOTOR GRADER (E13)
Panjang operasi grader sekali jalan Lh 50.00 M
Lebar Efektif kerja Blade b 2.60 M
Lebae overlap bo 0.30
Faktor Efisiensi Alat Fa 0.80 -
Kecepatan rata-rata alat v Km / Jam
4.00
Jumlah lintasan n lintasan
4.00
Jumlah lajur lintasan N lajur
2.00
Waktu siklus Ts1
- Perataan 1 kali lintasan = Lh : (v x 1000) x 60 T1 0.75 menit
- Lain-lain T2 1.00 menit
Ts1 1.75 menit
3. TENAGA
Produksi menentukan : MOTOR GRADER Q1 1.680.00 M2/Jam
Produksi Pekerjaan / hari = Tk x Q1 Qt 11.760.00 M2
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 4.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
Koefisien tenaga / M2
- Pekerja = (Tk x P) : Qt (L01) 0.0024 Jam
- Mandor = (Tk x M) : Qt (L02) 0.0006 Jam
6
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Penyiapan Badan Jalan
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.3.(1) Analisa EI-331
JENIS PEKERJAAN : Penyiapan Badan Jalan
SATUAN PEMBAYARAN : M2 URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
Lanjutan
Rp. 503.80 / M2
6
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Penyiapan Badan Jalan
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN
PROYEK :
No. PAKET KONTRAK : ………………………………………………
NAMA PAKET : RUAS JALAN SENTANI-GENYEM-BONGKRANG
………………………………………………………………….
PROP / KAB / KODYA : PAPUA / KABUPATEN JAYAPURA
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.3.(1) PERKIRAAN VOL. PEK. : 352.000.00
JENIS PEKERJAAN : Penyiapan Badan Jalan TOTAL HARGA (Rp.) : 177.336.496.70
SATUAN PEMBAYARAN : M2 0 % THD. BIAYA : 0.06
PROYEK
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
1. Motor Grader (E13) jam 0.0006 427.134.07 254.25
2. Vibro Roller (E19) jam 0.0005 316.652.49 149.03
3 Alat Bantu Ls 1.0000 0.00 0.00
6
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Penyiapan Badan Jalan
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.3.(1) Analisa EI-331
JENIS PEKERJAAN : Penyiapan Badan Jalan
SATUAN PEMBAYARAN : M2 URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
I. ASUMSI
1 Pekerjaan dilaksanakan hanya pada tanah galian
2 Pekerjaan dilakukan secara mekanis
3 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
4 Kondisi Jalan : jelek / belum padat
5 Jam kerja efektif per-hari Tk 7.00 Jam
2. ALAT
2.a. MOTOR GRADER (E13)
Panjang operasi grader sekali jalan Lh 50.00 M
Lebar Efektif kerja Blade b 2.60 M
Lebae overlap bo 0.30
Faktor Efisiensi Alat Fa 0.80 -
Kecepatan rata-rata alat v Km / Jam
4.00
Jumlah lintasan n lintasan
4.00
Jumlah lajur lintasan N lajur
2.00
Waktu siklus Ts1
- Perataan 1 kali lintasan = Lh : (v x 1000) x 60 T1 0.75 menit
- Lain-lain T2 1.00 menit
Ts1 1.75 menit
3. TENAGA
Produksi menentukan : MOTOR GRADER Q1 1.680.00 M2/Jam
Produksi Pekerjaan / hari = Tk x Q1 Qt 11.760.00 M2
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 4.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
Koefisien tenaga / M2
- Pekerja = (Tk x P) : Qt (L01) 0.0024 Jam
- Mandor = (Tk x M) : Qt (L02) 0.0006 Jam
7
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Pemotongan Pohon Pilihan diameter 15-30 cm
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.4.(2) Analisa EI-342
JENIS PEKERJAAN : Pemotongan Pohon Pilihan diameter 15 – 30 cm
SATUAN PEMBAYARAN : buah URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
I. ASUMSI
1 Menggunakan tenaga pekerja/peralatan
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi Jalan : sedang / baik
4 Jam kerja efektif per-hari Tk 7.00 Jam
5 1 Pohon diameter 15-30 cm setara dengan volume Vp 2.00 M3
6 Berat Jenis Kayu BjK 0.90 ton/M3
1. BAHAN
Tidak ada bahan yang diperlukan
2. ALAT
2.a. DUMP TRUCK (E09)
Kapasitas bak V 10.0 TON
Faktor efisiensi alat Fa 0.83
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 20.00 Km/Jam
Kecepatan rata-rata kosong v2 30.00 Km/Jam
Waktu siklus Ts2 menit
- Muat T1 35.00 menit
- Waktu tempuh isi = (L : v1) x 60 T2 6.00 menit
- Waktu tempuh kosong = (L : v2) x 60 T3 4.00 menit
- Lain-lain T4 10.00 menit
Ts 55.00
7
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Pemotongan Pohon Pilihan diameter 15-30 cm
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.4.(2) Analisa EI-342
JENIS PEKERJAAN : Pemotongan Pohon Pilihan diameter 15 – 30 cm
SATUAN PEMBAYARAN : buah URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
Lanjutan
3. TENAGA
7
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Pemotongan Pohon Pilihan diameter 15-30 cm
Analisa EI-342
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN
PROYEK :
No. PAKET KONTRAK : ………………………………………………
NAMA PAKET : RUAS JALAN SENTANI-GENYEM-BONGKRANG
PROP / KAB / KODYA : PAPUA / KABUPATEN JAYAPURA
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.4.(2) PERKIRAAN VOL. PEK. : 31.00
JENIS PEKERJAAN : Pemotongan Pohon Pilihan diamete TOTAL HARGA (Rp.) : 39.897.155.21
SATUAN PEMBAYARAN : buah % THD. BIAYA : 0.01
PROYEK
(Rp.) (Rp.)
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
7
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Lapis
Pondasi Agregat Kelas A
ITEM PEMBAYARAN NO. : 4.2.(1) Analisa EI-421
JENIS PEKERJAAN : Lapis Pondasi Agregat Kelas A
SATUAN PEMBAYARAN : M3 URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi existing jalan : sedang
4 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 8.50 KM
5 Tebal lapis Agregat padat t 0.15 M
6 Berat isi padat Bip 1.81 -
7 Jam kerja efektif per-hari Tk 7.00 Jam
8 Lebar bahu jalan Lb 1.00 M
9 Proporsi Campuran : - Agregat Pecah Mesin 20 - 30 mm 20-30 28.00 % Gradasi harus
- Agregat Pecah Mesin 5 - 10 & 10 - 20 mm 5-10&10-20 42.00 % memenuhi Spec.
