Farel Okvianza (2010003600251) 1H9 - Melihat Gejalah Sosial Yang Ada Di Masyarakat

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

MELIHAT GEJALA SOSIAL YANG ADA DIMASYARAKAT

FAREL OKVIANZA
[email protected]
2010003600251
UNIVERSITAS EKA SAKTI

A. PENDAHULUAN

Antropologi sosial merupakan sebuah cabang dari ilmu yang mempelajari secara
mendalam mengenai dasar-dasar kebudayaan yang dialami oleh manusia, atau biasa
dikenal sebagai ilmu etnologi. Dalam kajiannya, antropologi sosial ini dikaitkan dengan
kajian yang bersifat sosiologis. Fenomena-fenomena yang terjadi pada masyarakat
tertentu ditinjau sebagai sebuah proses sosial sehingga dikaitkan dengan ilmu sosiologis.
Berbeda dengan antropologi sosial, antropologi budaya dalam pengertian yang sempit itu
makin lama makin menggeluti upaya untuk menyusun generalisasi dan teori tentang
perilaku dan budaya sosial manusia sebagai titik utama perhatiannya.

Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai suatu perubahan dari gejala-gejala sosial
yang ada pada masyarakat, dari yang bersifat individual sampai yang lebih kompleks.
Perubahan sosial dapat dilihat dari segi terganggunya kesinambungan diantara kesatuan
sosial walaupun keadaannya relatif kecil. perubahan ini meliputi struktur, fungsi, nilai,
norma, pranata, dan semua aspek yang dihasilkan dari interaksi antarmanusia, organisasi
atau komunitas, termasuk perubahan dalam hal budaya.

Gejala sosial menggambarkan sesuatu yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh


perilaku makhluk di sekitar masyarakat. Cara kita melakukan hal-hal yang kita
lakukan dipengaruhi oleh fenomena yang kita hadapi pada waktu tertentu.Gejala sosial
merupakan suatu fenomena. Dalam hal tersebut terdapat beberapa perubahan bahkan
konflik penyatuan dimensi-dimensi sosial yang ada dalam diri manusia untuk berinteraksi
antar sesama sebagai makhluk sosial. Gejala-gejala yang ada di dalam kehidupan
bermasyarakat ini terjadi secara spontan dan pada umumnya menimbulkan perubahan-
perubahan, baik itu perubahan yang mengarah pada sesuatu yang positif maupun negatif.

Tidak semua gejala tersebut berlangsung secara normal sebagai mana di kehendaki
masyarakat bersangkutan. Gejala-gejala yang tidak dikehendaki merupakan gejala
abnormal atau gejala-gejala Patologis. Hal ini disebabkan karena unsur-unsur masyarakat
tidak dapat berfungsi sebagai mana semestinya sehingga menyebabkan kekecewaan-
kekecewaan dan penderitaan. Gejala-gejala abnormal tersebut dinamakan masalah-
masalah Sosial. Masalah –masalah sosial tersebut berbeda dengan problema-problema
lainnya didalam masyarakat karena masalah-masalah sosial tersebut berhubungan erat
dengan Nilai-nilai Sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Masalah tersebut besifat
sosial karena bersangkut paut dengan hubungan antara manusia dan didalam kerangka
bagian-bagian kebudayaan yang normatif. Hal ini dinamakan masalah karna bersangkut –
paut dengan gejala-gejala yang mengganggu kelanggengan dalam masyarakat

B. PEMBAHASAN

1. Pengrtian Gejala Sosial

Gejala sosial menggambarkan sesuatu yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh


perilaku makhluk di sekitar masyarakat. Cara kita melakukan hal-hal yang kita lakukan
dipengaruhi oleh fenomena yang kita hadapi pada waktu tertentu.Gejala sosial
merupakan suatu fenomena. Dalam hal tersebut terdapat beberapa perubahan bahkan
konflik penyatuan
dimensi-dimensi sosial yang ada dalam diri manusia untuk berinteraksi antar sesama
sebagai makhluk sosial. Gejala-gejala yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat ini
terjadi secara spontan dan pada umumnya menimbulkan perubahan-perubahan, baik itu
perubahan yang mengarah pada sesuatu yang positif maupun negatif. Contoh dari gejala
sosial yang paling umum adalah menyaksikan atau ikut terlibat dalam sebuah bentrokan.
Bentrokan merupakan sebuah konflik dan hal tersebut dapat di selesaikan atau di satukan
dengan jalan perdamaian yang di lakukan oleh kedua belah pihak. Dari contoh tersebut
dapat di katakana bahwa gejala sosial ini bisa di katakana juga sebagai proses atau
konflik. Karena hal tersebut juga bisa menyebabkan suatu perubahan di dalamnya.

