Ubt13-12-2021-112943 13-3-23

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 81

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA An.

G DENGAN DIAGNOSA
MEDIK BRONKOPNEUMONIA DI RUANG CEMARA
RUMAH SAKIT UMUM KOTA TARAKAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

OLEH :
YAYA ALFIAH
NPM : 1830702030

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2021
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA An. G DENGAN DIAGNOSA
MEDIK BRONKOPNEUMONIA DI RUANG CEMARA
RUMAH SAKIT UMUM KOTA TARAKAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

OLEH :
YAYA ALFIAH
NPM : 1830702030

Laporan Tugas
Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Keperawatan pada
Universitas Borneo Tarakan

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2021
PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir dengan Judul “Asuhan
Keperawatan Pada An.G Dengan Diagnosa Medik Bronkopneumonia Di Ruang
Cemara Rumah Sakit Umum Kota Tarakan” adalah karya saya dengan arahan dari
dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir Laporan Akhir ini.
Penulisan ini ditulis dengan mengikuti kaidah penulisan ilmiah

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Laporan Tugas Akhir : Asuhan Keperawatan Pada An.G Dengan


Diagnosa Medik Bronkopneumonia Di Ruang
Cemara Rumah Sakit Umum Kota Tarakan
Nama : Yaya Alfiah
NPM : 1830702030

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Telah diujikan pada tanggal 14 Juni 2021


Dan disetujui untuk disusun sebagai Laporan Tugas Akhir dengan judul

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.G DENGAN


BRONKOPNEUMONIA DI RUANG CEMARA
RUMAH SAKIT UMUM KOTA TARAKAN

Tim Penguji :

1. Dewy Hariyanti Parman,


M.Kep.,Sp.Kep.MB NIP.
197602131999031002

2. Nurman Hidaya, S.Kep.Ns., M.Kep


NIP. 199104052019031021

3. Sulidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIP. 196902061999031003

Mengetahui,

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan pada khadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan karuia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada An.G dengan
Diagnosa Medik Bronkopneumonia di Ruang Cemara Rumah Sakit Umum Kota
Tarakan”. Laporan Tugas Akhir ini disusun uuntuk memenuhi salah satu syarat
dalam menyelesaikan program pendidikan Diploma III Jurusan Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan.
Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis mengalami hambatan
dan berbagai kesulitan, namu dengan demikian penulis berusaha menyelesaikan
penyusunan Laporan Tugas Ahir ini berkat bimbingan, bantuan, dan dorongan
yang diberikan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1) Prof. Dr. Adri Patton, M.Si, selaku Rektor Universitas Borneo Tarakan
2) Dr. Joko Haryanto, MM, selaku Direktur Rumah Sakit Umum Kota Tarakan
beserta segenap jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melakukan praktik dan mengambil kasus di Rumah Sakit
Umum Kota Tarakan.
3) Sulidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Borneo Tarakan dan selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, masukan serta dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini sekaligus menjadi penguji III yang
telah memberikan motivasi selama penulis mengikuti perkuliahan Diploma
III Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo
Tarakan.
4) Yuni Retnowati, SST.,M.Keb selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Borneo Tarakan.
5) Alfianur, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tararan, sekaligus pembimbing II yang
telah memberikan masukan, motivasi serta bimbingan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

vi
6) Dewy Hariyanti Parman, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.KMB selaku penguji I
yang telah memberikan bimbingan, masukan serta dukungan kepada penulis
dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
7) Nurman Hidaya, S.Kep.Ns.,M.Kep selaku penguji II yang telah memberikan
bimbingan, masukan serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini.
8) Ibu Paridah, S.Kep.Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi D3 Keperawatan
Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan.
9) Fitriya Handayani, S.Kep.Ns., M.Kep selaku Sekretaris Jurusan Keperawatan
Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Borneo Tarakan yang memberikan
semangat dan motivasi yang telah memberikan bimbingan, serta masukan dan
juga dukungannya kepada penulis untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
ini.
10) Ibu Ana Damayanti, S.Kep.Ns., M.K.M selaku koordinator mata kuliah atas
saran, masukan dan motivasi untuk terus berjuang meyelesaikan mata kuliah
ini dengan baik dan tepat waktu yang telah memberikan masukan dan juga
dukungannya kepada penulis untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
11) Dewi Wijayanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan serta pengarahan selama perkuliahan.
12) Sunarti, Amd.Kep selaku kepala ruangan Cemara Rumah Sakit Umum Kota
Tarakan yang telah memberikan masukan dan bimbingan selama praktik di
rumah sakit.
13) Bapak/Ibu dosen dan staf Diploma III Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Borneo Tarakan
14) Keluarga klien An.G yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam
memberikan informasi yang penulis butuhkan.
15) Orang tua saya Bapak Sudarmin dan Ibu Arni Susanti, serta saudara dan
keluarga yang selalu setia dan sabar dalam mendampingi dan memberi
semangat serta dukungan dan doa kepada penulis selama proses perkuliahan
sampai menyelesaikan studi ini.

vi
16) Rekan-rekan Departemen Anak yang telah bekerja sama dan saling memberi
motivasi penulis selama proses penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini.
Terima kasih atas kebersamaan suka dan duka selama proses ini.
17) Angkatan 2018 Mahasiswa Diploma III Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Borneo Tarakan terkhusus teman-teman Lokal C2
yang telah bersama-sama selama 3 tahun beruliah dan menjalani susah senang
bersama.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih
belum sempurna dan masih banyak membutuhkan perbaikan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat
bermafaat bagi masyarakat pada umumnya dan khususnya bagi perawat dalam
usaha meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar profesi
keperawatan.

vi
Asuhan Keperawatan Pada An.G Dengan Diagnosa Medik Bronkopneumonia Di
Ruang Cemara Rumah Sakit Umum Kota Tarakan

ABSTRAK

Bronkopneumonia merupakan salah satu jenis penyakit infeksi saluran pernapasan


akut yang menjadi masalah kesehatan di dunia dengan angka kematian yang
sangat tinggi dari seluruh insiden di Indonesia. Tujuan penulisan ini agar penulis
dapat memahami konsep dan teori serta memperoleh pengalaman nyata tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan pada An.G dengan penyakit bronkopneumonia.
Metode penulisan adalah deskriptif, tipe studi kasus dengan teknik pengumpulan
data melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi serta
studi kepustakaan. Pemberi asuhan keperawatan menggunakan langkah-langkah
proses keperawatan meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Pengkajian yang mencakup identitas klien, riwayat
keseluruhan. Diagnosa keperawatan yang ditemukan bersihan jalan napas tidak
efektif, pola napas tidak efektif, defisit nutrisi, dan defisit pengetahuan. Intervensi
yang dilakukan dan kriteria hasil yang telah disusun berdasarkan prioritas
masalah. Evaluasi hasil tindakan keperawatan penulis rumuskan dalam diagnosa
keperawatan yang dapat teratasi sesuai tujuan yang telah ditetapkan dari kriteria
hasil yang diharapkan. Dari empat diagnosa tersebut 1 masalah dapat teratasi
sesuai dengan tujuan dan waktu yang telah ditentukan, 2 masalah yang teratasi
sebagian, dan 1 masalah yang belum teratasi sesuai dengan tujuan dan waktu yang
telah ditetapkan. Diharapkan keluarga klien mampu menjaga kebersihan
lingkungan dan menghindari anak dari asap rokok serta lingkungan yang berdebu.

Kata kunci: Bronkopneumonia, Asuhan Keperawatan, Anak.

ix
x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
PERNYATAAN ORISINALITAS....................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN...........................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................v
KATA PENGANTAR........................................................................................vi
ABSTRAK...........................................................................................................ix
DAFTAR ISI.......................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.............................................................................................xiv
DAFTAR BAGAN.............................................................................................xv
DAFTAR SINGKATAN..................................................................................xvi
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................3
1.3 Ruang Lingkup...............................................................................................3
1.4 Metode Penulisan............................................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan.....................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN TEORI.................................................................................5
2.1 Konsep Dasar Medis.......................................................................................5
2.1.1 Pengertian Bronkopneumonia.............................................................5
2.1.2 Klasifikasi Bronkopneumonia.............................................................5
2.1.3 Etiologi Bronkopneumonia.................................................................6
2.1.4 Patofisiologi Bronkopnumonia...........................................................6
2.1.5 Penyimpangan KDM..........................................................................7
2.1.6 Manifestasi Klinik Bronkopneumonia................................................8
2.1.7 Pencegahan Bronkopneumonia...........................................................8
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang Bronkopneumonia........................................8
2.1.9 Komplikasi Bronkopneumonia...........................................................9
2.1.10 Penatalaksanaan Bronkopneumonia...................................................9
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan............................................................10
2.2.1 Pengkajian.........................................................................................10

xi
2.2.2 Diagnosa Keperawatan.....................................................................13
2.2.3 Intervensi Keperawatan.....................................................................13
2.2.4 Implementasi Keperawatan...............................................................15
2.2.5 Evaluasi.............................................................................................15
BAB 3 TINJAUAN KASUS..............................................................................17
3.1 Pengkajian.....................................................................................................17
3.1.1 Biodata..............................................................................................17
3.1.2 Riwayat Kesehatan............................................................................18
3.1.3 Riwayat Imunisasi.............................................................................21
3.1.4 Riwayat Tumbuh Kembang..............................................................21
3.1.5 Riwayat Nutrisi.................................................................................21
3.1.6 Riwayat Psikososial..........................................................................21
3.1.7 Riwayat Spiritul................................................................................22
3.1.8 Riwayat Hospitalisasi........................................................................22
3.1.9 Aktivitas Sehari-Hari........................................................................22
3.1.10 Pemeriksaan Fisik.............................................................................23
3.1.11 Pemeriksaan Tingkat Perkembangan................................................25
3.1.12 Pemeriksaan Penunjang....................................................................26
3.1.13 Penatalaksanaan Therapy..................................................................26
3.1.14 Penyimpangan KDM........................................................................27
3.1.15 Data Fokus........................................................................................27
3.1.16 Analisa Data......................................................................................28
3.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................................30
3.3 Rencana Keperawatan...................................................................................30
3.4 Implmentasi Keperawatan............................................................................33
3.5 Evaluasi.........................................................................................................38
BAB 4 PEMBAHASAN.....................................................................................40
4.1 Pengkajian.....................................................................................................40
4.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................................42
4.3 Perencanaan Keperawatan............................................................................44
4.4 Implementasi Keperawatan...........................................................................44
4.5 Evaluasi.........................................................................................................45

xi
BAB 5 PENUTUP..............................................................................................47
5.1 Kesimpulan...................................................................................................47
5.2 Saran.............................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................50
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Saudara Kandung


