KEL. 1 - Makalah Pengelolaan Satuan Pendidikan-1
KEL. 1 - Makalah Pengelolaan Satuan Pendidikan-1
KEL. 1 - Makalah Pengelolaan Satuan Pendidikan-1
Disusun oleh:
Puji dan syukur kami panjatkan pada allah swt, karena atas segala rahmat karunia
serta taufik dan hidayah nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, meskipun masih banyak
kekurangan ny. Sholawat dan salam semoga tercurah limpah kan kepda baginda nabi
Muhammad saw beserta keluarga dan sahabatnya yang setia hingga akhir jaman. Tidak lupa
pula kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Dr. Tina Sri Sumarti, M.Pd yang telah
membimbing dan memberikan tugas ini.
Makalah ini berisi penjelasan tentang pengelolaan satuan pendidikan, semoga dengan
ada nya makalah ini dapat memberikan pengetahuan tentang pembelajaran mata kuliah
pengelolaan Pendidikan kepada kami dan pembaca lain nya.
Demikian yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PEDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan Penulisan Makalah......................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Konsep Pengelolaan Satuan Pendidikan ................................................3
B. Landasan hukum satuan pendidikan ......................................................4
C. Manajemen Satuan Pendidikan...............................................................4
D. Hambatan Pengelolaan Pendidikan.........................................................7
BAB III PENUTUP.........................................................................................9
A. Simpulan.................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai salah satu upaya membangun sumberdaya manusi adan
memerlukan wawasan yang sangat luas, karena pendidikan menyangkut segala aspek
kehidupan manusia, baik dalam pemikiran maupun dalam pengalmannya saja. Oleh
karena itu, pembahasan pendidikan tidak cukup berdasarkan pengalaman saja, melainkan
di butuhkan suatu pemikiran yang luas dan mendalam. Pengkajian pendidikan tidak
cukup hanya dengan hasil suatu penelitian secara ilmiah, namun di butuhkan pengkajian
yang lain.
Aspek perubahan dan perkembangan kehidupan perlu di respon oleh kinerja
pendidikan yang propesional dan bermutu tinggi. Mutu pendidikan yang demikian itu
sangat di perlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan kehidupan
yang damai, terbuka, dan berdemokrasi, serta mampu bersaing secara terbuka di zaman
global sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh warga Negara Indonesia. Oleh
karena itu, kinerja pendidikan menurut adanya pembenahan dan penyempurnaan terhadap
aspek aspek substantive yang mendukungnya.
Sekolah sebagai satuan pendidikan harus memiliki tenaga personil ( kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, laboran, pustakawan, dan teknisi sumber
belajar ), sarana ( buku pelajaran, buku sumber, buku pelengkap, buku perpustakaan, alat
praga, alat praktik, bahan, dan ATK ) dan prasarana ( tanah, gedung, laboratorium,
perpustakaan, lapangan olahraga ), serta biaya yang mencangkup biaya infestasi ( biaya
untuk keperluan pengadaan tanah, pengadaan bangunan, alat pendidikan, termasuk buku
buku dan biaya operasional baik untuk personil maupun nonpersonal ). Biaya untuk
personil antara lain untuk selamat dan pengembangan propesi, sedagkan untuk biaya
nonpersonil berupa pengadaan bahan dan ATK, pemeliharaan, dan kegiatan
pembelajaran.
Pengeelolaan atau manajemen peserta didik dapat di artikan sebagai usaha pengaturan
terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan
mereka lulus sekoah. Tentu saja peran guru sangat berpegaruhterhadap proses
pembelajaran , namun dalam proses pembelajaran tidak selalu berjalan mulus seringkali
ada masalah yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah
pengelolaan kelas. Aspek yang sering didiskusikan oleh professional dan pembuat
kebijakan juga juga pengelola kelas. Mengingat tugas utama dan paling sulit bagi pemberi
tugas adalah pengelolaan kelas, sedangkan tidak ada satupun pendekatan yang dikatakan
paling baik. Sebagian besar guru kurang mampu membedakan masalah mengajar dan
masalah pengelolaan. Masalah mengajar harus diatasi dengan cara mengajar dan masalah
pengelolaan harus diatasi dengan cara pengelolaan.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan satuan pendidikan?
b. Apa landasan hukum dalam pengelolaan satuan pendidikan?
c. Bagaimana manajemen pengelolaan Satuan Pendidikan?
d. Apa saja hambatan yang ditemukan dalam pengolaan satuan pendidikan?
