Ubt14 03 2024 135117
Ubt14 03 2024 135117
Ubt14 03 2024 135117
OLEH:
RABAYSA
NPM : 14.7010.20.026
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2017
i
OLEH:
RABAYSA
14.7010.20.026
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2017
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan
Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Keperawatan pada klien Tn. M
dengan Hernia Inguinalis di Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan”.
Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat dalam
Kesehatan Universitas Borneo Tarakan. Laporan Tugas Akhir ini disusun setelah
mahasiswa mengikuti ujian akhir program tahap satu di rumah sakit, dimana ujian
mengalami hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan dan bantuan dari
Akhir ini.
Tarakan beserta segenap jajarannya yang telah memberi izin pada penulis
3. Bapak Sulidah, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
4. Ibu Yuni Retnowati, SST, M.Keb, selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu
5. Bapak Alfianur, S.Kep, Ns., M.Kep, selaku Ketua Jurusan Keperawatan serta
penulis selama proses laporan tugas akhir ini serta selaku dosen penguji satu
7. Ibu Maria Imaculata Ose S.Kep M.Kep Ners, selaku pembimbing dua yang
selama proses laporan tugas akhir ini dan selaku dosen penguji dua Laporan
8. Ibu Rahmatuz Zulfia, S.Kep, Ns, selaku dosen penguji tiga Laporan Tugas
Akhir ini.
9. Ibu Ainun Jahria, S.Kep., Ns, selaku penguji Ujian Akhir Program.
11. Klien Tn. M dan keluarga atas kerja samanya sehingga penulis tidak banyak
12. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
doa, nasihat dan semangat serta dukungan yang begitu luar biasa selama
v
ini.
14. Dedy Rahman atas dukungan, semangat, dan bantuannya dalam pencarian
referensi.
15. Sahabat tercinta Kak Dian, Misridahuri, Septi, Riska ,Sabaria, Yospina, Laan,
dan Desi, Demaris, Shely atas dukungan serta semangat yang tiada henti-
pendidikan.
16. Teman-teman lokal C-2 Keperawatan yang selama ini menemani dari awal
motivasi dan saling membantu satu sama lain dari proses sebelum Ujian
Akhir Program, penyusunan Karya Tulis Ilmiah sampai dengan Ujian Sidang.
19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu
kekurangan, untuk ini penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari banyak
pihak yang bersifat membangun demi perbaikan Laporan Tugas Akhir ini dimasa
Penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pembaca
Rabaysa
vii
ABSTRACT
Inguinal hernia is the most common hernia and appears as a bulge in the
groin or scrotum. The incidence of inguinal hernia cases in the world of more than
1 million where in the United States of America who underwent repairs as many
as 770,000 cases. Patients with inguinal hernia cases are hospitalized at Dr.
General Hospital. Pirnggadi Medan since 2007-2010 recorded 111 souls. From the
data that became the background of the author took the case of inguinal hernia in
writing the final report.
This Final Report authors use descriptive method with case study type.
The subject of the research is Tn. M with a medical diagnosis of Inguinal Hernia
at Dahlia Hospital of Tarakan Hospital from 05 to 07 July 2017. The results
obtained were two preoperative diagnoses, ie acute pain related to mass in the
scrotum, anxiety associated with surgical intervention, and three post diagnoses
Surgery, ie acute pain associated with surgical incision, impaired mobility
associated with physical weakness, infection risk associated with postoperative
wound.
The authors conclude that there is a gap between the theory and the case
on Mr. M starts from the assessment, ie circulation, food / fluids, respiration, and
safety. There are five diagnoses found in the diteori but not found in the following
ways: ineffective breathing patterns, sensory / perceptual changes, high risk of
fluid volume deficiency, high risk of tissue perfusion changes, and lack of
knowledge. Interventions should be tailored to the conditions and infrastructure.
Evaluation of results obtained from five pre and post diagnoses of two unresolved
diagnoses and three overcome nursing diagnoses.
ABSTRAK
Hernia inguinalis adalah hernia yang paling umum terjadi dan muncul
sebagai tonjolan di selangkangan atau skrotum. Insiden kasus hernia inguinalis di
dunia lebih dari 1 juta dimana pada negara Amerika Serikat yang menjalani
perbaikan sebanyak 770.000 kasus. Pasien dengan kasus hernia inguinalis
mengalami rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Pirnggadi Medan sejak tahun
2007-2010 tercatat 111 jiwa. Dari data tersebut yang menjadi latar belakang
penulis mengambil kasus Hernia inguinalis dalam penulisan laporan tugas akhir.
Laporan Tugas Akhir ini penulis menggunakan metode diskriptif dengan
tipe studi kasus. Subjek penelitian adalah Tn. M dengan Hernia Inguinalis di
Ruang Dahlia RSUD Tarakan mulai tanggal 05 sampai dengan 07 Juli 2017. Hasil
yang didapatkan terdapat dua diagnosa pre operasi, yaitu nyeri akut berhubungan
dengan adanya massa di skrotum, ansietas berhubungan dengan intervensi
pembedahan, dan tiga diagnosa post operasi, yaitu nyeri akut berhubungan dengan
insisi bedah, gangguan mobilitas berhubungan dengan kelemahan fisik, resiko
infeksi berhubungan dengan luka post operasi.