Gejala sosial merupakan segala sesuatu yang di buat maupun di lakukan oleh manusia
di dalam lingkungan kehidupannya. Terdapat bermacam-macam gejala sosial yang bisa
di lihat dari kehidupan sehari-hari atau bahkan di lingkungan.
Gejala-gejala sosial yang terjadi tersebut kemudian nantinya akan menimbulkan suatu
permasalahan baru dalam lingkungan masyarakat. Hal tersebut dapat terus menerus
terjadi hingga di temukan sebuah upaya penyelesaian untuk masalah tersebut.

Gejala-gejala sosial yang terjadi di Indonesia sangat beragam, mulai dari gejala yang
membawa sesuatu yang menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Gejala umum yang terjadi
di lingkungan sosial umum Indonesia pada umumnya berkenaan dengan tingkah
laku masyarakat dalam lingkungan sosialnya.

Sosiologi terutama menelaah gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat seperti


norma-norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga-lembaga
kemasyarakatan, proses sosial, perubahan sosial dan kebudayaan, serta perwujudannya.
Tidak semua gejala tersebut berlangsung secara normal sebagaimana di
kehendaki masyarakat yang bersangkutan. Gejala-gejala yang tidak di kehendaki
merupakan gejala abnormal atau gejala- gejala patologis. Hal tersebut di sebabkan karena
unsure-unsur masyarakat tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga
menyebabkan kekecewaan-kekecewaan dan penderitaan. Gejala-gejala abnormal tersebut
di namakan masalah-masalah sosial.

Gejala sosial merupakan fenomena yang sangat mengait, maka tidak mengherankan
bahwa perubahan yang terjadi pada salah satu atau beberapa aspek, di kehendaki atau
tidak di kehendaki, dapat menghasilkan perubahan pada aspek yang lain. Terjadinya
dampak yang tidak di kehendaki itulah yang kemudian di kategorikan ke dalam masalah
sosial.

B. Gejala sosial masyarakat Indonesia

Keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari beberapa ribu pulau besar kecil dari
barat sampai ke timur yang kemudian tumbuh menjadi satu kesatuan sukubangsa yang
melahirkan berbagai ragam budaya.

Indonesia terletak antara dua titik silang samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik. Letak strategis ini merupakan daya tarik bagi bangsa-bangsa asing datang
dan singgah di wilayah ini sehingga Amalgamasi (perkawinan campur) dan Asimilasi
(perbauran budaya) diantara kaum pendatang dan penduduk asli maupun antara kaum
pendatang sendiri terjadi. Hal demikian membuat masyarakat Indonesia terdiri dari
berbagai ras, etnis dan sebagainya.

Iklim yang berbeda antara daerah satu dengan daerah lain menimbulkan perbedaan
mata pencaharian penduduknya. Contoh: orang yang tinggal di wilayah pedalaman
cenderung bermata pencaharian sebagai petani, sedangkan yang tinggal di wilayah pantai
sebagai nelayan/pelaut.

C. Pengaruh Stratifikasi Sosial

Selain menimbulkan tumbuhnya pelapisan dalam masyarakat, juga munculnya kelas-


kelas sosial atau golongan sosial. Adanya pelapisan sosial dapat pula mengakibatkan
atau mempengaruhi tindakan- tindakan warga masyarakat dalam interaksi sosialnya. Pola
tindakan individu-individu masyarakat sebagai konsekuensi dari adanya perbedaan status
dan peran sosial akan muncul dengan sendirinya.

Pelapisan masyarakat mempengaruhi munculnya life chesser & life stile tertentu
dalam masyarakat, yaitu kemudahan hidup dan gaya hidup tersendiri. Misalnya, orang
kaya (lapisan atas) akan mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam hidupnya, jika
dibandingkan orang miskin (lapisan bawah); dan orang kaya akan punya gaya hidup
tertentu yang berbeda dengan orang miskin.