Tabel 3.2 Laboratorium

xi
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Penyimpangan KDM teori


Bagan 3.1 Genogram
Bagan 3.2 Penyimpangan KDM kasus

x
DAFTAR SINGKATAN

ADLS : Activity of Daily Living Skills


An. : Anak
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
CRT : Capillary Refill Time
GCS : Glasgow Coma Scale
GI : Gastrointestinal
HR : Heart Rate
IMT : Indeks Massa Tubuh
ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut
KDM : Kebutuhan Dasar Manusia
LED : Laju Endap Darah
LTA : Laporan Tugas Akhir
MCH : Mean Corpuscular Hemogllobin
MCHC : Mean Cell Hemoglobin Concentration
MCV : Mean Corpuscular Volume
Ml : Mili liter
Ny. : Nyonya
O2 : Oksigen
OMA : Otitis Media Akut
PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia
RR : Respiratory
SDKI : Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
SIKI : Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Tn. : Tuan
TPM : Tetes Per Menit
TT : Tetanus

x
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa kanak-kanak merupakan tahapan yang harus dilalui dalam
kehidupan sebelum seseorang dikatakan sebagai orang yang dewasa. Anak
harus melewati periode penting dalam masa kanak-kanaknya yaitu periode
pertumbuhan dan perkembangan atau yang disebut juga sebagai fase “Golden
Age”. Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak biasanya disebabkan
karena organ-organ tubuhnya yang berfungsi dengan optimal seperti pada
sistem pernapasan. Pada sistem pernapasan, anak lebih rentang terhadap
penyakit salah satunya pneumonia atau bronkopneumonia.
Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru
(alveoli) yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti virus,
jamur dan bakteri. Sampai saat ini program dalam pengendalian pneumonia
lebih di prioritaskan pada pengendalian pneumonia balita. Pneumonia pada
balita ditandai dengan batuk atau tanda kesulitan bernapas yaitu adanya nafas
cepat, kadang disertai tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, dengan
frekuensi nafas berdasarkan usia penderita. Bronkopneumonia merupakan
salah satu penyakit yang menyerang saluran pernafasan dimana tanda dan
gejalanya dimulai dari batuk, pilek, disertai dengan panas dan
Bronkopneumonia juga penyakit yang dapat menimbulkan gangguan pada
system pernafasan atau suatu peradangan pada parenkim paru yang
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda (Kementrian Kesehatan RI,
2018).
Pneumonia biasanya dijumpai dengan gejala klinis berupa demam,
batuk, muntah, pilek, Buang Air Besar (BAB) encer, sianosis, sesak napas
dan pada pemeriksaan fisik ditemukan demam dengan suhu rata-rata 36,70
o
C, nafas cuping hidung, retraksi dinding dada, ronchi dan dapat ditemukan
mengik (Dewi, 2019).
Berdasarkan data UNIFEC (2016) pneumonia adalah penyebab
kematian terbesar pada anak di seluruh dunia. Sebanyak 920.136 anak
dibawah usia 5 tahun meninggal akibat pneumonia pada tahun 2015.
Pneumonia menyumbang sekitar 16 persen dari 5,6 juta kematian balita,
memakan korban sekitar 880.000 anak pada tahun 2016 (Ayu, 2018).
Berdasarkan data laporan ruin Subdit ISPA Tahun 2018, didapatkan
insiden (per 1000 bayi) di Indonesia sebesar 20,06% nyaris sama dengan
informasi tahun sebelumnya 20,56%. Salah satu upaya yang dicoba buat
mengatur penyakit ini ialah dengan meningkatkan temuan pneumonia pada
bayi. Perkiraan permasalahan pneumonia secara nasional sebesar 3,55%
tetapi angka perkiraan kasus pneumonia di tiap-tiap provinsi memakai angka
yang berbeda-beda cocok angka yang telah diresmikan (Kementrian
Kesehatan RI, 2018).
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi tingkat kasus
pneumonia di Provinsi Kalimantan Utara tahun 2018 menunjukkan penderita
pneumonia sebanyak 7.574 jiwa. Sedangkan di Kota Tarakan terhitung
penderita pneumonia sebanyak 2.128 jiwa (Tim Riskesdas, 2018). Menurut
hasil pengamatan saya selama dinas di Rumah Sakit Umum Kota Tarakan
rata-rata kasus yang diderita oleh pasien anak adalah bronkopneumonia.
Berdasarkan uraian di atas, melihat besarnya masalah yang ditimbulkan
oleh pneumonia yang ditunjukkan dari data Riskesdas tahun 2018 di
Kalimantan Utara sebanyak 7.574 jiwa, maka penulis tertarik untuk
menyusun sebuah Laporan Tugas Akhir (LTA) dengan judul Asuhan
Keperawatan pada klien An. G dengan bronkopneumonia di Ruang
Perawatan Cemara Rumah Sakit Umum Kota Tarakan agar dapat
meminimalkan angka kejadian Bronkopneumonia, mengetahui secara nyata
pelaksanaan asuhan keperawatan.

2
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Secara umum tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir dapat memahami
tentang konsep dan teori yang bersangkutan dengan bronkopneumonia dan
memperoleh pengalaman nyata tentang pelaksanaan asuhan keperawatan
pada klien An. G dengan diagnosa bronkopneumonia melalui pendekatan
keperawatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Berikut beberapa tujuan khusus yaitu :
1) Melaksanakan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai
dengan evaluasi pada An.G dengan diagnosa bronkopneumonia di
Ruang Cemara Rumah Sakit Kota Tarakan.
2) Mempelajari adanya kesenjangan antara teori dan penerapan asuhan
pada An.G dengan diagnosa bronkopneumonia di Ruang Cemara
Rumah Sakit Kota Tarakan.
3) Mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukung dalam
melaksanakan proses keperawatan pada An.G dengan diagnosa
Bronkopneumonia di Ruang Cemara Rumah Sakit Umum Tarakan.
4) Melaksanakan pemecahan utama An.G dengan gangguan sistem
pernapasan “Bronkopneumonia” di ruang perawatan Cemara Rumah
Sakit Umum Kota Tarakan.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini adalah
pelaksanaan asuhan keperawatan pada An.G yang dirawat dengan diagnosa
medik bronkopneumonia selama 2 hari di Ruang perawatan anak Cemara di
Rumah Sakit Umum Kota Tarakan mulai tanggal 12-13 April 2021.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam Laporan Tugas Akhir ini
adalah metode deskriptif yaitu memberi gambaran keadaan yang sedang
berlangsung dan aktual pada kasus tertentu dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan yang meliputi langkah-langkah pengkajian, perumusan
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

3
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis sebagai
berikut :
1) Wawancara. Penulis melakukan wawancara dengan keluarga klien dan
orang tua serta pihak lain yang dapat memberikan keterangan seperti
perawat dan dokter yang merawat klien.
2) Observasi. Penulis mengadakan pengamatan dan pengawasan serta
perawatan langsung pada pasien dengan diagnosa medik
Bronkopneumonia di Ruang perawatan anak Cemara untuk mengetahui
perjalanan penyakit, perkembangan dan penatalaksanaanna. Teknik ini
dilakukan dengan cara mengamati keadaan umum, perilaku, serta
melakukan pemeriksaan fisik secara komprehensif.
3) Pemeriksaan fisik. Dalam pemeriksaan fisik penulis menggunakan teknik
dan proses meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
4) Studi dokumentasi. Dengan mengkaji catatan medis yang ada dan
mendokumentasikan tindakan keperawatan serta waktu penulisan
tindakan.
5) Studi kepustakaan. Dalam studi kepustakaan ini, penulis mendapat
informasi dari buku-buku sumber yang berkaitan dengan teori.
1.5 Sistematika Penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini disusun secara sistematik dalam 5 BAB, dengan
urutan BAB 1 Pendahuluan, yang meliputi latar belakang, tujuan penulis,
ruang lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB 2 Tinjauan
Teori, yang meliputi konsep dasar medis dan konsep dasar asuhan
keperawatan. BAB 3 Tinjauan Kasus, yang meliputi pengkajian,
penyimpangan KDM, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi. BAB 4 Pembahasan, yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
BAB 5 Penutup, yang meliputi kesimpulan dan saran.

4
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Medis


2.1.1 Pengertian Bronkopneumonia
Bronkopneumonia merupakan salah satu penyakit yang menyerang
saluran pernafasan dimana tanda dan gejalanya dimulai dari batuk, pilek,
disertai dengan panas dan Bronkopneumonia juga penyakit yang dapat
menimbulkan gangguan pada system pernafasan atau suatu peradangan pada
parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda
(Kementrian Kesehatan RI, 2018).
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang
mempunyai pola penyebaran bercak, teratur dalam satu atau lebih area
terlokalisasi didalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan
disekitarnya (Nurafif, 2015).
Bronkopneumonia disebut juga dengan pneumonia lobularis yaitu
suatu peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir dan biasanya
mengenai bronkiolus dan juga mengenai alveolus disekitarnya, yang sering
menimpa anak-anak balita, yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi
seperti seperti bakteri, virus, jamur, tetapi ada juga sejumlah penyebab non
infeksi yang harus dipertimbangkan (Wijayaningsih, 2013).
Berdasarkan dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
bronkopneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang
disebabkan terlokalisir dan mengenai alveolus yang biasanya menimpa
anak-anak dan disebabkan oleh bakteri, jamur, virus, dan benda asing.
2.1.2 Klasifikasi Bronkopneumonia
Klasifikasi bronkopneumonia menurut Dwi (2015) :
1) Bronkopneumonia sangat berat. Bila terjadi sianosis sentral dan anak
tidak sanggup minum, maka anak harus dirawat di rumah sakit dan
diberikan antibiotik.
2) Bronkopeumonia berat. Bila dijumpai retraksi dada tanpa sianosis dan
masih sanggup minum, maka anak harus dirawat di rumah sakit dan
diberikan antibiotik.
3) Bronkopneumonia. Bila tidak ada retraksi dada tetapi dijumpai
pernapasan yang cepat yakni >60 kali per menit pada anak kurang dari
dua bulan, >50 kali per menit pada anak usia 2 bulan – 1 tahun, >40
kali per menit pada anak usia 1-5 tahun.
4) Bukan bronkopnumonia. Hanya batuk tanpa adanya tanda dan gejala
seperti di atas, tidak perlu dirawat dan tidak perlu diberi antibiotik.
2.1.3 Etiologi Bronkopneumonia
Menurut Nurafif (2015) penyebab bronkopneumonia adalah :
1) Bakteri. Organisme gram positif seperti : streptococcus dan
staphylococcus. Organisme gram negatif : haemophillus influenzae dan
klebsiella, pseudomonas aeruginosa.
2) Virus : Legionella pneumoniae dan virus influenza.
3) Jamur : Aspergillus spesies,dan Candida albicans.
4) Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru.
5) Terjadi karena kongesti paru yang lama.
2.1.4 Patofisiologi Bronkopneumonia
Sebagian besar penyebab bronkopneumonia adalah mikroorganisme
(jamur, bakteri, virus). Awalnya mikroorganisme akan masuk melalui
percikan ludah (droplet) invasi ini akan masuk ke saluran pernapasan atas
dan menimbulkan reaksi imunologi dari tubuh. Rekasi ini memnyebabkan
peradangan, dimana saat terjadi peradangan ini maka, tubuh akan
menyesuaikan diri sehingga mengakibatkan gejala demam pada penderita.
Reaksi peradangan ini akan menimbulkan sekret, semakin lama sekret
semakin menumpuk di bronkus sehingga aliran bronkus menjadi semakin
sempit dan pasien akan merasa sesak. Selain terkumpul di bronkus, lama
kelamaan sekret akan sampai ke alveolus paru dan pola napas menjadi tidak
efektif.

6
Tidak hanya menginfeksi saluran pernapasan, bakteri ini juga dapat
menginfeksi saluran cerna, ketika ia terbawa oleh darah. Bakteri ini juga
mmbuat flora normal dalam usus menjadi agen patogen sehingga timbul
masalah GI. Jika kuman terbawa bersama makanan akan masuk ke lambung
dan terjadi peningkatan asam lambung, hal ini yang dapat menyebabkan
mual, muntah dan anoreksia, sehingga timbul masalah pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh (Dwi, 2015).
2.1.5 Penyimpangan KDM

Virus, bakteri, jamur

Invasi saluran napas

Kuman berlebih di bronkus Kuman terbawa ke Indikasi saluran


saluran cerna napas bawah

Proses peradangan
Infeksi saluran cerna Dilatasi pembuluh

Akumulasi sekret darah

di bronkus Peningktan flora


normal usus Eksudat masuk
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Mukus di alveoli
Bronkus Peristaltik usus meningkat
Meningkat Gangguan difusi
gas

Frekuensi BAB
>3 kali sehari
Nutrisi Gangguan
Kurang Dari Pertukaran
Kebutuhan Gangguan Gas
Keseimbang
an Cairan
Tubuh
Bagan 2.1 Penyimpangan KDM
Sumber : (Nursalam, 2013)

7
2.1.6 Manifestasi Klinik Bronkopneumonia
Menurut Ringel (2012) tanda dan gejala bronkopneumnia yaitu :
1) Gejala penyakit datang mendadak namun kadang-kadang didahului oleh
infeksi saluran pernapasan atas.
2) Pertukaran udara di paru-paru tidak lancar dimana pernapasan agak
cepat dan dangkal sampai terdapat prnapasan cuping hidung.
3) Adanya bunyi napas tambahan pernapasan seperti ronchi dan wheezing.
4) Dalam waktu singkat suhu naik dengan cepat kadang-kadang terjadi
kejang.
5) Anak merasa nyeri atau sakit pada daerah dada ketika batuk dan
bernapas.
6) Batuk disertai dengan sputum yang kental.
7) Nafsu makan menurun.
2.1.7 Pencegahan Bronkopneumonia
Upaya pencegahan dalam pemberantasan bronkopneumonia pada anak
yang menderita bronkpneumonia terdiri dari penegahan melalui imunisasi
dan non imunisasi. Program pengembangan imunisasi difteri, pertusis,
tetanus dan campak. Upaya pencegahan non imunisasi meliputi pemberian
ASI Ekslusif, pemberian nutrisi yang baik, penghindaran paparan asap
rokok, perbaikan lingkungan serta perilaku hidup yang sehat (Sinaga, 2019).
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang Bronkopneumonia
1) Pemeriksaan Laboratorium
(1) Pemeriksaan darah : Meningkatnya jumlah netrofil.
(2) Pemriksaan sputum : Untuk pemeriksaan mikroskopis, kultur darah
dan tes sensitivitas yang berguna untuk mendeteksi agen infeksi.
2) Pemeriksaan Radiologi
(1) Rontgen thorax : Menunjukan konsolidasi
(2) Laringoscopi/bronchoscopi : Untuk menentukan apakah jala napas
tersumbat oleh benda padat