Penulis menyimpulkan bahwa terdapat kesenjangan antara teori dan kasus
pada Tn. M dimulai dari pengkajian, yaitu sirkulasi, makanan/cairan, pernafasan,
dan keamanan. Terdapat lima diagnosa yang terdapat diteori tetapi tidak
ditemukan dikasus, yaitu pola nafas tidak efektif, perubahan sensori/persepsi,
resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan, resiko tinggi terhadap
perubahan perfusi jaringan, dan kurang pengetahuan. Intervensi harus disesuaikan
dengan kondisi dan sarana prasarana. Evaluasi hasil yang didapatkan dari lima
diagnosa pre dan post, dua diagnosa yang tidak teratasi dan tiga diagnosa
keperawatan yang teratasi.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
BAB 1 : PENDAHULUAN
Preoperasi :
Postoperasi :
BAB 4 : PEMBAHASAN
Preoperasi :
Postoperasi :
BAB 5 : PENUTUP
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN
DAFTAR SINGKATAN
BB : Berat Badan.
DM : Diabetes Melitus
EKG : Elektrokardiogram
HCT : Hematokrit
HGB : Hemoglobin
IM : Intra Muscular
IV : Intra Vena
Jl : Jalan
Kg : Kilogram
LYM : Lymphoma
NEUT : Neutrofil
PLT : Platelet.
TD : Tekanan Darah
Tn : Tuan
USG : Ultrasonografi
terpadu, merata dan dapat diterima serta dapat terjangkau oleh seluruh
masyarakat. Dimana kesehatan adalah suatu hal yang kontinum, yang berada
dari titik ujung sehat walafiat sampai titik pangkal sakit serius (Notoatmojo,
2007).
aktivitas fisik yang dilakukan sehari-harinya. Aktivitas fisik yang sedang dan
berat yang tidak seimbang dan tidak teratur menyebabkan trauma pada tubuh
yang memicu terjadi hernia. Hernia inguinalis adalah hernia yang paling
perut yang lembut, kecil, dan mungkin sedikit nyeri dan bengkak. Hernia tipe
ini lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan (Nuratif dan
Kusuma, 2015).
wanita, sebanyak 25% terjadi pada laki-laki dan 2% terjadi pada wanita.
2
Pada kasus hernia inguinalis sekitar 75% merupakan hernia inguinal lateralis
inguinalis di dunia lebih dari 1 juta dimana pada negara Amerika Serikat
Rumah Sakit Umum (RSU) Dr. Pirnggadi Medan sejak tahun 2007-2010
4,4%. Insiden hernia inkaserata pada pasien pediatrik sebanyak 10-20% dan
50% terjadi pada bayi kurang dari 6 bulan (Widiana, 2013 dalam Syarifudin,
2013).
menyebabkan pasien merasa nyaman dan tidak menimbulkan rasa sakit. Isi
hernia yang tidak dapat didorong kembali melalui dinding perut, maka usus
jika tidak ditangani dengan baik, usus yang mengalami strangulasi bisa dapat
untuk mengembalikan usus ke tempat asal dan juga menutup lubang atau
Pambudi 2013).
pada Tn. M dengan Hernia Inguinalis di Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum
Daerah Tarakan.
sebagai berikut:
inguinalis.
inguinalis.
metode deskriptif dalam bentuk studi kasus. Pada metode ini penulis
diktat, artikel ilmiah, jurnal penelitian dan beberapa sumber lain yang
1.3.2 Observasi
keperawatan klien.
1.3.5 Wawancara
langsung antara perawat dengan klien atau keluarganya. Hal ini dapat
Secara sistematis Laporan Tugas Akhir ini dibagi dalam lima bab, yaitu :
Bab 2 landasan teori, yang terbagi menjadi dua bahasan yang pertama
yaitu konsep dasar penyakit yang terdiri dari definisi, anatomi fisiologi,
2.1.1 Pengertian
melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada
hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari
anulus ke dalam kanalis dan jika panjang menonjol keluar dari anulus
2.1.2 Klasifikasi
hernia, yaitu :
b. Hernia epigastrik terjadi diantara pusat dan bagian bawah tulang rusuk
lemak dan jarang berisi usus. Terbentuk di bagian dinding perut yang
7
relatif lemah, hernia ini sering menimbulkan rasa sakit dan tidak dapat
d. Hernia inguinalis adalah hernia yang paling umum terjadi dan muncul
bawah melalui celah, jika ada benjolan di bawah perut yang lembut,
kecil, dan mungkin sedikit nyeri dan bengkak. Hernia tipe ini lebih
f. Hernia insisional dapat terjadi melalui luka pasca operasi perut. Hernia
ini muncul sebagai tonjolan di sekitar pusat yang terjadi ketika otot
Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring
atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau obstruksi usus.
cancer =penjara), yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Hernia
melalui dua pintu dan saluran yaitu anulus dan kanalis inguinalis. Pada
ini umumnya terjadi bilateral, khususnya pada lelaki tua. Hernia ini
strangulasi.
10
dalah system organ manusian yang berfungsi untuk menyediakan makanan, air,
dan elektrolit bagi tubuh dari nutrien yang dicerna sehingga siap diabsorpsi.
lambung, usus halus, usus besar, rectum dan anus. System pencernaan juga
meliputi organ-organ yang terletak di luar saluran pencernaan, yaitu pancreas, hati
a. Kanalis Inguinalis
(Sjamsuhidajat, 2013).
12
b. Kanalis Femoralis
2.1.4 Etiologi
a. Anomaly kongenital atau di dapat, pada segala usia, lebih banyak laki-
90% prosesus vaginalis yang terbuka, sedangkan pada bayi umur satu
inguinalis antara lain beban kerja fisik (mengangkat berat) dan faktor
usia. Berat ringan beban kerja fisik yang dilakukan oleh seorang tenaga
rongga perut dan kelemahan otot dinding rongga, karena faktor usia.
