Makalah Riset Operasi-Klmpok 1
Makalah Riset Operasi-Klmpok 1
Makalah Riset Operasi-Klmpok 1
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Gusti Ayu Mirah Trisnadewi (11)
Putu Eka Desiantari (14)
I Made Sudiana (23)
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan bagi pembaca terhadap materi yang akan dibahas. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan
makalah yang akan kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Penyusun
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Setelah kesuksesan tim riset operasional ini, militer Inggris dan Amerika Serikat
melanjutkan mengaktifkan tim riset operasional. Sebagai hasilnya, tim riset operasional
semakin banyak yang disebut dengan “peneliti operasional militer” yang mengaplikasikan
pendekatan riset operasional pada permasalahan pertahanan nasional. Beberapa teknik
yang mereka kembangkan memasukkan ilmu politik, matematik, ekonomi, teori
probabilitas danstatistik. Setelah perang, keberhasilan kelompok-kelompok penelitian
operasional-operasional dibidang militer menarik perhatian para industriawan dalam
dunia usaha yang berkembang semakin kompleks. Perkembangan dunia usaha ini sangat
terlihat dengan jelas setelah revolusi industri. Industri semakin kompleks, sumber daya
yang dimiliki digunakan untuk berbagai kegiatan atau aktivitas, organisasi industri
semakin besar, dan semua itu sering menggunakan sumber daya yang terbatas.
Keterbatasan sumber daya menyebabkan kepentingan masing-masing aktivitas atau
bagian saling bentrok.
Melihat kesuksesan tim riset operasional pada militer, industri secara bertahap
mengaplikasi penggunaan riset operasional. Sejak tahun 1951, riset operasional
diaplikasikan di dunia industry dan bisnis di Inggris dan juga di Amerika Serikat. Sejak
itu riset operasional memberikan dampak besar pada organisasi manajemen. Baik jumlah
maupun variasi aplikasinya bertumbuh sangat cepat.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan riset operasi ?
2. Bagaimana perkembangan dari operation research ?
3. Apa saja model dalam operation research ?
4. Bagaimana tahap-tahapan dalam operation research ?
5. Apa saja metode-metode dalam operation research ?
a. Makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk dikembangkan lagi secara
mendalam.
b. Sebagai pengetahuan atau wawasan bagi pembacanya tentang riset operasi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi 1
Definisi 2
Operation research concerned with scientifically deciding how to best design and
operate man-machine system, usually under conditions requiring the allocation of scarce
resource. (Dari buku Operation Reseach Principiles and Practice, karangan
6
A.Ravindram dan Don T. Phillips dan James J. Solberg, dikutip dari Operation Reseach
Society of America).
Definisi 1 dan definisi 2 ini mungkin paling penting, karena kedua definisi tersebut
berasal dari dua lembaga yang paling penting di bidang operation research. Adapun
definisi lainnya untuk memperkaya wawasan yang dikutip dari berbagai literature sebagai
berikut :
Definisi 3
Definisi 4
Definisi 5
Definisi 6
Definisi 7
7
bertujuan menentukan penggunaan terbaik sumberdaya yang terbatas. (Churchman,
Ackoff dan Arnoff, 1957)
Definisi 8
Definisi 9
Mendefinisikan riset operasi sebagai suatu metode ilmiah yang memungkinkan para
manajer mengambil keputusan mengenai kegiatan yang ditangani secara kuantitatif.
(Morse dan Kimball)
Definisi 10
Definisi 11
Definisi 12
Definisi 13
Menyampaikan bahwa riset operasi adalah seni dalam memenangkan perang tanpa
harus bertempur. (Aurther Clark)
8
Defini 14
Menyebutkan bahwa riset operasi adalah riset dalam operasi. (J. Steinhardt)
Berbagai definisi diatas yang muncul dari berbagai ahli operation research karena begitu
luasnya bidang dan kajian yang dapat dimasuki oleh disiplin ilmu operation reseach, dari
berbagai definisi diatas rangkuman yang dapat diambil mengenai arti kata riset operasi,
yaitu :
Setelah kesuksesan tim riset operasional ini, militer Inggris dan Amerika Serikat
melanjutkan mengaktifkan tim riset operasional. Sebagai hasilnya, tim riset operasional
semakin banyak yang disebut dengan “peneliti operasi militer” yang mengaplikasikan
9
pendekatan riset operasional pada permasalahan pertahanan nasional. Beberapa teknik
yang mereka kembangkan memasukkan ilmu politik, matematik, ekonomi, teori
probabilitas dan statistik.