8
3) Pemeriksaan Cairan Pleura
Pemeriksaan cairan mikrobiologi, dapat dibiakan dari spsimen
usap tenggorokan, sekresi nasofaring, bilasan bronkus atau sputum,
darah, aspirasi trakea, fungsi pleura atau aspirasi paru (Wijayaningsih,
2013).
2.1.9 Komplikasi Bronkopneumonia
1) Emfisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnua nanah dalam
ruang pleura yang terdapat disatu tempat atau seluruh ringga pleura.
2) Otitis media akut adalah suatu peradangan seagian atau seluruh mukosa
telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.
3) Atelektasis adalah penyalit restriktif akut yang mencakup kolaps
jaringan paru (alveoli) atau unit fungsional paru.
4) Abses paru adalah pengumpulan pus pada jaringan paru yang telah
meradang,
5) Endokarditis adalah peradangan endokardium.
6) Meningitis adalah infeksi akut pada selaput meningen (selaput yang
menutupi otak dan medula spinalis)
Komplikasi tidak dapat terjadi jika diberikan antibiotik secara tepat
(Zikri, 2017).
2.1.10 Penatalaksanaan Bronkopneumonia
Menurut Puspa (2017) jenis penatalaksanaan pada pasien yang
mengalami bronkopnumonia ada 2, yaitu secara asuhan keperawatan dan
medis :
1) Asuhan keperawatan
(1) Melakukaan fisioterapi dada atau mengajarkan teknik batuk efektif
pada anak yang mengalami gangguan bersihan jalan napas.
(2) Mengatur posisi semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi.
(3) Memberikan kompres untuk menurunkan demam pada anak.
(4) Pantau input dan aoutput untuk memonitor balance cairan.
(5) Bantu pasien memenuhi ADLS
(6) Monitor tanda-tanda vital
(7) Kolaborasi pemberian O2

9
(8) Memonitor status nutrisi dan berkolaborasi dengan ahli gizi
2) Medis
Farmakologi. Pemberian antibiotik misalnya penisilin G, streptomisin,
ampicilin dan gentamicin. Antibiotik ini diberikan berdasarkan usia,
keadaan penderita, dan kuman penyebab. Pemberian zinc juga dapat
mencegah terjadinya pneumonia pada anak walaupun jika untuk terapi
zinc kurang bermanfaat. Pemberian zinc 20 mg/hari pada anak
pneumonia efektif terhadap pemulihan demam, sesak napas, dan laju
pernapasan.
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Bronkopneumonia
3.1.1 Pengkajian
Menurut Puspa (2017) Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses
keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data
tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah,
kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan.
Adapun data hasil pengkajian pada Bronkopneumonia menurut
Wijayaningsih (2013)
1) Identitas.
2) Riwayat Keperawatan.
(1) Keluhan utama.
Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal,
disertai pernapasan cuping hidung, serta sianosis sekitar hidung dan
mulut. Kadang disertai muntah dan diare, tinja berdarah dengan
atau tanpa lendir, anoreksia dan muntah.
(2) Riwayat penyakit sekarang.
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran
pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat
naik sangat mendadak sampai 39-40ºC dan kadang disertai kejang
karena demam yang tinggi.
(3) Riwayat penyakit dahulu.
Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun

1
menurun.
(4) Riwayat kesehatan keluarga.
Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran
pernapasan dapat menularkan kepada anggota keluarga yang
lainnya.
(5) Riwayat kesehatan lingkungan.
Bronkopneumonia sering terjadi pada musim hujan dan awal
musim semi. Selain itu pemeliharaan kesehatan dan kebersihan
lingkungan yang kurang juga bisa menyebabkan anak menderita
sakit. Lingkungan pabrik atau banyak asap dan debu ataupun
lingkungan dengan anggota keluarga perokok.
(6) Imunisasi.
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk
mendapat penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau bawah
karena sistem pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat untuk
melawan infeksi sekunder.
(7) Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.
(8) Nutrisi.
Riwayat gizi buruk atau meteorismus (malnutrisi energi protein =
MEP).
3) Pemeriksaan Persistem.
(1) Sistem kardiovaskuler. : Takikardi, iritability.
(2) Sistem pernapasan.
Sesak napas, retraksi dada, melaporkan anak sulit bernapas,
pernapasan cuping hidung, ronki, wheezing, takipnea, batuk
produktif atau non produktif, pergerakan dada asimetris,
pernapasan tidak teratur/ireguler, kemungkinan fiction rub, perkusi
redup pada daerah terjadinya konsolidasi, ada sputum/sekret. Orang
tua cemas dengan keadaan anaknya yang bertambah sesak dan
pilek.

1
(3) Sistem pencernaan.
Anak malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun,
lemah. Pada orang tua yang dengan tipe keluarga anak pertama,
mungkin belum memahami tentang tujuan dan cara pemberian
makanan/cairan.
(4) Sistem eliminasi.
Anak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua mungkin
belum memahami alasan anak menderita diare sampai terjadi
dehidrasi (ringan sampai berat).
(5) Sistem saraf.
Demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus
pada anak-anak atau malas minum, ubun-ubun cekung.
(6) Sistem muskuloskeletal.
Tonus otot menurun, lemah secara umum,
(7) Sistem integumen.
Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pucat,
akral hangat, kulit kering.
4) Pemeriksaan diagnostik dan hasil.
Secara laboratorik ditemukan lekositosis, biasanya 15.000- 40.000/m3
dengan pergeseran ke kiri LED meninggi. Pengambilan sekret secara
broncoskopi dan fungsi paru-paru untuk preparat langsung; biakan dan
test resistensi dapat menentukan/mencari etiologinya. Tetapi cara ini
tidak rutin dilakukan karena sukar. Pada punksi misalnya dapat terjadi
salah tusuk dan memasukkan kuman dari luar. Foto roentgen (chest x
ray) dilakukan untuk melihat :
(1) Komplikasi seperti empiema, atelektasis, perikarditis, pleuritis, dan
OMA.
(2) Luas daerah paru yang terkena.
(3) Evaluasi pengobatan.

1
3.1.1 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisa data subjektif dan
objektif yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakkan
diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berfikir
kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam
medis, dan pemberi pelayanan kesehatan lain (Suara, 2013).
Berdasarkan PPNI (2018) diagnosa yang sering muncul pada anak
bronkopneumonia adalah :
1) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi
jalan napas.
2) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas.
3) Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (mis. Keengganan
untuk makan).
3.1.1 Intervensi Keperawatan
Menurut PPNI (2018), rencana tindakan keperawatan pada
bronkopneumonia adalah :
1) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi
jalan napas.
Tujuan dan kriteria hasil :
(1) Produksi sputum menurun.
(2) Batuk berdahak menurun.
(3) Frekuensi napas membaik.
(4) Pola napas membaik.
Intervensi :
(1) Monitor adanya bunyi napas tambahan.
(2) Posisikan semi fowler/fowler.
(3) Berikan minuman yang hangat.
(4) Berikan oksigen, jika perlu.
(5) Ajarkan teknik batuk efektif.
(6) Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika
perlu.

1
2) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya
napas. Tujuan dan kriteria hasil :
(1) Pernapasan cuping hidung menurun.
(2) Warna kulit membaik.
(3) Pola napas membaik.
Intervensi :
(1) Monitor pola napas (frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
napas).
(2) Monitor adanya sputum.
(3) Lakukan fisioterapi dada, jika perlu.
(4) Berikan oksigen, jika perlu.
(5) Anjurkan asupan cairan 2.000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi.
(6) Kolaborasi pemberian bronkodilator, nebulizer, jika perlu.
3) Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (mis. Keengganan
untuk makan)
Tujuan dan kriteria hasil :
(1) Porsi makan yang dihabiskan meningkat.
(2) Berat badan meningkat.
(3) IMT meningkat
Intevensi
(1) Identifikasi status nutrisi.
(2) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan.
(3) Monitor asupan makanan.
(4) Monitor berat badan.
(5) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein.
(6) Berikan suplemen makanan, jika perlu.
(7) Anjurkan posisi duduk, jika perlu.
(8) Ajarkan diet yang diprogramkan.
(9) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan.

1
3.1.1 Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan suatu penerapan atau juga sebuah tindakan
yang dilakukan dengan berdasarkan suatu rencana yang telah/sudah disusun
atau dibuat dengan cermat serta juga terperinci sebelumnya. Pendapat lain
juga mengatakan bahwa pengertian implementasi merupakan suatu tindakan
atau juga bentuk aksi nyata dalam melaksanakan rencana yang sudah
dirancang dengan matang. Dengan kata lain, implementasi ini hanya dapat
dilakukan apabila sudah terdapat perencanaan serta juga bukan hanya
sekedar tindakan semata (Setiadi, 2012).
Pedoman implementasi keperawatan menurut (Dermawan, 2012)
1) Tindakan yang dilakukan konsisten dengan rencana dan dilakukan
setelah memvalidasi rencana.
2) Keterampilan interpersonal, intelektual dan teknis dilakukan dengan
kompeten dan efisien di lingkungan yang sesuai.
3) Keamanan fisik dan psikologi pasien dilindungi.
4) Dokumentasi tindakan dan respon pasien dicantumkan dalam catatan
perawatan kesehatan dan renana asuhan.
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya dalam perencanaan, membandingkan hasil tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya dan menilai efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap
pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan.
1) Tipe evaluasi
Tipe pernyataan tahapan evaluasi dapat ilakukan seara formatif dan
sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama
proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi
akhir.
2) Bentuk evaluasi bentuk evaluasi telah diklasifikasikan berdasarkan apa
yang dinilai dan kapan, terdapat 3 tipe evaluasi sebagai berikut:

1
(1) Evaluasi struktur. Evaluasi ini difokuskan pada kelengkapan tata
cara atau keadaan sekeliling tempat pelayanan keperawatan
diberikan.
(2) Evaluasi proses. Evaluasi ini berfokus pada penampilan kerja
perawat dan apakah perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan merasa cocok, tanpa tekanan, dan sesuai wewenang.
(3) Evaluasi hasil. Evaluasi hasil berfokus pada respon dan fungsi
pasien. Respon perilaku pasien merupakan pengaruh dari intervensi
keperawatan dan akan terlihat pada pencapaian tujuan dan kriteria
hasil.
3) Format evaluasi
Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana :
S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara
subjektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi
keperawatan.
O : Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang objektif.
A : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan
objektif.
P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi
data sesuai dengan kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari
evaluasi untuk membuat keputusan dalam memberikan asuhan
keperawatan (Setiadi, 2012).