14
susah buang air besar. Saat sembelit terjadi peningkatan tekanan intra
2.1.5 Patofisiologi
terjadi karena adanya prosesus vaginalis yang terbuka, dan kelemahan otot
dinding perut masuk hernia pada anulus internus yang cukup besar
sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia melewati pintu yang
sudah terbuka cukup lebar itu, bila otot dinding perut berkontraksi, kanalis
dinding perut antara lain terjadi akibat kerusakan inguinalis. Usus yang
dari anulus ke dalam kanalis dan jika panjang menonjol keluar dari anulus
Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada saat
sensasi gesekan dua permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung
tangan sutera, tetapi pada umumnya tanda ini susah ditentukan. Kalau
usus/obstruksi usus.
6) Transrectal Ultrasonography.
2.1.8 Penatalaksanaan
dimana tangan kiri memegang isi hernia dengan membentuk corong dan
tangan kanan mendorong isi hernia ke arah cincin hernia dengan sedikit
hernia jarang terjadi dibanding orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh
sedative dan kompres es di atas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil
maka anak akan dipersiapkan untuk operasi berikutnya. Jika reposisi tidak
berhasil dalam waktu enam jam maka harus dilakukan operasi sesegera
mungkin.
menahan hernia yang sudah direposisi dan tidak pernah menyembuh dan
harus dipakai seumur hidup. Cara ini mempunyai komplikasi antara lain
merusak kulit dan tonus otot dinding perut di daerah yang ditekan
otot yang dijahit. Untuk mengatasi masalah ini pada tahun 1980
inguinal.
2.1.9 Komplikasi
isi hernia. Isi hernia dapat bertahan dalam kantong hernia pada hernia
ireponibel. Hal ini dapat terjadi jika isi hernia terlalu besar, misalnya
kecuali ada benjolan. Dapat pula isi hernia terjepit oleh cincin hernia yang
isi hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem
serosanguinis. Kalau isi hernia terdiri dari usus maka akan terjadi perforasi
yang akhirnya akan menimbulkan abses lokal, fistel dan peritonitis jika
praktik keperawatan. Hal ini dapat disebut sebagai suatu pendekatan untuk
klien, keluarga, dan masyarakat. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap
2.2.1 Pengkajian
dasar manusia. Informasi yang di dapat dari klien (sumber data primer),
dan data yang didapat dari orang lain (data sekunder), catatan kesehatan
orang terdekat, atau orang tim kesehatan merupakan pengkajian data dasar.
21
(Hidayat, 2002).
1) Sirkulasi
2) Integritas ego
3) Makanan/cairan
4) Pernafasan
5) Keamanan
tranfusi.
6) Penyuluhan/pembelajaran
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu
mencatat bagaimana situasi pasien pada saat itu dan harus mencerminkan
medis/ adanya rasa mual). Hilangnya cairan tubuh secara tidak normal
metabolis.
Keterbatasan kognitif.
telah ditentukan :
Kriteria hasil :
harapan pascaoperasi.
tindakan.
26
c. Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam
regimen perawatan.
kesalahan konsep.
otot.
intraoperasi.
d. Validasi sumber rasa takut. Sediakan informasi yang akurat dan faktual.
penyakit.
melihat prosedur.
tenang.
trankuilizeri IV.
Obstruksi trakeobronkial.
Kriteria hasil: Menetapkan pola nafas yang normal/ efektif dan bebas dari
mukus atau lidah dan dapat dibenahi dengan mengubah posisi ataupun
aspirasi dari muntah, posisi yang benar akan mendorong ventilasi pada
lidah, faring, otot-otot ekstensi dan fleksi dan diakhiri oleh mata, mulut,
g. Lakukan latihan gerak segera mungkin pada pasien yang reaktif dan
Kedua hal ini mungkin terjadi dan membentuk siklus yang memberikan
pola depresi dan keadaan darurat kembali. Selain itu, jumlah diabsorpsi
Rasional : Obstruksi jalan nafas dapat terjadi karena adanya darah atau
zat-zat inhalasi.
(Dopram).
pernafasan. Kedua obat ini bekerja secara alami dalam siklus dan
b. Bicara pada pasien dengan suara yang jelas dan normal tanpa
penuh.
akan pulih, oleh karena itu sangatlah penting untuk tidak mengatakan
sesuai.
atau lokal yang bergantung pada jenis atau jumlah obat yang
diperlukan.
35
pastikan kepatenannya.
berlebihan.
hebat.
pulang.
dengan pasien mungkin tidak akan dapat menolong pasien apabila ini
medis/ adanya rasa mual). Hilangnya cairan tubuh secara tidak normal
palpasi denyut nadi dengan kualitas yang baik, turgor kulit normal,
dilakukan.
37
privasi, posisi duduk, air yang mengalir dalam bak, mengalirkan air
pengosongan.
semakin lama durasi anestesi, semakin besar resiko untuk mual. Catatan
lainnya.
38
f. Periksa pembalut, alat drain pada interval regular. Kaji luka untuk
terjadinya pembengkakan.
petunjuk.
gastrointestinal
potensial defisit.
sesuai kemampuan.
yang digunakan.
misalnya 1-2 jam untuk regional atau 2-6 jam untuk lokal.
c. Evaluasi rasa sakit secara regular (misalnya, setiap 2 jam x 12) catat
operasi.
parenteral (sakit kandung kemih, akumulasi cairan dan gas gaster, dan
sakit kepala sinus yang diasosiasikan dengan nitrus oksida dan sakit
Posisi semi fowler dapat mengurangi tegangan otot abdominal dan otot-
intermiten.
komplikasi.
halus.
d. Periksa tegangan balutan. Beri perekat pada pusat insisi menuju ke tepi
terjadinya ruptur/dehisens.
k. Biarkan terjadi kontak antara luka dengan udara sesegera mungkin atau
atau dengan air yang mengalir dan sabun lunak setelah daerah insisi
ditutup.
membersihkan eksudat.