-Fraksi lolos Scalping Screen 0 - 5 mm PU 30.00 %
10 Berat Isi Agregat (lepas) Bil 1.51 ton/m3
Faktor kehilangan - Agregat A Fh 1.05
1. BAHAN
- Agregat A = 1 M3 x (Bip/Bil) x Fh (M26) 1.25861 M3
2. ALAT
2.a. WHEEL LOADER (E15)
Kapasitas bucket V 1.50 M3 (lepas)
Faktor bucket Fb 0.85 - kondisi sedang
Faktor Efisiensi alat Fa 0.83 -
Waktu Siklus :
- Memuat dan lain-lain Ts1 0.45 menit panduan
7
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Lapis
Pondasi Agregat Kelas A
ITEM PEMBAYARAN NO. : 4.2.(1) Analisa EI-421
JENIS PEKERJAAN : Lapis Pondasi Agregat Kelas A
SATUAN PEMBAYARAN : M3 URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
Lanjutan
3. TENAGA
Produksi menentukan : WHEEL LOADER Q1 117.71 M3/Jam
Produksi Agregat / hari = Tk x Q1 Qt 823.99 M3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 7.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
Koefisien tenaga / M3 :
- Pekerja = (Tk x P) : Qt (L01) 0.0595 Jam
- Mandor = (Tk x M) : Qt (L03) 0.0085 Jam
7
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Lapis
Pondasi Agregat Kelas A
ITEM PEMBAYARAN NO. : 4.2.(1) Analisa EI-421
JENIS PEKERJAAN : Lapis Pondasi Agregat Kelas A
SATUAN PEMBAYARAN : M3 URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
Lanjutan
7
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Lapis
Pondasi Agregat Kelas A
ITEM PEMBAYARAN NO. : 4.2.(1) PERKIRAAN VOL. PEK. : 3.595.13
JENIS PEKERJAAN : Lapis Pondasi Agregat Kelas A TOTAL HARGA (Rp.) : 2.190.253.545.80
SATUAN PEMBAYARAN : M3 % THD. BIAYA PROYEK : 0.78
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
7
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Lapis
Pondasi Agregat Kelas B
ITEM PEMBAYARAN NO. : 4.2.(2a) Analisa EI-422a
JENIS PEKERJAAN : Lapis Pondasi Agregat Kelas B
SATUAN PEMBAYARAN : M3 URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi existing jalan : sedang
4 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 8.50 KM
5 Tebal lapis Agregat padat t 0.15 M
6 Berat isi padat Bip 1.81
7 Jam kerja efektif per-hari Tk 7.00 Jam
8 Lebar bahu jalan Lb 1.00 M
9 Proporsi Campuran : - Agregat Pecah Mesin 20 - 30 mm 20-30 18.00 % Gradasi harus
- Agregat Pecah Mesin 5 - 10 & 10 - 20 mm 5-10&10-20 18.00 % memenuhi
- Fraksi lolos Scalping Screen 0 - 5 mm St 64.00 % Spesifikasi
10 Berat volume agregat (lepas) Bil 1.51 ton/m3
- Agregat B Fh 1.05
2. ALAT
2.a. WHEEL LOADER (E15)
Kapasitas bucket V 1.50 M3
Faktor bucket Fb 0.85 - Pemuatan lepas
Faktor Efisiensi alat Fa 0.83 - sedang
Waktu siklus Ts1
- Memuat dan lain-lain T1 0.45 menit panduan
0.45
Ts1 0.90 menit
7
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Lapis
Pondasi Agregat Kelas B
ITEM PEMBAYARAN NO. : 4.2.(2a) Analisa EI-422a
JENIS PEKERJAAN : Lapis Pondasi Agregat Kelas B
SATUAN PEMBAYARAN : M3 URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
Lanjutan
ALAT BANTU
diperlukan :
- Kereta dorong = 2 buah
- Sekop = 3 buah
- Garpu = 2 buah
3. TENAGA
Produksi menentukan : WHEEL LOADER Q1 58.86 M3/Jam
Produksi Agregat / hari = Tk x Q1 Qt 412.00 M3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 7.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
Koefisien tenaga / M3 :
- Pekerja = (Tk x P) : Qt (L01) 0.1189 Jam
- Mandor = (Tk x M) : Qt (L03) 0.0170 Jam
7
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Lapis
Pondasi Agregat Kelas B
ITEM PEMBAYARAN NO. : 4.2.(2a) Analisa EI-422a
JENIS PEKERJAAN : Lapis Pondasi Agregat Kelas B
SATUAN PEMBAYARAN : M3 URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
Lanjutan
8
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Lapis
Pondasi Agregat Kelas B
Analisa EI-422a
PROYEK :
No. PAKET KONTRAK : ………………………………………………
NAMA PAKET : RUAS JALAN SENTANI-GENYEM-BONGKRANG
………………………………………………………………….
PROP / KAB / KODYA : PAPUA / KABUPATEN JAYAPURA
ITEM PEMBAYARAN NO. : 4.2.(2a) PERKIRAAN VOL. PEK. : 3.595.13
JENIS PEKERJAAN : Lapis Pondasi Agregat Kelas B TOTAL HARGA (Rp.) : 1.862.177.358.06
SATUAN PEMBAYARAN : M3 % THD. BIAYA PROYEK : 0.66
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
8
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Lapis
Resap Pengikat
ITEM PEMBAYARAN NO. : 4.2.(7) Analisa EI-427
JENIS PEKERJAAN : Lapis Resap Pengikat
SATUAN PEMBAYARAN : Liter URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 8.50 KM
4 Jam kerja efektif per-hari Tk 7.00 Jam
5 Faktor kehilangan bahan Fh 1.10 -
6 Komposisi campuran :
- Aspal Pen 60 atau Pen 80 As 56 % 100 bagian
- Kerosene K 44 % 80 bagian
7 Berat jenis bahan :
- Aspal Pen 60 atau Pen 80 D1 1.03 Kg / liter
- Minyak Flux / Pencair D2 0.80 Kg / liter
8 Bahan dasar (aspal & minyak pencair) semuanya
diterima di lokasi pekerjaan
1. BAHAN
Untuk mendapatkan 1 liter Lapis Resap Pengikat
diperlukan : ( 1 liter x Fh ) PC 1.10 liter Campuran
2. ALAT
2.a. ASPHALT DISTRIBUTOR (E41)
Lebar penyemprotan b 3.00 M
Kecepatan penyemprotan V 30.00 m/menit Asumsi
Kapasitas pompa aspal pas 100 liter/menit Panduan
Faktor effisiensi kerja Fa 0.80 Sedang
3. TENAGA
Produksi menentukan : ASPHALT DISTRIBUTOR Q4 4.800.00 liter
Produksi Lapis Resap Pengikat / hari = Tk x Q4 Qt 33.600.00 liter
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 10.00 orang
- Mandor M 2.00 orang
8
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Lapis
Resap Pengikat
ITEM PEMBAYARAN NO. : 4.2.(7) Analisa EI-427
JENIS PEKERJAAN : Lapis Resap Pengikat
SATUAN PEMBAYARAN : Liter URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
Lanjutan
8
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Lapis
Resap Pengikat
Analisa EI-427
PROYEK :
No. PAKET KONTRAK : ………………………………………………
NAMA PAKET : RUAS JALAN SENTANI-GENYEM-BONGKRANG
………………………………………………………………….
