LPLK Diare - Eka
LPLK Diare - Eka
LPLK Diare - Eka
Disusun oleh :
Eka Nur Safitri
22.14901.10.29
1.1.Definisi
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan
usus halus. Gastroenteritis akut ditandai dengan diare, dan pada beberapa
kasus muntah-muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang
menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit yang
menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit (Lynn
Betz2009)
Diare adalah buang air besar(defekasi) dengan jumlahtinja yang
lebih banyak dari biasanya(normal 100-200cc/jam) dengan tinja berbentuk
cair setengah padat,dapat disertai frekuensi yang mneingkatkan Menurut
WHO (1980) diare adalah buang air besar encer lebih dari 3xsehari.
Diaare terbagi menjadi 2 mula dan lamanya, yaitu diare akut dan
kronis (Mansjoer.A.199,501).Diare akut didefinisikan sebagai keadaan
peningkatan dan perubahan tiba-tiba frekuensi defekasi yang sering
disebabkan oleh agens infeksius dalam traktus gastrointestinal (Wong,
2009).
Sehingga dapat disimpulkan dari beberapa pendapat ahli bahwa
diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali
dengan konsistensi yang encer atau cair, dan disertai atau tidak disertai
oleh lendir maupun darah yang biasanya disebabkan oleh agen infeksius.
2.Lidah
Menurut Sodikin (2012), lidah tersusun atas otot yang dilapisi,
pada bagian atas dan samping oleh membrane mukosa. Lidah menempati
rongga mulut dan melekat secara langsung pada epiglotis dalam faring.
Lidah diinervasi oleh berbagai saraf. Bagian sensorik diinervasi oleh
nevrus lingualis, yang merupakan cabang saraf kranial V (trigeminal).
Nevrus ini menginervasi dua pertiga anterior lidah untuk pengecapan.
Saraf kranial VII (fasialis) meninervasi dua pertiga anterior untuk rasa
kecap. Saraf kranial IX (glosofaringeal) meginervasi sepertiga posterior
untuk raba dan rasa kecap. Sementara itu, inervasi motorik dilakukan oleh
saraf kranial XII (hipoglosus).
Fungsi utama lidah meliputi 1) proses mekanik dengan cara
menekan, melunakkan, dan membagi material; 2) melakukan manipulasi
material makanan di dalam rongga mulut dan melakukan fungsi dalam
proses menelan; 3) analisis sensori terhadap karakteristik material, suhu,
dan reseptor rasa; serta 4) menyekresikan mukus dan enzim (Muttaqin &
Kumala, 2011).
3.Gigi
Pertumbuhan gigi merupakan proses fisiologis dan dapat
menyebabkan salvias yang berlebihan serta rasa tidak nyaman (nyeri).
Manusia mempunyai dua set gigi yang tumbuh sepanjang masa kehidupan
mereka. Set pertama adalah gigi primer (gigi susu atau desisua) yang
bersifat sementara dan tumbuh melalui gusi selama tahun pertama serta
kedua kehidupan. Gigi susu berjumlah 5 buah pada setiap setengah rahang
(jumlah seluruhnya 20), muncul (erupsi) pada sekitar 6 bulan sampai 2
tahun. Gigi susu berangsur tanggal pada usia 6 sampai 12-13 tahun,
kemudian diganti secara bertahap oleh gigi tetap (gigi permanen) pada
orang dewasa. Set kedua atau set gigi permanen berjumlah 8 buah pada
setiap setengah rahang (jumlahnya seluruhnya 32) dan mulai tumbuh pada
usia sekitar 6 tahun. Pada usia 25 tahun ditemukan semua gigi permanen,
dengan kemungkinan pengecualian dari gigi molar ketiga atau gigi sulung
(Sodikin, 2012).
Sebuah gigi mempunyai mahkota, leher, dan akar. Mahkota gigi
menjulang di atas gigi, lehernya dikelilingi gusi, dan akarnya berada
dibawahnya. Gigi dibuat dari bahan yang sangat keras, yaitu dentin. Di
dalam pusat strukturnya terdapat rongga pulpa. Pulpa gigi berisi sel
jaringan ikat, pembuluh darah, dan serabut saraf. Bagian gigi yang
menjulang di atas gusi ditutupi email, yang jauh lebih keras daripada
dentin (Pearce, 2009).
