Laporan Penelitian Biologi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENELITIAN BIOLOGI

PENGARUH FAKTOR LOKASI DAN CAHAYA TERHADAP


VIABILITAS BENIH KACANG HIJAU

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
1. CHRYSILLA SALWA CHANIA
2. CINDY DINATA

XII MIPA 4

SMA NEGERI 6 PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2022/2023
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pengertian pertumbuhan selalu dikaitkan dengan perkembangan, pada hal kedua
istilah tersebut memiliki pengertian dan konsep yang berbeda, walaupun sama-sama
merupakan proses yang tidak dapat dipisahkan. Pertumbuhan adalah proses bertambahnya
jumlah protoplasma sel pada suatu organisme yang disertai dengan pertambahan ukuran,
berat dan jumlah sel yang bersifat tidak dapat kembali pada keadaan sebelumnya, sedangkan
pengertian perkembangan pada perisipnya adalah tahapan-tahapan perubahan yang progresip
yang terjadi dalam rentang kehidupan organisme, tanpa membedakan asfek-asfek yang
terdapat dalam diri organisme tersebut. Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang
bersifat irreversibel (tidak dapat balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel
dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Pada proses pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya
perubahan bentuk. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.

Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan bagian bagian biji lainnya
yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Struktur
dari embrio tumbuhan terdiri atas tiga bagian, yaitu satu atau dua kotiledon, epikotil, dan
hipokotil. Tahap awal perkecambahan dimulai pada saat biji menyerap air. Penyerapan air
(imbibisi) terjadi melalui liang biji (mikrofil). Penyerapan air merupakan tahap yang penting
karena sebelumnya biji benar-benar kering dengan kandungan air hanya sekitar 5-10%. Biji
yang telah menyerap air akan membesar sehingga mengakibakan robeknya kulit biji.
Peningkatan kandungan air dalam biji memicu pengaktifan enzim-enzim dalam kotiledon
yang akan merombak cadangan makanan menjadi molekul-molekul sederhana yang
selanjutnya akan diangkut menuju lokasi pertumbuhan pada embrio. Kotiledon atau daun biji
merupakan bagian embrio yang pertama kali melakukan fotosintesis selama biji berkecambah
sebelum terbentuknya daun. Bagian biji yang tumbuh ke atas dinamakan epikotil. Bagian
epikotil ini akan membentuk batang dan daun. Adapun bagian biji yang tumbuh ke bawah
dinamakan hipokotil. Pada bagian ini akan tumbuh akar. Perkecambahan dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu perkecambahan di bawah tanah (hipogeal) dan perkecambahan di
atas tanah (epigeal)
A. Perkecambahan Hipogeal
Perkecambahan hipogeal adalah perkecambahan yang kotiledonnya tetap berada di
dalam tanah. Perkecambahan jenis ini contohnya terjadi pada buncis.
B. Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan epigcal adalah perkecambahan yang kotiledonnya terangkat ke atas
tanah. Perkecambahan jenis ini contohnya terjadi pada kacang polong.
Faktor lingkungan yang mendukung, ditambah dengan potensi dari dalam tubuh
tumbuhan merupakan kombinasi yang mengoptimalkan produktivitas tumbuhan. Dengan
demikian, ada dua hal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan, yaitu, Faktor internal, contohnya hormon yang mengontrol pertumbuhan dan
perkembangan. Faktor eksternal, contohnya kondisi fisik kimia lingkungan, seperti panjang
pendeknya hari, temperatur, sumber nutrisi, dan pencahayaan.

Jadi, dapat dikatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan adalah hasil dari
interaksi antara faktor internal (potensi genetik) dengan faktor eksternal (kondisi
lingkungannya). Hilangnya pertumbuhan suatu organ atau jaringan makhluk hidup dapat
disebabkan oleh salah satu faktor di atas saja atau dapat disebabkan oleh kedua-duanya.
Secara genetis, tumbuhan memiliki kloroplas. Akan tetapi, jika tidak ada cahaya, kloroplas
tersebut tidak akan terbentuk. Kloroplas pada tumbuhan dapat tidak terbentuk karena tidak
diproduksinya enzim yang diperlukan dalam pembentukan kloroplas atau karena lingkungan
tidak menyediakan cahaya atau mineral yang penting dalam pembentukan kloroplas.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