D. Ciri-ciri Gejala Sosial

Manusia adalah makhluk multidimensional, meliputi dimensi individual, sosial, dan


makhluk moral. Ketiga dimensi tersebut bisa dibedakan, namun dalam membentuk
eksistensi manusia tidak terpisah satu dengan lainnya. Dimensi individual menunjukkan
bahwa manusia adalah makhluk yang mampu menyadari keberadaan dirinya sendiri dan
bertanggung jawab secara pribadi terhadap dirinya itu. Dimensi sosial manusia berupa
kesadaran bahwa eksistensi seorang individu tidak akan ada artinya tanpa eksistensi
individu lainnya dalam bentuk kelompok manusia. Sedangkan dimensi moral
menunjukkan kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya, yakni
manusia menyadari bahwa eksistensi kehidupannya tidak hanya berada dalam dimensi
kesendirian ataupun kekelompokannya (hewanpun seperti itu), namun juga memiliki
seperangkat tata-nilai (values) yang turut menentukan kualitas hidupnya. Tata-nilai itu
menurut ilmu filsafat meliputi logika (tata-nilai “benar” atau “salah”), etika (tata-nilai
“pantas” atau “tidak pantas”), dan estetika (tata-nilai “indah” atau “tidak indah”).
Adapun hewan dan makhluk hidup lainnya tidak memiliki perangkat tata-nilai
tersebut, tau dengan kata lain tidak mempunyai “daya pilih” atau daya seleksi dalam
menentukan kualitas kehidupannya.

Dengan demikian salah satu dimensi yang harus difahami oleh manusia adalah
dimensi sosial, tanpa melepaskan hubungan imanen (melekat) –nya dengan dimensi-
dimensi lainnya. Mempelajari dimensi sosial manusia berarti menekankan perhatian pada
aspek manusia dalam kerangka kekelompokannya dengan manusia lain, tanpa
mengabaikan hubungan dan kesalingpengaruhannya dengan dimensi lainnya tersebut.
Contoh-contoh “gejala sosial” yang lain :
 keluarga
 kerabat
 suku
 marga
 koperasi
 klub sepakbola
 ensemble musik atau orkes
 peperangan
 partai politik
 parlemen
 migrasi

E. Gejala-Gejala Yang Ada Dalam Masyarakat

1) .Penyalahgunaan Narkoba

Menyebabkan peningkatan HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired


Immune Deficiency Syndrome). Kekacauan mental, dan kejahatan yang pada
gilirannya merusak sendi-sendi kehidupan sosial. Puluhan bahkan ratusan juta orang
telah kecanduan narkoba. Di Indonesia Badan Narkotika Nasional (BNN) menaksir
bahwa kira-kira ada 3,2 juta orang yang sudah terjerat ketergantungan Narkotika.
Kendati persoalan narkoba muncul, pemerintahan kita memberi harapan bagi
setiap orang, keluarga, masyarakat yang terpengaruh oleh penyalahgunaan narkoba
serta yang terkait dengan persoalan kesehatan dan sosial. Riset menunjukkan bahwa
kaum muda yang terlibat dalam komunitas keagamaan nampaknya tidak begitu rentan
terhadap penggunaan Narkoba.

Komunitas keagamaan berada di garda depan dalam merespon kebutuhan pelayanan


sosial yang mendesak bagi setiap individu dan masyarakat. Termasuk
ketergantungan narkoba, kita memberikan makanan dan pakaian bagi yang
membutuhkan, kita memberi naungan bagi tuna wisma. Kita menawarkan pengobatan
narkoba, bingkisan dan membantu kelompok-kelompok anggota yang berjuang menjaga
agama. Ketika mencegah penggunaan narkoba, kita juga dapat memainkan peranan
penting.

Indonesia bukan hanya negara perdagangan narkoba, namun juga produsen dan pasar
jaringan global yang sistematik dalam industri ini, oleh karena itu dibutuhkan kerja sama
sinergis antara pemerintah, LSM, organisasi sosial, untuk mengatakan tidak pada
narkoba guna menyelamatkan generasi masa depan kita. Nahdlatul Ulama (NU) sebagai
organisasi muslim moderat terbesar dengan anggota lebih dari 50 juta orang, menaruh
prihatin dan perlu mengambil peran dalam mengatasi persoalan inI.