1
C. Tujuan Penulisan Makalah
a. Memahami konsep pengelolaan satuan unit pendidikan
b. Memahami cara pengelolaan satuan pendidikan
c. Memahami landasan hukum dalam pengelolaan satuan pendidikan
d. Dapat mengatasi hambatan yang terjadi dalam proses pengelolaan satuan
pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Pengelolaan Satuan Pendidikan
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 twntang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
satuan iklan pendidikan kelompok layanan pendidikan laki-laki yang
menyelengarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan informal pada setiap
jenjang dan jenis pendidikan.
Pengelolaan satuan pendidkan atau pengelolaan sekolah merupakan pengelolaan
pendidikan yang berada pada unit paling bawah untuk erencanakan program
pendidikan dan membuat keputusan yang berada pada tindakan tindakan nyata yang
dilakukan secara komperhensif meng-nutup seluruh kebutuhan-kebutuhan sekolah,
visi, misi, dan tujuan pendidikan sekolah (Diding Nurdin dan Imam Sibaweh 2014:
45).
Pengelolaan satuan pendidikan yang meliputi seluruh aspek pendidikan meliputi
pendidikan mulai dari kurikulum, pendidik, tenaga kependidikan, sumber belajar,
sarana dan prasarana, dan sebagainya. Pengelolaan satuan pendidikan bermuara pada
mutu sekolah, mutu sekolah yang mencakup input, proses, output dan outcome,
tentunya diharapkan ideal sesuai dengan standar minimal PP Nomor 15 Tahun 2010,
dalam pengelolaan satuan pendidikan harus ada kesadaran diri untuk mempersiapkan
lulusan siap menghadapi kehidupan nyata yang sekarang sedang dijalani, kesadaran
diri pda pelaku pendidikan merupakan kunci keberhasilan.
Menginventarisir sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah2.
1. Meningkatkan kualitas guru-guru3.
2. Melakukan pembenahan dan memberdayakan potensi-potensi yang ada4.
3. Memperkuat tenaga administrasi administrasi sekolah5.
4. Membangun hubungan baik dengan masyarakat sekitar6.
Membangun hubungan baik dengan instansi-instansi yang terkait guna
meningkatkanmutu sekolah yang dapat menjadi sekolah yang bermutu dan
berkualitas.Kata kunci pada penyelenggaraan pendidikan pada satuan sekolah yang
merupakan unit terbawah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah merupakan
manajemen pendidikan berbasis sekolah,yang diharapkan dapat menumbuhkan
kreatifitas dan memberdayakan semua sumber demitercapainya
kemandirian.Pandangan yang dikemukakan oleh Nanang Fatah (2006:37),
menyatakan bahwa pelaksanaanmanajemen berbasis sekolah bergantung pada :
a. Nilai– nilai sosial budaya
b. Gaya bawahan dan kedewasaan
c. Gaya kolega dan harapan – harapannya
d. Organisasi lingkungan
e. Teknologi
Pandangan tersebut memberikan pemahaman bahwa pengelolaan satuan
pendidikan Berkaitan eratdengan manajemen berbasis sekolah bahwa bagaimana
sebuah satuan pendidikan atau sekolah dapat merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan dan mengendalikan yang secaramenyeluruh dapat mengembangkan
arah- arah yang benar dalam melaksanakannya.
3
B. Landasan Hukum Pengelolaan Pendidikan
a. Menurut PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan terdapat
pada Pasal 49 dan 50.
Pasal 49 yaitu:
1. Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan SD dan SMP
menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan
kemandirian, kemitraan, pasrtisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
2. Pengelolaan Satuan Pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi menerapkan
otonomi pergruruan tinggi yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan
yang berlaku memberikan kebebasan dan mendorong kemandirian dalam
pengelolaan akademik, operasional, personalia, keuangan, dan area fungsional
kepengelolaan lainnya yang diatur oleh masing-masing perguruan tinggi.
Pasal 50, yaitu:
1. Setiap Satuan Pendidikan dipimpin oleh seorang kepala satuan sebagai
penanggung jawab pengelolaan pendidikan.
