Tugas Rekayasa
Tugas Rekayasa
Tugas Rekayasa
Disusun oleh :
PRASASTI RAHMA SUMUNAR
NIM. P07134222015
Bakteri berasal dari bahasa Latin bacterium (jamak: bacteria) yang artinya
kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Bakteri adalah
organisme prokariotik yang umumnya tidak mempunyai klorofil dan produksi
aseksualnya terjadi melalui pembelahan sel. Bakteri adalah salah satu golongan
organisme yang tidak mempunyai selubung inti (prokariotik). Menurut
Dwidjoseputro (1985) ukuran sel bakteri pada umumnya adalah 0,5-1,0 µm, dan
mempunyai tiga bentuk dasar yaitu bulat atau kokus, batang atau bacillus, dan
bentuk spiral. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran
sangat kecil (mikroskopik), sehingga menyebabkan organisme ini sangat sulit
untuk dideteksi. Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya,
memiliki ratusan ribu spesies, dan tersebar luas dibandingkan makhluk hidup lain.
b. Kloning Bakteri
Kloning bakteri merupakan cara yang umum dilakukan untuk
memperbaiki sifat bakteri. Secara sederhana, perbaikan sifat bakteri dengan proses
kloning dapat digambarkan sebagai berikut.
Bakteri A memiliki kemampuan dalam memakan limbah pertanian, tetapi
tidak memiliki kemampuan dalam menghasilkan etanol (bahan bakar nabati). Kita
menginginkan bakteri tersebut dapat mengubah limbah menjadi etanol. Pertama-
tama, kita harus mengetahui mekanisme produksi etanol di dalam sel bakteri.
Setelah diketahui gen yang berperan dalam produksi etanol, kita dapat
memasukkan gen tersebut ke dalam bakteri A (bakteri target). Bakteri A yang
telah mengandung gen tersebut diharapkan akan tetap memiliki kemampuan
mengonsumsi limbah dan sebagai tambahan, bakteri tersebut juga mampu
memproduksi etanol. Dalam praktiknya, proses kloning tidak mudah dilakukan.
Proses kloning memerlukan teknologi yang memadai dalam penerapannya.
c. Genome Shuffling
Prinsip dari perkawinan langsung antarbakteri (genome shuffling) adalah
penggabungan dua/lebih sel bakteri yang memiliki sifat unggul sehingga
dihasilkan bakteri baru yang memiliki sifat unggul dari kedua induknya. Proses ini
bisa terjadi secara alami, tetapi kemungkinannya sangat kecil.
Perkawinan antarbakteri merupakan hal yang tidak lazim karena setiap
bakteri memiliki bagian pelindung berupa dinding sel. Adanya dinding sel ini
akan mencegah materi/benda asing masuk ke dalam sel. Tentu saja, hal ini
sekaligus menyebabkan proses perkawinan antarbakteri sulit terjadi.
Dalam teknik genome shuffling, dinding sel bakteri dihilangkan dengan
menggunakan enzim khusus, seperti lisozim dan mutanolisin. Sel-sel bakteri yang
telah kehilangan dinding selnya kemudian dicampurkan sehingga antarsel akan
saling bergabung (fusi) membentuk sel baru. Hasil penggabungan antarsel ini
masih belum memiliki dinding sel. Sel ini harus ditempatkan pada lingkungan
yang memiliki tekanan osmotik yang sesuai karena tanpa dinding sel, suatu sel
akan sangat rawan pecah. Dinding sel harus segera dibentuk kembali supaya
bakteri baru mampu hidup secara normal. Proses pembentukan dinding sel dapat
dilakukan dengan cara menumbuhkan bakteri hasil fusi tersebut di media
pertumbuhan yang sesuai. Perkawinan antarbakteri terjadi secara acak sehingga
sifat dari bakteri hasil fusi kemungkinan memiliki sifat yang beragam. Oleh
karena itu, tahap selanjutnya dari genome shuffling adalah menyeleksi bakteri
hasil fusi menggunakan metode seleksi yang spesifik, seperti teknik PCR
(polymerase chain reaction) untuk memilih bakteri dengan sifat yang sesuai
dengan diinginkan.
Perkawinan antarbakteri (genome shuffling) merupakan suatu teknik yang
cukup aplikatif untuk diterapkan di Indonesia. Teknik ini tidak memerlukan
peralatan yang canggih dalam pelaksanaannya serta relatif lebih murah dan
efisien. Hampir semua bakteri dapat direkayasa menggunakan teknik ini sehingga
dapat mempermudah dalam memperbaiki sifat genetis bakteri. Teknik ini juga
memberikan solusi untuk mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia (terutama
mikroorganisme) dengan biaya yang lebih terjangkau.
DAFTAR PUSTAKA