1. Adakah pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tumbuhan kacang hijau?
2. Bagaimana perbedaan hasil penelitian dari pertumbuhan tanaman kacang hijau yang
mendapatkan cahaya matahari langsung dan kacang hijau yang tidak mendapat
cahaya matahari?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1. Mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau.
2. Mengamati pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau.
3. Mengetahui perbedaan tumbuhan pada kacang hijau yang terkena cahaya matahari
dan tidak terkena sinar matahari langsung.
1.4 VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel Bebas : Pemberian Intensitas cahaya di tempat terang (terkena sinar
matahari), dan di tempat teduh (tidak terkena sinar matahari langsung).
2. Variabel Terikat : Morfologi kacang hijau dan pertumbuhan kacang hijau.
3. Variabel Kontrol :
a. Tempat penelitian pada botol plastik ukuran sedang.
b. Media penelitian pada kapas basah yang tidak terlalu basah dan tidak terlalu
kering, dan dilakukan penyiraman secara rutin sehari sekali sampai tumbuh tunas
kecil
c. Biji kacang hijau yang sebelumnya telah tumbuh tunas kecil, kemudian
dipindahkan ke tanah (pupuk)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 KACANG HIJAU


Kacang hijau yang mempunyai nama lain Vigna Radiata yang termasuk famili
kacang-kacangan (Papilionaceae). Kacang hijau dapat ditanam di lahan tegalan dan sawah.
Tanaman ini mempunyai kelebihan yaitu tahan kering, varietas unggul kacang hijau
mempunyai umur genjah (+60) hari, sehingga lahan dapat segera digunakan.
Produktivitasnya tinggi, harganya cukup tinggi, hama dan penyakit yang menyerang relatif
sedikit, resiko kegagalan panen relatif sedikit dan dapat dikonsumsi langsung dengan
pengolahan yang mudah. Kandungan gizi yang terkandung dalam kacang hijau banyak sekali,
yaitu protein, karbohidrat, vitamin A dan B. Minat petani untuk menanam kacang hijau masih
kurang karena rendahnya permintaan. Hal ini disebabkan masih terbatasnya industri yang
bahan bakunya kacang hijau.

Susunan tubuh tanaman (morfologi) kacang hijau terdiri atas akar, batang, daun,
bunga, buah dan biji. Tanaman kacang hijau berakar tunggang, batangnya berbentuk bulat
dan berbuku-buku. Ukuran batangnya kecil, berbulu, berwarna hijau kecokelatan atau
kemerahan. Setiap buku batang menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama
berupa sepasang daun yang berhadap-hadapan dan masing-masing daun berupa daun tunggal.
Batang kacang hijau tumbuh tegak dengan ketinggian 1 m. Cabangnya menyebar ke semua
arah. Daun kacang hijau tumbuh majemuk, terdiri dari tiga helai anak daun disetiap tangkai.
Helai daun berbentuk oval dengan bagian ujung lancip dan berwarna hijau muda hingga hijau
tua. Letak daun berseling, tangkai daunnya lebih panjang dari daunnya sendiri.

Bunga kacang hijau berbentuk seperti kupu-kupu dan berwarna kuning kehijauan atau
kuning pucat, termasuk bunga hermaprodit atau berkelamin sempurna. Buah kacang hijau
berbentuk polong. Panjang polong sekitar 5-16 cm, setiap polong berisi 10-15 biji. Polong
berbentuk bulat silindris atau pipih dengan ujung agak runcing atau tumpul. Polong muda
berwarna hijau, setelah tua berubah menjadi kecokelatan atau kehitaman. Bijinya berbentuk
bulat dengan bobot (berat) sebesar 0,5-0,8 mg, berwarna hijau sampai hijau mengkilap
(Purwono dan Hartono, 2005)
2.2 CAHAYA

Cahaya merupakan faktor lingkungan yang diperlukan untuk mengendalikan


pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Cahaya diperlukan dalam proses
fotosintesis. Pengendalian nga perkembangan oleh cahaya disebut fotomorfogenesis.
Beberapa efek fotomorfogenesis dapat dengan mudah dikenali dengan cara membandingkan
kecambah yang tumbuh di tempat terang dengan kecambah yang tumbuh di tempat gelap.
Kecambah yang tumbuh dalam gelap akan mengalami etiolasi (bahasa Prancis, etioler yang
berarti tambah pucat atau lemah).

Kemampuan suatu organisme untuk merespons perubahan perubahan waktu


pencahayaan (fotoperiodik) dikenal dengan fotoperiodisme. Tumbuhan dikelompokkan
menjadi tiga kelompok bila dihubungkan dengan fotoperiodisme yang mempengaruhi
pembungaan, yaitu tumbuhan berhari pendek, tumbuhan berhari panjang, dan tumbuhan
berhari netral.