4.Esophagus
Esophagus adalah saluran berotot dengan panjang sekitar 25 cm
dan diameter sekitar 2 cm yang berjalan menembus diafragma untuk
menyatu dengan lambung di taut gastroesofagus. Fungsi utama dari
esofagus adalah membawa bolus makanan dan cairan menuju lambung
(Gavaghan, 2009 dalam Muttaqin & Kumala, 2011).
Merupakan saluran otot yang membentang dari kartilago krikoid
sampai kardia lambung. Esophagus dimulai di leher sebagai sambungan
faring, berjalan ke bawah leher dan toraks, kemudian melalui crus sinistra
diagfragma memasuki lambung. Secara anatomis bagian depan esophagus
berbatasan dengan trachea dan kelenjar tiroid, jantung, dan diafragma.
Dibagian belakang esophagus berbatasan dengan kolumne vertebra,
sementara ditiap sisi berbatasan dengan paru-paru dan pleura. Bagian
tersempit esophagus bersatu dengan faring. Area ini mudah mengalami
cidera akibat instrument, seperti bougi, yang dimasukkan ke dalam
esophagus (Sodikin, 2012).
5.Lambung
Lambung adalah bagian dari saluran pencernan yang dapat mekar
paling banyak. Terletak terutama di daerah epigastrik, dan sebagian di
sebelah kiri daerah hipokondriak dan umbilikal. Lambung terdiri dari
bagian atas yaitu fundus, batang utama, dan bagian bawah yang horizontal,
yaitu antrum pilorik. Lambung berhubungan dengan esofagus melalui
orifisium atau kardia, dan dengan duodenum melalui orisium pilorik.
Lambung terletak di bawah diafragma, di depan pankreas. Dan limpa
menempel pada sebelah kiri fundus (Pearce, 2009).
Fungsi utama lambung adalah menyimpan makanan untuk
pencernaan didalam lambung, deudenum, dan saluran cerna bawah,
mencampur makanan dengan sekresi lambung hingga membentuk
campuran setengah cair (kimus) dan meneruskan kimus ke deudenum
(Sodikin, 2012).
6.Usus Halus
Usus halus terbagi menjadi duodenum, jejunum, dan ileum.
Panjang usus halus saat lahir 300-350 cm, meningkat sekitar 50% selama
tahun pertama kehidupan. Saat dewasa panjang usus halus mencapai ± 6
meter (Sodikin, 2012). Duodenum merupakan bagian terpendek usus,
sekitar 7,5- 10 cm, dengan diameter 1-1,5 cm. Jejenum terletak diantara
duodenum dan ileum. Panjang jejunum 2,4 m. panjang ileum sekitar
sekitar 3,6 m. Ileum masuk sisi pada lubang ileosekal, celah oval yang
dikontrol oleh sfinker otot (Sodikin, 2012).
7.Usus Besar
Usus besar berfungsi mengeluarkan fraksi zat yang tidak diserap,
seperti zat besi, kalium, fosfat yang ditelan, serta mensekresi mukus, yang
mempermudah perjalanan feses. Usus besar berjalan dari katup ileosekal
ke anus. Panjang usus besar bervariasi, sekitar ± 180 cm. Usus besar dibagi
menjadi bagian sekum, kolon asenden, kolon transversum, kolon desensen,
dan kolon sigmoid. Sekum adalah kantong besar yang terletak pada fosa
iliaka kanan. Sekum berlanjut ke atas sebagai kolon asenden. Dibawah
lubang ileosekal, apendiks membuka ke dalam sekum (Sodikin, 2012).
8.Hati
Hati merupakan kelenjar paling besar dalam tubuh dengan berat
±1300-1550 g. hati merah cokelat, sangat vascular, dan lunak. Hati terletak
pada kuadran atas kanan abdomen dan dilindungi oleh tulang rawan kosta.
