Makalah Kelompok 7

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fungsi perencanaan dan pengambilan keputusan merupakan satu


rangkaian dimana satu sama lain saling berperan dan berpengaruh menentukan
keberhasilan dalam berbagai aktifias untuk mencapai tujuan yang disusun dan
ditetapkan dalam sebuah organisasi baik berskala kecil , menengah maupun
besar, biasanya dalam Pengambilan keputusan berkaitan erat dengan sesuatu
ketidak pastian dari hasil keputusan yang diambil. Maka Untuk mengurangi
faktor ketidakpastian tersebut, keputusan membutuhkan perencanaan yang
matang dan informasi yang baik mengenai kondisi yang telah, dan mungkin
akan terjadi, kemudian mengolah informasi tersebut menjadi beberapa alternatif
pemecahan masalah sebagai bahan pertimbangannya dalam memutuskan
langkah yang akan dilaksanakannya, sehingga keputusan yang diambil
diharapkan dapat memberikan keuntungan yang maksimal..

Pengambilan keputusan merupakan suatu proses mengombinasikan


pendekatan yang rasional, yang prosesnya tidak dapat diformulasikan
secara lengkap. Pemahaman terhadap proses pengambilan keputusan pada
masalah yang kompleks sangatlah penting agar dapat m e n g a m b i l
keputusan dengan baik dan menghadapi resiko dengan bijak.
P r a k t i k pengambilan keputusan selama ini menunjukkan kompleksitas
masalah dan keterbatasan kemampuan rasional manusia, maka orang akan
melakukan pengambilan keputusan dengan proses heuristic. Heuristic itu
sendiri adalah proses yang dilakukan oleh individu dalam mengambil
keputusan secara cepat baik dan benar.

1
1.2 Rumusan Masalah

a. Pengeritan Perencanaan

b. Fungsi perencanaan dan Pengambilan keputusan

c. Konsep dasar perecanaan dalam managemen

d. Proes perencanaan penyelesaian masalah dan pengambilan


keputusan

1.3 Tujuan Penulisan

a. Mengetahui dan memahami konsep dasar perencanaan dalam


manajemen organisasi.

c. Mengetahui jenis-jenis perencanaan, alat bantu manajemen dalam


kegiatan perencanaan

d. Mengetahui ciri-ciri penyelesaian masalah dan pengmbilan


keptutusan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar perencanaan dalam Manajemen

1. Pengertian Perencanaan (Planning)

Menurut Robins dan Coulter (2002), Planning is a proces that involves defining
thr organization’s goals, estabilishing an overall strategy for achieving those goals,
and develoving a comperensive set of plans to integrate and coordinate
organizational work. Artinya, Perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai dari
penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi
tersebut secara menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh
untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruh pekerjaan organisai hingga
tercapainya tujuan organisasi. Penulis mencoba melihat pengertian perencanaan ini

dari tiga hal, yaitu dari sisi proses, fungsi manajemen, dan pengambilan
keputusan. Dari sisi proses, fungsi perencanaan adalah proses dasar yang digunakan
untuk memilih tujuan dan menentukan bagaimana tujmuan tersebut akan dicapai.
Dari sisi fungsi manajemen, perencanaan adalah fungsi dimana pimpinan
menggunakan pengaruh atas wewenangnya untuk menentukan atau mengubah tujuan
dan kegiatan organisasi. Dari sisi pengambilan keputusan, perencanaan merupakan
pengambilan keputusan untuk jangka waktu yang panjang atau waktu yang akan
datang mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana dan
siapa yang akan melakukannya, di mana keputusan yang diambil belum tentu sesuai,
hingga implementasi perencanaan tersebut dibuktikan di kenmudian hari.