Pencegahan dan pengobatan akibat penyalahgunaan narkoba merupakan persoalan


yang komplek yang masih perlu banyak dipelajari tentang apa yang terbaik dilakukan
dan oleh siapa, agama tentunya memiliki peran untuk dimainkan, namun materi ajaran
agama yang ada belum mencukupi untuk pencegahan dan pengobatan yang efektif,
juga ada rumusan bahwa kegiatan berbasis keagamaan dapat diperbaiki dengan beberapa
praktik pencegahan yang baik dalam masyarakat Islam kita. Seperti semua program
pencegahan dan pengobatan yang didasarkan pada kebutuhan agama perlu dievaluasi
secara hati-hati oleh peneliti yang independen yang menggunakan indikator keberhasilan
yang obyektif. Dengan demikian pertukaran pandangan dan pengalaman diantara kita itu
penting. Guna memberikan bantuan yang lebih baik bagi mereka yang memiliki
persoalan narkoba.
2). HIV/AIDS Tidak Hanya Menyangkut Masalah Medis Tetapi Juga Masalah Sosial

Bagi masyarakat awam keberadaan penyakit HIV dan AIDS dianggap sebagai
sesuatu yang berbahaya. Bagi masyarakat istilah HIV dan AIDS biasanya tergambar
sebagai masalah medis yang timbul akibat suatu perilaku negative dalam pergaulannya.
Penderitanya yang di sebut ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) sering dijauhi dalam
pergaulan karena dianggap perilaku negatifnya dapat menimbulkan HIV dan AIDS.

Banyak masyarakat menganggap penularan HIV dapat terjadi dengan mudah. Isu
yang berkembang di masyarakat mengenai penularan HIV adalah sebagai berikut :

 Penularan HIV dapat terjadi karena bersalaman, berpelukan, atau berciuman dengan
penderita HIV dan AIDS
 Kontak langsung seperti terpapar batuk atau bersin oleh penderita HIV dan AIDS
 Memakai fasilitas umum bersama-sama dengan penderita HIV dan AIDS misalnya
toilet
 HIV dan AIDS dapat menular pada tempat pemandian umum misalnya memakai
kolam renang bersama-sama
 Hidup bersama, berbagi makanan atau menggunakan alat makan secara
bersama dengan ODHA
 HIV dan AIDS dapat menular akibat gigitan serangga misalnya nyamuk

Berdasarkan isu yang berkembang pada masyarat mengenai penularan HIV kita akan
cenderung mengganggap bahwa HIV itu adalah virus mematikan yang dapat menular
dengan mudahnya kapanpun, dimanapun, dan kepada siapapun. Padahal dalam
kenyataannya tidak seperti yang masyarakat bayangkan.

3). Tawuran Pelajar

Tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir setiap
minggu, berita itu menghiasi media massa. Bukan hanya tawuran antar pelajar saja yang
menghiasi kolom-kolom media cetak, tetapi tawuran antar polisi dan tentara , antar polisi
pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan. Inilah fenomena yang
terjadi di masyarakat kita. Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin
menjadi semenjak terciptanya geng-geng. Perilaku anarki selalu dipertemanan pelajar saja
yang menghiasi kolom-kolom media cetak, tetapi tawuran antar polisi dan tentara , antar
polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan. Inilah fenomena
yang terjadi di masyarakat kita. Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja
semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng. Perilaku anarki selalu dipertontonkan di
tengah- tengah masyarakat. Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat
tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat bebas dan orang tua tidak bisa
membendung perkembangan sebuah teknologi Filter yang baik buat anak adalah agama
dengan agama si anak bisa membentengi dirinya sendiri dari pengaruh buruk apapun dan
dari manapun.Dan pendidikan anak tidak seharusnya diserahkan seratus persen pada
sekolah. Peranan sekolah juga sangat penting dalam penyelesaian masalah ini. Untuk
meminimalkan tawuran antar pelajar, sekolah harus menerapkan aturan tata tertib yang
lebih ketat, agar siswa/i tidak seenaknya keluyuran .