1
BAB 3
TINJAUAN KASUS

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil pelaksanaan asuhan
keperawatan pada klien An.G dengan Bronkopneumonia di Ruang Cemara
Rumah Sakit Umum Kota Tarakan selama dua hari dimulai dari tanggal 12 April
2021 sampai 13 April 2021. Pelaksanaan asuhan keperawatan ini dimulai dari
pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, intervensi dan implementasi serta
evaluasi sesuai dengan tahapan-tahapan dalam proses keperawatan.
3.1 Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 12 April 2021 sampai 13 April
2021 pada klien An.G dengan diagnosa medis Bronkopneumonia yang
dirawat di ruang Cemara Rumah Sakit Umum Kota Tarakan, diperoleh data-
data sebagai berikut :
3.1.1 Biodata
1) Identitas Klien
Nama klien An.G berumur 9 bulan dengan jenis kelamin laki-
laki, agama islam, alamat Jl. Mulawarman, RT. 18, masuk rumah sakit
pada tanggal 11 April 2021 dengan diagnosa medis bronkopneumonia.
2) Identitas Ayah
Nama ayah klien Tn.M berumur 41 tahun, pendidikan terakhir
SD, pekerjaan buruh, agama islam, alamat Jl. Mulawarman, RT 18.
3) Identitas Ibu
Nama ibu klien Ny.M berumur 39 tahun, pendidikan terakhir SD,
pekerjaan IRT, agama islam, alamat Jl. Mulawarman, RT.18.
4) Identitas Saudara Kandung
Tabel 3.1 Saudara kandung An.M
No. Nama Usia Hubungan Status Kesehatan
1. Tn. R 23 Tahun Kakak Kandung Baik
2. Nn. I 21 Tahun Kakak Kandung Baik
3. - - Kakak Kandung Meninggal
4. An. N 14 Tahun Kakak Kandung Baik
5. An. N 12 Tahun Kakak Kandung Baik
6. An. S 9 Tahun Kakak Kandung Baik
7. An. N 8 Tahun Kakak Kandung Baik
8. - - Kakak Kandung Meninggal

3.1.2 Riwayat Kesehatan


1) Keluhan Utama
Keluhan utama : Ibu klien mengatakan klien sesak.
Alasan masuk rumah sakit : Ibu klien mengatakan An.G datang ke
IGD pada hari minggu tanggal 11 April 2021 dengan keluhan sesak,
demam serta batuk berdahak sejak 2 minggu. Setelah dilakukan
pemeriksaan, klien didiagnosa Bronkopneumonia. Setelah itu, klien
dipindahkan ke Ruang Cemara untuk mendapatkan perawatan lebih
lanjut.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu klien mengatakan klien sesak dan batuk berdahak sejak 2 minggu
yang lalu, saat dikaji klien tampak terpasang simple mask O2 5 liter
per menit, klien tampak pucat, klien tampak sesak, terdapat sekret
pada hidung klien. Pernapasan klien cepat dan dangkal, terdapat
pernapasan cuping hidung dan sesekali bernapas melalu hidung. Pada
saat di auskultasi terdengan suara napas tambahan yaitu ronchi. Ibu
klien mengatakan anaknya mengalami penurunan berat badan dari
5.100 gram menjadi 4.800 gram selama satu bulan terakhir.

1
3) Riwayat Kesehatan Lalu
(1) Riwayat Kesehatan Prenatal Care
Ibu klien mengatakan selama hamil hanya melakukan
pemeriksaan kehamilan sebanyak 3 kali. Ibu klien mengatakan
seminggu sebelum melahirkan ibu klien mengalami perdarahan.
Ibu klien tidak ada riwayat terkena sinar atau terapi obat. Ibu
klien mengalami kenaikan berat badan ± 5 kg. Ibu klien
mengatakan di imunisasi TT selama kehamilan 1 kali. Ibu klien
tidak megetahui golongan darahnya dan mengatakan gologan
darah ayah O.
(2) Riwayat Kelahiran
Ibu klien mengatakan melahiran di Klinik Carsa., ibu klien
melahirkan secara spontan dan dibantu oleh dokter. Ibu klien
mengatakan dalam proses persalinan tidak diberi obat perangsang
dan tidak ada robek pada perineum dan infeksi nifas.
(3) Riwayat Posnatal
Ibu klien mengatakan saat lahir berat badan anaknya 3.200 gram
dengan panjang badan 51 cm. Ibu klien mengatakan anaknya
tidak pernah mengalami penyakit kuning, kebiruan atau
kemerahan. Ibu klien mengatakan anaknya pernah mengalami
batuk, demam dan sesak, dan juga memiliki masalah menyusui
karena hanya mengkonsumsi ASI selama 4 bulan dan dibantu
dengan susu formula hingga sekarang.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
(1) Ibu klien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang memiliki
riwayat bronkopneumonia maupun sesak napas. Ibu klien
mengatakan ayah dari klien sering merokok.

1
(2) Genogram

39 ? ? ? ? ? ? 41 ? ? ?

23 21 14 12 9 8 9
bln

Bagan 3.1 Genogram Keluarga An.G

Keterangan :
: Laki – laki : Garis Pernikahan
: Perempuan
: Tinggal Serumah
X : Meninggal Dunia : Pasien
: Garis Keluarga ? : Umur tidak diketahui

Penjelasan :
G1 : Orang Tua dari Ayah dan Ibu klien sudah meninggal
G2 : Ibu Klien anak ke 1 dari 7 bersaudara, sedangkan Ayah
klien anak ke 1 dari 5 bersaudara.
G3 : Klien bersaudara 9 dan klien anak ke 9, kakak klien yang
pertama sudah berkeluarga dan tinggal terpisah dari orang
tua, kondsi klien sekarang sedang sakit dan dirawat di
rumah sakit dan kondsi saudara klien sehat.

2
3.1.3 Riwayat Imunisasi
Ibu klien mengatakan klien tidak pernah di imunisasi BCG, DPT (I,II,III),
polio (I,II,III,IV), campak dan hepatitis karena jika diimunisasi dan tidak
diimunisasi itu sama saja.
3.1.4 Riwayat Tumbuh Kembang
1) Pertumbuhan Fisik
Berat badan 4.800 gram, tinggi badan 67 cm, dan klien tampak belum
tumbuh gigi.
2) Perkembangan Tiap Hari
Ibu klien mengatakan anaknya mulai berguling pada saat usia 7 bulan,
senyum kepada orang lain pada saat usia 5 bulan. Klien belum bisa
untuk duduk sendiri, merangkak, berdiri, berjalan, berbicara dan
berpakaian tanpa bantuan.
3.1.5 Riwayat Nutrisi
1) Pemberian ASI
Ibu klien mengatakan pertama kali pemberian ASI pada saat bayi
lahir, cara pemberian setiap kali bayi menangis, dan lama pemberian
ASI hanya 4 bulan.
2) Pemberian Susu Formula
Ibu klien mengatakan setelah usia 4 bulan klien lebih menyukai susu
formula dibandingkan ASI, jumlah pemberian susu ± 170 ml 5–6
kali/hari.
3) Pola Pemberian Nutrisi Tiap Tahap Usia Sampai Nutrisi Saat Ini
Ibu klien mengatakan pada usia 0–4 bulan jenis nutrisi ASI dan lama
pemberian 4 bulan, pada usia 4-9 bulan jenis nutrisi yang diberikan
susu formula SGM BBLR dan SUN lama pemberian 5 bulan, dan
pada saat ini hanya diberikan susu F100.
3.1.6 Riwayat Psikososial
Ibu klien mengatakan klien tinggal bersama orang tua dan saudaranya di
rumah sendiri, lingkungan klien berada di kota dekat dengan sekolah, dan
tidur bersama orang tua. Di daerah rumah klien terdapat sungai, hubungan
antar anggota keluarga harmonis dan yang mengasuh anak orang tua.

2
3.1.7 Riwatat Spiritual
Ibu klien mengatakan selalu memberikan support dan semangat kepada
anaknya terkait kesehata anaknya. Klien belum bisa melaksanakan sholat
3.1.8 Riwayat Hospitalisasi
Ibu klien mengatakan bahwa klien belum pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya.
3.1.9 Aktifitas Sehari-Hari
1) Nutrisi
Sebelum sakit ibu klien mengatakan nafsu makan anaknya baik,
klien makan 3 kali sehari dengan menu makan yaitu SUN. Ibu klien
mengatakan anaknya tidak memiliki makanan pantangan dan
pembatasan pola makan, klien makan disuap oleh ibunya.
Saat sakit ibu klien mengatakan anaknya ada penurunan nafsu
makan, ibu klien mengatakan anaknya hanya boleh mengkonsumsi
susu F100/3 jam selama di rumah sakit.
2) Cairan
Sebelum sakit ibu klien mengatakan anaknya mengkonsumsi
susu formula SGM BBLR ± 170 ml sebanyak 5-6 kali sehari dengan
menggunakan dot.
Saat sakit ibu klien mengatakan anaknya hanya mengkonsumsi
susu yang diberikan oleh ahli gizi di rumah sakit susu F100 8 kali 120
ml dan terpasang infus Kaen 3B 10 TPM.
3) Eliminasi (BAB & BAK)
Sebelum sakit ibu klien mengatakan anaknya BAB 2-3 kali
sehari, tidak ada keluhan BAB, dan klien BAB di pampers. Ibu klien
mengatakan klien BAK di pampers dan mengganti 5-6 kali perhari.
Saat sakit ibu klien mengatakan anaknya BAB sebanyak 3 kali
dengan konsistensi cair dan BAB di pampers. Ibu klien mengatakan
mengganti pampers 6 kali karena BAK.

2
4) Istirahat Tidur
Sebelum sakit ibu klien mengatakan anaknya tidur siang selama
± 3 jam dan tidur malam dari jam 9 malam sampai jam 6 pagi dengan
pulas.
Saat sakit ibu klien mengatakan anaknya tidur siang selama ± 3
jam dan tidur malam dari jam 9 malam sampai jam 6 pagi dan
dibangunkan tiap 3 jam sekali untuk minum susu.
5) Olahraga
Klien belum bisa berolahraga karena klien masih bayi.
6) Personal Hygiene
Sebelum sakit ibu klien mengatakan anaknya mandi 2 kali sehari
dan klien dicuci rambut 2 kali sehari, gunting kuku seminggu sekali
dan klien dimandikan oleh ibunya.
Saat sakit ibu klien mengatakan anaknya hanya mandi di tempat
tidur 2 kali sehari dan tidak cuci rambut.
7) Aktivitas/Mobilitas Fisik
Sebelum sakit ibu klien mengatakan kegiatan sehari-hari hanya
di rumah, namun terkadang dibawa jalan-jalan oleh orang tuanya.
Saat sakit ibu klien mengatakan hanya berbaring di atas tempat
tidur.
3.1.10 Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Klien tampak lemas dengan kesadarancomposmentis dengan GCS 15,
E4M5V6. Tinggi badan 67 cm, berat badan 4,8 kg, lingkar lengan atas
12 cm, lingkar kepala 40 cm, lingkar dada 40 cm, lingkar perut 42 cm.
Berat badan ideal (9+9:2) = 9 kg
2) Tanda-Tanda
Vital Suhu :
36,5oC
Nadi : 132 x/menit
Respirasi : 63 x/menit
SPO2 : 98% dengan O2 simple mask 5 liter per menit

2
3) Sistem Pernapasan
Hidung klien tampak simetris, terdapat pernapasan cuping hidung,
pernapasan cepat dan dangkal, terdapat sekret pada hidung klien.
Leher klien tidak tampak adanya pembesaran kelenjar & tumor
Dada, bentuk dada klien pigeon chest, gerakan dada simetris, terdapat
retraksi dinding dada dan juga terdapat otot bantu pernapasan.
Frekuensi pernapasan 63 x/menit, terdapat suara napas tambahan yaitu
ronchi.
4) Sistem Cardio Vaskuler
Konjungtiva klien tampak anemis, bibir klien tampak pucat dan arteri
crotis teraba, icus ordis teraba, suara jantung klien S1 lup S2 dup,
CRT < 3 detik.
5) Sistem Pencernaan
Sklera tidak ikterus, bibir tampak lembab, belum ada pertumuhan gigi
pada klien, kemampuan menelan klien baik, bising usus klien 18
x/menit, bunyi abdomen timpani, tidak ada lecet dan hemoroid pada
anus klien, perut klien tampak buncit.
6) Sistem Indera
(1) Mata. Kelopak mata tamak simetris kiri dan kanan, penyebaran
bulu mata dan alis merata.
(2) Hidung. Terdapat adanya sputum.
(3) Telinga. Daun telinga simetris kiri dan kanan, terdapat serumen
pada telinga klien.
7) Sistem Saraf
Kesadaran Composmentis
Fungsi Cranial
(1) N.I (Olfaktorius) : Tidak dilakukan pengkajian
(2) N.II (Optikus) : Tidak dilakukan pengkajian
(3) N.III (Okulamotorius : Ketika diberi rangsangan cahaya pupil
mengecil (isokor).
(4) N.IV (Troklearis) : Tidak dilakukan pengkajian
(5) N.VI (Abdusen) : Tidak dilakukan pengkajian

2
(6) N.V (Trigeminus) : Ketik wajah disentuh klien melakukan
gerakan refleks.
(7) N. VII (Fasialis) : Klien mampu menghisap susu
(8) N.VIII (Vestibulokoklearis) : Tidak dilakukan pengkajian
(9) N.IX (Glosofaringus) : Tidak dilakukan pengkajian
(10) N.X (Vagus) : Tidak dilakukan pengkajian
(11) N.XI (Asesorius) : Tidak dilakukan pengkajian
(12) N.XII (Hipoglosus) : Tidak dilakukan pengkajian
Fungsi motorik, klien dapat menggerakan anggota tubuh dengan
bebas dan fungsi sensorik, tidak terdapat nyeri, posisi duduk klien
masih dipangku oleh ibunya.
8) Sistem Muskulokeletal
Bentuk kepala normocephal, tidak terdapat kelainan pada tulang
belakang seperti lordosis, skoliosis, dan kiposis, tidak teraba
pembengkakan pada lutut, kaki, dan tangan.
9) Sistem Integumen
Penyebaran rambut merata, kulit kepala bersih, kulit berwarna kuning
langsat, kuku terlihat bersih dan tidak mudah patah.
10) Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid dan tidak terjadi eksresi
urine berlebihan dan tidak terdapat keringat berlebihan.
11) Sistem Perkemihan
Tidak terdapat edema dan tidak terdapat kesulitan dalam berkemih.
12) Sistem Reproduksi
Laki-laki : Glans penis bersih dan testis sudah turun
13) Sistem Imun
Ibu klien mengatakan anaknya alergi terhadap obat cefotaxime.
3.1.11 Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
0-6 Tahun
Klien menderita down syndrom sehingga perkembangan klien lebih
lambat dari anak seusianya.