46
meningkatkan penyembuhan.
dengan tanda-tanda vital yang stabil, adanya denyut nadi perifer yang kuat,
sesuai
a. Ubah posisi secara perlahan di tempat tidur dan pada saat pemindahan
b. Bantu latihan rentang gerak, meliputi latihan aktif kaki dan lutut.
47
thrombus.
organ
Ingatkan pasien agar tidak menyilangkan kaki atau duduk dengan kaki
tergantung lama.
resiko tromboflebitis.
positif.
trombus.
kulit dan pengisian kapiler. Evaluasi waktu dan pengeluaran cairan urin.
perfusi jaringan.
Keterbatasan kognitif.
masa depan.
pilihan.
untuk persediaan.
kemandirian.
49
kesembuhan
fungsi organ.
penyembuhan.
50
atau pemisahan tepi, karakteristik rasa sakit yang tidak terpecahkan atau
berubah.
membahayakan jiwa.
keefektifan regimen.
setelah penghentian.
2.2.5 Implementasi
mandiri, atau bekerja sama dengan tim kesehatan lain. Dalam hal ini
2.2.6 Evaluasi
item atau perilaku yang dapat diamati dan dipantau untuk menentukan
apakah hasilnya sudah tercapai atau belum dalam jangka waktu yang telah
tujuan asuhan keperawatan yang sudah dapat dicapai atau belum, masalah
apa yang sudah dipecahkan dan apa yang perlu dikaji, direncanakan dan
diterapkan.
53
Hernia inguinalis
Perubahan status
kesehatan Luka insisi bedah Area bedah Peningkatan Perubahan
vaskuler ekspansi paru status
kesehatan
Kurang
terpajan Terputusnya Kesulitan Ketidakseimban
mengontrol gan perseptual Proses
informasi kontinitas jaringan
pendarahan penyakit
Pelepasan Perubahan
Perubahan kognitif Kurang
substansi nyeri frekuensi
Resiko tinggi terpajan
pernapasan
kekurangan informasi
Kurang vol.cairan
Stimulasi saraf
pengetahuan Pola napas
dihantarkan Kurang
tidak
pengetahuan
Trauma jaringan efektif
Koping individu Tranduksi, integumen
trasmisi, dan Kerusakan integritas kulit
tidak efektif
modulasi
Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi
Perubahan psikologi jaringan
Nyeri
3.1 Pengkajian
keluarga klien, perawat ruangan, dokter dan catatan medik Tn.M dengan
Pre Operasi Hernia Inguinalis yang dirawat di Ruang Dahlia Rumah Sakit
Klien bernama Tn.M, masuk rumah sakit pada tanggal 05 Juli 2017
rumah sakit pada pukul 12.30 wita, klien berumur 42 tahun, status
selama 2 jam. Nyeri yang dirasakan klien seperti ditarik keluar. Nyeri
bertambah saat klien melakukan aktivitas dan mengangkat benda berat dan
rumahnya. Klien muntah satu kali, nyeri bertambah saat klien melakukan
aktivitas dan mengangkat benda berat dan nyeri berkurang saat klien
memegang lokasi yang sakit, klien cemas dan gelisah. Klien bingung dan
Klien mengatakan dua puluh tahun yang lalu hernia pernah turun
tapi masih bisa kembali dengan cara diurut. Klien pernah mengalami sakit
kepala, demam, tetapi tidak pernah sampai dirawat inap, ini adalah
penyakit menular seperti hepatitis dan TBC, serta tidak ada yang
3.2.6 Genogram
? ? ? ?
? ? ? ? ? ? ?
? ? ? ? ?
? ?
42
? ? 35 ? ?
17 12 10 7 5
Keterangan:
= Laki-Laki = Klien
klien ikut dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti. Hubungan dengan
tetangga baik, tidak ada masalah dalam masyarakat, klien tinggal di masjid.
pembayaran biaya rumah sakit suaminya. Saat sakit klien tidak pernah ikut
selalu berdoa sesuai dengan kepercayaan yang dianutnya. Saat ini klien
tidak pernah shalat karena sakit dan hanya bisa berbaring di tempat tidur,
kesehatan, klien selalu berdoa kepada Allah agar selalu diberi kesehatan.
Saat sakit klien cemas karena akan dilakukan tindakan operasi, klien
cemas dengan kondisisnya. Saat sakit klien cemas karena akan dilakukan
3.8.1 Nutrisi
Sebelum sakit :
Klien makan tiga kali sehari, dengan selera makan bagus, menu
makanan nasi dan lauk pauk dengan porsi dihabiskan. Makanan yang
disukai yaitu ayam dan ikan. Klien tidak memiliki makanan pantang, tidak
ada pembatasan pola makan dan klien tidak mengalami kesulitan menelan.
Saat sakit :
biasa yaitu nasi, ikan dan sayuran. Makanan dihabiskan dan tidak ada
gangguan menelan.
3.8.2 Cairan
Sebelum sakit :
minum kopi.
Saat sakit :
Klien minum air putih sebanyak kurang lebih 1000 cc. Klien
Sebelum sakit :
Klien mengatakan BAK 3-4 kali sehari berwarna kuning jernih, tidak
mengalami kesulitan dalam BAK. Klien BAB satu kali sehari dengan
Saat sakit :
Klien mengatakan BAK dua kali sehari, urin berwarna kuning, klien
BAB dengan konsistensi feses lunak, berbau khas dan berwarna hitam
Sebelum sakit :
Klien mengatakan jarang tidur siang, dan klien tidur malam jam pada
22.00 sampai dengan 04.00, dengan kualitas tidur baik dan jarang
terbangun.
