Jurnal FKM UI
Jurnal FKM UI
Jurnal FKM UI
1,3Divisi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Gedung PSKM Lantai 2, Universitas
Udayana Sudirman 80234, Indonesia
2Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Gedung F Lantai 1
Kampus Baru UI Depok 16424, Indonesia
Abstrak
RS X merupakan salah satu rumah sakit swasta di Tangerang yang berhasil mengimplementasikan JKN (Jaminan Kesehatan
Nasional) dengan efisiensi biaya tanpa mengabaikan mutu layanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi RS X dalam
pelaksanaan Program JKN dengan metode Balanced Scorecard. Penelitian dilakukan pada Mei 2018 dengan pendekatan kualitatif.
Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam kepada 7 informan pihak RS dan 2 informan dari BPJS Kesehatan. Subjek dipilih
berdasarkan purposive sampling dan dianalisis dengan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan ada beberapa strategi yang
telah dikembangkan dan diterapkan yaitu dari (1) Perspektif keuangan (menambah jenis layanan, meningkatkan kapasitas pada
rawat inap dan poliklinik, menerapkan prinsip low cost dan meningkatkan modal kerja, menambah slot dokter, melengkapi
perawatan medis menerapkan prinsip low cost, dan meningkatkan modal kerja); (2) Perspektif pelanggan (menentukan target
market, mengembangkan 5 nilai tambah, dan manajemen komplain); (3) Perspektif proses bisnis internal (pembuatan standar
operasional prosedur, menyusun formularium dan clinical pathway, melakukan pengendalian dan audit operasional, menetapkan
bisnis model, pembentukan tim casemix, serta manajemen klaim); (4) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (reward dan
gaji bagi karyawan, lingkungan kerja kompetitif serta memperhatikan jenjang karir karyawan). Melalui strategi tersebut, RS X
mampu mengimplementasikan Program JKN dengan baik dan tetap membukukan surplus tanpa mengorbankan kualitas
pelayanan.
Kata kunci: Balanced scorecard, strategi rumah sakit, implementasi jaminan kesehatan nasional
Abstract
One of the private hospital successful implementation the National Health Insurance with cost efficiency without neglecting the
quality of service is X Hospital. This study aimed to finding out the strategy of X Hospital in the implementation of the National
Health Insurance with Balanced Scorecard. The research was conducted in May 2018 using qualitative approach. Data was
collected through in-depth interview to 7 informants from hospital and 2 informants from BPJS Kesehatan. The subjects were
selected purposively and the data was analyzed using thematic analysis. The results show that there are several strategies that
have been developed and implemented, including: (1) financial perspective (adding types of services, increasing the capacity of
inpatients and polyclinics, increasing doctor practice slots, completing medical equipment, applying the principle of low cost and
increasing working capital); (2) customer perspective (choosing target market, develop 5 values propotition, complaint
management); (3) internal business processes perspective (develop standard operating procedures, develop drug formulary and
clinical pathways, carry out operational and audit controls, build business models, form case mix teams and claim management);
Pendahuluan
Program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) telah selama implementasi JKN diantaranya (1)
berjalan selama 5 tahun, namun masih ada rumah kesulitan dalam penyusunan dokumen klaim, (2)
sakit swasta yang tidak ingin bergabung menjadi terjadinya keterlambatan pencairan klaim, (3)
provider BPJS Kesehatan. Kondisi ini disebabkan kurangnya SDM pada tatanan non medis terkait
karena fasilitas kesehatan (faskes) menilai tarif dengan hal administrasi dan penyusunan dokumen
INA – CBG’s lebih rendah sehingga cenderung klaim JKN, dan (4) teknologi informasi JKN yang
akan mengalami defisit. Permasalahan lain yang sering mengalami gangguan sehingga
sering dirasakan oleh beberapa faskes dalam memperlambat proses pelayanan pendaftaran dan
mengimplementasikan program JKN adalah pembuatan surat eligibilitas peserta JKN.
adanya keterlambatan dalam pembayaran klaim Keluhan dari pasien terkait pelayanan
oleh BPJS Kesehatan yang berdampak pada kesehatan yang diberikan FKTL juga masih sering
menurunnya tingkat efisiensi, produktivitas dan terdengar seperti antrian yang panjang, sikap
mutu layanan (Irwandy and Sjaaf, 2018). petugas yang kurang ramah, penolakan terhadap
Keterlambatan pembayaran klaim oleh BPJS pasien JKN, dan seringnya peserta JKN rawat inap
Kesehatan akan mengakibatkan terganggunya arus disarankan untuk naik kelas perawatan karena
kas sehingga akan mengganggu kegiatan tidak tersedianya jumlah tempat tidur untuk rawat
operasional faskes yang pada akhirnya akan inap pada kelas tersebut.
berdampak terhadap mutu layanan (Irwandy dan Fasilitas kesehatan memegang peranan
Sjaaf, 2018). penting dalam mencapai tujuan JKN. Program
Menurunnya tingkat efisiensi juga JKN akan berhasil apabila fasilitas kesehatan
disebabkan oleh rendahnya tarif INA-CBG’s memberikan pelayanan kesehatan yang
dimana masih terdapat beberapa tarif INA – berprinsipkan pada efisiensi biaya dengan tidak
CBG’s yang nilainya belum rasional, sehingga mengabaikan mutu layanan. Salah satu RS swasta
biaya real yang dikeluarkan oleh pihak faskes yang berhasil hingga memperoleh apresiasi dari
lebih besar daripada tarif INA – CBG’s yang pemerintah pada tahun 2014 dan 2017 sebagai RS
diterima. Permasalahan lain pada sistem swasta yang paling berkomitmen dalam
pembayaran dengan INA – CBG’s adalah adanya pelaksanaan JKN adalah RS X Tangerang. Sejak
perbedaan penilaian pada coding INA – CBG’s awal implementasi JKN di RS X, jumlah
antara coder rumah sakit dengan verifikator BPJS kunjungan pasien rawat inap dan rawat jalan
Kesehatan, sehingga menimbulkan masalah mengalami peningkatan. Pada tahun 2017,
dispute yang berdampak pada terganggunya cash kunjungan pasien JKN pada pelayanan rawat jalan
flow rumah sakit (Wijayanto, 2017). mencapai 90.7% dan untuk kunjungan pelayanan
Dalam mengimplementasikan program JKN rawat inap mencapai 89.9%.
tidak sedikit kendala yang dirasakan oleh Fasilitas Jumlah kunjungan yang meningkat ini
Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL). Menurut Putra berpengaruh terhadap pendapatan RS. Pada tahun
(2014) dalam hasil studinya, menyatakan bahwa 2014 hingga tahun 2017 telah terjadi peningkatan
terdapat beberapa kendala yang dirasakan RS pendapatan dan laba. Pada tahun 2015, terjadi