Permen 1 Tahun 2012 Tarif

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 21

SALINAN

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA


REPUBLIK INDONESIA

NOMOR: 01/PER/M.KOMINFO/01/20122011

TENTANG

FORMULA TARIF LAYANAN POS KOMERSIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

Menimbang : bahwa untuk menentukan tarif Layanan Pos Komersial yang

ditetapkan dengan perhitungan berbasis biaya dengan

mempertimbangkan biaya penyelenggaraan yang dikeluarkan

oleh Penyelenggara Pos dalam rangka mencegah terjadinya

persaingan usaha tidak sehat, serta untuk melaksanakan

ketentuan Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Nomor 38 Tahun

2009 tentang Pos, perlu menetapkan Peraturan Menteri

Komunikasi dan Informatika tentang Formula Tarif Layanan

Pos Komersial;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan

Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4297);

2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4756);


3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

146, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5065);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang

Perusahaan Perseroan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1998 Nomor 15, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3731);

5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2011 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 47

Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara;

6. Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta

Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I

Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Presiden Nomor 67 tahun 2010 tentang

Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 24 tahun

2010;

7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 5 Tahun 2005

tentang Penyelenggaraan Jasa Titipan;

8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor :

17/PER/M.KOMINFO/10/2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika;


MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

TENTANG FORMULA TARIF LAYANAN POS KOMERSIAL.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Pos adalah layanan komunikasi tertulis dan/atau surat elektronik, layanan

paket, layanan logistik, layanan transaksi keuangan, dan layanan keagenan

pos untuk kepentingan umum.

2. Penyelenggara Pos adalah suatu badan usaha yang menyelenggarakan Pos.

3. Penyelenggaraan Pos adalah keseluruhan kegiatan pengelolaan dan

penatausahaan layanan pos.

4. Layanan Pos Komersial adalah layanan yang besaran tarif dan standar

layanannya tidak ditetapkan oleh Pemerintah.

5. Badan usaha adalah badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah,

badan usaha milik swasta, dan koperasi.

6. Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pos.

7. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang tugas dan tanggung

jawabnya di bidang pos.

BAB II
LAYANAN POS KOMERSIAL
Pasal 2
(1) Jenis Layanan Pos Komersial mencakup:

a. layanan komunikasi tertulis dan/atau elektronik;

b. layanan paket;

c. layanan logistik;
d. layanan transaksi keuangan; dan

e. layanan keagenan pos.

(2) Layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh

Penyelenggara Pos sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh

Penyelenggara Pos dengan berpedoman pada Peraturan Menteri ini.

BAB III
PERHITUNGAN DAN PENETAPAN TARIF
Pasal 3
(1) Komponen perhitungan tarif Layanan Pos Komersial, terdiri atas:

a. biaya tetap (fixed cost); dan

b. biaya tidak tetap (variable cost).

(2) Kelompok biaya komponen perhitungan tarif sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), terdiri atas:

a. kelompok biaya operasi/produksi; (termasuk biaya resiko)

b. kelompok biaya pemasaran;

c. kelompok biaya administrasi;

d. kelompok biaya umum; dan

e. biaya yang tidak bersinggungan langsung dengan proses produksi

(overhead cost).

Pasal 4

Formula tarif Layanan Pos Komersial ditetapkan dengan perhitungan berbasis

biaya yang meliputi seluruh komponen biaya ditambah marjin untuk

penyelenggaraan suatu Layanan Pos Komersial.


Pasal 5

(1) Penyelenggara Pos menetapkan besaran tarif Layanan Pos Komersial

berdasarkan formula tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan

merupakan tarif yang dipublikasikan.

(2) Besaran tarif Layanan Pos Komersial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

setelah dikurangi marjin adalah merupakan harga pokok produksi .

(3) Besaran tarif Layanan Pos Komersial tidak boleh lebih rendah dari harga

pokok produksi.

BAB IV
PELAPORAN DAN EVALUASI
Pasal 6
(1) Penyelenggara Pos wajib membuat laporan kepada Direktur Jenderal baik

secara fisik maupun surat elektronik, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)

hari kerja setelah penetapan dan/atau perubahan tarif yang

dipublikasikan.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan komponen

biaya yang digunakan sebagai basis perhitungan tarif sesuai dengan format

sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus dapat

dipertanggungjawabkan oleh Penyelenggara Pos.

Pasal 7

(1) Direktur Jenderal melakukan evaluasi terhadap laporan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja

sejak laporan diterima.