George R. Terry menyatakan bahwa untuk mengetahui apakah perencanaan itu baik
atau tidak , dapat dijawab melalui pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai
perencanaan yaitu :

3
- WHAT (apa), terkait dengan misalnya apa yang sesungguhnya yang menjadi tujuan
perusahaan dan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

· WHY (mengapa), terkait dengan pertanyaan seputar mengapa tujuan tersebut harus
dicapai dan mengapa tujuan yang terumuskan dalam jawaban atas pertanyaan What
perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

· WHERE (dimana), mengenai di mana kegiatan tersebut akan dilaksanakan.

·WHEN (kapan), kapan kegiatan tesebut akan dilaksanakan dan kapan kegiatan
tersebut harus dimulai dan diakhiri.

· WHO (siapa ), siapa yang akan melaksanakannya.

· HOW (bagaimana), bagaimana cara yang harus dilakukan untuk melakukan


kegiatna tersebut.

2. Fungsi Perencanaan,

Robbins dan Coulter (2002) menjelaskan bahwa fungsi perencanaan ada empat yaitu

a) Perencanaan sebagai pengarah

b) Perencanaan sebagai Minimalisasi Ketidakpastian

c) Perencanaan sebagai Minimalisasi Pemborosan Sumber Daya

d) Perencanaan sebagai Penetapan Standar dalam Pengawasan Kualitas

3. Persyaratan Perencanaan (Planning Requirenments)

a. Faktual Atau Realistis

Artinya, apa yang dirumuskan oleh perusahaan sesuai dengan fakta dan wajar untuk
dicapai dalam kondisi tertentu yasng dihadapi perusahaan.

b. Logis dan Rasional

4
Artinya, apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal, dan oleh sebab itu maka
perencanaan tersebut bisa dijalankan.

c. Fleksibel

Perencanaan diharapkan mampu beradaftasi dengan perusahaan dimasa yang akan


datang, tetapi tidak berarti planning dapat kita ubah seenaknya.

d. Komitmen.

Komitmen dapat dibangun apabila seluruh anggota di perusahaan beranggapan


bahwa perencanaan yang dirumuskan telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
oleh organisasi.

e. Komprehensip

Artinya, menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek yang terkait langsung


maupun tak langsung terhadap perusahaan. Perencanaan tidak hanya terkait dengan
bagian yang kita jalankan, tetapi juga dengan mempertimbangkan koordinasi dan
integrasi dengan bagian lain di perusahaan.

B. Melakukan Perencanaan

1. Peran Tujuan (Goals) dan Rencana (Plan) dalam Proses Perencanaan

Tujuan (goals) pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat diraih
atau dicapai oleh individu, kelompok, atau seluruh orgaisasi. Dalam bahasa
Inggris kadang dibedakan antara objectives dan goals. Objectives sering
diartikan sebagai tujuan, dan goals diartikan sebagai target. Tetapi biasa kedua
istilah tersebut digantikan dengan istilah purpose, aims, destination, tetapi
artinya semua sama yaitu tujuan.Rencana (plans) adalah segala bentuk konsep
dan dokumentasi yang menggambarkan bagaimana tujuan akan dicapai dan
bagaimana sumber daya perusahaan akan dialokasikan, penjadwalan dari proses
pencapaian tujuan, hingga segala hal yang terkait dengan pencapaian tujuan.

a. Beberapa Jenis Tujuan (Types of Goals)

5
- Tujuan Strategis, Yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam
jangka waktu yang relatif lama, biasanya antara 3 hingga 5 tahun, bahkan
lebih.

- Tujuan taktis, Yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam
jangka waktu menengah, relatif lebih singkat dari tujuan strategis, biasanya
antara 1 hingga 3 tahun.

- Tujuan Operasional, Yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam satu periode
kegiatan perusahaan, biasanya antara 6 bulan hingga 1 tahun.

b. Beberapa Jenis Rencana (Types of Plans)

1. Dari segi Keluasan dan Waktu, rencana dapat dibedakan menjadi :

- Rencana strategis atau jangka panjang, adalah reobjectivesncana yang


dijalankan oleh seluruh komponen dalam organisasi atau
perusahaan, dan dibuat dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
secara keseluruhan (strategic goals or organizational objectives).

