BAB II Asi Vit C
BAB II Asi Vit C
BAB II Asi Vit C
TINJAUAN PUSTAKA
A. ASI Eksklusif
a. Air
Air merupakan kandungan ASI yang terbesar, jumlahnya kira-kira 88% dari ASI.
Kandungan air dalam ASI selama bayi diberi ASI Ekslusif sudah mencukupi
kebutuhan bayi dan sesuai dengan kesehatan bayi. Bahkan bayi baru lahir yang
mendapatkan ASI pertama (kolostrum) tidak memerlukan cairan tambahan. ASI
merupakan sumber air yang mana kandungan air yang relatif tinggi dalam ASI ini
akan meredakan rangsangan haus dari bayi (Susanto Vita, 2018).
b. Karbohidrat
Sebesar 7,1 energi terdapat pada ASI berasal dari karbohidrat dan lemak.
Karbohidrat utama yang terdapat dalam ASI adalah laktosa. ASI mengandung 7
gram laktosa untuk setiap 100 ml ASI. Kadar laktosa yang tinggi ini sangat
menguntungkan karena laktosa menstimulus mikroorganisme untuk memproduksi
asam laktat. Asam laktat akan memberikan rasa asam didalam usus bayi. Laktosa
meningkatkan absorbs kalium dan mudah terurai menjadi glukosa yang menjadi
sumber energy untuk pertumbuhan otak dan galaktosa yang diperlukan untuk
produksi galaktolipids (antara lain cerebroside) yang esesnsial untuk perkembangan
otak. Selain itu dalam ASI juga terdapat oligosakarida yang merangsang
pertumbuhan laktobasilus bifidus yang meningkatkan kesaman traktus digestivus
dan menghambat pertumbuhan kuman pathogen.
c. Protein
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting. Protein mudah larut atau
protein whey juga berbeda. ASI mengandung Protein dalam ASI terdiri dari kasein,
serum albumin, α-laktalbumin, β-laktoglobulin, immunoglobulin A(IgA) , dan
glikoprotein. Dalam ASI juga banyak protein whey yang mengandung anti-infektif
dan laktorefin yang membantu melindungi bayi dari infeksi. Kadar protein pada ASI
akan semakin berkurang dari kolostrum hingga susu matur. Kadar protein pada
kolstrum (1,195 gr/100 ml) : transisi (0,965 gr/100 ml) : matur (1,324 gr/100 ml).
Protein dalam ASI banyak mengandung kasein, serum albumin, α-laktalbumin,
βlaktoglobulin, immunoglobulin, dan glikoprotein. ASI mengandung protein yang 10
lebih rendah dari susu sapi, tetapi protein ASI mengandung zat gizi yang lebih
mudah dicerna bayi.
d. Lemak
Kalori dari ASI 50% berasal dari lemak. ASI mengandung asam lemak esensial
yang tidak terdapat di dalam susu sapi. Asam lemak esensial berfungsi untuk
pertumbuhan otak dan mata bayi serta kesehatan pembuluh darah. ASI juga
mengandung enzim lipase yang berfungsi untuk membantu mencerna lemak.
Kandungan lemak dalam ASI bervariasi pada pagi, sore, dan malam. Rata-rata
setiasp 100 ml ASI mengandung 2,9-3,8 gram lemak. Lemak berfungsi sebagai
sumber kalori utama bagi bayi, yang dapat membantu mencerna vitamin larut
lemak (A, D, E, K), dan membantu mencerna sumber asam lemak esensial.
Sebanyak 90% lemak ASI dalam bentuk trigliserida, namun juga mengandung EPA,
dan DHA yang baik untuk menunjang perkembangan otak. ASI mengandung enzim
lipase, yang membantu pencernaan lemak.
e. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap dan pada umumnya kadar mineral per ml
ASI relatif lebih rendah dibandingkan susu sapi yang sesuai dengan kemampuan
bayi dalam mencerna zat gizi. Mineral yang terdapat dalam ASI adalah kalsium,
kalium, natrium, asam klorida, dan fosfat, namun kandungan zat besi, tembaga dan
mangan lebih rendah. Kandungan natrium pada ASI 3,3 kali lebih rendah dari susu
sapi, hal ini dapat menurunkan risiko hipernatremia yang meningkatkan risiko
hipertensi. Kalsium dan fosfor merupakan bahan pembentuk 11 tulang dengan
kadar yang cukup dalam ASI. Hipokalsemia neonatal dan tetani sering terlihat pada
bayi yang mendapatkan susu formula karena kadar fosfor dalam susu sapi lebih
tinggi daripada fosfor yang terkandung dalam ASI (rasio Kalsium:Fosfor dalam ASI
adalah 2:1 sedangkan dalam susu sapi 1.2:1.0) yang mengakibatkan kalsium pada
susu formula berkurang dan ekskresinya bertambah. Walaupun kadar besi dalam
ASI rendah sangat jarang bayi yang mendapat ASI mengalami kekurangan zat besi
dan dapat mempertahankan kadar ferrumnya sesuai dengan susu formula yang
mendapat tambahan besi. Fe dalam ASI diserap 50% (dibantu oleh laktosa dan vit C
dalam ASI) sedangkan Fe dalam susu formula hanya diserap 10%. Belum lagi
kehilangan darah melalui traktus digestivus yang diakibatkan oleh kerusakan
mukosa pada bayi yang mendapat susu formula. Selain itu ASI mengandung trace
elements yang memegang peran penting pada pertumbuhan dan perkembangan
bayi.
f. Vitamin
Vitamin bekerja sebagai katalisator yang turut dalam reaksi-reaksi enzim
sehingga proses metabolisme normal. Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin
B1, B2, B12 dan vitamin C, sedangkan vitamin yang larut lemak adalah vitamin A, D,
E dan K. Vitamin B1( thiamin), dapat diperoleh antara lain pada hati, daging, susu,
padi, dan biji-bijian dan kacang. Menurut Hidayat [1], jika jumlahnya kurang dapat
menyebabkan penyakit seperti beri-beri, kelelahan, konstipasi, nyeri kepala,
insomnia, dan oedema. Vitamin B2, yang banyak terdapat pada sayur-sayuran
hijau, buah, susu, keju,hati, telur, ikan, dan padi. Vitamin ini berfungsi untuk 12
pernafasan sel, pemeliharaan jaringan saraf, kornea mata, dan kulit. Jika
kekurangan vitamin B2 akan menyebabkan gangguan pertumbuhan, gangguan
jaringan tubuh, penglihatan kabut dan luka pada sudut bibir dan mulut. Dimana
vitamin B12 (sianokabalamin), berfungsi sebagai pembentukan sel darah merah,
yang dapat diperoleh dari daging, ikan, susu dan keju. Kekurangan vitamin B12
akan menyebabkan anemia. Vitamin C (asam askorbat), banyak terdapat dalam
bahan makanan seperti buah-buahan yang masak, sayuran hijau, tomat, dan
semangka. Kandungan vitamin C pada ASI sangat tergantung pada makanan yang
dikonsumsi ibunya. Vitamin C berfungsi sebagai pembentukan dan pemeliharaan
jaringan ikat, jika kekurangan vitamin C akan menyebabkan lamanya penyembuhan
luka.
2) ASI mudah dicerna dan secara efisien digunakan oleh tubuh bayi
3) ASI melindungi bayi dari infeksi, yang sangat penting bagi bayi baru lahir