2
3.1.12 Pemeriksaa Penunjang
Pemeriksaan darah lengkap pada tanggal 14 April 2021 :
Tabel 3.2 hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap An.G

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


Hb (HGB) 9.0 g/dl 1=14-18 P =12-16
Lekosit (WBC) 5.500 Ribu/cc 4.000-11.000
Eritrosit (RBC) 3.29 Juta/cc L=4.5-6.5 P= 3.0-6.0
Trombosit ( PLT) 256.000 Ribu/cc 150.000-450.000
Hit. Jenis Basofil - % 0-1
Hit. Jenis Eosinofil - % 1-3
Hit. Jenis Neotrofil 54.3 % 50-70
Hit. Jenis Limfosit 36.3 % 20-40
Hit. Jenis Monosit 9.4 % 2-8
Hematocrit (HCT) 28.0 % L= 40-48 P=37-39
MCV 84.4 fl 82,9 – 92,9
MCH 27.0 pg 27,0-33,0
MCHC 32.1 g/dl 30,1-38,1

3.1.13 Penatalaksanaan Therapy


1) Therapy Oral
Ambroxol 0.3 cc 3x1
Spinorolakton 2x 5 mg
Sanvita syr 1x 5 mg
Furosemid 5 mg 2x 5 mg
Asam folat 1x1
Nebu Combivent 1 respul + NaCl 0,9 /12 jam
F.100 8 x 120 ml
2) Therapy Injeksi
Infus Kaen 3 10 TPM
Ceftazidine 250 mg/12 jam
Gentamicin 20 mg/12 jam

2
3.1.14 Penyimpangan KDM
Virus, bakteri, jamur (Penyebab)

Invasi saluran nafas Infeksi saluran cerna

Kuman berlebihan Infeksi saluran nafas Masuk ke lambung


Di bronkus
Dilatasi PD Lambung
Proses peradangan meningkatkan asam
Mual, muntah, anoreksia
Akumulasi sekret Eksudat masuk
alveoli Di bronkus DEFISIT NUTRISI
Gangguan digusi gas
Kurang terpapar informasi
BERSIHAN
JALAN
POLA NAPAS
NAPAS
TIDAK DEFISIT
TIDAK
EFEKTIF PENGETAHUA
N
Bagan 3.2 Penyimpangan KDM
Sesuai dengan Kasus pada An.G

3.1.15 Data Fokus


1) Data Subyektif
(1) Ibu klien mengatakan anaknya sesak.
(2) Ibu klien mengatakan anaknya batuk berdahak.
(3) Ibu klien mengatakan anaknya mengalami penurunan BB dari 5,1
kg menjadi 4,8 kg selama satu bulan terakhir.
(4) Ibu klien mengatakan anaknya ada penurunan nafsu makan saat
sakit.
(5) Ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah di imunisasi karena
beranggapan diimunisasi dan tidak diimunisasi itu sama saja..

2
(6) Ibu klien mengatakan anaknya hanya mengkonsumsi ASI selama
4 bulan.
(7) Ibu klien mengatakan ayah klien sering merokok.
2) Data Obyektif
(1) Klien tampak terpasang simple mask O2 5 liter per menit.
(2) Pernapasan tampak cepat dan dangkal.
(3) Terdapat pernapasan cuping hidung dan sesekali bernapas melalui
mulut.
(4) Terdapat sputum di hidung klien.
(5) Frekuensi pernapasan 63 x/menit.
(6) Terdapat suara napas tambahan ronchi.
(7) Klien terlihat sesak.
(8) Terdapat retraksi dinding dada dan menunjukkan adanya otot
bantu pernapasan.
(9) Perut klien tampak buncit.
(10) Klien tampak pucat.
(11) Lingkar perut 42 cm.
(12) Lingkar lengan atas 12 cm.
(13) Lingkar kepala 40 cm
(14) Hb (HGB) : 9.0 g/dl
(15) SPO2 : 98% dengan O2 simple mask 5 liter per menit
(16) Berat badan ideal (9+9:2) = 9 kg
3.1.16 Analisa Data
1) Analisa Data 1
Data Subyektif
(1) Ibu klien mengatakan anaknya sesak
(2) Ibu klien mengatakan anaknya klien batuk berdahak
(3) Ibu klien mengatakan ayah klien sering
merokok Data Obyektif
(1) Klien tampak terpasang simple mask O2 5 liter per menit
(2) Pernapasan tampak cepat dan dangkal

2
(3) Terdapat pernapasan cuping hidung dan sesekali bernapas lewat
mulut
(4) Terdapat sputum di hidung klien
(5) Frekuensi napas 63 x/menit
(6) Terdapat suara napas tambahan ronchi
(7) Klien terlihat sesak
Masalah : Bersihan jalan napas tidak efektif
Penyebab : Hipersekresi jalan napas
2) Analisa Data 2
Data Subyektif
(1) Ibu klien mengatakan anaknya
sesak Data Obyektif
(1) Klien terlihat sesak
(2) Klien tampak terpasang simple mask O2 5 liter per menit
(3) Pernapasan tampak cepat dan dangkal
(4) Terdapat pernapasan cuping hidung dan sesekali bernapas lewat
mulut
(5) Terdapat retraksi dinding dada dan menunjukkan adanya otot
bantu pernapasan
(6) Frekuensi napas 63 x/menit
(7) Terdapat sekret di hidung
klien Masalah : Pola napas tidak
efektif Penyebab : Hambatan upaya
napas
3) Analisa Data 3
Data Subyektif
(1) Ibu klien mengatakan anaknya mengalami penurunan BB dari 5,1
kg menjadi 4,8 kg
(2) Ibu klien mengatakan anaknya ada penurunan nafsu makan saat
sakit
Data Obyektif
(1) Perut klien tampak buncit.
(2) Klien tampak pucat.

2
(3) Lingkar perut 42 cm.
(4) Lingkar lengan atas 12 cm.
(5) Lingkar kepala 40 cm
(6) Hb (HGB) : 9.0 g/dl
(7) Berat badan ideal (9+9:2) = 9 kg
Masalah : Defisit nutrisi
Penyebab : Faktor psikologi (mis. keengganan untuk makan)
4) Analisa Data 4
Data Subyektif
(1) Ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah di imunisasi karena
beranggapan diimunisasi dan tidak diimunisasi itu sama saja.
(2) Ibu klien mengatakan anaknya hanya mengkonsumsi ASI selama
4 bulan.
Data Obyektif
-
Masalah : Defisit pengetahuan
Penyebab : Kurang terpapar informasi
3.2 Diagnosa Keperawatan
1) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan
napas
2) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
3) Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (mis. keengganan
untuk makan)
4) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
3.3 Rencana Keperawatan
1) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan
napas.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan bersihan jalan napas efektif dengan kriteria hasil :
(1) Produksi sputum menurun.
(2) Batuk berdahak menurun.
(3) Frekuensi napas membaik

3
(4) Pola napas
membaik. Intervensi :
Observasi
(5) Monitor adanya bunyi napas tambahan (mis. ronchi).
Terapeutik
(6) Posisikan semi fowler/fowler.
(7) Berikan minuman yang hangat.
(8) Berikan oksigen.
Kolaborasi
(9) Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika
perlu.
2) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapan pola napas efektif dengan kriteria hasi :
(1) Tidak terdapat pernapasan cuping hidun
(2) Warna kulit tidak pucat.
(3) Pola napas
membaik. Intervensi :
Observasi
(1) Monitor pola napas (frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas).
Terapeutik
(2) Lakukan fisioterapi dada.
(3) Berikan oksigen.
Edukasi
(4) Anjurkan asupan cairan 2.000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi.
3) Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (mis. Keengganan
untuk makan).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan defisit nutrisi dapat teratasi dengan kriteria hasil :
(1) Porsi makan yang meningkat.
(2) Berat badan
meningkat. Intevensi :

3
Observasi
(1) Identifikasi status nutrisi.
(2) Identifikasi status alergi
(3) Monitor asupan makanan.
(4) Monitor berat badan.
Terapeutik
(5) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein.
(6) Berikan suplemen makanan, jika perlu.
(7) Ajarkan diet yang diprogramkan.
Kolaborasi
(8) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan
4) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 30 menit,
diharapkan tingkat pengetahuan keluarga klien dapat meningkat dengan
kriteria hasil :
(1) Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang manfaat imunisasi
meningkat.
(2) Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun.
(3) Pemahaman keluarga tentang imunisasi meningkat.
Intervensi :
Observasi
(1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan mnerima informasi.
Terapeutik
(2) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan.
(3) Berikan kesempatan untuk bertanya.
Edukasi
(4) Jelaskan pengertian, manfaat, penyakit yang dapat dicegah,
imunisasi dasar lengkap, waktu pemberian imunisasi, keadaan yang
tidak diperbolehkan imunisasi, keadaan yang timbul setelah
imunisasi, hal – hal yang harus di ingat dalam imunisasi.

3
3.4 Implementasi Keperawatan
3.4.1 Implementasi keperawatan hari pertama, Senin, 12 April 2021
1) Diagnona 1 : Besihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
hipersekresi jalan napas.
(1) Pukul 08.50 WITA
Memonitor bunyi napas tambahan
DS : Ibu klien mengatakan klien batuk berdahak
DO : Terdengar bunyi napas tambahan ronchi
(2) Pukul 08.55 WITA
Memposisikan semi
fowler/fowler DS : -
DO : Klien tampak dipangku oleh ibunya dan pola napas klien
cepat dan dangkal.
(3) Pukul 08.53 WITA
Mengidentifikasi status
alergi
DS : Ibu klien mengatakan klien alergi terhadap obat cefitaxime
DO : -
(4) Pukul 09.00 WITA
Memberikan minuman hangat
DS : Ibu klien mengatakan sudah memberikan air hangat kepada
klien
DO : Klien tampak meminum air hangat
(5) Pukul 12.00 WITA
Mengkolaborasikan pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik
DS : -
DO : Klien diberikan nebulizer combivent 1 respul + NaCl 0,9
dan klien tampak menangis.
(6) Pukul 12.15 WITA
Memonitor bunyi napas tambahan
DS : -
DO : Masih terdengar bunyi napas tambahan ronchi