Paling sedikit ada dua faktor lainnya yang turut berkontribusi dalam pengembangan
riset operasional. Pertama adalah kemajuan mendasar yang dibuat di awal dalam
pengembangan teknik yang ada terhadap riset operasional. Setelah perang, banyak
ilmuwan yang berpartisipasi dalam tim riset operasional atau yang mendengarkan
keberhasilan tim termotivasi untuk melanjutkan penelitian relevan terhadap suatu bidang,
yang menunjukkan pengembangan penting dari sudut seni yang dihasilkan. Salah satu
contoh paling penting adalah ditemukannya metode simpleks untuk menyelesaikan
permasalahan pemrograman linear oleh George Dantzig tahun 1947. Banyak teknik riset
operasional, seperti pemrograman linear, pemrograman dinamis, teori antrian dan teori
inventori telah dikembangkan dengan baik di akhir tahuan 1950-an.
10
Perkembangan disiplin operation research diawali dari keberhasilan-keberhasilan
penelitian dari kelompok kelompok studi militer yang kemudian telah menarik kalangan
Industriawan untuk membantu memberikan berbagai solusi terhadap masalah-masalah
manajerial yang rumit. Dalam perkembangannya sekarang ini, Operation Reseach (OR)
banyak diterapkan dalam menyelesaikan masalah-masalah manajemen untuk
meningkatkan produktivitas atau efisiensi. Operation Reseach sering dinamakan sebagai
Management Science.
11
permintaan, kurva frekuensi dalam statistika adalah contoh lain model analog dari
tingkah laku peristiwa-peristiwa. Model analog lebih mudah untuk memanipulasi dan
dapat menunjukkan situasi dinamis. Model ini umumnya lebih berguna daripada
model iconic karena kapasitasnya yang besar untuk menunjukkan ciri-ciri
sistem nyata yang dipelajari.
c. Mathematic (Simbolic) Model
Diantara jenis model yang lain, model matematik sifatnya paling abstrak. Model ini
menggunakan seperangkat simbol matematik untuk menunjukkan komponen-
komponen (dan hubungan antara mereka) dari sistem nyata. Namun, sistem nyata
tidak selalu dapat diekspresikan dalam rumusan matematik. Model ini dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu deterministik dan probabilistik. Model
deterministik dibentuk dalam situasi kepastian (certainty). Model ini memerlukan
penyederhanaan-penyerdehanaan dari realitas karena kepastian jarang terjadi. Namun,
keuntungan model ini adalah bahwa ia dapat dimanipulasi dan diselesaikan lebih
mudah. Jadi, sistem yang rumit dapat dimodel dan dianalisa jika dapat diasumsikan
bahwa semua komponen sistem itu dapat diketahui dengan pasti.
Ada beberapa cara untuk membuat model menjadi lebih sederhana, misalnya:
1. Melinierkan hubungan yang tidak linier
2. Mengurangi banyaknya variabel atau kendala
3. Mengubah sifat variabel, misalnya dari diskrit menjadi kontinyu
4. Mengganti tujuan ganda menjadi tujuan tunggal
5. Mengeluarkan unsur dinamik (membuat model menjadi statistik)
6. Mengasumsikan variabel random menjadi suatu nilai tunggal (deterministik)
Pembentukan model adalah esensi dari pendekatan Operation Research karena solusi dari
pendekatan ini tergantung pada ketepatan model yang dibuat. Philips, Ravindran, dan Solberg
(1976) mengingatkan sepuluh prinsip dalam pembentukan model yaitu:
1. Jangan membuat model yang rumit jika yang sederhana akan cukup
2. Hati-hati dalam merumuskan masalah, agar disesuaikan dengan teknik penyelesaian
3. Hati-hati dalam memecahkan model, jangan membuat kesalahan matematik
4. Pastikan kecocokan model sebelum diputuskan untuk diterapkan
5. Model jangan sampai keliru dengan sistem nyata
6. Jangan membuat model yang tidak diharapkan
7. Hati-hati dengan model yang terlalu banyak
8. Pembentukan model itu sendiri hendaknya memberikan beberapa keuntungan
12
9. Sampah masuk, sampah keluar artinya nilai suatu model tidak lebih baik dari pada
datanya
10. Model tidak dapat menggantikan pengambil keputusan
Merumuskan masalah.