(2) Penyelenggara Pos wajib meninjau dan menyesuaikan tarif yang telah

dipublikasikan, apabila penetapan tarif tidak sesuai dengan formula tarif,


sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(3) Penyesuaian penetapan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilakukan oleh Penyelenggara Pos dalam waktu selambat-lambatnya 90

(sembilan puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya pemberitahuan dari

Direktur Jenderal.

BAB V
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 8
(1) Penyelenggara Pos yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diatur

dalam Pasal 6 dan Pasal 7 ayat (2) dikenakan sanksi administratif.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa:

a. teguran tertulis; dan

b. pencabutan ijin.

Pasal 9

(1) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) butir a

dikenakan 3 (tiga) kali berturut-turut untuk jangka waktu masing-masing

30 (tiga puluh) hari.

(2) Setelah jangka waktu teguran tertulis ke-3 (tiga) sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) berakhir, dilakukan pencabutan ijin.

BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 10
Penyelenggara Pos wajib menyesuaikan penetapan tarif selambat-lambatnya 1

(satu) tahun sejak diundangkannya Peraturan Menteri ini.


BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 10 Januari 2012
2011

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA


REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

TIFATUL SEMBIRING

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 11 Januari 2012

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd

AMIR SYAMSUDIN

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 52

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BIRO HUKUM,

D. SUSILO HARTONO
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI
DAN INFORMATIKA
NOMOR : 01/PER/M.KOMINFO/01/20122011
TANGGAL : 10 Januari 2012 DESEMBER
2011

FORMULA PERHITUNGAN TARIF


LAYANAN POS KOMERSIAL (LPK)

I. PENDAHULUAN

Sesuai dengan amanat yang tercantum dalam Undang-Undang No.38


tahun 2009 tentang Pos, khususnya Bagian Keenam Pasal 18 tentang Tarif,
antara lain disebutkan bahwa Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan tarif
ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
Perhitungan dan penetapan besaran tarif LPK dilakukan oleh
Penyelenggara Pos dengan berpedoman kepada Formula perhitungan yang
ditetapkan Menteri.

I.1. Tujuan
Formula Perhitungan Tarif LPK ditetapkan oleh Pemerintah dalam rangka
pengawasan dan pengendalian agar tidak terjadi persaingan usaha tidak
sehat.

I.2. Penerapan
Formula Perhitungan Tarif LPK merupakan rumusan untuk menghitung
harga pokok produksi (HPP) LPK yang pada waktunya dilaporkan kepada
Menteri, paling lambat 1 (satu) bulan setelah besaran tarif LPK dipublikasikan.

II. PENGGOLONGAN BIAYA

Biaya-biaya yang terkait dengan penyelenggaraan Layanan Pos Komersial


dapat dikelompokkan menurut :
1. perilaku biaya (biaya tetap dan biaya variabel);
2. fungsi pokok dalam perusahaan (biaya produksi, pemasaran, administrasi
dan umum serta biaya yang tidak bersinggungan langsung dengan proses
produksi );
3. hubungan biaya (biaya langsung dan tidak langsung); dan
4. jangka waktu manfaatnya (pengeluaran modal dan pengeluaran
pendapatan).
Berikut adalah matriks metode penetuan Harga Pokok Produksi (HPP)
dengan penggolongan biayanya.

Tabel II.1. Matriks Metode Penentuan HPP Dengan Penggolongan Biaya

Jangka
Perilaku Fungsi Pokok
No Metode Hubungan Biaya Waktu
Biaya Dalam Perusahaan
Manfaat
1. Full Costing - Biaya Tetap - Biaya Produksi - Biaya Langsung - Pengeluaran
- Biaya - Biaya Pemasaran - Biaya Tidak Modal
Variabel - Biaya Administrasi Langsung - Pengeluaran
dan Umum Pendapatan
- Biaya Overhead
2. Variable - Biaya - Biaya Produksi - Biaya Langsung - Pengeluaran
Costing Variabel - Biaya Pemasaran - Biaya Tidak Modal
- Biaya Administrasi Langsung - Pengeluaran
dan Umum Pendapatan
- Biaya Overhead
3. Activity- Biaya Variabel - Biaya Produksi *) - Biaya Langsung *) - Pengeluaran
Based- - Biaya Pemasaran *) - Biaya Tidak Modal
Costing - Biaya Administrasi Langsung*) - Pengeluaran
(ABC) dan Umum *) Pendapatan
- Biaya Overhead