- Rencana Taktis atau jangka menengah, adalah rencana yang


dijalankan untuk mencapai tujuan jangka menengah dan sebagai
dorongan tercapainya tujuan jangka panjang.

- Rencana Operasional atau rencana jangka pendek, adalah rencana


yang dijalankan untuk mencapai tujuan jangka pendek, sebagai
dorongan tercapainya tujuan jangka menengah.

2. Dari segi Kejelasan, rencana dapat dibagi dua yaitu :

- Rencana sfesifik, adalahg rencana yang rumusannya sudah jelas dan


tidak memerlukan interpretasi. Sebagai contoh, manajer yang
menetapkan adanya peningkatan pangsa pasar sebesar 30
persenmungkin akan membuat rencana yang sangat jelas seperti
prosedur kerja yang sfesifik, alokasi anggaran yang ketat, dan
penjadwalan yang sudah jelas dan ketat.

6
- Rencana Direktif, adalah rencana yang dirumuskan untuk mencapai
tujuan tertentu, akan tetapi pada pencapaiannya memberikan
keleluasaan dan fleksibilitasuntuk pencapaiannya.

3. Dari Segi Penggunaan

- Rencana sekali pakai (single use plan), biasanya dilakukan untuk


organisasi yang sifat kegiatannya temporal, seperti kepanitiaan.

- Rencana yang penggunaannya secara terus-menerus (standing plan),


biasanya digunakan oleh sebuah organisasi yang kegiatannya terus
berkelanjutan ari waktu ke waktu. Contoh ; kebijakan, prosedur atau
aturan kerja

c. Beberapa Pendekatan dalam Penetapan Tujuan

Ada dua jenis pendekatan yaitu pendekatan tradisional (traditional goal setting)
dan pendekatan dengan menggunakan MBO (Management by Objectives) :

1. Pendekatan Tradisional

Pendekatan Tradisional dalam penetapan tujuan menjelaskan bahwa


perumusan dan penetapan tujuan dilakukan oleh manajer tingkat puncak
(top level of management) untuk kemudian tujuan itu diturunkan lagi
menjadi tujuan bagi manajer di tingkat bawahnya secara spesifik.
Pendekatan ini dikemukakan oleh Robbins (2002) dinamakan dengan mean-
ends chain. Artinya, tujuan yang lebih tinggi (higher levels goals) atau
tujuan akhir (ends) terkait dengan tujuan di bawahnya. Dengan demikian
pencapaian tujuan di bawah akan sangat berarti (means) bagi pencapain
tujuan di atasnya.

2. Management by Objectives (MBO)

Management by Objectives (MBO) pertama kali diperkenalkan oleh Peter


F. Drucker pada akhir tahun 1950-an, akan tetapi hingga hari dinilai masih
efektif dalam kegiatan perencanaan perusahaan. MBO sering kali

7
diterjemahkan sebagai manajemen berdasarkan sasaran atau manajemen
berdasarkan tujuan dilakukan berdasarkan asumsi mendasar apa yang terjadi
di lapangan belum tentu sesuai dengan apa yang dipahami oleh pimpinan.

Agar proses MBO dapat tercapai ,ada empat faktor yang perlu disepakati
oleh pimpinan dan bawahan dalam hal :

1) Tujuan yang dicapai oleh setiap bagian/bawahan (subordinates)

2) Perencanaan yang akan dilakukan

3) Standar pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan dalam setiap


kegiatan

4) Prosedur untuk mengevaluasi keberhasilan pencapaian tujuan.