PROP / KAB / KODYA : PAPUA / KABUPATEN JAYAPURA
ITEM PEMBAYARAN NO. : 4.2.(7) PERKIRAAN VOL. PEK. : 19.174.00
JENIS PEKERJAAN : Lapis Resap Pengikat TOTAL HARGA (Rp.) : 140.290.405.80
SATUAN PEMBAYARAN : Liter % THD. BIAYA PROYEK : 0.05
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
8
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Pondasi Agregat Kelas S
ITEM PEMBAYARAN NO. : 4.2.(2b) Analisa EI-512
JENIS PEKERJAAN : Lapis Pondasi Agregat Kelas S
SATUAN PEMBAYARAN : M3 URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi existing jalan : sedang
4 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 8.50 KM
5 Tebal lapis agregat padat t 0.15 M
6 Berat isi padat Bip 1.81
7 Jam kerja efektif per-hari Tk 7.00 jam
8 Proporsi Campuran : - Agregat Pecah Mesin 20 - 30 mm 20-30 18.00 % Gradasi harus
- Agregat Pecah Mesin 5 - 10 & 10 - 20 mm 5-10&10-20 18.00 % memenuhi
- Fraksi lolos Scalping Screen 0 - 5 mm St 64.00 % Spesifikasi
9 Berat volume agregat (lepas) Bil 1.51 ton/m3
Faktor kehilangan - Agregat Pecah Mesin 20 - 30 mm Fh1 1.05
Faktor kehilangan - Agregat Pecah Mesin 5 - 10 & 10 - 20 mm Fh2 1.05
Faktor kehilangan - Fraksi lolos Scalping Screen 0 - 5 mm Fh3 1.05
2. ALAT
2.a. WHEEL LOADER (E15)
Kapasitas bucket V 1.50 M3
Faktor bucket Fb 0.85 - lepas
Faktor Efisiensi alat Fa 0.83 - kondisi sedang
Waktu Siklus : Ts1
- Memuat dan lain-lain T1 0.45 menit panduan
Ts1 0.45 menit
8
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Pondasi Agregat Kelas S
ITEM PEMBAYARAN NO. : 4.2.(2b) Analisa EI-512
JENIS PEKERJAAN : Lapis Pondasi Agregat Kelas S
SATUAN PEMBAYARAN : M3 URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
Lanjutan
3. TENAGA
Produksi menentukan : WHEEL LOADER Q1 117.71 M3/jam
Produksi agregat / hari = Tk x Q1 Qt 823.99 M3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 7.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
Koefisien tenaga / M3 :
- Pekerja = (Tk x P) : Qt - 0.0595 jam
- Mandor = (Tk x M) : Qt - 0.0085 jam
8
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Pondasi Agregat Kelas S
ITEM PEMBAYARAN NO. : 4.2.(2b) Analisa EI-512
JENIS PEKERJAAN : Lapis Pondasi Agregat Kelas S
SATUAN PEMBAYARAN : M3 URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
Lanjutan
8
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Pondasi Agregat Kelas S
Analisa EI-512
PROYEK :
No. PAKET KONTRAK : ………………………………………………
NAMA PAKET : RUAS JALAN SENTANI-GENYEM-BONGKRANG
………………………………………………………………….
PROP / KAB / KODYA : PAPUA / KABUPATEN JAYAPURA
ITEM PEMBAYARAN NO. : 4.2.(2b) PERKIRAAN VOL. PEK. : 15.498.00
JENIS PEKERJAAN : Lapis Pondasi Agregat Kelas S TOTAL HARGA : 6.805.786.189.16
SATUAN PEMBAYARAN : M3 % THD. BIAYA PROYEK : 2.43
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
1. Wheel Loader (E15) jam 0.0085 337.782.85 2.869.54
2. Dump Truck (E08) jam 0.4744 236.422.14 112.152.58
3. Motor Grader (E13) jam 0.0043 427.134.07 1.819.36
4. Tandem Roller (E17) jam 0.0054 293.807.10 1.573.26
5. Water Tanker (E23) jam 0.0141 217.336.12 3.054.93
6. Alat Bantu Ls 1.0000 0.00 0.00
8
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Lataston Lapis Aus (HRS-WC)
ITEM PEMBAYARAN NO. : 6.3(3a) Analisa EI-633a
JENIS PEKERJAAN : Lataston Lapis Aus (HRS-WC) (gradasi senjang/semi senjang)
SATUAN PEMBAYARAN : Ton URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi existing jalan : sedang
4 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 8.50 KM
5 Tebal Lapis (HRS) padat t 0.03 M
6 Jam kerja efektif per-hari Tk 7.00 Jam
7 Faktor kehilangan material : - Agregat Fh1 1.05 -
- Aspal Fh2 1.03 -
8 Berat isi Agregat (padat) Bip 1.81 ton/m3
9 Berat Isi Agregat (lepas) Bil 1.51 ton/m3
10 Komposisi campuran HRS
- Agr Pch Mesin 5 - 10 & 10 - 15 mm 5-10&10-15 33.00 % Gradasi harus -
- Agregat Pecah Mesin 0 - 5 mm 0-5 23.00 % memenuhi -
- Pasir Halus PH 34.50 % Spesifikasi
- Semen FF 2.20 %
- Asphalt As 7.30 %
- Anti Stripping Agent Asa 0.30 %As
11 Berat isi bahan :
- HRS-WC D1 2.23 ton / M3
- Agr Pch Mesin 5 - 10 & 10 - 15 mm D2 1.42 ton / M3
- Agr Pch Mesin 0 - 5 mm D3 1.57 ton / M3
- Pasir Halus D4 1.46 ton / M3
12 Jarak Stock pile ke Cold Bin l 0.05 km
1. BAHAN
1.a. Agr 5-10 & 10-15 = ("5-10&10-15" x Fh1) : D2 (M92) 0.2440 M3
1.b. Agr 0-5 = ("0-5" x Fh1) : D3 (M91) 0.1538 M3
1.c. Pasir Halus = (PH x Fh1) : D4 (M01c) 0.2481 M3
1.d. Semen = (FF x Fh1) x 1000 (M05) 23.1000 Kg
1.e. Aspal = (As x Fh2) x 1000 (M10) 75.1900 Kg
2. ALAT
2.a. WHEEL LOADER (E15)
Kapasitas bucket V 1.50 M3 panduan
Faktor bucket Fb 0.85 -
Faktor efisiensi alat Fa 0.83 -
Waktu Siklus T1 + T2 + T3 Ts1
- Kecepatan maju rata rata Vf 15.00 km/jam panduan
- Kecepatan kembali rata rata Vr 20.00 km/jam panduan
- Muat ke Bin = (l x 60) / Vf T1 0.20 menit
- Kembali ke Stock pile = (l x 60) / Vr T2 0.15 menit
- Lain - lain (waktu pasti) T3 0.75 menit
Ts1 1.10 menit
8
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Lataston Lapis Aus (HRS-WC)
ITEM PEMBAYARAN NO. : 6.3(3a) Analisa EI-633a
JENIS PEKERJAAN : Lataston Lapis Aus (HRS-WC) (gradasi senjang/semi senjang)
SATUAN PEMBAYARAN : Ton URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
Lanjutan
9
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Lataston Lapis Aus (HRS-WC)
ITEM PEMBAYARAN NO. : 6.3.(4a) Analisa EI-634a
JENIS PEKERJAAN : Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) (gradasi senjang/semi senjang)
SATUAN PEMBAYARAN : Ton URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi existing jalan : sedang
4 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 8.50 KM
