Sejarah Suster FSGM Tugas Baru
Sejarah Suster FSGM Tugas Baru
Sejarah Suster FSGM Tugas Baru
“cinta Akan kemiskinan, gembira dalam karya, dan setia dalam doa”.
Melihat hal tadi P. Gerhard mengajukan permohonan kepada suter-suster Salib Suci
agar mengutus dua suster ke Thuine kotanya tersebut. Lalu pimpinan Jendral pun mengutus
Sr. Anselma ke tempat yang kurang mereka kenal itu, karena pimpinan Jendral yakin akan
keteguhan dan bakat-bakat yang dimiliki Sr. Anselma. Awalnya, Sr Anselma dan Sr.
Marianna merasa keberatan karena tempat mereka di utus jauh dari biara induk bukan serta
masyarakat yang akan mereka datangi memiliki bahasa, kebiasaan dan suasana yang berbeda.
Bukan hanya itu saja mereka berdua juga hanya tinggal di sebuh gubuk karena belum adanya
persiapan Ketika mereka datang.
Di tempat yang ia datangi ini banyak sekali orang yang membutuhkan pertolongan
mereka karena wabah penyakit dan kemiskinan yang melanda desa itu. Sebelum mereka
mendapatkan tempat seudah banyak orang sakit yang berdatangan baik itu muda maupun tua.
Hal inilah yang mendorong P. Gerhard Dall dan masyarakat sekitar langsung mendirikan
rumah perlindungan anak-anak , sekolah dasar serta ruangan untuk merawat orang sakit yang
kemudian menjadi rumah sakit kecil.
Setelah 12 tahun biara di thuine berdiri, mereka kesulitan untuk menambah jumlah
biarawati karna letaknya yang jauh dan juga pada saat itu di bawah pemerintahan Prancis
sedang tidak bersahabat dengan Jerman, yang membuat pemudi yang melamar masuk biara
Thuine akan dikirim me Strassburg dan tidak dapat diharapkan akan Kembali k Thuine. Maka
P.Gerhard Dall didukung oleh Uskup Osnabruck YM.Yohanes Heinrich Beckmann
mengurusi izin agar biara di Thuine boleh melepaskan diri dari kongregasi Suste-suster Salib
Suci. Tanggal 25 November 1869 berdirilah kongregasi Suste-suster Fransiskanes dari
St.Georgius Martin Thuine. Mdr. Anselma (34) menjadi pendiri dan pemimpin jendral
pertama. Tanggal 17 Juli 1887 Mdr. Anselma meninggal dunia dalam usia 52 tahun akibat
TBC1.
1
“Sejarah FSGM Indonesia,” 14 September 2016, https://fsgm-indonesia.org/2016/09/14/sejarah/, Di akses pada
3 November 2022 pukul: 20.40 Mdr. Anselma menopang penderitaan batin dengan hidup doa ketika ia harus
berpisah dengan Kongregasi Suster-suster Salib Suci.“Seandainya ketika itu saya tidak yakin akan kehendak
Tuhan, tentu saya tidak berbuat demikian,” tuturnya. Selama sembilan tahun Mdr. Anselma menyerahkan segala
tenaga dan kemampuannya, mengabdi dan melayani sesama. Thuine berkembang menjadi kongregasi dan
menjadi biara induk. Dan, membuka cabang di berbagai negara: Jerman Utara, Belanda (1875), Jepang (1920),
Kehadiran para suster fransiskan dari fransiskan St. Gregorius martir (FSGM)
Amerika Serikat (1923), Indonesia (1932), Tanzania-Afrika (1960), dan di Brazil (1972).
2
Cess Van Paassen SCJ, Padi Tumbuh tak terdengar, “Kehadiran para suster FSGM” (2018, hlm 253-254)
4
7
Cess Van Paassen SCJ, Padi tumbuh tak terdengar “Karya Pendidikan Para Suster FSGM di Pringsewu”.
(2018, hlm 254-255)