2. Dalam melaksanakan tugasnya kepala satuan Pendidikan SMP/MTS/SMPLB,
atau bentuk lain yang sederajat dibantu minimal oleh satu orang wakil kepala
satuan pendidikan.
3. Pada satuan pendidikan SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain
yang sederajat kepala satuan pendidikan dalam melaksanakan tugasnya
dibantu minimal oleh tiga wakil kepala satuan pendidikan yang masing
masing secara berturut-turut membidangi akademik, sarana dan prasarana,
serta kesiswaan.
b. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 50 dan 51
1. Pengelolaan sistem pendidikan nasional merupakan tanggung jawab menteri.
2. Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan
untuk menjamin mutu pendidikan nasional
3. Pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan
pendidikan pada semua jenjang pendidikan untung dikembangkan menjadi
satuan pendidikan yang bertaraf internasional.
4. Perguruan tinggi menentukan kebijakan dan memiliki otonomi dalam
mengelola pendidikan di lembaganya.
5. Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal
dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah.
6. Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip
otonomi,akuntabilitas, jaminan mutu, dan evaluasi yang transparan.
4
3. Pengarahan
4. Pengawasan
5
c) Emosi, kesehatan mental, dan stabilitas emosi
d) Etika, integritas moral
e) Estetika, pengajaran culuture dan rekareasi
2) Dimensi Kecerdasan
a) Penguasaan pengetahuan, konsep- konsep dan informasi
b) Komunikasi pengetahuan,keterampilan
c) Penciptaan pengetahuan, cara pemeriksaan dan imajinasi
d) Hasrat akan pengethuan, kesukaan akan belajar
3) Dimensi Sosial
a) Hubungan antar manusia, kerjasama, toleransi
b) Hubungan individu – negara, hak dan kewajiban warga negara,
kesetiaandan patriotisme, solidaritas nasional
c) Hubungan individu– dunia, antar hubungan bangsa– bangsa pemahaman
dunia
d) Hubungan individu–lingkungan hidup, ekologi.
4) Dimensi Produktif
a) Pilihaan pekerjaan, informasi dan bimbingan
b) Persiapan untuk bekerja, latihan dan penempatan
c) Rumah dan keluarga, mengatur rumah tangga keterampilan
mengerjakan sesuatu sendiri
d) Konsumen, membeli, menjual, investasi
e. Pengelolaan Kesiswaan
Orientasi pendidikan sekarang menitik beratkan perhatian kepada siswa sebagai
objek didik dan subjek didik. Karena itu sekolah harus lebih mengetahui dan
memahami perbedaan setiap anak, mengetahui kebutuhannya, mengetahui
minatnya, mengetahui cita-citanya, dan lain sebagainnya.
6
D. Hambatan Pengelolaan Pendidikan
Hambatan bisa datang dari guru sendiri, dari peserta didik, lingkungan keluarga
ataupun karena factor fasilitas. Dari uraian tersebut, maka penanganan masalah
pengelolaan dapat diklasifikasikan kedalam 3 kategori yaitu:
a. Masalah yang ada dalam wewenang guru
Ada sejumlah masalah pengelolaan kelas yang ada dalam ruang lingkup
wewenangseorang guru bidang studi untuk mengatasinya. Hal ini berarti bahwa
seorang guru bidangstudi yang sedang mengelola proses belajar mengajar dituntut
untuk dapat menciptakan,memperhatikan dan mengembalikan iklim belajar
kepada kondisi belajar mengajar yangmenguntungkan jika ada gangguan,
sehingga peserta didik berkesempatan untuk dapatmengambil manfaat yang
optimal dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Kegiatan tersebutmeliputi cara
mengatur tempat duduk peserta didik disesuaikan dengan format belajar,membina
raport yang baik dengan peserta didik, memberi pujian, memberi hadiah
(barang)kepada peserta didik yang menyelesaikan tugas dengan benar sebelum
waktunya,
menegur peserta didik yang mengganggu teman di sebelahnya, mendamaikan pes
erta didik yang bertengkar pada jam pelajaran yang sedang berlangsung sampai k
epada melaporkan pelanggaran tata tertib oleh peserta didik yang sudah diberi teg
uran dan peringatan baik kepada wali kelas, kepala sekolah, ataupun orangtua
peserta didik.