Merumuskan definisi persoalan secara tepat
Dalam perumusan masalah ada tiga hal yang penting diperhatikan:
- Variabel keputusan yaitu unsur-unsur dalam persoalan yang dapat
dikendalikan oleh pengambil keputusan, sering disebut sebagai
instrumen.
- Tujuan (objective). Penetapan tujuan membantu pengambil keputusan
memusatkan perhatian pada persoalan dan pengaruhnya terhadap
organisasi. Tujuan ini diekspresikan dalam variabel keputusan.
- Kendala (constraint) adalah pembatas-pembatas terhadap alternatif
tindakan yang tersedia.
Pembentukan Model.
Sesuai dengan definisi persoalannya, pengambil keputusan menentukan
model yang paling cocok untuk mewakili sistem.
Model merupakan ekspresi kuantitatif dari tujuan dan kendala-kendala
persoalan dalam variabel keputusan.
Jika model yang dihasilkan cocok dengan salah satu model matematik yang
biasa (misalnya linier), maka solusinya dapat dengan mudah diperoleh
dengan program linier.
Mencari penyelesaian masalah
Aplikasi bermacam-macam teknik dan metode solusi kuntitatif yang
merupakan bagian utama dari Riset Operasional.
Disamping solusi terhadap model, perlu juga informasi tambahan: Analisa
Sensitivitas.
13
Validasi Model.
Model harus diperiksa apakah dapat merepresentasikan berjalannya sistem
yang diwakili.
Validitas model dilakukan dengan cara membandingkan performance solusi
dengan data aktual.
Model dikatakan valid jika dengan kondisi input yang serupa, dapat
menghasilkan kembali performance seperti kondisi aktual.
Penerapan Hasil Akhir
Menerapkan hasil model yang telah diuji, hal ini membutuhkan suatu
penjelasan yang hati-hati tentang solusi yang digunakan dan hubungannya
dengan realitas.
Tahap kritis pada tahap ini adalah mempertemukan ahli operation research
(pembentuk model) dengan mereka yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan sistem.
14
1. Untuk model yang cocok terhadap suatu sistem, pengamatan sampel dilakukan
dan kemudian distribusi probabilitas variabel yang bersangkutan ditentukan
2. Ubah distribusi probabilitas itu menjadi distribusi kumulatif
3. Pilih urutan bilangan random dengan bantuan tabel random
4. Tentukan urutan nilai variabel yang bersangkutan dengan urutan bilangan random
yang didapat dari langkah c.
5. Cocokkan suatu fungsi matematik standar dengan nilai-nilai pada tahap d.
Metode Monte Carlo pada dasarnya adalah suatu teknik simulasi dimana fungsi
distribusi statistik dibuat melalui seperangkat bilangan random.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Riset Operasi adalah aplikasi metode ilmiah terhadap permasalahan yang
kompleks dalam mengarahkan dan mengendalikan sistem yang luas mengenai
kehidupan manusia, mesin-mesin, material dan uang dalam industri, bisnis,
pemerintahan dan pertahanan. Model dalam operational reseach yaitu iconic
(Physical) model, analogue model, mathematic (simbolik) model. Adapun tahap-
tahapan dalam operation research antara lain merumuskan masalah, pembentukan
model, mencari penyelesaian masalah, validasi modal, dan penerapan hasil akhir.
Terdapat metode-metode dalam operation research yaitu pendekatan analitik (metode
analitik), pendekatan numerik (model numerik), dan model monte carlo.
3.2 Saran
Demikian yang kami dapat paparkan mengenai riset operasi (operation
research) dan yang berkaitan dengannya, tentunya kami menyadari betul atas segala
kekurangannya. Maka dari itu, kami berharap para pembaca dan penyimak
memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini berguna khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pihak
yang terkait.
16
DAFTAR PUSTAKA
Pangestu Subagyo, Marwan Asri, & T. Hani Handoko. (2000). Dasar-Dasar Operations
Research. edisi kedua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Astuti Meflinda & Mahyarni. (2011). Operations Research (riset operasi). UR Press
Pekanbaru
http://zalamsyah.staff.unja.ac.id/wp-content/uploads/sites/286/2016/02/riset-operasi-
pengantar2.pdf
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00394-MN-Bab%202.pdf
https://www.sains.web.id/2018/12/pengertian-riset-operasi.html?m=1
17