5 Tebal Lapis (HRS BASE) padat t 0.035 M
6 Jam kerja efektif per-hari Tk 7.00 Jam
7 Faktor kehilanganmaterial : - Agregat Fh1 1.05 -
- Aspal Fh2 1.03 -
8 Berat isi Agregat (padat) Bip 1.81 ton/m3
9 Berat Isi Agregat (lepas) Bil 1.51 ton/m3
10 Komposisi campuran HRS BASE :
- Agr Pch Mesin 5 - 10 & 10 - 15 mm 5-10&10-15 40.00 % Gradasi harus -
- Agregat Pecah Mesin 0 - 5 mm 0-5 21.00 % memenuhi -
- Pasir Halus PH 31.50 % Spesifikasi
- Semen FF 1.50 %
- Asphalt As 6.00 %
- Anti Stripping Agent Asa 0.30 %As
11 Berat isi bahan :
- HRS BASE D1 2.23 ton / M3
- Agr Pch Mesin 5 - 10 & 10 - 15 mm D2 1.42 ton / M3
- Agr Pch Mesin 0 - 5 mm D3 1.57 ton / M3
- Pasir Halus D4 1.46 ton / M3
12 Jarak Stock pile ke Cold Bin l 0.05 km
1. BAHAN
1.a. Agr 5-10 & 10-15 = ("5-10&10-15" x Fh1) : D2 (M92) 0.2958 M3
1.b. Agr 0-5 = ("0-5" x Fh1) : D3 (M91) 0.1404 M3
1.c. Pasir Halus = (PH x Fh1) : D4 (M01c) 0.2265 M3
1.d. Semen = (FF x Fh1) x 1000 (M05) 15.7500 Kg
1.e. Aspal = (As x Fh2) x 1000 (M10) 61.8000 Kg
2. ALAT
2.a. WHEEL LOADER (E15)
Kapasitas bucket V 1.50 M3
Faktor bucket Fb 0.85 -
Faktor efisiensi alat Fa 0.83 -
Waktu Siklus T1 + T2 + T3 Ts1
- Kecepatan maju rata rata Vf 15.00 km/jam panduan
- Kecepatan kembali rata rata Vr 20.00 km/jam panduan
- Muat ke Bin = (l x 60) / Vf T1 0.20 menit
- Kembali ke Stock pile = (l x 60) / Vr T2 0.15 menit
- Lain - lain (waktu pasti) T3 0.75 menit
Ts1 1.10 menit
9
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Lataston Lapis Aus (HRS-WC)
ITEM PEMBAYARAN NO. : 6.3.(4a) Analisa EI-634a
JENIS PEKERJAAN : Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) (gradasi senjang/semi senjang)
SATUAN PEMBAYARAN : Ton URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
Lanjutan
9
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Lataston Lapis Aus (HRS-WC)
ITEM PEMBAYARAN NO. : 6.3.(4a) Analisa EI-634a
JENIS PEKERJAAN : Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) (gradasi senjang/semi senjang)
SATUAN PEMBAYARAN : Ton URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
Lanjutan
3. TENAGA
Produksi menentukan : Asphalt Finisher Q5 244.87 ton
Produksi HRS BASE / hari = Tk x Q5 Qt 1.714.12 ton
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 7.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
9
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Lataston Lapis Aus (HRS-WC)
Analisa EI-633a
PROYEK :
No. PAKET KONTRAK : ………………………………………………
NAMA PAKET : RUAS JALAN SENTANI-GENYEM-BONGKRANG
………………………………………………………………….
PROP / KAB / KODYA : PAPUA / KABUPATEN JAYAPURA
ITEM PEMBAYARAN NO. : 6.3(3a) PERKIRAAN VOL. PEK. : 10.027.83
JENIS PEKERJAAN : Lataston Lapis Aus (HRS-WC) (grada TOTAL HARGA (Rp.) : 10.355.534.539.51
SATUAN PEMBAYARAN : Ton % THD. BIAYA PROYEK : 3.69
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
1. Wheel Loader E15 Jam 0.0096 337.782.85 3.233.05
2. AMP E01 Jam 0.0201 5.036.371.79 101.131.96
3. Genset E12 Jam 0.0201 396.109.67 7.954.01
4. Dump Truck E08 Jam 0.3631 236.422.14 85.843.75
5. Asphalt Finisher E02 Jam 0.0191 288.746.58 5.502.76
6. Tandem Roller E17 Jam 0.0157 293.807.10 4.598.17
7 P. Tyre Roller E18 Jam 0.0043 308.819.45 1.330.53
8 Alat Bantu Ls 1.0000 0.00 0.00
9
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Laston
Lapis Aus (AC-WC)
ITEM PEMBAYARAN NO. : 6.3(5a) Analisa EI-635a
JENIS PEKERJAAN : Laston Lapis Aus (AC-WC)
SATUAN PEMBAYARAN : Ton URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi existing jalan : sedang
4 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 8.50 KM
5 Tebal Lapis (AC-WC L) padat t 0.04 M
6 Jam kerja efektif per-hari Tk 7.00 Jam
7 Faktor kehilanganmaterial : - Agregat Fh1 1.05 -
- Aspal Fh2 1.03 -
8 Berat isi Agregat (padat) Bip 1.81 ton/m3
9 Berat Isi Agregat (lepas) Bil 1.51 ton/m3
10 Komposisi campuran AC-WC :
- Agr Pch Mesin 5 - 10 & 10 - 15 mm 5-10&10-15 40.28 % Gradasi harus -
- Agregat Pecah Mesin 0 - 5 mm 0-5 52.68 % memenuhi -
- Semen FF 0.94 % Spesifikasi
- Asphalt As 6.10 %
- Anti Stripping Agent Asa 0.30 %As
11 Berat isi bahan :
- AC-WC D1 2.32 ton / M3
- Agr Pch Mesin 5 - 10 & 10 - 15 mm D2 1.42 ton / M3
- Agr Pch Mesin 0 - 5 mm D3 1.57 ton / M3
12 Jarak Stock pile ke Cold Bin l 0.05 km
1. BAHAN
1.a. Agr 5-10 & 10-15 = ("5-10&10-15" x Fh1) : D2 (M92) 0.2978 M3
1.b. Agr 0-5 = ("0-5" x Fh1) : D3 (M91) 0.3523 M3
1.c. Semen = (FF x Fh1) x 1000 (M05) 9.8700 Kg
1.d. Aspal = (As x Fh2) x 1000 (M10) 62.8300 Kg
2. ALAT
2.a. WHEEL LOADER (E15)
Kapasitas bucket V 1.50 M3 panduan
Faktor bucket Fb 0.85 -
Faktor efisiensi alat Fa 0.83 -
Waktu Siklus T1 + T2 + T3 Ts1
- Kecepatan maju rata rata Vf 15.00 km/jam panduan
- Kecepatan kembali rata rata Vr 20.00 km/jam panduan
- Muat ke Bin = (l x 60) / Vf T1 0.20 menit
- Kembali ke Stock pile = (l x 60) / Vr T2 0.15 menit
- Lain - lain (waktu pasti) T3 0.75 menit
Ts1 1.10 menit
95
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Laston
Lapis Aus (AC-WC)
96
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Laston
Lapis Aus (AC-WC)
ITEM PEMBAYARAN NO. JENIS: 6.3(5a)
PEKERJAAN SATUAN PEMBAYARAN Analisa EI-635a
: Laston Lapis Aus (AC-WC)
: Ton
URAIAN ANALISA HARGA SATUAN
Lanjutan
3. TENAGA
Produksi menentukan : A M P Produksi AC-WC / hari = Tk x Q2 Kebutuhan tenaga : Q2 49.80 M2 / Jam
Pekerja Qt 348.60 M2
Mandor
PM 7.00 orang orang
1.00
Rp.893.471.60 / ton
97
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Laston
Lapis Aus (AC-WC)
Analisa EI-635a
PROYEK :
No. PAKET KONTRAK : ………………………………………………
NAMA PAKET : RUAS JALAN SENTANI-GENYEM-BONGKRANG
………………………………………………………………….