Saat sakit :
3.8.4 Olahraga
Sebelum sakit :
Saat sakit :
berolahraga.
60
Sebelum sakit :
Klien mengatakan mandi dan gosok gigi dua kali sehari, serta
Saat sakit:
Sebelum sakit :
Saat sakit :
3.8.7 Rekreasi
Sebelum sakit :
Saat Sakit :
rekreasi.
1) Tanda-tanda Vital
Nadi : 80 x/m
Suhu : 36 0C
3 2
2) Antropometri
BB : 75 kg
TB : 175 cm
TB(M2) (1.75)2
terdapat silia, tidak ada sekret, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, klien
kiri dan kanan. Saat palpasi tidak ada krepitasi. Saat dilakukan perkusi
Bibir : kering.
Ictus cordis 1 cm di bawah mamae, batas jantung atas ICS 2 mid clavikula
sinistra, batas bawah ICS 5 mid clavikula sinistra, batas kanan stenalis
62
sinistra, batas kiri axila anterior sinistra. Auskultasi bunyi jantung I (dup)
pada ICS 4-5 mid clavikula sinistra (menutupnya katup mitral dan
trikuspid), bunyi jantung II aorta dan pulmonal pada ICS 2-3 sternal dextra
dan ICS 2-3 sternal sinistra, tidak terdengar bunyi jantung tambahan.
Inspeksi sklera tidak ikterik, mukosa bibir kering, gigi tidak lengkap,
kelainan pada anus. Pada auskultasi abdomen bising usus tidak terdengar.
dan pupil kiri 3 mm. Tidak ada kelainan pada mata, fungsi penglihatan
baik, warna membran mukosa hidung merah muda, tidak terdapat deviasi
septum dan tidak terdapat polip, tidak ada sekret, epitaksis tidak ada,
1) Fungsi Cerebral :
2) Fungsi Kranial :
63
menggunakan kacamata.
perawat.
dalam.
dan kanan.
palpasi tidak ada nyeri tekan pada kepala dan tidak ada benjolan.
Ekstremitas atas: Tangan kiri dan kanan normal, tidak ada kelainan, nilai
Ekstremitas bawah: Kaki kiri dan kanan normal, nilai kekuatan otot 5,
berwarna sawo matang, terdapat massa pada skrotum, kuku klien terlihat
pencahar.
bulu binatang.
65
3. Darah lengkap
1) Klien meringis.
5) Klien bingung.
TD : 130/70 MmHg
67
Nadi : 80 x/m
Suhu : 36 x/m
Pernafasan : 21 x/m
1) Data subjektif
2) Data objektif
a. Klien meringis.
1) Data subjektif
2) Data objektif
b. Klien bingung.
3) Penyebab: Ansietas.
Hernia inguinalis
Penyumbatan usus
Vaskularisasi terganggu
Intervensi Pembedahan
Ansietas
3.14 Intervensi
Intervensi :
Intervensi :
tindakan operasi.
b. Validasi sumber rasa takut. Sediakan informasi yang akurat dan faktual.
3.15 Implementasi
Data Objektif :
TD : 110/70 MmHg
Nadi : 78 x/m
Pernafasan : 20 x /m
Suhu : 36,20C
tindakan operasi.
akan dilakukan.
dilakukan.
operasi.
TD : 120/70 MmHg
Klien diantar ke kamar operasi pada hari Rabu tanggal 05 Juli 2017
spinal 20 mg, jalan nafas normal, terpasang infuse RL, SpO2 : 99%, TD :
143/88 mmHg, nadi: 100x/m. GCS 15, tidak terjadi perdarahan, hasil
komplite. Operasi selesai pukul : 24.30, klien keluar dari kamar operasi pukul
: 01: 30.
3.1.2 Pengkajian
keluarga klien, perawat ruangan, dokter dan catatan medik Tn M dengan Post
Operasi Hernia Inguinalis yang dirawat di Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum
Daerah Tarakan serta dengan melakukan pemeriksaan fisik langsung pada Tn.
M maupun observasi langsung pada tanggal 06 Juli 2017 pukul 05.00 wita.
3.2.1`Keluhan Utama
tindakan operasi.
tindakan operasi. Nyeri yang dirasakan hilang timbul, nyeri seperti tertusuk-
tusuk hingga tembus ke belakang. Nyeri bertambah jika klien bergerak, dan
76
berkurang saat klien istirahat, skala nyeri yang dirasakan 6, klien meringis
saat klien istirahat, skala nyeri yang dirasakan 6. Klien meringis, klien tidak
dapat miring kiri/kanan secara mandiri. Jika klien ingin miring kiri/kanan
klien dibantu keluarganya. Klien berbaring di tempat tidur dan dibantu oleh
berjalan lancar.
3.4.1 Nutrisi
Sebelum operasi :
dengan menu seperti biasa yaitu nasi, ikan dan sayuran. Makanan di
Sesudah operasi :
Minum : 1600 cc
77
Infus : 1000 cc
Injeksi obat : 40 cc
Total : 2.915 cc
Urin : 2500 cc
Total : 2.995cc
= 20 cc
3.4.2 Cairan
Sebelum operasi :
Klien minum air putih sebanyak kurang lebih 1000 cc. Klien
Sesudah operasi :
Sebelum operasi :
Klien mengatakan BAK dua kali sehari, urin berwarna kuning, klien
sudah BAB dengan konsistensi feses lunak, berbau khas dan berwarna
Sesudah operasi :
Sebelum operasi :
terbangun.