Kekuatan dari Pendekatan MBO :

- MBO melakukan integrasi fungsi perencanaan dan pengawasan ke dalam suatu


sistem rasional dalam manajemen.
- MBO mendorong organisasi untuk menentukan tujuan dari tingkat atas hingga
tingkatan manajemen
- MBO memfokuskan pada hasil akhir dariapada niat baik maupun faktor
personal
- MBO mendorong adanya manajemen diri dan komitmen dari setiap orang
melalui partisipasi pada setiap langkah manajemen dalam penentuan tujuan.

Kelemahan dari pendekatan MBO :


- MBO dianggap terlalu menyederhanakan kegiatan dengan berusaha untuk
menyelesaikan segala sesuatu
- MBO secara cepat akan ditolak oleh manajer yang memiliki gaya otoriter dan
oleh mereka yang menerapakan birokrasi yang tidak fleksibel dan ketat
- MBO memerlukan banyak waktu dan usaha dalam implementasinya
- MBO dapat menjadi tantangan bagi manajer yang kurang memiliki kualifikasi
yang baik

2. Beberapa alat Bantu Perencanaan

8
- Perencanaan dengan Flow Chart

Pada dasarnya, pendekatan ini lebih sering digunakan bagi mereka yang
mendalami teknik komputer, dan sistem informasi. Flow Chart adalah model
grafis yang menunjukkan model sistem yang menggambarkan kejadian yang
berkesinambungan (sequencial) dan keputusan ya atau tidak.

- Perencanaan dengan Jaringan PERT (PERT Network)

PERT adalah singkatan dari Program Evaluation and Review Technuique yang
merupakan alat bantu perencanaan melalui penjadwalan dan penggambaran
rencana kerja secara kroniogis dan berkelanjutan bagi pekerjaan yang sifatnya
tidak rutin, berskala besar dan kompleks. Ada 4 konsep yang harus dipahami
dalam PERT yaitu :

- Event atau Kejadian, adalah indikator dari ferforma pekerjaan baik sebelum
maupun sesudah pekerjaan dilakukan sekaligus juga menunjukkan apakah suatu
pekerjaan lain dapat dialakukan atau sebaliknya berdasarkan indikator ini.
Contoh, bagian produksi menerima bahan baku.
- Activity atau Kegiatan, adalah bagian dari berbagai pekerjaan yang sedang
dalam pengerjaan dari keseluruhan pekerjaan yang berkesinambungan.
- Time atau Waktu, menunjukkan perkiraan masa pengerjaan dari keseluruhan
kegiatan sebagaimana diatur dalam PERT.
- Critical Path atau indikator kritis, menunjukkan waktu kritis bagi pengerjaan
kegiatan dalam rangka path yang dapat diterima.Contoh PERT

3. Penyelesaian Masalah Dan Pengambilan Keputusan

a. Pengertian Masalah

Masalah pada dasarnya adalah penyimpangan atau ketidaksesuaian dari apa


yang semestinya terjadi atau tercapai.

Memahami keputusan

9
Keputusan pada dasarnya merupakan proses memilih satu penyelesaian dari
beberapa alternatif yang ada. Keputusan yang tepat pada dasarnya yaitu
keputusan yang bersifat rasional, sesuai dengan nurani, dan didukung oleh
fakta-fakta yang akurat sesuai dengan nurani, dan didukung oleh fakta-fakta
yang akurat, sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Kadangkala keputusan
dapat tidak bersifart rasioanal karena faktor-faktor yang terkait dengan
emosi, hubungan antarmanusia, faktor tradisi, lingkungan, dll.

b. Pengambilan Keputusan

1) Faktor Lingkungan dan Pengambilan Keputusan

Lingkungan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang ataupun


sebuah organisasi dalanm pengambilan keputusan. Secara umum informasi yang
terkait dengan lingkungan dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan keadaannya
yaitu :

