LP BBLR
LP BBLR
LP BBLR
Disusun Oleh:
Muhammad Fahrizal, S. Kep
NIM: 11194692210143
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ners
Universitas Sari Mulia
1) Stimulasi mekanik
Stimulasi mekanik yaitu karena terdapat rongga dada pada
saat melewati jalan lahir hal tersebut mengakibatkan paru paru
kehilangan 1/3 dari cairan yang terdapat dildalamnya, sehingga
akan tersisa 80-100 mL setelah bayi lahir dan cairan tersebut akan
diganti dengan udara.
2) Stimulasi kimiawi
Stimulasi kimiawi yaitu penurunan kadar oksigen (dari 80
ke 15 mmHg), Kenaikan kadar karbon dioksida (dari 40 ke 70
mmHg) dan penurunan PH yang akan merangsang kemoreseptor
yang terletak di sinus karotikus dan akibatnya akan terjadi asfiksia
sementara selama kelahiran.
3) Stimulasi sensorik
Stimulasi sensorik yaitu adanya rangsangan suhu dingin
pada bayi pada saat bayi meninggalkan suasana hangat pada
uterus dan memasuki udara luar yang dingin. Perubahan suhu
yang mendadak ini akan merangsang implus sensoris di kulit yang
kemudian disalurkan ke pusat respirasi.
4) Refleks deflasi hering breur
Refleks deflasi hering breur adalah refleks mengeluarkan
cairan dalam paru-paru yang dapat menyebabkan bayi batuk dan
muntah sehingga mengembangkan jaringan alveolus paru-paru
untuk pertama kali.
Berikut beberapa fungsi dari bagian sistem pernafasan (Ibishi et al, 2018):
1) Nasal Cavity (Rongga Hidung)
Rongga hidung adalah tempat masuknya udara menuju
tenggorokan. Rongga hidung juga bertugas menjaga kelembapan,
suhu, dan tekanan udara di sana. Di dalam rongga, terdapat
selaput lendir dan bulu hidung.
2) Faring
Faring berfungsi sebagai penyalur, sehingga udara yang
masuk ke tubuh disalurkan lewat faring ke trakea.
3) Epiglotis
Epiglotis berbentuk seperti katup yang bekerja pada saat
bernafas ia akan terbuka dan saat kita makan ia akan tertutup hal
ini berfungsi untuk menghalang makanan masuk pada rongga
pernafasan.
4) Laring
Laring bertugas untuk memproduksi suara, ketika kita
berbicara maka akan ada udara yang keluar dari mulut, udara
yang keluar dari mulut ini melalui pita suara yang
berimpitanakibatnya timbullah getaran.
5) Trakea
Trakea merupakan batang tenggorokan yang berfungsi
untuk mengalirkan udara ke paru-paru.
6) Bronkus
Bronkus menyerupai tabung yang pada tabungnya
terdapat silia atau rambut kecil dan bergerak secara gelombang,
gerakan tersebut membuat dahak dan lendir keluar ke
tenggorokan. Dahak atau lendir terdapat pada bronkus mencegah
debu masuk ke paru-paru.
7) Bronkiolus
Bronkiolus adalah cabang bronkus yang bertugas
menyalurkan udara ke alveoli. Selain itu tugas dari beronkiolus
adalah mengendalikan jumlah udara yang masuk ke paru-paru ke
bernafas
8) Paru-paru
Paru-paru berjumlah seoasang dan merupakan tempat
menampung udara sehingga oksigen tersebut bisa disalurkan ke
tubuh. Oksigen yang terdapat pada udara tersebut akan dialirkan
ke pembuluh darah. Tugas ini akan dibanto oleh pompaan dari
jantung
9) Alveolus
Pada paru-paru terdapat kantong-kantong kecil yang
merupakan tempat bertukarnya oksigen dan karbondioksida.
Karbondioksida akan dialirkan ke alveolus sehingga dapat
dihembuskan keluar tubuh.
10) Diafragma
Diagfragma merupakan pemisah rongga dada dan juga
perut. Diagragma ini bentuknya berupa otot dan dapat digunakan
untuk memperluas paru-paru.
LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR RENDAH (BBLR)
2. Klasifikasi
dalam mengelompokkan bayi BBLR ada beberapa cara yaitu Menurut
Kochhar & Muñoz, (2017):
a. Berdasarkan harapan hidupnya
- Bayi dengan berat lahir 2500 – 1500 gram adalah bayi berat
lahir rendah (BBLR)
- Bayi dengan berat lahir 1500 – 1000 gram adalah bayi berat
lahir sangat rendah (BBLSR)
- Bayi dengan berat lahir <
1000 gram adalah bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLR).
b. Berdasarkan masa gestasinya:
- Prematuritas Murni Bayi dengan masa gestasi kurang dari 37
minggu atau biasa disebut neonatus dengan berat normal
ketikalahir. Dapat disebut BBLR jika berat lahirnya antara 1500
–2500 gram.
- Dismaturitas Bayi dengan berat badan lahir tidak normal atau
kecil ketika dalam masa kehamilan.
3. Etiologi
Penyebab Bayi Baru Lahir Rendah yang terdiri dari faktor ibu,
faktor janin dan faktor lingkungan (Matthay et al., 2018) :
1) Faktor ibu
Faktor ibu meliputi Riwayat kelahiran sebelumnya,
perdaharan antepartum, malnutrisi, kelainan uterus, hidramnion,
penyakit jantung/penyakit kronik lainnya, hipertensi, umur ibu
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahum, jarak dua kehamilan
yang terlalu dekat, infeksi trauma dan lain-lain..
2) Faktor janin
Faktor janin meliputi cacat bawaan, kehamilan ganda,
hidramnion, ketuban pecah dini.
3) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi kebiasaan merokok, minum
alkohol dan status ekonomi sosial.
4. Patofisiologi
.
5. Pathway
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk, jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan
Kolaborasi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Bitew, Z. W., Alemu, A., Ayele, E. G., Jember, D. A., Haile, M. T., & Worku, T.
(2020). Incidence Density Rate of Neonatal Mortality and Predictors in Sub-
Saharan Africa: A Systematic Review and Meta-Analysis. International
Journal of Pediatrics, 2020, 1–14. https://doi.org/10.1155/2020/3894026
Hubbard, R. M., Choudhury, K. M., & Lim, G. (2018). Treatment patterns and
clinical outcomes in neonates diagnosed with respiratory distress syndrome in
a low-income country: A report from Bangladesh. Anesthesia and Analgesia,
126(5), 1684–1686. https://doi.org/10.1213/ANE.0000000000002865
Ibishi, V. A., Isjanovska, R., & Malin, A. E. (2018). Early-onset neonatal infection in
pregnancies with prelabor rupture of membranes in Kosovo: A major
challenge. Turk Jinekoloji ve Obstetrik Dernegi Dergisi, 15(3), 171–176.
https://doi.org/10.4274/tjod.73600
Koc, E., Demirel, N., Bas, A. Y., Isik, D. U., Hirfanoglu, I. M., Tunc, T., … Hakan,
N. (2019). Early neonatal outcomes of very-low-birthweight infants in Turkey:
A prospective multicenter study of the Turkish Neonatal Society. PLoS ONE,
14(12), 1–12. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0226679
Matthay, M. A., Zemans, R. L., Zimmerman, G. A., Arabi, Y. M., Beitler, J. R.,
Mercat, A., … Calfee, C. S. (2018). Acute respiratory distress syndrome.
Nature Reviews Disease Primers, 5(1). https://doi.org/10.1038/s41572-019-
0069-0
Ogundare, E., Akintayo, A., Aladekomo, T., Adeyemi, L., Ogunlesi, T., & Oyelami,
O. (2019). Presentation and outcomes of early and late onset neonatal sepsis
in a Nigerian Hospital. African Health Sciences, 19(3), 2390–2399.
https://doi.org/10.4314/ahs.v19i3.12
Rahmawati dan Meiferina. (2019). Perawatan Bayi Baru Lahir (Bbl) Pada Ibu Usia
Perkawinan Kurang Dari 18 Tahun. Jurnal Kebidanan, 6(1), 47–55.
Stylianou-Riga, P., Boutsikou, T., Kouis, P., Kinni, P., Krokou, M., Ioannou, A., …
Iacovidou, N. (2021). Maternal and neonatal risk factors for neonatal
respiratory distress syndrome in term neonates in Cyprus: a prospective
case–control study. Italian Journal of Pediatrics, 47(1), 1–9.
https://doi.org/10.1186/s13052-021-01086-5
Wati, S. (2020). Literatur Review Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Dengan
Sepsis Neonatorum Dari Ibu Dengan Kpd (pp. 2–11). Universitas Sari Mulia.
Literatur Review Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Dengan Sepsis
Neonatorum Dari Ibu Dengan Kpd (Pp. 2–11). Universitas Sari Mulia.
Retrieved from http://repository.unism.ac.id/1772/