Bagian tepi bawah mencapai garis tulang rawan kosta. Tepi hati yang sehat
tidak teraba. Hati dipertahankan posisinya oleh tekanan organ lain di dalam
abdomen dan ligamentum peritoneum (Sodikin, 2012).
9.Pankreas
Merupakan organ panjang pada bagian belakang abdomen atas,
memiliki struktur yang terdiri atas kaput (didalam lengkungan duodenum),
leher pankreas, dan kauda (yang mencapai limpa). Pancreas merupakan
organ ganda yang terdiri atas dua tipe jaringan, yaitu jarinagan sekresi
interna dan eksterna (Sodikin, 2012).
10.Peritoneum
Peritoneum ialah membran serosa rangkap yang terbesar di dalam
tubuh. Peritoneum terdiri atas dua bagian utama, yaitu peritoneum parietal,
yang melapisi dinding rongga abdominal, dan peritoneum viseral, yang
meliputi semua organ yang berada di dalam rongga itu (Pearce, 2009).
Fisiologi saluran cerna terdiri atas rangkaian proses memakan atau
ingesti makanan dan skresi getah pencernaan kedalam sistem pencernaan.
Getah pencernaan membantu pencernaan atau digesti makanan. Hasil
pencernaan akan diabsorbsi kedalam tubuh, berupa zat gizi.
1.8.Klasifikasi Diare
Diare dibedakan menjadi diare akut, diare kronis dan persisiten.
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atu anak-anak melebihi 3
kali sehari, disertai dengan perubahan konsisitensi tinja menjadi cair
dengan atau tanpa lender dan darah yang berlangsung kurang dari satu
minggu, sedangkan diare kronis sering kali dianggap suatu kondisi yang
sama namun dengan waktu yang lebih lama yaitu diare melebihi satu
minggu, sebagian besar disebabkan diare akut berkepanjangan akibat
infeksi, diare persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari,
merupakan diare berkelanjutan dari diare akut atau peralihan antara diare
akut dan kronis biasanya ditandai dengan penurunan berat badan dan
sukar untuk naik kembali (Amabel, 2011).
Sedangkan klasifikasi diare menurut (Octa,dkk 2014) ada dua yaitu
berdasarkan lamanya dan berdasarkan mekanisme patofisiologik.
1. Berdasarkan lama diare
a. Diare akut, yautu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari
b. Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari
dengan kehilangan berat badan atau berat badan tidak
bertambah (failure to thrive) selama masa diare tersebut.
2. Berdasarkan mekanisme patofisiologik
1. Diare sekresi
Diare tipe ini disebabkan karena meningkatnya sekresi air dan elekrtolit
dari usus, menurunnya absorbs. Ciri khas pada diare ini adalah volume
tinja yang banyak.
2. Diare osmotik
Diare osmotic adalah diare yang disebabkan karena meningkatnya
tekanan osmotik intralumen dari usus halus yang disebabkan oleh obat-
obat/zat kimia yang hiperosmotik seperti (magnesium sulfat,
Magnesium Hidroksida), mal absorbs umum dan defek lama absorbi
usus missal pada defisiensi disakarida, malabsorbsi glukosa/galaktosa.
Tabel kehilangan cairan menurut derajat dehidrasi pada anak umur 2-5 tahun
Ringan 30 80 25 135
Sedang 50 80 25 155
Berat 80 80 25 185
Tabel kehilangan cairan pada anak dehidrasi berat menurut berat badan
pasien dan umur
(Ngastiyah, 2014)
Keterangan :
PWL, previous water loss (ml/kg BB) cairan yang hilang karena muntah
NWL, normal water loss (ml/kg BB) cairan hilang melalui urine, kulit,
pernapasan CWL, concomitan water loss (ml/kg BB) cairan hilang
karena muntah hebat.
1.8.Komplikasi
Menurut Maryunani (2010) sebagai akibat dari diare akan terjadi
beberapa hal sebagai berikut
1. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari
pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada
diare.
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis)
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja.
Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun
dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya
anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat
karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria atau
anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler ke
dalam cairan intraseluler.
3. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2–3 % anak yang menderita diare, lebih
sering pada anak yang sebelumnya telah menderita Kekurangan
Kalori Protein (KKP). Hal ini terjadi karena adanya gangguan
penyimpanan atau penyediaan glikogen dalam hati dan adanya
gangguan etabol glukosa. Gejala hipoglikemia akan muncul jika
kadar glukosa darah menurun hingga 40 % pada bayi dan 50 % pada
anak– anak.
4. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini
disebabkan oleh makanan sering dihentikan oleh orang tua karena
takut diare atau muntah yang bertambah hebat, walaupun susu
diteruskan sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer
ini diberikan terlalu lama, makanan yang diberikan sering tidak dapat
dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik,
akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis
bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran
menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.
Menurut Ngastiyah (2014) sebagai akibat diare baik akut maupun
kronik akan terjadi kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang
mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolis,
hipokalemia), gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang,
pengeluaran bertambah), hipoglikemia, gangguan sirkulasi darah.
2.Asuhan Keperawatan Teoritis
2.1.Pengkajian
1. Data klien
2. Pengkajian 13 domaind nanda
a. Health promotion
b. Nutrion
c. Elimination
d. Activity
e. Perception/kognitron
f. Self perception
g. Role relationship
h. Sexuality
i. Coping
j. Life principles
k. Sfety protection
l. Comfort
m. Growth
2.2.Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake output tidak adekuat
2. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
elektrolit
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan seringnya defekasi
2.3.Intervensi
permukaan kulit
berhubungan :
Eksternal :
- Hipertermia
atau hipotermia
- Substansi
kimia
- Kelembaban
udara
- Faktor
mekanik (misalnya :
alat yang dapat
menimbulkan luka,
tekanan, restraint)
- Immobilitas
fisik
- Radiasi
- Usia yang
ekstrim
- Kelembaban
kulit
- Obat-obatan
Internal :
- Perubahan
status metabolik
- Tulang
menonjol
- Defisit
imunologi
- Faktor yang
berhubungan dengan
perkembangan
- Perubahan
sensasi
- Perubahan
status nutrisi (obesitas,
kekurusan)
- Perubahan
status cairan
- Perubahan
pigmentasi
- Perubahan
sirkulasi
- Perubahan
turgor (elastisitas kulit)
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN
DATA KLIEN
A. DATA UMUM
1. HEALTH PROMOTION
a.Kesehatan Umum :
- Alasan masuk rumah sakit :
Ibu Pasien mengatakan pasien sudah BAB lebih dari
2x dari sehari semalam, BAB cair, mual muntah.
- Tekanan darah:
- Nadi : 80 kali/menit
- Suhu : 36,7
- RR : 22kali/menit
c. Riwayat pengobatan
Nama Obat/Jamu Dosis Keterangan
1.
2.
3.
BCG Umur :
Oleh :
Komplikasi :
Imunisasi Jelaskan :
lain yang
pernah
dijalani
2. NUTRION
a.A (Antropometri) meliputi BB, TB, LK, LD, LILA, IMT :
1) BB biasanya : 9 kg dan BB sekarang 9 kg
2) Lingkar perut : cm
3) Lingkar kepala : cm
4) Lingkar dada : cm
5) Lingkar lengan atas : cm
6) IMT :
3. ELIMINATION
a.Sistem Urinary
1) Pola pembuangan urine (frekuensi, jumlah, ketidaknyamanan)
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit di sistem
perkemihan
2) Riwayat kelainan kandung kemih
Tidak ada masalah
3) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau)
warna jernih/keemasan
4)Distensi kandung kemih/retensi urine
b.Sistem Gastrointestinal