- Pengambilan Keputusan di Saat keadaan yang pasti


Keadaan yang pasti (certainty) adalah keadaan di mana seseorang atau
organisasi berhadapan dengan informasi yang lengkap mengenai suatu
keadaan lingkungan yang dihadapinya, sehingga estimasi mengenai masa
depan dapat dipastikan.
- Pengambilan Keputusan di Saat keadaan yang tidak pasti.
Keadaan yang tidak pasti (uncertainty) adalah keadaan di mana seseorang
atau sebuah organisasi berhadapan dengan informasi yang tidak lengkap atau
sebuah organisasi tersebut tidak memilikii informasi mengenai masalah yang
dihadapi.
- Pengambilan keputusan pada keadaan yang mengandung resiko.
Keadaan yang mengandung risiko adalah (ricky condution) adalah keadaan di
mana seseorang ataua organisasi berhadapan dengan informasi yang di
miliki,namun relatif tidak lengkap jika di bandingkan dengan keadaan yang
pasti, namun relatif memadi bila di bandingkan dengan keadaan yang tidak
pasti.

10
2) Proses Pengambilan Keputusan Tahap-tahap pengambilan keputusan :

a) Investigasi Situasi

Identifikasi masalah ialah pengambilan keputusan sebagimana telah di


terangkan yang dapat membedakan apa yang benar-benar masalah atau
gejala,dan apa sebab akibat masalah tersebut. Diagnosa ialah penyebab
masalah, pengambil keputusan menentukan secara pasti apa yang menjadi
sebab dan akibat. Tahap investigasis stuasi ialah identivikasi tujuan dari
keputusan yang akan di ambil.

b) Penentuan Alternatif Solusi

Indentifikasi berbagai alternatif keputusan ialah membangun beberapa alternatif


solusi untuk dipututskan guna diambil sebagai langkah solusi. Salah satu
METODENYA ialah brainstorming atau curah ide, dimana seluruh pihak yang
dilibatkan dalam penentuan alternatif secara kreatif dan bebas menawarkan
berbagai langkah solusi yang terkait dengan maslah. Evaluasi belum di lakukan
ialah bebagai alternatif yang barangkali secara finanasial. Misalnya: tidak
memungkinkan untuk semntara di tampung dulu karena pada tahap ini seluruh
ide di tampung tanpa harus mengevaluasinya ter lebih dahulu.

c) Penilaian Alternatif dan Penentuan Keputusan

§ Evaluasi dan penilaian alternatif yang ada ialah penilaian berbagai alternatif
yang muncul kemudian di ambil satu atau lebih alternatif yang dianggap
terbaik.

§ Penentuan altrernatif terbaik ialah kepastian yang dipilih dapat memberikan


dampak alternatif yang positif atau tidak.

d) Implementasi dan Pengawasan

Implementasi sebagai satu Tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang
sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan
setelah perencaaan sudah dianggap sempurna, dan dalam aktifitasnya
pengawasan sebagai kegiatan kontrol terhadap seluruh rangkaian kegiatan untuk
mengendalikan dalam mencapai tujuan

11
c. Keterbatasan Pengambilan Keputusan.

Kesalahan Umum dalam Pengambilan Keputusan Menurut WILIAMS (2000)


keterbatasan ialah yang terkait dengan kesalahan umum dalam pengambilan
keputusan, keterbatasan, dan risiko dari faktor lingkungan, Ada 2 keterbatasan
pengambilan keputusan :

1. Kesalahan umum dalam pengambilan keputusan ialah di akibatkan oleh


kesalahan umum yang biasa terjadi atau pengambilan keputusan terlalu
melakukan generalisasi (emosi).

2. Keterbatasan Rasional ialah pengambilan keputusan tidak sejalan dengan


kemampuan pengambilan keputusan itu sendiri.

è Faktor lingkungan yang berisiko ialah salah satu faktor dalam pengambilan
keputusan dan kegiatan yang kita jalankan.

d. Memperbaiki Keputusan

1.) Penggunaan Aturan Terhadap Alternatif Keputusan

Penggunaan aturan terhadap alternatif keputusan ialah untuk memastikan apakah


alternatif keputusan yang diambil akan memenuhi kriteria-kriteria yang dianggap
harus dipenuhi untuk setiap keputusan.

v Kriteria prioritas, untuk kriteria ini,setiap alternatif keputusan akan disusun


berdasarkan tingkat prioritasnya tertinggi hingga rendah.