 Tumbuhan berhari pendek (short-day plants) adalah tumbuhan yang berbunga ketika
periode gelap lebih lama daripada periode kritis pembungaan (lebih dari 12 jam),
misalnya bunga aster dan bunga dahlia.
 Tumbuhan berhari panjang (long-day plants) adalah tumbuhan yang berbunga ketika
periode gelap lebih pendek daripada periode kritis pembungaan (kurang dari 12 jam),
misalnya bayam, selada, dan tumbuhan Gramineae.
 Tumbuhan berhari netral adalah tumbuhan yang berbunga tanpa dipengaruhi oleh
periode gelap, misalnya bunga matahari dan bunga mawar.

Respon tumbuhan terhadap penyinaran meliputi proses dormansi, perkecambahan,


perkembangan batang dan akar, serta pembungaan. Respon tumbuhan terhadap sinar
dikontrol oleh pigmen fitokrom. Pada tumbuhan yang sama, apabila daun yang berfungsi
sebagai tempat fotosintesis mengalami intensitas penyinaran yang berbeda, akan terjadi
perbedaan struktur daun. Daun yang terkena cahaya matahari lebih banyak mengalami proses
fotosintesis yang cepat. Akibatnya, sel-sel palisade yang terbentuk lebih dari satu lapis.
Untuk mengurangi transpirasi, kutikulanya akan menebal. Sebaliknya, tumbuhan yang kurang
terkena cahaya akan memiliki kandungan air yang lebih banyak. Pada tumbuhan ini sel-sel
mesofil lebih banyak jumlahnya.
Agar cahaya mampu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
maka tumbuhan harus menyerap cahaya. Pada tumbuhan terdapat empat macam penerima
cahaya yang mempengaruhi fotomorfogenesis, yaitu fitokrom, kriptokrom, penerima cahaya
UV-B, dan protoklorofilida.

1. Fitokrom

Fitokrom adalah sejenis protein yang mampu menyerap cahaya. Fitokrom dapat
dijumpai pada tumbuhan Spermatophyta, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, serta
beberapa jenis ganggang hijau, ganggang merah, dan ganggang cokelat. Fitokrom
ditemukan oleh Sterling B. Hendricks pada tahun 1952.

Fitokrom terdapat dalam dua bentuk, yaitu fitokrom merah dan fitokrom merah-
panjang. Fitokrom merah (Pr) adalah fitokrom yang mampu menyerap cahaya merah
dengan panjang gelombang 660 nm. Pr merupakan bentuk inaktif. Fitokrom
inframerah (Pfr) adalah fitokrom yang mampu menyerap cahaya merah dengan
panjang gelombang 730 nm. Pfr merupakan bentuk fitokrom aktif yang dapat
meningkatkan atau menghambat respons waktu pencahayaan. Fitokrom inframerah
berubah menjadi fitokrom merah dalam keadaan gelap atau saat matahari tenggelam.
Sebaliknya, fitokrom merah berubah menjadi fitokrom inframerah pada saat matahari
terbit. Perubahan bentuk kedua fitokrom ini merupakan faktor pengontrol jam biologi
(biological clocks) pada tumbuhan.

2. Kriptokrom

Kriptokrom merupakan kelompok pigmen yang mampu menyerap cahaya biru dan
panjang gelombang ultraviolet sekitar 320-400 nm (UV-A). Dinamakan kriptokrom
karena berperan penting pada tumbuhan tidak berbunga (kriptogram).

3. Penerima UV-B
Penerima UV-B merupakan beberapa senyawa yang tidak dikenal, bukan pigmen,
yang mampu menyerap gelombang ultraviolet sekitar 280-320nm.
4. Protoklorofilida

Protoklorofilida merupakan pigmen yang mampu menyerap cahaya merah dan biru.
Protoklorofilida dapat tereduksi menjadi klorofil.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 ALAT DAN BAHAN