1)Polaeliminasi
2)Konstipasi dan factor penyebab konstipasi
c.Sistem Integumen
1) Kulit (integritaskulit/hidrasi/turgor/warna/suhu)
4. ACTIVITY/REST
a.Istirahat/tidur
1) Jam tidur : 21.00 wib
2) Insomnia :
3) Pertolongan untuk merangsang tidur :
Pasien kalau tidak bisa tidur membaca doa-doa atau memejamkan
mata
b. Aktivitas
1) Pekerjaan :
2) Kebiasaan olahraga : Pasien jarang berolahraga
3) ADL
a) Makan : tidak nafsu makan
b) Toileting :-
c) Kebersihan :
d) Berpakaian : rapi 4)Bantuan ADL :
5)Kekuatanotot : - 6)ROM :-
7)Resikoutukcidera :
c. Cardio respons : tidak memiliki penyakit jantung
1) Penyakit jantung :-
2) Edomaesktremitas :-
3) Tekanan darah dan nadi :-
a) Berbaring
b) Duduk
4) Tekanan vena jugulari :-
5) Pemeriksaan jantung
a) Inspeksi : normal
b) Palpasi : normal
c) Perkusi : normal
d) Auskultasi : normal
d. Pulmonary respon
1) Penyakit system nafas : tidak memiliki riwayat penyakit
pernafaasan
2) Penggunaan O2 :-
3) Kemampuan bernafas : -
4) Gangguan pernafasan (batu, suaranafas, sputum, dll)
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit pernafasan
5) Pemeriksaan paru-paru
a) Inspeksi : simetris
b) Palpasi : simetris
c) Perkusi : redup
d) Auskultasi : sonor
5.PERCEPTION/COGNITION
a.Oerintasi/kognisi
1)Tingkat pendidikan :
2)Kurang pengetahuan :-
3)Pengetahuan tentang penyakit :
4)Orientasi (waktu, tempat, orang) :
b.Sensasi/persepsi
1) Riwayat penyakit jantung : Tidak ada
2) Sakit kepala : Tidak ada
3) Penggunaan alat bantu : Tidak ada
4) Penginderaan : Tidak ada
c.Communication
1) Bahasa yang digunakan : Indonesia
2) Kesulitan berkomunikasi : Tidak
6. SELF PERCEPTION
a.Self-concept/self-esteem
1) Perasaan cemas/takut : Tidak ada
2) Perasaan putusasa/kehilangan : Tidak ada
3) Keinginan untuk menciderai : Tidak ada
4) Adanyaluka/cacat : Tidak ada
7.ROLE RELATIONSHIP
a.Peranan hubungan
1) Status hubungan :
2) Orang terdekat :
3) Perubahan konflik/peran :-
4) Perubahan gaya hidup : -
5) Interaksi dengan orang lain :-
8.SEXUALITY
a.Identitas seksual
1) Masalah/disfung siseksual :-
2) Periode menstruasi :-
3) Metode KB yang digunakan :
4)Pemeriksaan SADARI :
5)Pemeriksaan pasmear :
9.COPING/STRESS TOLERANCE
a.Coping respon
10.LIFE PRINCIPLES
a.Nilai kepercayaan
1) Kegiatan keagamaan yang diikuti :-
2) Kemampuan untuk berpartisipasi :-
3) Kegiatan kebudayaan : -
4) Kemampuan memecahkan masalah : -
11.SAFETY/PROTECTION
a. Alergi
b. Penyakit autoimmune
c. Tanda infeksi
d. Gangguan thermoregulasi
e. Gangguan /resiko (komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi, disfungsi
neurovaskuler peripheral, kondisi hipertensi, perdarahan,
hipoglikemia, syndrome disuse, gayahidup yang tetap)
13.GROWTH/DEVELOPMENT
a. Pertumbuhan dan perkembangan
b. DDST (Form dilampirkan)
ANALISIS DATA
DO:
Kurang pengetahuan
a) Mukosa bibir kering
b) Tugor kulit kering
MASALAH KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan
2. Kurang pengetahuan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan b.d output yang berlebih
2. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi
NURSING PLANING
Nama Pasien : An. R Diagnosa Medis : DIARE
Jenis Kelamin :P No. Medis Record
No. Kamar Bed : 313 Hari/tanggal : 09-12-2022
P: Lanjutkan intervensi
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : An. R Diagnosa Medis : DIARE
Jenis Kelamin :P No. Medis Record :
No. Kamar Bed : 313 Hari/tanggal :09-12-2022
DX1 09/12/22 S:
P: Lanjutkan intervensi
DX2 09/12/22 S:
P: intervensi dihentikan