4). PERGAULAN BEBAS

Pergaulan bebas sering dikonotasikan dengan sesuatu yang negatif seperti seks bebas,
narkoba, kehidupan malam, dan lain-lain. Memang istilah ini diadaptasi dari budaya barat
dimana orang bebas untuk melakukan hal-hal diatas tanpa takut menyalahi norma-norma
yang ada dalam masyarakat. Berbeda dengan budaya timur yang menganggap semua itu
adalah hal tabu sehingga sering kali kita mendengar ungkapan “jauhi pergaulan bebas”.
Sebenarnya makna pergaulan bebas tidak sebatas itu. Tetapi juga berpengaruh
terhadap cara berprilaku dan berucap dilingkungan keluarga. Seperti pemanggilan “kamu”
kepada orang tua karena meniru budaya barat yang menggunakan kata “you” kepada orang
tuanya.
Kasus ini merupakan salah satu bentuk dari pergaulan bebas dimana usia bukanlah
menjadi pembatas. Seperti pada film “Pay It Forward”, Trevor (Haley Joel Osment)
memanggil gurunya Mr. Simonet (Kevin Spacey). Tapi di luar jam sekolah
dia memanggilnya Eugene. Menurut saya ini adalah sesuatu yang positif untuk
membangun hubungan yang akrab dan baik. Tanpa adanya batasan usia sehingga
yang muda tidak sungkan dengan yang lebih tua dan yang tua tidak perlu jaim dengan
yang muda.
C. PENUTUP
Sosiologi hukum dan antropologi hukum memiliki objek yang jelas yaitu manusia.
Antropologi hukum mengkaji suatu budaya yang terjadi pada kelompok masyarakat dan
sosiologi hukum lebih menitik beratkan pada pada manusia dan berbagai proses hubungan
sosialnya. Adanya antropologi hukum dan sosiologi hukum membuat kehidupan masyarakat
menjadi lebih teratur. Berbagai bentuk penyimpangan sosial memang kerap kali terjadi di
lingkungan masyarakat, namun ada banyak langkah pencegahan yang bisa dilakukan dan
salah satunya dengan mempelajari ilmu sosiologi hukum serta ilmu antropologi hukum.
Telaah akan hasil kreasi, distribusi dan transmisi Pengkajian Antropologi Hukum
telah memberikan hukum yang ada. Kajian mengenai bagaimana kekuasaan hukum
berproses dan memberi dampak dalam masing-masing masyarakat. Selanjutnya akan
menampilkan bagaimana feed back dan pengaruh masyarakat-masyarakat terhadap
kekuasaan hukum tersebut. Kemajemukan hukum yang ada di Indonesia dewasa ini
merupakan soal tersendiri
mengingat otetisitas Antropologi Hukum yang sejak lama menempatkan dan
menghargai the other laws secara proporsional dan kontekstual. Dengan demikian para
pengkaji antropologi hukum ditantang untuk memberikan kontribusi bagi perkembangan
hukum di Indonesia. Gejala-gejala sosial yang terjadi di Indonesia sangat beragam, mulai
dari gejala yang membawa sesuatu yang menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Gejala
umum yang terjadi di lingkungan sosial umum Indonesia pada umumnya berkenaan
dengan tingkah laku masyarakat dalam lingkungan sosialnya.
DAFTAR PUSTAKA

Gokma Toni Parlindungan S, Asas Nebis In Idem Dalam Putusan Hakim Dalam Perkara
Poligami Di Pengadilan Negeri Pasaman Sebagai Ceriminan Ius Constitutum, Volume
2, Nomor 1, 2020.

Gokma Toni Parlindungan S, Pengisian Jabatan Perangkat Nagari Pemekaran Di Pasaman


Barat Dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah, Ensiklopedia Of Journal, Vol 1 No
2 Edisi 2 Januari 2019,

Harniwati, Peralihan Hak Ulayat Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004, Volume 1,
Nomor 3, 2019.

Jasmir, Pengembalian Status Hukum Tanah Ulayat Atas Hak Guna Usaha, Soumatera Law
Review, Volume 1, Nomor 1, 2018.

Jumrawarsi Jumrawarsi, Neviyarni Suhaili, Peran Seorang Guru Dalam Menciptakan


Lingkungan Belajar Yang Kondusif, Ensikopedia Education Review, Vol 2, No 3 (2020):
Volume 2 No.3 Desember 2020

Mia Siratni, Proses Perkawinan Menurut Hukum Adatdi Kepulauan Mentawai Di Sebelum Dan
Sesudah Berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan,
Ensiklopedia Of Journal, Vol 1 No 2 Edisi 2 Januari 2019,

Remincel, Dimensi Hukum Pelanggaran Kecelakaan Lalu Dan Angkutan Jalan Lintas Di
Indonesia, Ensiklopedia Social Review, Volume 1, Nomor 2, 2019.

R Amin, B Nurdin, Konflik Perwakafan Tanah Muhammadiyah di Nagari Singkarak Kabupaten


Solok Indonesia 2015-2019, Soumatera Law Review, Volume 3, Nomor 1, 2020.

Anda mungkin juga menyukai