1. Kacang hijau
2. Tanah pupuk
3. Air
4. Gelas plastik
5. Kapas basah
6. Penggaris

3.2 CARA KERJA


1. Pertama, siapkan gelas plastik yang sudah dilapisi dengan kapas basah. Sebarkan
beberapa kacang hijau di atas kapas yang sudah basah, tunggu sampai tunas muncul
dari biji kacang hijau.
2. Setelah tunas tumbuh, pindahkan beberapa tunas ketiga gelas plastik berbeda-beda
yang telah diisi tanah pupuk ( gelas A dan B = percobaan yang terkena sinar matahari
langsung, gelas C dan D = percobaan yang terkena sinar matahari tidak langsung, dan
gelas E = percobaan di ruang yang tidak terkena sinar mathari sama sekali. ) setelah
itu siram dengan air di kelima gelas tersebut.
3. Taruh gelas-gelas berdasarkan tempat percobaan (tempat terang di halaman rumah,
tempat teduh di ruang tamu, dan tempat gelap di sudut kamar. ) dan memberi label
kepada masing-masing gelas agar mempermudah.
4. Amati dan ukur petumbuhan yang dialami pada biji biji tunas tersebut dan rutin
menyiram setiap hatinya.
5. Catat data pertumbuhan dari hari ke-1 sampei hari ke-13 tanaman tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Tinggi (cm)
No Hari Terang Teduh Gelap
A B C D E
1. Hari pertama (19 Agustus 2022) 1 1 1 1 1
2. Hari kedua (20 Agustus 2022) 0
3. Hari ketiga (21 Agustus 2022)
4. Hari keempat (22 Agustus 2022)
5. Hari kelima (23 agustus 2022)
6. Hari keenam (24 Agustus 2022)
7. Hari ketujuh (25 Agustus 2022)
8. Hari kedelapan (26 Agustus 2022)
9. Hari kesembilan (27 Agustus 2022)
10. Hari kesepuluh (28 Agustus 2022)
11. Hari kesebelas (29 Agustus 2022)
12. Hari kedua belas (30 Agustus 2022)
13. Hari ketiga belas (31 Agustus 2022)

4.2 ANALISIS

4.3 PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa cahaya
dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Faktor cahaya sangat
dibutuhkan oleh pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal ini dikarenakan di dalam
tumbuhan terdapat hormon yang disebut auksin, hormon auksin berperan dalam pemanjangan
batang dan hormon yang peka cahaya. Hormon ini terurai apabila terkena cahaya.
Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap pertumbuhan dan perkecambahan biji kacang
hijau, biji kacang hijau yang diletakan ditempat gelap, terang dan teduh akan mempunyai
perbedaan.biji kacang hijau yang terkena sinar matahari secara langsung (terang)
pertumbuhannya agak sedikit lambat , daunnya yang lebar dan berwarna hijau, dan memiliki
batang yang kokoh. Sedangkan, biji kacang hijau yang tidak terkena sinar matahari langsung
(teduh) pertumbuhannya sedikit cepat, daun yang agak lebar dan berwarna hijau muda dan
batang sedikit tidak kokoh. Dan, biji kacang hijau yang berada di tempat yang tidak terkena
matahari (gelap) pertumbuhan tinggi yang cepat, daun yang tipis, tidak lebar dan berwarna
pucat (kuning), dan batang yang tidak kokoh (melengkung). Hal ini terjadi karena cahaya
meperlambat atau menghambat kerja hormon auksin dalam pertumbuhan.

5.2 SARAN
 Sebaiknya percobaan dilakukan dengan jenis tumbuhan yang berbeda.
 Memilih biji kacang hijau yang masih segar, agar hasil penelitiannya dapat mendapat
hasil yang maksimal. Dan sebelum penanaman, sebaiknya dilakukan penyemaian biji
kacang hijau agar lebih meminimalisir kesalahan dan tanaman cepat tumbuh.
 Sebaiknya percobaan dilakukan lebih lama agar perbedaan antara ketiga tumbuhan
yang berbeda lokasi dapat terlihat dengan jelas.
DAFTAR PUSTAKA
https://books.google.co.id/books?
id=pKwAI40ydccC&pg=PA8&dq=perkecambahan&hl=ban&sa=X&ved=2ahUKEwjQ4YSJ
6fr5AhWgIbcAHVr-D-QQ6AF6BAgFEAI#v=onepage&q=perkecambahan&f=false
https://books.google.co.id/books?id=Y-
ho6ZawoLAC&pg=PA1&dq=faktor+pertumbuhan+tanaman&hl=ban&sa=X&ved=2ahUK
EwiqxaWQ7Pr5AhWf1HMBHcPjDEg4ChDoAXoECAUQAg#v=onepage&q=faktor
%20pertumbuhan%20tanaman&f=false
https://books.google.co.id/books?
id=mzQ2CPyVn8YC&pg=PA1&dq=kacang+hijau&hl=ban&sa=X&ved=2ahUKEwiZmJXT
8_r5AhUYJrcAHWPTAQwQ6AF6BAgKEAI#v=onepage&q=kacang%20hijau&f=false
https://books.google.co.id/books?
id=OzMMylYcf0IC&pg=PA6&dq=perkecambahan&hl=ban&sa=X&ved=2ahUKEwjQ4YSJ
6fr5AhWgIbcAHVr-D-QQ6AF6BAgGEAI#v=onepage&q=perkecambahan&f=false

Anda mungkin juga menyukai