Contohnya ketika menentukan lokasi investasi maka ada beberapa kriteria yang
diperlukan misalnya:fasilitas air,listrik,transportasi,jarak dari pemasok,dll.

v Kriteria umum , untuk kriteria ini setiap alternatif keputusan yang akan diambil
haruslah memenuhi syarat minimun yang telah ditetapkan untuk memastikan
keputusan yang diambil dapat memenuhi tujuan

2.) Pengujian terhadap berbagai alternatif keputusan

Pengujian ini dapat dilakukan dengan melakukan simulasi atas skenario dari
alternatif- alternatifyang mungkin dilakukan

12
Melaksanakan Keputusan.

Melaksanakan keputusan adalah esensi dari tindakan manajerial, karena keputusan


organisasi hanya dapat terlaksana melalui orang-orang, dan manajemen berarti
mengelola karyawan dalam organisasi. Manajer dihargai dari pembuatan
keputusannya, namun ia juga diharapkan mampu mengimplementasikan keputusan
tersebut menjadi tindakan nyata oleh karyawannya bagi keuntungan organisasi
secara keseluruhan. Untuk memastikan agar para karyawan tahu peran yang
diharapkan dari mereka, manajer harus memikirkan dengan seksama penyusunan
program, prosedur, aturan, atau kebijakan agar dapat menjadi alat bantu bagi
karyawan dalam proses pemecahan masalah.

Jenis-jenis Keputusan Manajerial

Ada dua variabel utama yang mempengaruhi cara manajer dalam membuat
keputusan, yakni : Tingkat Kepastian situasi, serta tingkat kerumitan masalah karena
keduanya mempengaruhi jenis keputusan yang dibuat. Jenis-jenis Keputusan tersebut
adalah : Keputusan yang telah terprogram; Keputusan Analitis; Keputusan
berdasarkan penilaian;

dan keputusan adaptif Berikut ini adalah jenis keputusan manajerial berdasarkan
kedua variabel tersebut yang dikutip dari Chung & Megginson

1. Keputusan Terprogram

Jenis keputusan ini adalah jenis keputusan yang termudah karena informasinya
berdasarkan kejadian-kejadian rutin dan berulang sehingga dapat dibuat Standard
Operating Procedurnya (SOP). Misalnya seorang pengusaha kue akan dapat
memperkirakan berdasarkan pengalamannya berapa banyak pesanan untuk masing-
masing jenis kue pada hari biasa; berapa banyak pada hari-hari libur dan barepa
banyak saat mendekati hari Raya, sehingga mudah baginya untuk memutuskan
tingkat produksi kuenya pada konisi-kondisi tersebut.

2. Keputusan Analitis

13
Keputusan-keputusan yang bersifat analitis ini adalah keputusan yang melibatkan
banyak variabel namun hasil dari setiap variabel relatif pasti sehingga dapat
dikomputerisasikan. Pada masa kini sudah cukup banyak software komputer yang
disusun berdasarkan informasi rutin dan berulang, yang dapat digunakan oleh para
manajer untuk membuat keputusan atau mengantisipasi masalah sebelum masalah
tersebut terjadi, misalnya yang berkaitan dengan urusan kepegawaian. Urusan
kenaikan gaji; promosi jabatan, permohonan cuti, dll yang bisa dikaitkan dengan
variabel masa kerja sangat bisa dibuatkan program softwarenya.