PROP / KAB / KODYA : PAPUA / KABUPATEN JAYAPURA
ITEM PEMBAYARAN NO. : 6.3(5a) PERKIRAAN VOL. PEK. : 0.00
JENIS PEKERJAAN : Laston Lapis Aus (AC-WC) TOTAL HARGA (Rp.) : 0.00
SATUAN PEMBAYARAN : Ton % THD. BIAYA PROYEK : 0.00
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
1. Wheel Loader E15 Jam 0.0096 337.782.85 3.233.05
2. AMP E01 Jam 0.0201 5.036.371.79 101.131.96
3. Genset E12 Jam 0.0201 396.109.67 7.954.01
4. Dump Truck E08 Jam 0.3631 236.422.14 85.843.75
5. Asp. Finisher E02 Jam 0.0137 288.746.58 3.966.97
6. Tandem Roller E17 Jam 0.0135 293.807.10 3.973.42
7 P. Tyre Roller E18 Jam 0.0058 308.819.45 1.791.91
8 Alat Bantu Ls 1.0000 0.00 0.00
98
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Laston
Lapis Aus (AC-WC)
ITEM PEMBAYARAN NO. : 6.3(6a) Analisa EI-636a
JENIS PEKERJAAN : Laston Lapis Antara (AC-BC)
SATUAN PEMBAYARAN : Ton URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi existing jalan : rusak
4 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 8.50 KM
5 Tebal Lapis (AC) padat t 0.05 M
6 Jam kerja efektif per-hari Tk 7.00 Jam
7 Faktor kehilanganmaterial : - Agregat Fh1 1.05 -
- Aspal Fh2 1.03 -
8 Berat isi Agregat (padat) Bip 1.81 ton/m3
9 Berat Isi Agregat (lepas) Bil 1.51 ton/m3
10 Komposisi campuran AC-BC :
- Agr Pch Mesin 5 - 10 & 10 - 20 mm 5-10&10-20 46.75 % Gradasi harus -
- Agregat Pecah Mesin 0 - 5 mm 0-5 46.75 % memenuhi -
- Semen FF 0.90 % Spesifikasi
- Asphalt As 5.60 %
- Anti Stripping Agent Asa 0.30 %As
11 Berat Isi bahan :
- AC-BC D1 2.32 ton / M3
- Agr Pch Mesin 5 - 10 & 10 - 20 mm D2 1.41 ton / M3
- Agr Pch Mesin 0 - 5 mm D3 1.57 ton / M3
12 Jarak Stock file ke cold bin l 0.05 km
1. BAHAN
1.a. Agr 5-10 & 10-20 = ("5-10&10-20" x Fh1) : D2 (M92) 0.3481 M3
1.b. Agr 0-5 = ("0-5" x Fh1) : D3 (M91) 0.3127 M3
1.c. Semen = (FF x Fh1) x 1000 (M05) 9.4500 Kg
1.d. Aspal = (As x Fh2) x 1000 (M10) 57.6800 Kg
2. ALAT
2.a. WHEEL LOADER (E15)
Kapasitas bucket V 1.50 M3
Faktor bucket Fb 0.85 -
Faktor efisiensi alat Fa 0.83 -
Waktu Siklus T1 + T2 + T3 Ts1 1.10 menit
- Kecepatan maju rata rata Vf 15.00 km/jam panduan
- Kecepatan kembali rata rata Vr 20.00 km/jam panduan
- Muat ke Bin = (l x 60) / Vf T1 0.20 menit
- Kembali ke Stock pile = (l x 60) / Vr T2 0.15 menit
- Lain - lain (waktu pasti) T3 0.75 menit
Ts1 1.10 menit
99
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Laston
Lapis Aus (AC-WC)
10
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Laston
Lapis Aus (AC-WC)
ITEM PEMBAYARAN NO. : 6.3(6a) Analisa EI-636c
JENIS PEKERJAAN : Laston Lapis Antara (AC-BC)
SATUAN PEMBAYARAN : Ton URAIAN ANALISA HARGA
SATUAN
Lanjutan
3. TENAGA
Produksi menentukan : AMP Q2 49.80 ton
Produksi AC-BC / hari = Tk x Q5 Qt 348.60 ton
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 10.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
10
Lanjutan Tabel Rekapan Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan Laston
Lapis Aus (AC-WC)
Analisa EI-636a
PROYEK :
No. PAKET KONTRAK : ………………………………………………
NAMA PAKET : RUAS JALAN SENTANI-GENYEM-BONGKRANG
………………………………………………………………….