b. Masalah yang ada dalam wewenang sekolah
Akan ditemukan masalah pengelolaan yang lingkupwewenang untuk
mengatasinya berada di luar jangkauan guru bidang studi. Masalah iniharus
diatasi oleh sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan. Bahkan mungkin juga
adamasalah pengelolaan yang tidak bisa hanya di atasi satu lembaga pendidikan
akan tetapimenuntut penanganan bersama antar sekolah. Masalah-masalah yang
ada di bawahwewenang sekolah antara lain pembagian ruangan yang adil untuk
setiap tingkat atau jurusan, pengaturan upacara bendera pada setiap hari Senin
dan bila pada hari tersebut hujan lebat, menegur peserta didik yang selalu
terlambat pada saat apel bendera, mengingatkan peserta didik yang tidak mau
memakai seragam sekolah, menasehati peserta didik yangrambutnya gondrong,
memberikan peringatan keras kepada peserta didik yang merokok dikelas atau di
sekolah dan suka minum-minuman keras, sampai kepada mendamaikan
pesertadidik jika terjadi perselisihan antar sekolah.
c. Masalah-masalah yang ada diluar kekuasaan guru dan sekolah
Dalam mengatasi masalah semacam ini mungkin yangharus terlibat adalah
orang tua, lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat seperti karangtaruna,
bahkan para penguasa dan lembaga pemerintahan setempat. Pihak- pihak tersebut
diatas dituntut untuk turut membina ketertiban melalui pembiasaan yang baik
dirumah pengawasan orang tua, menyediakan fasilitas rekreasi yang sehat bagi
remaja dan sebagainya. Juga pada mereka dituntut untuk turut mengatasi berbagai
masalah pengelolaankalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang dilakukan
oleh peserta didik. Masalah pengelolaan kalau terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan yang dilakukan oleh para pesertadidik pengelolaan tersebut mungkin
berupa minum-minuman keras di luar rumah, nontonfilm di luar batas umur yang
sudah ditentukan, bergerombol di jalan dan membuat keributan,ngebut di jalan
umum sehingga membahayakan pemakai jasa jalan yang lainnya,
perkelahianantar sekolah, sampai kepada hal-hal yang bisa digolongkan lagi
kepada kenakalan akantetapi sudah masuk kejahatan seperti pencurian,
7
penjambretan, penodongan dan pemerasan.Masalah semacam ini benar-benar
sudah berada di luar jangkauan guru dan sekolah untuk mengatasinya walaupun
sampai batas-batas tertentu usaha pencegahan dan penyembuhan selalu dilakukan
baik oleh guru bidang studi, wali kelas, ataupun sekolah sebagai lembaga
pendidikan.
8
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pengelolaan satuan pendidikan atau pengelolaan sekolah merupakan
pengelolaan pendidikan yang berada pada unit paling bawah untuk merencanakan
program pendidikan dan membuat keputusanyang berada pada tindakan-tindakan
nyata yang dilakukan secara komprehensif untuk mengcover seluruh kebutuhan-
kebutuhan sekolah, visi, misi, dan tujuan pendidikan sekolah.
Landasan hukum pengelolaan satuan pendidikan
a. Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Pasal 49 dan 50.
b. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 50 dan 51.
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 19 Tahun 2007
tentangStandar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Fungsi pengelolaan sekolah untuk mencapai efisiensi serta efektivitas dalam
manajemen, makasegala tindakan dan kegiatan baru sebaiknya dilaksanakan dengan
pertimbangan atau perhitunganyang rasional.
Prinsip-Prinsip Pengelolaan sekolah
Harl R. Douglass, A.M. Ph.D. (Modern Administration of Secondary Schools,
1963)merumuskan tentang prinsip-prinsip pendidikan sebagai berikut:
1) Memprioritaskan tujuan diatas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme
kerja
2) Mengkoordinasi wewenang dan tanggungjawab.
3) Memberi tanggungjawab pada personil sekolah yang sesuai dengan sifat-sifat
dankemampuannya.
4) Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia.
5) Relatifitas nilai-nilai
Hambatan dalam Pengelolaan Pendidikan
a) Masalah yang ada dalam wewenang guru
b) Masalah yang ada dalam wewenang sekolah
c) Masalah-masalah yang ada diluar kekuasaan guru dan sekolah
9
DAFTAR PUSTAKA
10