Teknik program Linier; Analisis Jaringan kerja; model persediaan barang, model
antrian, dan berbagai teknik statistik lainnya adalah contoh program komputer yang
dapat dimanfaatkan oleh manajer untuk membuat solusi yang paling optimal dari
sejumlah variabel permasalahan yang dapat diperkirakan hasilnya

3. Keputusan berdasarkan Penilaian

Keputusan yang membutuhkan penilaian manajer (Judgmental decisions) adalah


keputusan yang melibatkan sedikit variabel namun tingkat ketidak-pastian hasilnya
tinggi. Keputusan-keputusan yang menyangkut masalah investasi, pemasaran dan
alokasi sumberdaya adalah contoh dari keputusan-keputusan yang membutuhkan
penilaian manajer. Beberapa teknik kuantitatif dan statistik bisa membantu manajer,
namun pada akhirnya tetap dibutuhkan penilaian dari sang manajer sebelum
keputusan diambil.

Keputusan-keputusan yang membutuhkan penilaian ini biasanya dilakukan oleh


manajer tingkat tinggi, dan oleh karenanya dibutuhkan kemampuan konseptual agar
mampu melakukannya dengan baik. Selain itu pengalaman dan intuisi juga bisa
sangat membantu dalam melakukan keputusan ini.

4. Keputusan Adaptif

Keputusan yang bersifat adaptif adalah keputusan-keputusan yang dibuat dalam


situasi yang ketidak-pastian hasil-hasil dari tiap alternatif sangat tinggi dan variabel-
variabel yang terkait dengan permasalahan juga sangat kompleks. Dalam situasi ini
manajer seolah memasuki wilayah yang belum pernah dijamah, sehingga keputusan

14
yang diambil banyak bertumpu pada kemampuan kreatifitas (imajinasi dan intuisi)
sang manajer serta kerjasama tim dari berbagai keahlian yang dibutuhkan.

Karena sifat permasalahannya yang penuh ketidak-pastian, maka keputusan yang


bersifat adaptif ini pastilah membutuhkan beberapa modifikasi saat
diimplementasikan untuk mengadaptasi perubahan-perubahan dan perkembangan-
perkembangan baru dari lingkungannya. Contoh dari keputusan adaptif ini misalnya
Keputusan di saat

terjadi bencana alam, perang; yang membutuhkan rencana-rencana Kontinjensi.


Selain itu keputusan yang menyangkut investasi di bursa efek dan bursa saham.

Teknik-teknik Kuantitatif dalam Pembuatan Keputusan

Teknik-teknik kuantitatif sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan adalah


salah satu hasil pengembangan aliran manajemen ilmiah. Teknik ini biasanya
digunakan pada keputusan-keputusan logis rasional yang bisa dikuantifikasikan.
Diantara teknik-teknik tersebut yang banyak dikenal adalah : Model Pohon
Keputusan; Model Payoff; dan Model Simulasi.

1. Model Pohon Keputusan

Model Pohon keputusan (Decision Tree) adalah model yang menggambarkan


keseluruhan alternatif keputusan lengkap dengan potensi kemungkinan dan
resikonya. Disebut pohon karena setiap cabang menggambarkan alternatif
keputusan dan setiap ranting menggambarkan kemungkinan resiko dan
keuntungan dari masing-masing alternatif tersebut. Pohon keputusan sangat
bermanfaat untuk menganalisis berbagai kemungkinan dalam masalah investasi,
marketing, penetapan harga, dan dalam keputusan-keputusan yang berkaitan
dengan resiko.

2. Analisis Pengembalian balik (Payback analysis)

Analisis ini digunakan ketika situasi yang dihadapi mengandung resiko sehingga
untuk memutuskan sesuatu manajer harus mempertimbangkan semua alternatif-
alternatif yang memberikan kemungkinan pengembalian terbaik di masa

15
mendatang. Misalnya seseorang yang memiliki kelebihan uang Rp. 100.000.000,-
dan ingin agar uang tersebut memberikan hasil terbesar di masa mendatang. Ia
punya pilihan : Ditabung, didepositokan atau diinvestasikan. Jika ditabungkan
atau didepositokan ia harus memilih bank yang memberikan bunga tertinggi
disamping harus memperhitungkan reputasi bank tersebut. Jika diinvestasikan ia
juga harus