PROP / KAB / KODYA : PAPUA / KABUPATEN JAYAPURA
ITEM PEMBAYARAN NO. : 6.3(6a) PERKIRAAN VOL. PEK. : 5.643.10
JENIS PEKERJAAN : Laston Lapis Antara (AC-BC) TOTAL HARGA (Rp.) : 0.00
SATUAN PEMBAYARAN : Ton % THD. BIAYA PROYEK : 0.00
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
1. Wheel Loader E15 Jam 0.0096 337.782.85 3.233.05
2. AMP E01 Jam 0.0201 5.036.371.79 101.131.96
3. Genset E12 Jam 0.0201 396.109.67 7.954.01
4. Dump Truck E08 Jam 0.3631 236.422.14 85.843.75
5. Asphalt Finisher E02 Jam 0.0110 288.746.58 3.173.58
6. Tandem Roller E17 Jam 0.0108 293.807.10 3.178.74
7 P. Tyre Roller E18 Jam 0.0046 308.819.45 1.433.53
8 Alat Bantu Ls 1.0000 0.00 0.00
10
5.1.2 Perhitungan Koefisien Analisa
5.1.2.1. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan
a. Peralatan yang diperlukan
1. Motor Grader
a) Kecepatan kerja (v) = 4 km/jam
b) Panjang operasi grader (Lh) = 50,00 m
c) Lebar efektif kerja blade (b) = 2,60 m
d) Lebar overlap (bo) = 0,30 m
e) Efisiensi kerja ( Fa ) = 0,83
f) Jumlah lintasan ( n ) = 4 lintasan
g) Lebar overlap (bo) = 0,30 m
h) Jumlah Lajur Lintasan (N) = 2 lajur
50
= 4 𝑥 1000 x 60
= 0,75 menit
- Lain-lain ( T2 ) = 1 menit
Ts1 = T1 + T2
50 𝑥 (2(2,6−0,30)+0,30) 𝑥 0,80 𝑥 60
= 4 𝑥 1,75
= 1680 m2
1
Koefisien Alat per m2 =
𝑄1
=
1 = 0,0006 jam
1680
10
2. Vibrator Roller
a) Kecepatan kerja (v) = 4 km/jam
b) Lebar pemadatan efektif (b) = 1,48 m
c) Efisiensi kerja ( Fa ) = 0,83
d) Jumlah lintasan ( n ) = 6 lintasan
e) Lajur lintasan (N) = 3 lajur
f) Lebar Overlap (bo) = 0,30 m
Luas operasi per jam ( m2/jam ) =
(𝑣 𝑥 1000)𝑥(𝑁(𝑏−𝑏𝑜)+𝑏𝑜) 𝑥 𝐹𝑎
Q2 = 𝑛
= 2124,80 m2
1 1
Koefisien Alat per m2 = 𝑄2
= 2124,80
= 0,0005 jam
Qt = Tk x Q2
= 7 x 1680
= 11760,00 m2
10
- Kebutuhan Tenaga :
Pekerja = 28
11760 = 0,0024
Mandor = 7
11760 = 0,0006
a. Bahan
Faktor pengembang bahan ( Fk ) = 1,2
Tebal hamparan padat ( t ) = 0,15 m
Material timbunan pilihan = 1 x Fk = 1,200 m2
b. Peralatan yang diperlukan
1. Dump Truck
a) Kecepatan rata-rata bermuatan (v1) = 20 km/jam
b) Kecepatan rata-rata kosong (v2) = 30 km/jam
c) Kapasitas Bak (V) = 10 ton
d) Efisiensi kerja ( Fa ) = 0,83
Waktu siklus ( Ts1 ) =
e) Jarak angkut ( L ) 𝐿
= 20 km
- Waktu tempuh isi ( T1 ) = x 60
𝑣1
= 20
x 60
20
= 60 menit
𝐿
- Waktu tempuh kosong ( T2 ) =
𝑣2 x 60
= 20
x 60
30
= 40 menit
10
- Lain-lain = 1 menit
Ts1 = T1 + T2 + T3
= 60 + 40 + 3
= 103 menit
Kapasitas Produksi per jam ( m2 / jam )
𝑉 𝑥 𝐹𝑎 𝑥 60
Q1 =
𝐹𝑘 𝑥 𝑇𝑠1
4 𝑥 0,83 𝑥 60
= 1,2 𝑥 14,67
= 11,3156 m3
2. Vibrator Roller
= 46,69 m3
1
Koefisien Alat per m2 =
𝑄1
=
1 = 0,0214 jam
46,69
3. Motor Grader
10
50
= 4 𝑥 1000 x 60
= 0,75 menit
- Lain-lain ( T2 ) = 1 menit
Ts2 = T1 + T2
= 85,37 m2
4 𝑥 3 𝑥 0,83
= 0,07
= 142,286 m3
1
Koefisien Alat per m2 =
𝑄4
=
1 = 0,0070 jam
142,286
5. Wheel Loader
a) Kapasitas bucket (V) = 1,50 m3
b) Faktor bucket = 0,90
c) Efisiensi alat ( Fa ) = 0,83
= 56,025 m3
1
Koefisien Alat per m2 =
𝑄5
=
1 = 0,0178 jam
56,025
c. Tenaga Kerja
Jam kerja efektif per hari ( Tk ) = 7 jam
Produksi menentukan ( Q2 ) =
= 7 x 56,025
= 392,175 m2
Kebutuhan Tenaga =
Pekerja ( 4 orang x 7 jam ) = 28 jam
Mandor ( 1 orang x 7 jam ) = 7 jam
Koefisien Tenaga
Pekerja = 28
392,175 = 0,0714
Mandor = 7
392,175 = 0,0178
10
5.1.2.3. Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah Sirtu Kelas B
a. Bahan
Faktor kembang material ( Padat - lepas ) ( Fk ) = 1,2
Tebal hamparan padat ( t ) = 0,15 m
Bahan :
Pasir = 41 % x 1,2 = 0,4920
Batu pecah = 59 % x 1,2 = 0,7080
b. Peralatan yang diperlukan
1. Wheel Loader
a) Kapasitas bucket (V) = 1,50 m3
b) Faktor bucket (Fb) = 0,85
c) Efisiensi alat ( Fa ) = 0,83
Waktu siklus ( Ts3 )
-
Muat ( T1 ) = 0,45 menit
-
Lain - lain ( T2 ) = 0,45 menit
Ts3 = T1 + T2
= 0,45 + 0,45 = 90 menit
Kapasitas Produksi per jam ( m3 / jam ) =
𝑉 𝑥 𝐹𝑏 𝑥 𝐹𝑎 𝑥 60
Q5 = 𝐹𝑘 𝑥 𝑇𝑠3
= 58,86 m3
1
Koefisien Alat per m2 =
𝑄5
=
1 = 0,0170 jam
58,86
2. Dump Truck