Sesudah operasi :
Sebelum operasi :
Klien mengatakan mandi dua kali sehari dan gosok gigi dua kali
Sesudah operasi :
Saat pengkajian klien belum mandi, gosok gigi, dan gunting kuku.
Sebelum operasi :
Sesudah Operasi :
Nadi : 85 x/m
Suhu : 36,60C
Pernafasan : 22 x/m
3 3
Inspeksi hidung terlihat simetris kiri dan kanan, terdapat silia, tidak
ada sekret, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak menggunakan alat
Inspeksi sklera tidak ikterik, mukosa bibir kering, gigi tidak lengkap,
pada luka operasi, tidak ada kelainan pada anus, pada auskultasi abdomen
bising usus 5 x/m, pada palpasi terdapat nyeri tekan pada abdomen regio 9,
berwarna sawo matang, kuku klien terlihat kurang bersih, tidak mudah
3.5.6 Terapi
tindakan operasi.
belakang.
istirahat.
81
kanan.
tindakan operasi.
7) Klien meringis.
9) Tanda-tanda vital :
TD : 140/70 MmHg
Nadi : 95 x/m
Suhu : 370 C
Pernafasan : 22 x/m
1) Data Subjektif
82
tindakan operasi.
belakang.
2) Data Objektif
tindakan operasi.
b. Klien meringis.
d. TD : 140/70 MmHg
1) Data Subjektif
istirahat.
kanan.
2) Data Objektif
1) Data Subjektif
kanan.
tindakan operasi.
2) Data Objektif :
c. Suhu : 370 C
Hernia inguinalis
Pembedahan
Trauma jaringan
Terputusnya kontinitas jaringan
integumen
Resiko Infeksi
Gangguan
Mobilitas fisik
2) Intervensi :
2) Intervensi :
kiri/kanan
2) Intervensi :
3.11 Implementasi
1) Diagnosa Keperawatan I
Data Subjektif :
Data Objektif :
Nadi : 75 x/m
Suhu : 36,60C
Pernafasan : 21 x/m
Data Objektif :
Data Subjektif :
Data Obyektif :
1) Diagnosa keperawatan 2
miring kiri/kanan
Data Subjektif : Klien mengatakan belum bisa turun dari tempat tidur
1) Diagnosa Keperawatan 3
terdapat udema.
Data Subjektif : -
luka
functio laesa.
1) Diagnosa Keperawatan 1
Data Objektif :
TD : 120/80 MmHg
Nadi : 75 x/m
Suhu : 360C
Pernafasan : 21 x/m
(ceftriaxone).
1) Diagnosa Keperawatan 2
mandiri
Data subjektif : Klien mengatakan sudah bisa turun dari tempat tidur
1) Diagnosa Keperawatan 3
3.12 Evaluasi
1) Diagnosa Keperawatan 1
Tanda-tanda vital :
TD : 120/60 MmHg
Nadi : 20 x/m
Suhu : 36,50C
Pernafasan : 20 x/m
1) Diagnosa Keperawatan 2
mandiri
1) Diagnosa Keperawatan 3
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan pada pasien.
pada klien Tn. M dengan Hernia Inguinalis di Ruang Dahlia RSUD Tarakan
mulai tanggal 05 sampai dengan 07 Juli 2017, maka bab ini penulis
sebagai berikut:
4.1 Pengkajian
proses wawancara dengan klien dan keluarga, karena klien dan keluarga
sampai dengan 07 Juli 2017 didapatkan beberapa kesenjangan antara teori dan
kasus, adapun data fokus pada pengkajian yang ada pada teori menurut
95
Doenges (2014), tetapi tidak ditemukan pada klien Tn. M adalah sebagai
berikut :
4.1.1 Sirkulasi
kelainan jantung meliputi infak miokad akut, hipertensi, diabetes melitus dan
demam rematik, yang ditinjau kembali TD, kadar lipid, ronseng torax, dan
melitus, dan stroke. Pada Tn. M tidak memiliki riwayat kelainan penyakit
jantung, klien masuk rumah sakit dengan hernia inguinalis dan ditunjukkan
hasil pemeriksaan fisik tanda- tanda vital. TD : 130/70 MmHg, nadi : 80 x/m,
jantung dan sistem vaskular pada kondisi preoperatif timbul jika pasien
melambat dan hilangnya denyut nadi setelah pembedahan. Pada Tn.M setelah
mmHg, nadi : 80 x/m, suhu: 360C, pernafasan : 20 x/m, dengan irama teratur.
96
nutrisi karena asupan yang tidak adekuat dan banyak kehilangan cairan akibat
suplemen protein dan glukosa melalui infus. Pada Tn. M, asupan cairan dan
badan klien 75 kg dan tinggi 175 cm dan IMT (Indeks Masa Tubuh) klien
normal 24.
4.1.3 Pernafasan
perokok memiliki resiko yang lebih besar untuk mengalami komplikasi paru-
telah mengalami peningkatan jumlah dan ketebalan sekresi lendir pada paru-
merokok di tandai dengan klien mengatakan tidak batuk, dan tidak merokok,
4.1.4 Keamanan
alergi atau sensitif terhadap obat, makanan, plester, dan larutan. Defisiensi
Apabila klien menderita satu atau lebih alergi maka klien menerima pita
pencatatan klien berisi daftar alergi yang dideritanya. Pada Tn. M tidak
ditemukan adanya alergi. Ditandai dengan klien mengatakan tidak ada alergi
terhadap obat-obatan maupun makanan, plester dan larutan, dan klien tidak
keadaan data yang ditemukan pada Tn. M dengan pre operasi hernia inguinalis.