3
2) Diagnosa 2 : Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan
upaya napas
(1) Pukul 08.53 WITA
Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
napas) DS : Ibu klien mengatakan klien sesak
DO : RR: 63 x/menit, HR: 132 x/menit, S: 36,5 oC, SPO2: 98%
dengan O2 5 lpm simple mask, pernapasan cepat dan dangkal
disertai cuping hidung
(2) Pukul 10.00 WITA
Memberikan
oksigen DS : -
DO : Klien terpasang simple mask 5 liter per menit dan klien
tampak gelisah
(3) Pukul 10.15 WITA
Melakukan fisioterapi dada
DS : -
DO : Tampak belum ada pengeluaran secret
(4) Pukul 12.00 WITA
Mengkolaborasikan pemberian nebulizer
DS : -
DO : Klien diberikan nebulizer combivent 1 respul + NaCl 0,9
3) Diagnosa 3 : Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor pikologis (mis.
keengganan untuk makan)
(1) Pukul 09.00 WITA
Mengidentifikasi status nutrisi
DS : Ibu klien mengatakan anaknya mengalami penurunan nafsu
makan dan berat badan dari 5.100 gram menjadi 4.800 gram.
DO : IMT: 10,09, Hb (HGB): 9.0, lingkar perut: 42 cm, lingkar
lengan atas 12 cm, perut klien tampak buncit dan klien tampak
pucat.
(2) Pukul 09.15 WITA
Memonitor asupan makanan

3
DS : Ibu klien mengatakan anaknya hanya mengkonsumsi susu
F100 /3jam
DO : Klien tampak diberikan susu F100
(3) Pukul 09.20 WITA
Memonitor berat badan
DS : Ibu klien mengatakan anaknya mengalami penurunan berat
badan
DO : Berat badan 4.800 gram
(4) Pukul 12.05 WITA
Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
DS : Ibu klien mengatakan anaknya hanya mengkonsumsi susu
F100/3jam
DO : Klien tampak diberikan susu F100 120 ml dengan
kandungan protein 2,9 g dan kalori 100 kcal.
(5) Pukul 12.07 WITA
Mengajarkan diet yang diprogramkan
DS : Ibu klien mengatakan anaknya hanya boleh mengkonsumsi
susu F100/3jam
DO : Klien diberikan susu F100
(6) Pukul 12.10
Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukanjumlah kalori
dan jenis nutrien yang dibutuhkan
DS : Ibu klien mengatakan anaknya hanya mengkonsumsi susu
F100/3jam
DO : Klien diberikan susu F100
3.4.2 Implementasi keperawatan hari kedua, Selasa, 13 April 2021
1) Diagnona 1 : Besihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
hipersekresi jalan napas.
(1) Pukul 08.40 WITA
Memonitor bunyi napas tambahan
DS : Ibu klien mengatakan klien batuk berdahak
DO : Terdengar bunyi napas tambahan ronchi

3
(2) Pukul 08.45 WITA
Memposisikan semi
fowler/fowler DS : -
DO : Klien tampak dipangku oleh ibunya dan pola napas klien
cepat dan dangkal
(3) Pukul 12.00 WITA
Mengkolaborasikan pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
DS : -
DO : Pemberian nebulizer combivent 1 respul + NaCl 0,9
2) Diagnosa 2 : Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan
upaya napas
(1) Pukul 09.30 WITA
Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
DS : Ibu klien mengatakan klien sesak
DO : RR: 55 x/menit, HR: 126 x/menit, S: 36,2oC, SPO2: 99%,
tidak terdapat pernapasan cuping hidung
(7) Pukul 10.15 WITA
Melakukan fisioterapi dada
DS : -
DO : Tampak belum ada pengeluaran secret
(2) Pukul 12.00 WITA
Mengkolaborasikan pemberian nebulizer
DS : -
DO : Pemberian nebulizer combivent 1 respul + NaCl 0,9
3) Diagnosa 3 : Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor pikologis (mis.
keengganan untuk makan)
(1) Pukul 09.00 WITA
Memonitor asupan makanan
DS : Ibu klien mengatakan anaknya hanya mengkonsumsi susu
F100 /3jam
DO : Klien tampak diberikan susu F100

3
(2) Pukul 09.20 WITA
Memonitor berat badan
DS : -
DO : Berat badan pada tanggal 12 April 2021 : 4.800 gram, berat
badan pada tanggal 13 April 2021 : 5.195 gram
(3) Pukul 11.55 WITA
Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
DS : Ibu klien mengatakan anaknya hanya mengkonsumsi susu
F100/3jam
DO : Klien tampak diberikan susu F100 120 ml dengan
kandungan protein 2,9 g dan kalori 100 kcal.
4) Diagnosa 4 : Defisit pengetahuan berhubungan dengan faktor
psikologis (mis. keengganan untuk makan)
(1) Pukul 12.00 WITA
Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
DS : Ibu klien mengatakan bersedia menerima informasi
DO : Ibu klien tampak bersedia
(2) Pukul 12.05 WITA
Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
DS : -
DO : Menyiapkan leaflet
(3) Pukul 12.25 WITA
Memberikan kesempatan untuk bertanya
DS : Ibu klien mengatakan sudah mengerti
DO : Ibu klien tidak mengajukan pertanyaan
(4) Pukul 12.10 WITA
Menjelaskan pengertian, manfaat, penyakit yang dapat dicegah,
imunisasi dasar lengkap, waktu pemberian imunisasi, keadaan
yang tidak diperbolehkan imunisasi, keadaan yang timbul setelah
imunisasi, hal – hal yang harus di ingat dalam imunisasi
DS : Ibu klien mengatakan mulai paham

3
DO : Ibu klien tampak menjelaskan dengan singkat mengenai
imunisasi
3.5 Evaluasi

Selasa, 13 April 2021 pukul 12.30


1) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan
napas
S : Ibu klien mengatakan anaknya masih batuk berdahak tetapi sudah
berkurang
O : Masih terdengar suara napas tambahan ronchi
A : Masalah belum sebagian
P : Intervensi dihentikan, karena pasien pulang
2) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya
napas S : Ibu klien mengatakan sesak pada klien berkurang
O : Frekuensi napas 55 x/menit, tidak terdapat pernapasan cuping hidung
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dihentikan, karena pasien pulang
3) Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (mis. keengganan
untuk makan)
S : Ibu klien mengatakan selalu memberikan susu F100/3 jam dengan
teratur
O : Klien tampak selalu minum susu F100 dengan teratur dan berat
badan klien 5.195 gram.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dihentikan, karena pasien pulang
4) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
S : Ibu klien mengatakan sudah paham atas informasi yang sudah
diberikan
O : Ibu klien tampak menjelaskan dengan singkat mengenai imunisasi
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

3
Discharge Planning : Menganjurkan ibu klien untuk menghindari klien dari
asap rokok dan lingkungan yang berdebu, dan menganjurkan untuk segera
membawa ke pelayanan kesehatan jika klien mengalami demam atau sesak.
Menganjurkan ibu untuk memberikan makanan tinggi protein dan tinggi
kalori seperti tahu, tempe, ikan, telur, kentang, susu, buah-buahan seperti
pisang, alpukat. Beri makan sedikit tapi sering, menganjurkan ibu klien untuk
kontrol anaknya dan minum obat yang teratur.

3
BAB 4
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan dan keterkaitan
antara tinjauan teori dan pelaskanan asuhan keperawatan yang telah dibetikan
kepada An. G dengan Bronkopneumonia di Ruang Cemara Rumah Sakit Umum
Kota Tarakan pada tanggal 12 April 2021 sampai dengan 13 April 2021 dengan
pendekatan proses keperawatan. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada
An. G dengan Bronkopneumonia, penulis menemukan beberapa kesenjangan
antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus. Maka pada bab ini, penulis akan
membahas mulai dari tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan dan
evaluasi.
4.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan seara
keseluruhan. Pada tahap ini, penulis tidak menemukan beberapa faktor
penghambat dalam mengumpulkan informasi, data tentang situasi dan kondisi
yang dialami oleh klien karena adanya keterbatasan fasilitas serta kurangnya
pengetahuan dan kemampuan penulis. Adapun beberapa faktor penunjang
seperti sikap terbuka dan kooperatif dari keluarga untuk menjawab semua
pertanyaan yang diajukan oleh penulis.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, terdapat kesenjangan antara
teori praktik dalam pengkajian yang dilakukan penulis. Karena tidak semua
tanda dan gejala yang ada di pengkajian terdapat pada An.G.
1) Keluhan utama menurut teori (Wijayaningsih, 2013) adalah anak sangat
gelisah, sianosi disekitar hidung dan mulut, muntah dan diare, serta tinja
berdarah dengan atau tanpa lendir. Sedangkan pada An.G keluhan utama
klien adalah sesak napas dan batuk berdahak serta terdapat pernapasan
cepat dan dangkal yang disertai pernapasan cuping hidung. Diare dapat
terjadi karena infeksi bakteri atau virus. Bronkopneumonia yang
disebabkan oleh virus legionella menderita 50% kasus. Infeksi pada
saluran cerna ini dapat membuat usus meradang, sehingga lendir
akan meningkat jumlahnya ketika buang air besar (Athena, 2014)
2) Riwayat penyakit sekarang menurut teori (Wijayaningsih, 2013) suhu
tubuh yang tinggi dan kadang disertai dengan kejang. Sedangkan pada
An.G tidak mengalami demam dan kejang. Demam merupakan suatu
kondisi ketika suhu tubuh yang berada di atas 38 oC. Demam merupakan
bagian dari proses kekebalan tubuh yang sedang melawan infeksi akibat
virus, bakteri atau parasit. Proses terjadinya demam dimula dari stimulasi
sel-sel darah putih oleh pirogen eksogen baik berupa mediator inflamasi,
atau reaksi imun. Sel-sel darah putih tersebut akan mengluarkan zat-zat
kimia yang biasa dikenal dengan pirogen endogen. Pirogen eksogen dan
pirogen endogen akan merangsang endotelium hipotalamus untuk
membentuk prostagladin. Prostagladin yang terbentuk kemudian akan
meningkatkan patokan di pusat termoregulasi hipotalamus. Sehingga
akan terjadi peningkatan produksi panas dan penurunan pengurangan
panas yang pada airnya akan menyebabkan suhu tubuh naik (Surinah,
2016).
3) Riwayat penyakit dahulu menurut teori (Wijayaningsih, 2013) biasanya
anak pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun
menurun. Sedangkan An.G tidak pernah mengalami penyakit infeksi.
Bronkopneumonia disebabkan oleh infeksi yang menyebabkan terjadinya
radang pada paru-paru yang disebabkan oleh virus, bakteri. Adapun
penyebab lain dari bronopneumonia ialah adanya aspirasi makanan,
sekresi orofaringeal atau isi lambung yang masuk ke paru dan terjadinya
kongesti paru yang lama (Nurafif, 2015)
4) Riwayat kesehatan lingkungan menurut teori (Wijayaningsih, 2013)
biasanya pemeliharaan kesehatan dan kebersihan lingkungan yang
kurang serta anggota keluarga perokok. Sedangkan ayah An.G sering
merokok. Karena asap rokok merupakan zat yang bisa merusak paru-paru
dan sistem pernapasan secara perlahan, dan akan mengubah struktur
kekebalan dari alat pernapasan, sehingga dapat menyebabkan adanya
gangguan pada saluran pernapasan (Athena, 2014).