a) Kecepatan rata-rata bermuatan (v1) = 20 km/jam
b) Kecepatan rata-rata kosong (v2) = 30 km/jam
c) Kapasitas Bak (V) = 3,50 m3
d) Efisiensi kerja ( Fa ) = 0,83
e) Jarak angkut ( L ) = 20 km
10
Waktu siklus :
𝐿
- Waktu tempuh isi ( T1 ) =
𝑣1 x 60
8,5
= x 60
20
= 25,50 menit
𝐿
- Waktu tempuh kosong ( T2 ) =
𝑣2 x 60
8,5
= x 60
30
= 17,00 menit
- Lain-lain = 2 menit
Ts1 = T1 + T2 + T3
= 25,50 + 17,00 + 2
= 46,86 menit
Kapasitas Produksi per jam ( m2 / jam )
𝑉 𝑥 𝐹𝑎 𝑥 60
Q1 = 𝐹𝑘 𝑥 𝑇𝑠1
3,5 𝑥 0,83 𝑥 60
= 1,81 𝑥 46,86
= 1,98 m3
1
Koefisien Alat per m2 =
𝑄1
=
1 = 0,5049 jam
1,98
3. Tandem Roller
a) Kecepatan rata-rata (v) = 1,50 km/jam
b) Lebar pemadatan efektif ( b ) = 1,00 m
c) Jumlah lintasan (n) = 2 lintasan
d) Jumlah lajur lintasan (N) = 1,00
e) Lebar overlap (bo) = 0,30
d) Efisiensi kerja ( Fa ) = 0,83
Kapasitas Produksi per jam ( m3 )
𝑣 𝑥 1000 𝑥 (𝑁(𝑏−𝑏𝑜)+𝑏𝑜) 𝑥 𝑡 𝑥 𝐹𝑎
Q2 = 𝑛
11
= 93,38
Koefisien Alat per m3 = 1
𝑄4
=
1 = 0,0107 jam
93,38
4. Motor Grader
50 x 60
= 4 𝑥 1000
= 0,75 menit
- Lain-lain ( T2 ) = 1 menit
Ts2 = T1 + T2
= 0,75 + 1 = 1,75 menit
𝐿ℎ 𝑥 (𝑁(𝑏−𝑏𝑜)+𝑏𝑜)𝑥 𝑡 𝑥 𝐹𝑎 𝑥 60
Q3 = 𝑛 𝑥 𝑇𝑠1
50 𝑥 1,0 𝑥 𝑥 0,83 𝑥 60
= 2 𝑥 1,75
= 106,71 m2
11
d) Pengisian tangki per jam (n) = 1 kali
e) Efisiensi alat ( Fa ) = 0,83
Kapasitas Produksi per jam ( m3 / jam ) =
𝑝𝑎 𝑥 𝐹𝑎 𝑥 60
Q5 = 1000 𝑥 𝑊𝑐
100 𝑥 0,83 𝑥 60
= 1000 𝑥 0,07
= 71,14 m3
c. Tenaga Kerja
Jam kerja efektif per hari ( Tk ) = 7 jam
Produksi menentukan ( Q2 ) =
= 7 x 58,86
= 412,00 m2
Kebutuhan Tenaga =
Pekerja ( 7 orang x 7 jam ) = 49 jam
Mandor ( 1 orang x 7 jam ) = 7 jam
Koefisien Tenaga
49
Pekerja =
41 = 0,1189 jam
2
Mandor = 7
= 0,0170 jam
41
2
11
5.1.2.4. Pekerjaan Lapis Pondasi Atas Batu Pecah Kelas A
a. Bahan
Faktor kembang material ( Padat - lepas ) ( Fk ) = 1,81
Tebal hamparan padat ( t ) = 0,15 m
Bahan :
Pasir = 41 % x 1,81 = 0,7421
Batu pecah = 59 % x 1,81 = 1,0679
b. Peralatan yang diperlukan
1. Wheel Loader
a) Kapasitas bucket (V) = 1,50 m3
b) Faktor bucket = 0,85
c) Efisiensi alat ( Fa ) = 0,83
Waktu siklus ( Ts3 )
- Muat ( T1 ) = 0,45 menit
- Lain - lain ( T2 ) = 0,45 menit
Ts3 = T1 + T2
= 0,45 + 0,45 = 90 menit
= 117,71 m3
2. Dump Truck
a) Kecepatan rata-rata bermuatan (v1) = 20 km/jam
b) Kecepatan rata-rata kosong (v2) = 30 km/jam
11
c) Kapasitas Bak (V) = 3,5 m3
d) Efisiensi kerja ( Fa ) = 0,83
e) Jarak angkut ( L ) = 8,5 km
Waktu siklus ( Ts1 ) =
𝐿
- Waktu tempuh isi ( T1 ) = 𝑣1
x 60
= 8,5
x 60
20
= 25,50 menit
𝐿
- Waktu tempuh kosong ( T2 ) =
𝑣2 x 60
8,5
= x 60
30
= 17,00 menit
- Lain-lain = 2 menit
Ts1 = T1 + T2 + T3
= 25,60 + 17,00 + 3
= 45,68 menit
3,5 𝑥 0,83 𝑥 60
= 1,81 𝑥 45,68
= 2,03 m3
1
Koefisien Alat per m2 =
𝑄1
=
1 = 0,4922 jam
2,04
3. Tandem Roller
a) Kecepatan rata-rata (v) = 1,50 km/jam
b) Lebar pemadatan efektif ( b ) = 1,00 m
c) Jumlah lintasan (n) = 2 lintasan
11
d) Jumlah lajur lintasan (N) = 1 lajur
e) Lebar overlap (bo) = 0,30 m
d) Efisiensi kerja ( Fa ) = 0,75
Kapasitas Produksi per jam ( m3 )
𝑣 𝑥 1000 𝑥 𝑏 𝑥 𝑡 𝑥 𝐹𝑎
Q2 = 𝑛
3 𝑥 1000 𝑥 (𝑁 (𝑏−𝑏𝑜)+𝑏𝑜) 𝑥 𝑡 𝑥 𝐹𝑎
= 2
= 84,38 m3
4. Motor Grader
a) Kecepatan kerja (v) = 4 km/jam
b) Panjang operasi grader (Lh) = 50,00 m
c) Lebar efektif kerja blade (b) = 1,00 m
d) Lebar overlap (bo) = 0,30 m
e) Efisiensi kerja ( Fa ) = 0,83
f) Jumlah lintasan ( n ) = 2 lintasan
g) Jumlah lajur (N) = 1 lajur
= 0,75 menit
- Lain-lain ( T2 ) = 1 menit
Ts2 = T1 + T2
= 0,75 + 1 = 1,75 menit
Kapasitas Produksi per jam ( m2 / jam )
𝐿ℎ 𝑥 (𝑁(𝑏−𝑏𝑜)+𝑏𝑜 ) 𝑥 𝑡 𝑥 𝐹𝑎 𝑥 60
Q3 = 𝑛 𝑥 𝑇𝑠1
11
= 106,71 m2
1
Koefisien Alat per m2 =
𝑄3 =
1 = 0,0094 jam
106,71
= 71,14 m3
c. Tenaga Kerja
Jam kerja efektif per hari ( Tk ) = 7 jam
Produksi menentukan ( Q2 ) =
Wheel Loader = 117,71 m3/jam
Produksi pekerjaan urugan per hari ( Qt ) =
Qt = Tk x Q2
= 7 x 117,71
= 823,99 m2
Kebutuhan Tenaga =
Pekerja ( 7 orang x 7 jam ) = 49 jam
Mandor ( 1 orang x 7 jam ) = 7 jam
Koefisien Tenaga
11
49
Pekerja =
823,99 = 0,0595
7
Mandor = = 0,0085
823,99