98
penulis peroleh dari dasar teoritis dengan yang penulis temukan di lapangan
dengan pre operasi hernia inguinalis terdapat diagnosa keperawatan yang tidak
tertentu. Namun pada Tn. M tidak ditemukan data tersebut dimana pada saat
atau sensasi yang tidak menyenangkan selama 6 bulan atau kurang dengan
kode) tentang nyeri yang dideskripsikan dan batasan karakteristik minor yaitu
perubahan pada pola tidur, rasa takut mengalami cedera tulang, menarik bila
disentuh, mata terbuka lebar atau sangat tajam, gambaran kurus, mual dan
muntah.
aktivitas dan mengangkat benda berat, klien mengatakan nyeri berkurang saat
kekawatiran yang samar disertai respon autonom (sumber sering kali tidak
spesifik, atau tidak diketahui oleh individu); perasaan takut yang disebabkan
oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
keperawatan yang dilakukan penulis sesuai dengan teori yang terdapat pada
Doenges (2014).
keadaan klien, waktu serta keterbatasan sarana dan prasarana yang ada.
tersebut adalah :
1) Catat umur dan berat pasien, masalah medis/ psikologis yang muncul kembali,
analgesia narkotik dimana pasien dibius dengan Fluothane dan Ethrane yang
tidak memilki efek analgesik residual. Selain itu, intraoperasi blok regional/
lokal memiliki berbagai durasi, misalnya 1-2 jam untuk regional atau 2-6 jam
tindakan tersebut.
3) Evaluasi rasa sakit secara regular (misal, setiap 2 jam x 12) catat karakteristik,
24-72 jam yang mengikuti anestesi spinal. Karena sudah dievaluasi pada pada
4) Catat munculnya rasa cemas/ takut dan hubungkan dengan lingkungan dan
Perhatikan hal-hal yang tidak diketahui (misal, hasil biopsi) dan persiapan
akan rasa sakit. Karena telah dilakukan pada pengkajian awal dan terdapat
tetap, selang NGT, jalur parenteral (sakit kandung kemih, akumulasi cairan
dan gas gaster, dan infiltrasi cairan IV/medikasi). Karena telah dilakukan pada
intervensi pertama pada diagnosa nyeri akut yaitu kaji skala nyeri.
dengan nitrus oksida dan sakit tenggorok dan sediakan jaminan emosional.
tekanan dorsal. Karena klien masih bisa mengubah posisinya secara mandiri.
yang kering pada zat-zat anestesi, restriksi oral. Karena pasien tidak minum
obat oral
efektif dalam mengatasi rasa sakit pascaoperasi dengan jumlah narkotik yang
11) Anestesi lokal, misalnya blok epidural. Menurut Doenges (2014), rasionalnya
lokasi yang mungkin tetap terlindung pada pascaoperasi yang segera untuk
tersebut adalah:
operasi saja.
takut yang berlebihan atau terus menerus akan mengakibatkan reaksi stress
rasa pusing atau mengantuk mungkin saja terjadi. Menurut Doenges (2014),
telah dibuat. Namun dari semua perencanaan yang dibuat terdapat beberapa
105
intervensi yang tidak dapat dilakukan secara maksimal, hal tersebut dikarenakan
keterbatasan sarana dan prasarana dalam melakukan tindakan tersebut dan waktu
yang berarti, semua intervensi dapat terlaksana dengan melibatkan klien dan
mudah menerima penjelasan dan saran, dan klien berpartisipasi aktif dalam
tindakan keperawatan.
4.5 Evaluasi
Tahap ini adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang telah
dilakukan selama satu hari pada tanggal 05 Juli 2017 pada Tn. M dengan pre
operasi hernia inguinalis dan berdasarkan tujuan dan kriteria hasil yang telah
tanggal 05 Juli 2017 terdapat dua masalah/diagnosa yang tidak teratasi yaitu
adanya benjolan di scrotum, tidak sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan
yaitu klien melaporkan nyeri berkurang, klien terlihar rileks, tapi pada saat di
evaluasi klien masih meringis dan melaporkan nyeri masih ada, klien terlihat
masih meringis.
tidak sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan yaitu klien terlihat santai,
melaporkan penurunan rasa takut dan cemas yang berkurang ketingkat yang dapat
di atasi, namun pada saat di evaluasi klien mengatakan masih cemas, klien
106
terlihat gelisah. Kedua diagnosa tersebut tidak teratasi karena hanya satu hari
4.1 Pengkajian
proses wawancara dengan klien dan keluarga, karena klien dan keluarga
dengan keadaan data yang ditemukan pada Tn. M dengan post operasi hernia
inguinalis.
4.2.1 Antara diagnosa keperawatan pada post operasi hernia inguinalis yang penulis
peroleh dari dasar teoritis dengan yang penulis temukan di lapangan banyak
Obstruksi trakeobronkial.