*) Alokasi berdasarkan aktifitas pada fasilitas yang dipakai

Untuk Layanan Pos Komersial, Penyelenggara Pos dapat menggunakan


metode full costing, variable costing dan activity based costing sesuai dengan
kebutuhan dan kebijakan dari penyelenggara.
Sesuai dengan fungsi pokok dalam Perusahaan, biaya dapat dikelompokkan ke
dalam :
1. Biaya Produksi / Operasi;
2. Biaya Pemasaran;
3. Biaya Adminstrasi;
4. Biaya Umum; dan
5. Biaya yang tidak bersinggungan langsung dengan proses produksi (overhead
cost).
Berikut adalah panduan pengalokasian biaya yang berlaku secara umum
pada para Penyelenggara Pos
Tabel II.2. Panduan Alokasi Biaya (Cost Alocation Manual/CAM)
Kelompok Biaya Biaya
No. Kelompok Biaya Produksi/Operasi Biaya Umum
Pemasaran Adminstrasi
1. a. BiayaTenaga Kerja/Karyawan (Personal Biaya promosi Biaya Biaya telepon & fax
cost): gaji, lembur, tunjangan, insentif, produk, biaya Administration (biaya tidak
biaya pengobatan/tunjangan kesehatan, dan peluncuran produk, supplies, alat tulis langsung), biaya
lain sebagainya yang sejenis; biaya pemeliharaan kantor teknologi
b. Biaya angkutan(Transportation Costs): pelanggan, biaya (stationery), informasi, biaya
Depresiasi kendaraan, Asuransi kendaraan, pengembangan Iuran/retribusi, listrik (tidak
biaya Bahan Bakar Minyak (BBM), biaya pasar, marketing biaya teknologi langsung), biaya
perbaikan dan pemeliharaan kendaraan, fee, biaya teknologi informasi, dan sewa gedung/kantor
biaya penerusan kiriman, biaya gudang informasi, diskon lain yang sejenis. & gudang, pajak,
transit, biaya gudang daerah, biaya dan lain sebagainya kegiatan sosial dan
penerbangan domestik dan internasional, yang sejenis; lain sebagainya
tol, parkir dan lain sebagainya yang sejenis; yang sejenis;
c. Biaya operasional lainnya (miscellaneous
operational cost);
d. Biaya agen/mitra usaha (agency cost), biaya
telepon/fax (biaya langsung), biaya
perjalanan dan akomodasi, serta biaya
teknologi informasi.
2. Biaya Overhead Produksi/Operasi Biaya Overhead Biaya Overhead Biaya Overhead
( Kantor Pusat/Kantor Perwakilan) Pemasaran (Kantor Administrasi Umum (Kantor
Pusat/Kantor (Kantor Pusat/Kantor
Perwakilan) Pusat/Kantor Perwakilan)
Perwakilan)

III. PENGALOKASIAN BIAYA MENURUT PROSES BISNIS


Penyelenggara pos dapat menyajikan alokasi biaya penyelenggaraan per
jenis Layanan Pos Komersial berdasarkan proses bisnis. Secara umum untuk
penyelenggaraan layanan surat dan paket pos, proses bisnis layanannya dapat
dibagi ke dalam 5 (lima) tahapan proses sebagai berikut :
a. Proses Pengumpulan (Collecting);
b. Proses Pengolahan kirim (Outbound processing);
c. Proses Transportasi (Transporting);
d. Proses pengolahan terima (Inbound processing), dan
e. Proses Pengantaran (Delivery).
Gambaran dari kelima tahapan proses di atas, dapat dilihat seperti gambar
berikut :
Pengumpulan Pengolahan Kirim Transportasi

Pengantaran Pengolahan Terima Transportasi

Gambar III.1. Proses Bisnis Layanan Pos Komersial

Berikut adalah tabel yang menggambarkan alokasi biaya berdasarkan proses


bisnis untuk masing-masing jenis layanan.

Tabel III.1. Alokasi Biaya LPK Berdasarkan Proses Bisnis Per Layanan…..*)

No. Proses Bisnis Biaya Biaya Pemasaran Biaya Administrasi Biaya umum Pengeluaran
Produksi/
Modal /
Operasi Langsung Tidak Langsung Tidak Langsung Tidak
Pendapatan
Langsung Langsung Langsung

1. Pengumpulan v v v v v v v v

2. Pengolahan v 0 0 v v v v v/0
Kirim

3. Transportasi v 0 0 v v v v v/0
dan Distribusi

4. Pengolahan v 0 0 v v v v v/0
Terima

5. Pengantaran v 0 0 v v v v v/0

6. Layanan Purna v v v v v v v v/0


Jual

7. Overhead v v v v v v v v/0

Keterangan : *) Diisi Per Jenis Layanan

v = diisi seperlunya; 0 = Tidak diisi ; v/0 = Diisi sesuai kebutuhan


IV. PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) LPK

Berdasarkan alokasi biaya berdasarkan proses bisnis sebagaimana tercantum dalam Tabel
3.1,Penyelenggara Pos melakukan perhitungan HPP sesuai dengan Format berikut.