2. Asphalt Finisher
a) Kapasitas Hopper (V) = 5 ton
b) Tenaga Penggerak ( Pw ) = 72,4 Hp
c) Kapasitas lebar penghamparan ( b ) = 3,15 m
d) Kapasitas tebal penghamparan ( t ) = 0,04 m
e) Kecepatan Menghampar ( v ) = 5,00 m/menit
11
f) Efisiensi kerja ( Fa ) = 0,83
g) Berat isi bahan AC-WC = 2,32 ton/m3
Kapasitas Produksi per jam
Q2 = v x b x 60 x Fa x t x D1
= 5 x 3,15 x 60 x 0,83 x 0,04 x 2,32
= 72,79 ton
3. Tandem Roller
a) Kecepatan rata-rata (v) = 1,50 km/jam
b) Lebar pemadatan efektif ( b ) = 1,48 m
c) Jumlah lintasan (n) = 6 lintasan
d) Jumlah lajur lintasan (N) = 3 lajur
e) Efisiensi kerja ( Fa ) = 0,83
f) Lebar overlap (bo) = 0,30 m
g) Berat isi bahan AC-WC (D1) = 2,32 ton/m3
Kapasitas Produksi per jam ( m3 )
(𝑣 𝑥 1000) 𝑥 𝑏 𝑥 𝑡 𝑥 𝐹𝑎 𝑥 𝐷1
Q2 = 𝑛
= 73,94 m3
4. Motor Grader
a) Kecepatan kerja (v) = 4 km/jam
b) Panjang operasi grader (Lh) = 50,00 m
c) Lebar efektif kerja blade (b) = 2,40 m
d) Efisiensi kerja ( Fa ) = 0,83
e) Jumlah lintasan ( n ) = 6 lintasan
Waktu siklus ( Ts2 ) =
11
𝐿ℎ
- Perataan 1 kali lintasan (T1) =
𝑣 𝑥 1000 x 60
50
= 4 𝑥 1000 x 60
= 0,75 menit
- Lain-lain ( T2 ) = 1 menit
Ts2 = T1 + T2
= 85,37 m2
1
Koefisien Alat per m2 =
𝑄3
=
1 = 0,0117 jam
85,37
= 47,43 m3
1
Koefisien Alat per m2 = =
1 = 0,0211 jam
𝑄5 47,43
c. Tenaga Kerja
Jam kerja efektif per hari ( Tk ) = 7 jam
Produksi menentukan ( Q2 ) =
11
= 7 x 49,8
= 348,60 m2
Kebutuhan Tenaga =
Pekerja ( 7 orang x 7 jam ) = 49 jam
Mandor ( 1 orang x 7 jam ) = 7 jam
Koefisien Tenaga
Pekerja = 49
348,60 = 0,1406
Mandor = 7
348,60 = 0,0201
12
BAB VI
6.1 Kesimpulan
sebagai berikut :
1. Dari analisa dengan metode Bina Marga, pada proyek ini jalan semula 8 m
menjadi jalan kelas II dengan status jalan kolektor, yang bertujuan untuk
Kebutuhan pelebaran 1 m pada sisi kanan dan kiri dari kondisi existing 5
- Segmen 1 = 14,70 cm
- Segmen 2 = 13,38 cm
- Segmen 3 = 15,04 cm
- Segmen 4 = 15,92 cm
12
- Segmen 5 = 12,25 cm
- Segmen 6 = 15,22 cm
- Segmen 7 = 6,62 cm
- Segmen 8 = 14,44 cm
- Segmen 9 = 15,53 cm
230.334.073.430 (Dua Ratus Tiga Puluh Milyar Tiga Ratus Tiga Puluh
Empat Tujuh Puluh Tiga Juta Empat Ratus Tiga Puluh Ribu Rupiah)
12
6.2 Saran
Sesuai dengan kesimpulan yang diperoleh diatas, makan ada beberapa hal
spesifikasi teknis yang ada dan dapat mengikuti sesuai hasil dari
3. Apabila akan dilakukan penambahan lapis aspal pada jalan ruas sentani-
hasil yang lebih efektif dan efesien, maka perlu dilakukan pengecekan
12
DAFTAR PUSTAKA
Metode Bina Marga dan Perkiraan Rencana Anggaran Biaya pada Pembangunan
Jalan Sendang Biru – Jolo Sutro Di Provinsi Jawa Timur. Malang : Skripsi
Lentur dan Perkerasan Kaku pada Proyek Jalan Suramadu untuk Jalan Baru.
12
LAMPIRAN
12
KONDISI EKSISTING
Tiang Listrik
Guard
± 1,5 m
12
12
KERUSAKAN
12
SURVEY JENIS KENDARAAN
Sepeda Sedan/Angkot/Pick- Truk 2 sumbu- Truk 2 sumbu- Truk 2 sumbu Truk 4 sumbu-
Hari Ke-
Motor up/Station Wagon cargo ringan ringan sedang trailer
1 9 7 6 7 6 2
2 7 9 5 5 5 2
3 8 10 7 5 0 2
4 10 11 4 4 6 2
5 9 41 31 11 16 2
6 10 11 8 6 5 2
7 10 10 10 6 5 2
LHR 8 9 6 6 4 2
MAX 5 36 28 9 16 2
12
DOKUMENT UJASI DCP
Jalan
Jalan Jalan
Sentani - Warumbaim -
Sentani - Warumbaim - Genyem Sentani - Warumbaim -
Genyem
STA 16+000 Genyem
STA 0+000 STA 62+000
13
HASIL TEST DCP
13
20.00
15.00
10.00
CBR
5.00
0.00
0 + 000 1 + 000 2 + 000 3 + 000 4 + 000 5 + 000 6 + 000 7 + 000 8 + 000 9 + 000 10 + 000
Lokasi
15.00
10.00
CBR
5.00
0.00
10 + 000 11 + 000 12 + 000 13 + 000 14 + 000 15 + 000 16 + 000 17 + 000 18 + 000 19 + 000 20 + 000
Lokasi
15.00
10.00
CBR
5.00
0.00
20 + 00021 + 00022 + 00023 + 00024 + 00025 + 00026 + 00027 + 00028 + 00029 + 00030 + 00031 + 000
Lokasi
13
LOKASI QUARRY
13
DAFTAR PUSTAKA
Metode Bina Marga dan Perkiraan Rencana Anggaran Biaya pada Pembangunan
Jalan Sendang Biru – Jolo Sutro Di Provinsi Jawa Timur. Malang : Skripsi
Lentur dan Perkerasan Kaku pada Proyek Jalan Suramadu untuk Jalan Baru.