(dari nilai dasar), perubahan pada nadi (frekuensi, irama, kualitas) dan batasan
tidak ditemukan data tersebut dimana pola nafas Tn. M dalam keadaan efektif
impulsivitas, dan perilaku sosial yang tidak tepat. Namun pada kasus Tn. M
tidak ditemukan data tersebut sehingga diagnosa perubahan proses pikir tidak
ditegakkan.
adanya rasa mual). Hilangnya cairan tubuh secara tidak normal seperti melalui
darah, perubahan dalam kemampuan pembekuaan darah. Usia dan berat badan
yang berlebihan.
berlebih, urin memekat atau sering berkemih, penurunan turgor kulit dan
penurunan dalam nutrisi dan pernafasan pada tingkat selular disebabkan suatu
yaitu klaudikasi, nyeri yang menyakitkan, nyeri istirahat, penurunan atau tidak
ada denyut nadi arteri, perunahan warna kulit, pucat, hiperemia reaktif,
perubahan tekanan darah, pengisian kapiler kurang dari 3 detik dan batasan
kehilangan rambut, luka yang tidak sembuh. Namun pada saat dilakukan
kognitif.
yang dianjurkan atau yang dinginkan dan batasan karakteristik minor yaitu
pada saat dilakukan pengkajian pada Tn. M tidak ditemukan data-data yang
4.2.2 Dalam kasus ini terdapat dua diagnosa tambahan yang tidak terdapat pada
keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih ekstremitas
Pada kasus Tn. M ditemukan data klien mengatakan nyeri bertambah saat
bergerak dan berkurang saat istirahat, terdapat balutan bekas operasi pada
perut sebelah kanan, tidak dapat miring kiri/kanan dengan sendiri, jika ingin
oportunistik (visur, jamur, bakteri, protozoa, atau parasit lain) dari sumber-
bekas operasi pada abdomen dextra regio 9, suhu : 38,60C, Dari data tersebut
keperawatan yang dilakukan penulis sesuai dengan teori yang terdapat pada
Doenges (2014).
tersebut adalah :
1) Catat umur dan berat pasien, masalah medis/ psikologis yang muncul kembali,
analgesia narkotik dimana pasien dibius dengan Fluothane dan Ethrane yang
tidak memilki efek analgesik residual. Selain itu, intraoperasi blok regional/
114
lokal memiliki berbagai durasi, misalnya 1-2 jam untuk regional atau 2-6 jam
3) Evaluasi rasa sakit secara regular (misal, setiap 2 jam x 12) catat karakteristik,
24-72 jam yang mengikuti anestesi spinal. Karena sudah dievaluasi pada pada
4) Catat munculnya rasa cemas/ takut dan hubungkan dengan lingkungan dan
Perhatikan hal-hal yang tidak diketahui (misal, hasil biopsi) dan persiapan
akan rasa sakit. Karena pada saat pengkajian klien mengatakan tidak cemas
tetap, selang NGT, jalur parenteral (sakit kandung kemih, akumulasi cairan
dan gas gaster, dan infiltrasi cairan IV/medikasi). Karena sudah dilakukan di
intervensi satu pada diagnosa nyeri akut yaitu kaji keluhan dan karakteristik
nyeri.
115
dengan nitrus oksida dan sakit tenggorok dan sediakan jaminan emosional.
fisik.
yang kering pada zat-zat anestesi, restriksi oral. Karena pasien tidak minum
obat oral.
efektif dalam mengatasi rasa sakit pascaoperasi dengan jumlah narkotik yang
11) Anestesi lokal, misalnya blok epidural. Menurut Doenges (2014), rasionalnya
lokasi yang mungkin tetap terlindung pada pascaoperasi yang segera untuk
4.4 Implementasi
Namun dari semua perencanaan yang dibuat terdapat beberapa intervensi yang
sarana dan prasarana dan waktu yang penulis miliki. Dalam melakukan
penjelasan dan saran, dan klien berpartisipasi aktif dalam tindakan keperawatan.
117
4.5 Evaluasi
Tahap ini adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang telah
dilakukan selama dua hari dari tanggal 06 sampai dengan 07 Juli 2017 pada Tn.
M dengan post operasi hernia inguinalis dan berdasarkan tujuan dan kriteria
evaluasi hasil pada tanggal 07 Juli 2017 tidak ada masalah/diagnosa yang tidak
teratasi dan terdapat tiga masalah/diagnosa yang teratasi yaitu diagnosa nyeri
kelemahan fisik, resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi. Ketiga
diagnosa tersebut dapat teratasi sesuai dengan kriteria hasil yang telah di
tetapkan.
beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan landasan teori dan tujuan yang telah
5.1 Kesimpulan
Inguinalis selama tiga hari sejak tanggal 05 sampai dengan 07 Juli 2017 di
Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, maka penulis dapat
dalam bentuk asuhan keperawatan yang telah diberikan pada klien Tn. M
dalam hal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki serta fasilitas yang
5.1.4 Pemecahan masalah pada klien Tn. M dengan hernia inguinalis dilakukan
kesehatan lainnya.
5.2 Saran
membangun yaitu :
yang ada di rumah sakit agar pemecahan masalah klien dapat diselesaikan
secara efektif dan efesien dan rumah sakit menambah tenaga kesehatan
yang ada di rumah sakit dan meningkatkan fasilitas yang ada di rumah
DAFTAR PUSTAKA
Bumi Medika.
Carpenito, Lynda Jual. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi VI.
Jakarta : EGC.
Carpenito, LJ. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Doenges ME, Moorhouse MF, & Geissler AC. 2014. Rencana Asuhan
EGC.
Yogyakarta.
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta :
EGC.
Notoatmojo, S. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakatra: Rineka Cipta.
Jogyakarta. Mediaction.
Salemba Medika.
Morton GP, Fontaine D, Hudak MC & Gallo MB. 2014. Keperawatan Kritis.
Sani Rachman’s House. 2009. Hernia. Diakses pada tanggal 26 Juli 2017 dari
http://sanirachman/hernia-definisi-hinggapenatalaksanaan.html?m=1.
Slone Ethel. 2014. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC.
Smeltzer SC,& Bare BG. 2005. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Volume