3. Simulasi

Teknik simulasi dalam pengertian yang paling luas adalah membuat model yang
persis dengan kondisi atau permasalahan yang dihadapi lalu membuat
perhitungan- perhitungan lengkap dengan konsekuensi-konsekuensi yang bisa
terjadi. Dengan membuat model ini, manajer dapat mengubah-mengubah setiap
variabel yang mempengaruhi untuk memperoleh alternatif yang paling
menguntungkan karena dapat memperkirakan secara nyaris pasti konsekuensi-
konsekuensi dari setiap alternatif tersebut dalam situasi nyata.

Gaya dalam pengambilan keputusan

Dalam pembuatan keputusan tak pelak bahwa gaya pribadi sang manajer sangat
mempengaruhi keputusan yang diambil. Ada manajer yang banyak bersandar pada
pertimbangan rasional dan logis; ada manajer yang lebih mempercayai pengalaman
dan intuisinya; dan ada manajer yang mencari jalan aman dengan keputusan yang
asal

cukup memuaskan atau yang disebut oleh Herbert Simon sebagai “satisficing
behavior’.

1. Model keputusan rasional Logis,

adalah model keputusan yang diambil oleh manajer yang mementingkan


hubungan sebab akibat logis dalam pembuatan keputusannya dan dalam
mengambil keputusan ia akan mengikuti proses pembuatan keputusan
sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Ia juga akan banyak menggunakan
berbagai alat bantu untuk menganalisis alternatif (perhitungan, simulasi, pohon

16
keputusan, hasil penelitian, dll) dan mengambil keputusan berdasarkan
pertimbangan tersebut.

2. Model Keputusan Intuitif

adalah model keputusan yang diambil oleh kebanyakan manajer kawakan.


Mereka bisanya menghindari hitungan statistik dan pembuatan model analisis
karena lebih meyakini intuisinya. Meski demikian bukan berarti keputusan
mereka ngawur, intuisi mereka tumbuh dan menjadi tajam karena diasah oleh
praktek dan pengalaman selama bertahun-tahun.

3. Model Keputusan Jalan Aman, adalah model keputusan yang diambil oleh
manajer yang cenderung menghindari resiko. Dalam proses pembuatan
keputusan mereka tidak menggali alternatif sebanyak mungkin, cukup asal telah
memperoleh alternatif yang dianggap memuaskan dan bisa diterima oleh banyak
orang. Manajer tipe ini banyak dijumpai pada instansi pemerintah, baik karena
alasan politis maupun karena alasan pribadi.

17
BAB III

KESIMPULAN

1. Fungsi Perencanaan ada empat yaitu

a) Perencanaan sebagai pengarah

b) Perencanaan sebagai Minimalisasi Ketidakpastian

c) Perencanaan sebagai Minimalisasi Pemborosan Sumber Daya

d) Perencanaan sebagai Penetapan Standar dalam Pengawasan Kualitas

2. Tujuan.Rencana (plans) adalah segala bentuk konsep dan dokumentasi yang


menggambarkan bagaimana tujuan akan dicapai dan bagaimana sumber daya
perusahaan akan dialokasikan, penjadwalan dari proses pencapaian tujuan, hingga
segala hal yang terkait dengan pencapaian tujuan.

3. Alat Bantu Perencanaan

- Perencanaan dengan Flow Chart

- Perencanaan dengan Jaringan PERT (PERT Network)

18
4. Gaya dalam pengambilan keputusan

- Model keputusan rasional Logis

- Model Keputusan Intuitif

- Model Keputusan Jalan Aman

Referensi:

http://manajemen-yunilda.blogspot.com/2011/06/fungsi-perencanaan-dan-
pengambilan.html

http://mangihot.blogspot.com/2017/02/pengertian-fungsi-perencanaan-dan.html

19

Anda mungkin juga menyukai