Tabel 4.1. Perhitungan HPP LPK .............*)


No Proses Bisnis Biaya Biaya Pemasaran Biaya Adminstrasi Biaya Umum Pengeluaran Modal /
Operasi/Produksi Pendapatan Jumlah Biaya
Langsung Tidak Langsung Tidak Langsung Tidak Langsung
Langsung Langsung

1. Pengumpulan Karyawan, Transportasi Promosi Alat Tulis Telepon, Fax, Depresiasi


Setempat dan produk dan Kantor,Office Listrik dan IT
Pergudangan Asuransi Supplies Diskon

2. Pengolahan Kirim Karyawan 0 0 Alat Tulis Telepon, Fax, 0 Depresiasi


Kantor,Office Listrik dan IT
Supplies

3. Transportasi dan Karyawan, Transportasi, 0 0 Alat Tulis Telepon, Fax, 0 Depresiasi


Distribusi Pemeliharaan dan Ground Kantor,Office Listrik dan IT
Handling Supplies

4. Pengolahan Terima Karyawan, Ground 0 0 Alat Tulis Telepon, Fax, 0 Depresiasi


Handling, Pergudangan Kantor,Office Listrik dan IT
Supplies

5. Pengantaran Karyawan, Transportasi 0 0 Alat Tulis Telepon, Fax, 0 Depresiasi


Setempat Kantor,Office Listrik dan IT
Supplies

6. Layanan Purna Jual Karyawan 0 0 Alat Tulis Telepon, Fax, 0 Asuransi


Kantor,Office Listrik dan IT
Supplies

7. Overhead Karyawan, Sewa Kantor, 0 Penelitian Alat Tulis Telepon, Fax, Perjalanan Depresiasi, Dll
Pelatihan, Quality Control Produk Kantor,Offic Listrik , IT dan Dinas,Akomodasi,
e Supplies R&D Pemeliharaan,
Program Sosial

Jumlah Biaya :
Keterangan : *) Diisi per Jenis layanan
Keterangan Tabel 4.1:
a. Tabel 4.1 dibuat untuk setiap jenis layanan (LPK).
b. Total Biaya dari aktifitas proses bisnis ditambah dengan biaya overhead
kantor pusat dan perwakilan wilayah (regional) merupakan total harga
pokok produksi (HPP) layanan.
c. Total HPP layanan merupakan biaya agregat dari suatu layanan.
d. Besaran HPP per unit , didapat dengan formula :

e. Besaran HPP/unit merupakan nilai rata-rata tertimbang (weighted


average rate) dari suatu layanan.
f. Untuk mendapatkan HPP sesuai dengan pola pentarifan yang berlaku di
masing-masing penyelenggara diperlukan penyelarasan dengan pola
pentarifan yang dipakai. Penyelarasan tersebut sudah barang tentu
harus didasarkan kepada kebijakan Penyelenggara Pos.
g. Pola pentarifan suatu layanan akan berbeda antara penyelenggara yang
satu dengan yang lain, dan sepenuhnya diserahkan kepada kebijakan
penyelenggara Pos
h. Marjin keuntungan merupakan kebijakan perusahaan penyelenggara
yang disesuaikan dengan resiko (nilai tukar, inflasi dan sebagainya),
permintaan serta persaingan.

V. PENUTUP

V.1. Laporan Penyelenggara terdiri atas:

 Laporan yang disajikan sesuai dengan format Tabel 3.1. Alokasi


Biaya LPK Berdasarkan Proses Bisnis setiap Jenis Layanan.

 Laporan yang disajikan sesuai format Tabel 4.1. Perhitungan HPP


LPK setiap Jenis layanan.
 Perhitungan HPP/unit setiap Jenis layanan dan Penetapan
Besaran Tarif setiap Jenis layanan.