4
5) Imunisasi menurut teori (Wijayaningsih, 2013) anak yang tidak imunisasi
berisiko tinggi untuk mendapat penyakit infeksi saluran pernapasan atas
atau bawah. Sedangkan An.G tidak pernah diimunisasi. Imunisasi
merupakan pemberian vaksin ke dalam tubuh untuk memberikan
kekebalan terhadap penyakit. Jika anak tidak mendapatkan imunisasi
akan berisiko tinggi untuk mendapat penyakit infeksi saluran pernapasan
atas atau bawah karena sistem pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat
untuk melawan infeksi sekunder (Notoatmodjo, 2019).
6) Pada pemeriksaan fisik menurut teori (Wijayaningsih, 2013) biasanya
ditemukan adannya retraksi dada, takikardi, sesak napas, pernapasan
cuping hidung, ronchi, wheezing, takipnea, batuk produktif atau non
produktif, pergerakan dada asimetris, pernapasan tidak teratur/ireguler,
ada sputum/sekret, adanya penurunan nafsu makan dan berat badan
menurun, mengalami diare atau dehidrasi, demam dan biasanya disertai
kejang, lemah, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, adanya
sianosis dan pucat. Sedangkan pada saat dilakukan pemeriksaan pada
An.G terdapat sekret, sesak napas, adanya retraksi dada, bentuk dada
pigeon chest, terdapat pernapasan cuping hidung, bunyi napas tambahan
ronchi, frekuensi napas 63 kali per menit, nadi dalam batas normal, batuk
produktif yaitu batuk berdahak, konjungtiva anemis, bibir klien tampak
pucat, adanya penurunan nafsu makan dan berat badan menurun.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan (PPNI DPP SDKI Pokja Tim, 2018) diagnosa yang sering
muncul pada anak bronkopneumonia adalah :
4) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan
napas.
5) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas.
6) Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (mis. keengganan
untuk makan).
Berdasarkan hasil dari pengkajian pada An.G penulis meneggakkan 4
diagnosa keperawatan yaitu :

4
1) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan
napas.
2) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas.
3) Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (mis. keengganan
untuk makan).
4) Defisi pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
Dari data-data di atas yang ditemukan pada tahap pengkajian pada
An.G terdapat beberapa kesenjangan. Menurut hasil analisa data penulis
menemukan 1 diagnosa yang tidak ditemukan pada teori. Pada teori terdapat
kesenjangan dimana diagnosa yang tidak ada di teori namun ada di kasus.
Diagnosa tersebut adalah : Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpapar informasi. Penulis mengangkat diagnosa defisit pengetahuan
dikarenakan penulis menemukan data yang menunjang untuk merumuskan
diagnosa tersebut. Pada saat pengkajian, penulis mendapatkan data bahwa
klien tidak pernah diimunisasi karena ibu klien beranggapan diimunisasi dan
tidak imunisasi itu sama saja. Dalam hal ini disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan dari ibu klien dan tingkat pendidikan dari ibu klien. Imunisasi
itu sangat penting karena jika tidak imunisasi anak anak berisiko tinggi untuk
terkena penyakit infeksi saluran pernapasan atas dan bawah karena sistem
pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat untuk melawan infeksi. Klien juga
hanya mengkonsumsi ASI selama 4 bulan. ASI merupakan sumber nutrisi
bagi bayi, pembrian ASI ekslusif 0-6 bulan. Kolostrum dalam ASI
mengandung imunoglobin A yang membuat usus bayi menjadi matang, dan
dapat mencegah kuman atau agen infeksi yang lain masuk ke dalam tubuh.
ASI ekslusif untuk bayi dapat meningkatkan daya tahan tubuh, karena bisa
mencegah penyakit yang mengancam kesehatan bayi, dan membantu
perkembangan otak dan fisik bayi.
Adapun faktor penunjang yang penulis dapatkan dalam merumuskan
diagnosa keperawatan adalah bimbingan dari CI lahan dan CI institusi dalam
membantu merumuskan diagnosa prioritas. Sedangkan faktor penghambat
penulis dalam merumuskan diagnosa prioritas yaitu kurangnya kemampuan
dan pegetahuan penulis.

4
4.3 Perencanaan Keperawatan
Pada perencanaan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus terdapat
kesenjangan. Terdapat beberapa perencanaan yang tidak ditetapkan oleh
penulis karena alasan tertentu. Hal ini dikarenakan penulis berusaha
menyesuaikan rencana tindakan dengan kondisi klien dan ketersediaan sarana
serta prasarana yang ada di rumah sakit, tindakan yang tidak dimasukkan
dalam perenanaan yaitu :
1) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan
napas.
Ajarkan teknik batuk efektif. Rencana keperawatan di atas terdapat pada
teori namun tidak terdapat pada kasus karena pasien An.G belum bisa
diajarkan teknik batuk efektif dikarenakan usia klien baru 9 bulan.
2) Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (mis. keengganan
untuk makan).
Anjurkan posisi duduk, jika perlu. Rencana keperawatan di atas terdapat
pada teori namun tidak terdapat pada kasus karena pasien An.G belum
bisa dianjurkan untuk duduk dikarenakan usia klien masih 9 bulan.
3) Diagnosa yang tidak ada di teori namun ada di kasus yaitu: defisit
pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi. Penulis
mengangkat diagnosa ini dikarenakan penulis menemukan data yang
menunjang yaitu ibu ibu klien beranggapan bahwa imunisasi dan tidak
diimunisasi itu sama saja.
4.4 Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini, penulis berusaha untuk melaksankan asuhan
keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah disusun. Dalam
melaksanakan tindakan pada An.G penulis melaksanakan tindakan
keperawatan sesuai dengan tindakan yang berdasarkan kewenangan dan
tanggung jawab perawat secara profesional.
Dalam melaksanakan tindakan keperawatan, penulis juga melakukan
observasi dan pengumpulan data untuk melihat perkembangan selanjutnya.
Sebagaimana umumnya asuhan keperawatan pada An.G juga melibatkan
paran aktif keluarga dalam pencapaian tujuan keperawatan, semua tindakan

4
keperawatan dapat dilaksanakan sesuai rencana yang telah disusun. Adapun
faktor penunjang yang didapatkan selama praktik adalah kerjasama dari
perawat ruangan Cemara yang telah membantu dalam pelaksanaan dan
memperhatikan keadaan klien saat penulis tidak bisa menemani klien, serta
keluarga bersedia dan percaya dengan penulis untuk dilakukan pegkajian
hingga pelaskanaan asuhan keperawatan. Sedangkan faktor penghambat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan ini adalah waktu yang sedikit.
Dari semua perencanaan yang dibuat, terdapat intervensi yang tidak
dilakukan oleh penulis yaitu pada diagnosa Defisit nutrisi berhubungan
dengan faktor psikologis (mis. keengganan untuk makan). Intervensi
pemberian suplemen makanan, penulis tidak melakukan intervensi pemberian
suplemen makanan karena klien hanya diberikan susu F100.
4.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan yang
bertujuan untuk menilai akhir dari seluruh tindakan keperawatan selama 2
hari yaitu mulai dari tanggal 12 April 2021 sampai dengan 13 April 2021.
Dari hasil evaluasi akhir yang dilakukan pada tanggal 13 April 2021, maka
didapatkan hasil :
1) Masalah yang teratasi : Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpapar informasi. Diagnosa ini dapat teratasi kerena pada saat penulis
melakukan pendidikan kesehatan dan telah mencapai target waktu
pencapaian yaitu 1x30 menit, ibu klien dapat menjelaskan secara singkat
tentang imunisasi.
2) Masalah yang belum teratasi : Defisit nutrisi berhubunga dengan faktor
psikologis (mis. keengganan untuk makan). Diagnosa ini belum teratasi
dikarenakan berat badan klien masih 5.195 gram dan belum memenuhi
perkiraan berat badan ideal yaitu 9.000 gram dan waktu pelaksanaan
keperawatan yang penulis lakukan tidak sesuai dengan target waktu yaitu
2x24 jam dikarenakan pasien pulang

4
3) Masalah yang teratasi sebagian :
(1) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi
jalan napas. Diagnosa ini teratasi sebagian dikarenakan batuk
berdahak klien sudah berkurang tetapi saat diauskultasi masih
terdengar suara napas tambahan ronchi, dan waktu pelaksanaan
keperawatan yang penulis lakukan tidak sesuai dengan target yaitu
2x24 jam dikarenakan pasien pulang.
(2) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas.
Diagnosa ini teratasi sebagian dikarenakan klien masih sesak namus
sudah berkurang frekuensi napas klien 53 kali per menit, dan waktu
pelaksanaan keperawatan yang penulis lakukan tidak sesuai dengan
target yaitu 2x24 jam dikarenakan pasien pulang.

4
BAB 5
PENUTUP

Pada bab ini penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan dan saran
dalam peningkata pelayanan asuhan keperawatan khususnya pada klien dengan
Bronkopneumonia.
5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada klien An.G dengan
bronkopneumonia selama dua hari mulai tanggal 12 April 2021 sampai
dengan 13 April 2021 penulis mendapatkan pengalaman nyata tentang asuhan
keperawatan pada An.G di Ruang Cemara Rumah Sakit Umum Kota
Tarakan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan.
Penulis mampu melakukan asuhan keperawatan pada An.G di Ruang
Cemara Rumah Sakit Umum Kota Tarakan. penulis melalui setiap tahapan
dari proses keperawatan mulai dari pengkajian, diagnonas keperawatan,
perencanaan, implementasi keperawatan dan evaluasi dapat dilakukan dengan
baik.
Penulis menemukan beberapa kesenjangan antara teori dan kasus mulai
dari pengkajian keluha utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat kesehatan
lingkungan, riwayat imunisasi dan pemeriksaan fisik. Diagnosa yang
dirumuskan penulis pada An.G tidak semuanya sama dengan yang didapatkan
pada teori. Rencana keperawatan disusun oleh penulis berdasarkan dignosa
yang ditegakkan dan disusun sesuai dengan teori yang ada hubungan dengan
masalah. Tindakan keperawatan dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah
disusun. Pada tahap evaluasi dari setiap tindakan yang diberikan, penulis
menemukan satu masalah teratasi, satu masalah yang belum teratasi, dan dua
masalah yang teratasi sebagian.
Faktor pendukung dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada An.G
dengan bronkopneumonia adalah keluarga klien bersikap kooperatif,
diberikan kebebasan oleh pihak rumah sakit dalam setiap melakukan
tindakan keperawatan, tersedianya fasilitas dari institusi yang menunjang
pelaksanaan asuhan keperawatan. Sedangkan faktor penghambat adalah
adanya keterbatasan fasilitas yang ada di Rumah Sakit Umum Kota Tarakan,
dan keterbatasan dalam hal pengetahuan dan keterampilan untuk
melaksanakan beberapa asuhan keperawatan pada klien.
Masalah yang dihadapi An.G dengan bronkopneumonia dilakukan
berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang telah ditetapkan sesuai dengan
landasan teori berupa tindakan promotif, preventif, kuratif meliputi tindakan
kolaboratif dengan tim kesehatan mengenai pemeriksaan penunjang,
5.2 Saran
Dalam waktu dua hari penulis telah melakukan tahapan proses
keperawatan, selanjutnya penulis ingin menyampaikan beberapa saran yang
dapat dijadikan pertimbangan atau pedoman dalam melaksanakan proses
keperawatan.
Bagi keluarga pasien. Sebaiknya keluarga keluarga lebih
memperhatikan kesehatan anaknya karena meskipun telah ilakukan tindakan
keperawatan di rumah sakit tetapi hal ini belum tentu menghilangkan faktor
kemungkinan tidak terjadinya lagi bronkopneumonia, jadi diharapkan kepada
keluarga An.G untuk memperhatikan kondisi dan kesehatan klien.
Bagi mahasiswa. Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki agar pada saat melakukan proses
keperawatan seperti pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi dapat berjalan dengan lancar.
Bagi institusi. Diharapkan untuk terus meningkatkan kulaitas dan
kuantitas pada mahasiswa dalam pembekalan, pengetahuan, dan keterampilan
seperti membekali lebih banyak mengenai keperawatan anak agar
meningkatkan wawasan yang lebih luas. Terutama dalam pemberian asuhan
keperawatan pada klien khususnya asuhan keperawatan bronkopneumonia
pada anak, dan pemberian waktu yang lebih panjang dalam melakukan proses
keperawatan di rumah sakit.

4
Bagi rumah sakit. Diharapkan tenaga kesehatan khususnya perawatan
dalam menyelesaikan masalah kesehatan klien diharapkan kerjasama dengan
sesama tim kesehatan makin ditingkatkan serta alangkah baiknya juga jika
tenaga kesehatan yang ada memberikan pengetahuan tentang penyakit yang
dialami oleh penderita, sehingga dapat memotivasi klien dan keluarga dalam
mempertahankan kesehatannya baik saat berada di rumah sakit maupun di
rumah.

4
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurafif. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan. Mediaction.

Athena Anwar. (2014). Pneumonia pada Anak Balita di Indonesia. Urology,


56(6), 956–961. https://doi.org/10.1016/S0090-4295(00)00847-5

Ayu, R. W. (2018). Pemberian ASI Ekslusif Terhadap Kejadian Pneumonia Balita


Di Jawa Timur. Joural Berkala Epidemiologi.

Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsep dan Kerangka


Kerja. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Dewi & Imanto, M. (2019). Karakteristik Bronkopneumonia pada Anak Balita


dengan Penyakit Jantung Bawaan Asianotik di Bangsal Alamanda Rumah
Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung Characteristics Bronchopneumonia
in Children under Five with Acyanotic Congenital Heart Disease in
Alamand. 8, 102–107.

Dwi, S. (2015). Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Anak.

Kementrian Kesehatan RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia 2018. Journal of


Chemical Information and Modeling, 40(5), 556.
https://www.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/PROFIL_KESEHATAN_2018_1.pdf

Notoatmodjo (2012: 138). (2019). Hubungan Pengetahuan Terhadap Kelengkapan


Imunisasi. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 21–25.
http://www.elsevier.com/locate/scp

Nursalam. (2013). Asuhan Keperawatan bayi dan anak (untuk perawat dan
bidan).

PPNI DPP SDKI Pokja Tim. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(Edisi 1). DPP PPNI.

PPNI DPP SIKI Pokja Tim. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(Edisi 1). DPP PPNI.

Puspa S. (2017). Laporan pendahuluan dan laporan kasus pada anak. Journal
Gastritis, 0–7.

Setiadi. (2012). Konsep & penulisan dokumentasi asuhan keperawatan. Graha


Ilmu.

Sinaga, F. T. Y. (2019). Faktor Risiko Bronkopneumonia pada Usia di Bawah


Lima Tahun yang di Risk Factors for Bronchopneumonia at Under Five

5
Years that Hospitalized Province in 2015. JK Unila, 3, 92–98.

Suara, M. dkk. (2013). Konsep Dasar Keperawatan. CV Trans Info Media.

Surinah. (2016). Konsep Demam. Karya Tulis Ilmiah, 8–30.

Tim Riskesdas. (2018). Laporan Provinsi Kalimantan Selatan Riskesdas 2018. In


Laporan Riskesdas Nasional 2019.

Wijayaningsih. (2013). Asuhan Keperawatan Anak. In Asuhan Keperawatan


Anak. CV. Trans Info Media.

Zikri A. (2017). Asuhan Keperawatan pada Anak yang Mengalami


Bronkopneumonia.

5
L
A
M
P
I
R
A
N
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Jl. Amal Lama Nomor 1 Tarakan Telp. 08115307023 Fax. 0551 – 2052558
Laman: www.borneo.ac.id

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Imunisasi
Hari / tanggal : Senin, 13 April 2021
Waktu : 12.00 – 12.30
Tempat : Ruang Cemara Rumah Sakit Umum Kota Tarakan
Sasaran : Keluarga Pasien An. G

A. Latar Belakang
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan
anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh. Agar tubuh membuat zat
anti untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam
tubuh melalui suntikan(misalnya vaksin BCG, DPT dan campak) dan melalui
mulut (misalnya vaksin polio)

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah penyuluhan tentang Imunisasi selama 30 menit diharapkan
keluarga pasien An. G dapat memahami tentang Imunisasi.
b. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x30 menit, di
harapkan peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali tentang:
a. Menjelaskan pengertian Imunisasi
b. Menyebutkan manfaat Imunisasi
c. Menyebutkan Penyakit yang dapat dicegah oleh Imunisasi
d. Menjelaskan yang harus mendapatkan imunisasi
e. Menyebutkan imunisasi dasar lengkap
f. Menyebutkan temapat untuk imunisasi
g. Menyebutkan waktu pemberian imunisasi
h. Menyebutkan lokasi pemberian imunisasi
i. Menyebutkan keadaan yang tidak diperbolehkan Imunisasi
j. Menyebutkan keadaan yang timbul setelah imunisasi
k. Menyebutkan hal – hal yang harus di ingat dalam imunisasi

C. Materi
a. Pengertian hidup sehat
b. Ciri – ciri keluarga sehat
c. 12 tips hidup sehat

D. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab/diskusi

E. Media
a. Leaflet

F. Pengorganisasian :
a. Pembawa acara (MC) : Noni Astria
b. Pembawa materi (penyaji) : Ridwan
c. Observer : Nurfailyansyah dan Putri Gusfiyatun
d. Fasilitator : Yaya Alfiah dan Ade Annisa
G. Kegiatan Penyuluhan

Alokasi
No. Kegiatan Penyuluh Peserta
waktu
1. Pembukaan 1. Salam terapeutik 1. Menjawab salam 5
2. Perkenalan 2. Memperhatikan menit
3. Menjelaskan topik & 3. Memperhatikan
tujuan penyuluhan
4. Membuat kontrak 4. Menyepakati
waktu waktu

2. Isi 1. Menanyakan pada 1. Menjawab 20


keluarga klien tentang pertanyaan menit
apa yang diketahui
mengenai Imunisasi
2. Menjelaskan pengertian 2. Memperhatikan
Imunisasi
3. Menjelaskan manfaat 3. Memperhatikan
imunisasi
4. Menjelaskan penyakit 4. Memperhatikan
yang dapat dicegah
oleh imunisasi
5. Menjelakan yang harus 5. Memperhatikan
mendapatkan imunisasi
6. Menjelaskan imunisasi 6. Memperhatikan
lengkap
7. Menjelaskan tempat 7. Memperhatikan
untuk imunisasi
8. Menjelaskan waktu 8. Memperhatikan
pemberian imunisasi
9. Menjelaskan lokasi 9. Memperhatikan
pemberian imunisasi
10. Menjelakan keadaan 10. Memperhatikan
yang tidak
diperbolehkan
imunisasi
11. Menjelaskan keadaan 11. Memperhatikan
yang timbul setelah
imunisasi
12. Menjelaskan hal – hal 12. Memperhatikan
yang perlu di ingat
dalam imunisasi
13. Memberi peserta 13. Bertanya
kesempatan untuk
bertanya
14. Menjawab pertanyaan 14. Memperhatikan
3. Terminasi 1. Membuat kesimpulan 1. Memperhatikan 5
2. Menyampaikan anjuran 2. Memperhatikan menit
dan harapan
3. Mengucapkan terima 3. Menjawab salam
kasih dan salam
penutup

H. Kriteria Evaluasi :
1. Evaluasi Struktur:
a. Ketepatan setting lokasi dengan situasi dan kondisi tempat
b. Kelengkapan panitia (petugas)
2. Evaluasi Proses:
a. Ketepatan waktu (mulai, lamanya dan berakhirnya)
b. Kelancaran acara dan kemampuan panitia mengeliminasi hambatan
3. Evaluasi Hasil:
a. Peserta mampu menjelaskan pengertian Imunisasi denga
menggunakan bahasa sendiri
b. Peserta mampu menyebutkan manfaat Imunisasi minimal 1
c. Peserta mampu menyebutkan Penyakit yang dapat dicegah oleh
Imunisasi minimal 4
d. Peserta mampu menjelaskan yang harus mendapatkan imunisasi
dengan menggunakan bahasa sendiri
e. Peserta mampu menyebutkan imunisasi dasar lengkap minimal 4
f. Peserta mampu menyebutkan temapat untuk imunisasi minimal 3
g. Pesserta mampu menyebutkan waktu pemberian imunisasi minimal 4
h. Peserta mampu menyebutkan lokasi pemberian imunisasi minimal 3
i. Peserta mampu menyebutkan keadaan yang tidak diperbolehkan
Imunisasi minimal 1
j. Peserta mampu menyebutkan keadaan yang timbul setelah imunisasi
minimal 4
k. Peserta mampu menyebutkan hal – hal yang harus di ingat minimal 4

I. DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal PPM dan PLP, Pelaksanaan Imunisasi Modul Latihan
Petugas Imunisasi, Jakarta, (2007).
Departemen Kesehatan, Bercakap Dengan Ibu-Ibu-Petunjuk Bagi Kader
Dalam Rangka Promosi Posyandu, Pusat Pelayanan Kesehatan
Masyarakat, Jakarta, 2008.
Tim Pengelola UPGK Tk. Pusat, Buku petunjuk Untuk Latihan Kader,
Jakarta, 2008

Tarakan, 12 April 2021


Kelompok 9

(..............................)
LAMPIRAN MATERI

1. Pengertian
Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada bayi
dan anak terhadap penyakit tertentu.

2. Manfaat
a. Daya tahan / kekebalan tubuh akan meningkat
b. Mencegah timbulnya penyakit

3. Penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi dasar


a. Penyakit Hepatitis B
b. Penyakit TBC Paru
c. Penyakit Difteri
d. Penyakit Tetanus
e. Penyakit Pertusis
f. Penyakit Polio

4. Yang harus mendapatkan imunisasi


Semua bayi dan anak sehat umur 0-12 bulan harus mendapatkan imunisasi
dasar

5. Imunisasi Dasar Lengkap


a. Imunisasi BCG untuk melindungi bayi dari penyakit Tuberkulosis
b. Imunisasi Polio untuk melindungi bayi dari penyakit Polio
c. Imunisasi Hepatitis B (HB) untuk melindungi bayi dari penyakit
Hepatitis B
d. Imunisasi DPT untuk melindungi bayi dari penyakit Difteri, Pertusis
(Batuk Rejan), Tetanus.
e. Imunisasi Campak untuk melindungi bayi dari penyakit campak.
6. Tempat untuk Imunisasi
a. Posyandu
b. Puskesmas
c. Rumah Sakit
d. Praktek dokter / bidan
7. Waktu Pemberian Imunisasi

8. Lokasi Pemberian Imunisasi


a. Imunisasi BCG di Lengan Kanan Atas
b. Imunisasi Campak di lengan Kiri Atas
c. Imunisasi Polio diberikan melalui mulut
d. Imunisasi Hepatitis-DPT di Paha bagian Luar

9. Keadaan yang tidak diperbolehkan imunisasi


a. Sakit berat, demam tinggi
b. Reaksi berlebihan (alergi) setelah diberikan salah satu jenis imunisasi

10. Keadaan Yang Timbul setelah Imunisasi


a. Imunisasi Polio
Efek samping: Imunisasi polio hampir tidak mempunyai efek
samping, namun kadang anak bisa juga menderita diare setelah imunisasi
polio.
b. Imunisasi BCG (Bacillius Calmitte Guerine)
Efek samping: 1 minggu setelah imunisasi akan terjadi kemerahan
dan pembengkakan kecil pada daerah suntikan, menimbulkan bekas dan
kadang-kadang bernanah seperti bisul kecil, namun dapat sembuh sendiri.
Jarang dijumpai efek samping lain akibat imunisasi BCG, namun dapat
juga terjadi pembengkakan pada kelenjar getah bening yang akan sembuh
sendiri pada daerah ketiak atau leher.
c. Imunisasi Campak
Efek samping: Imunisasi campak dapat menyebabkan diare, rash
(kemerahan dan gatal), dan conjunctivitis (radang selaput mata). Anak
juga mungkin akan demam setelah 4 – 10 hari penyuntikan. Berikan obat
penurun panas selama anak panas.
d. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus)
Efek samping: Kebanyakan anak akan demam setelah mendapat
imunisasi DPT. Namun panas tubuh akan turun dalam 1 – 2 hari. Akan
terjadi kemerahan dan bengkak pada daerah suntikan. Keadaan ini tidak
berbahaya dan akan sembuh dengan sendirinya. Jika demam tinggi,
berikan obat penurun panas yang diberikan oleh petugas kesehatan.
e. Imunisasi Hepatitis B
Efek samping: Setelah pemakaian biasanya, tidak adanya efek
samping yang berarti

11. Hal - hal yang perlu di ingat


a. Demam yang tidak terlalu tinggi bukan merupakan penghalang bagi anak
untuk mendapatkan imunisasi.
b. Diare ringan bukan merupakan halangan untuk mendapatkan imunisasi
c. Imunisasi ulangan sebaiknya dilakukan untuk memperkuat kekebalan
yang sudah didapat pada waktu bayi. Imunisasi ulangan antara lain :
d. Imunisasi campak ulangan saat anak usia 24-36 bulan
e. Imunisasi DPT ulangan saat usia 18 bulan, 5 tahun, dam 12 tahun.
RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Yaya Alfiah
2. NPM 1830702030
3. Tempat/Tanggal Lahir : Tarakan, 07 April 2021
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Suku/Kebangsaan : Mandar/Indonesia
7. Alamat : Jl. Cendana RT.18 Lingkas Ujung, Tarakan
B. IDENTITAS ORANG TUA
1. Nama Ayah/Ibu : Sudarmin/Arni Susanti
2. Pekerjaan : Nelayan/Ibu Rumah Tangga
3. Alamat : Jl. Cendana RT.18 Lingkas Ujung, Tarakan
C. PENDIDIKAN
1. Tamat SD Negeri 008 Tarakan tahun 2012
2. Tamat SMP Negeri 5 Tarakan tahun 2015
3. Tamat SMK Negeri 1 Tarakan selatan tahun 2018
4. Universitas Borneo Tarakan tahun 2018-Sekarang

Anda mungkin juga menyukai