V.2 Formula Perhitungan Tarif Komersial (LPK) ini merupakan bagian tak
terpisahkan dari Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd

TIFATUL SEMBIRING
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI
DAN INFORMATIKA
NOMOR : 01/PER/M.KOMINFO/01/20122011
TANGGAL : 10 Januari 2012 DESEMBER
2011

FORMULA PERHITUNGAN TARIF


LAYANAN POS KOMERSIAL (LPK)

I. PENDAHULUAN

Sesuai dengan amanat yang tercantum dalam Undang-Undang No.38


tahun 2009 tentang Pos, khususnya Bagian Keenam Pasal 18 tentang Tarif,
antara lain disebutkan bahwa Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan tarif
ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
Perhitungan dan penetapan besaran tarif LPK dilakukan oleh
Penyelenggara Pos dengan berpedoman kepada Formula perhitungan yang
ditetapkan Menteri.

I.1. Tujuan
Formula Perhitungan Tarif LPK ditetapkan oleh Pemerintah dalam rangka
pengawasan dan pengendalian agar tidak terjadi persaingan usaha tidak
sehat.

I.2. Penerapan
Formula Perhitungan Tarif LPK merupakan rumusan untuk menghitung
harga pokok produksi (HPP) LPK yang pada waktunya dilaporkan kepada
Menteri, paling lambat 1 (satu) bulan setelah besaran tarif LPK dipublikasikan.

II. PENGGOLONGAN BIAYA

Biaya-biaya yang terkait dengan penyelenggaraan Layanan Pos Komersial


dapat dikelompokkan menurut :
1. perilaku biaya (biaya tetap dan biaya variabel);
2. fungsi pokok dalam perusahaan (biaya produksi, pemasaran, administrasi
dan umum serta biaya yang tidak bersinggungan langsung dengan proses
produksi );
3. hubungan biaya (biaya langsung dan tidak langsung); dan
4. jangka waktu manfaatnya (pengeluaran modal dan pengeluaran
pendapatan).
Berikut adalah matriks metode penetuan Harga Pokok Produksi (HPP)
dengan penggolongan biayanya.

Tabel II.1. Matriks Metode Penentuan HPP Dengan Penggolongan Biaya

Jangka
Perilaku Fungsi Pokok
No Metode Hubungan Biaya Waktu
Biaya Dalam Perusahaan
Manfaat
1. Full Costing - Biaya Tetap - Biaya Produksi - Biaya Langsung - Pengeluaran
- Biaya - Biaya Pemasaran - Biaya Tidak Modal
Variabel - Biaya Administrasi Langsung - Pengeluaran
dan Umum Pendapatan
- Biaya Overhead
2. Variable - Biaya - Biaya Produksi - Biaya Langsung - Pengeluaran
Costing Variabel - Biaya Pemasaran - Biaya Tidak Modal
- Biaya Administrasi Langsung - Pengeluaran
dan Umum Pendapatan
- Biaya Overhead
3. Activity- Biaya Variabel - Biaya Produksi *) - Biaya Langsung *) - Pengeluaran
Based- - Biaya Pemasaran *) - Biaya Tidak Modal
Costing - Biaya Administrasi Langsung*) - Pengeluaran
(ABC) dan Umum *) Pendapatan
- Biaya Overhead

*) Alokasi berdasarkan aktifitas pada fasilitas yang dipakai

Untuk Layanan Pos Komersial, Penyelenggara Pos dapat menggunakan


metode full costing, variable costing dan activity based costing sesuai dengan
kebutuhan dan kebijakan dari penyelenggara.
Sesuai dengan fungsi pokok dalam Perusahaan, biaya dapat dikelompokkan ke
dalam :
1. Biaya Produksi / Operasi;
2. Biaya Pemasaran;
3. Biaya Adminstrasi;
4. Biaya Umum; dan
5. Biaya yang tidak bersinggungan langsung dengan proses produksi (overhead
cost).
Berikut adalah panduan pengalokasian biaya yang berlaku secara umum
pada para Penyelenggara Pos
Tabel II.2. Panduan Alokasi Biaya (Cost Alocation Manual/CAM)
Kelompok Biaya Biaya
No. Kelompok Biaya Produksi/Operasi Biaya Umum
Pemasaran Adminstrasi
1. a. BiayaTenaga Kerja/Karyawan (Personal Biaya promosi Biaya Biaya telepon & fax
cost): gaji, lembur, tunjangan, insentif, produk, biaya Administration (biaya tidak
biaya pengobatan/tunjangan kesehatan, dan peluncuran produk, supplies, alat tulis langsung), biaya
lain sebagainya yang sejenis; biaya pemeliharaan kantor teknologi
b. Biaya angkutan(Transportation Costs): pelanggan, biaya (stationery), informasi, biaya
Depresiasi kendaraan, Asuransi kendaraan, pengembangan Iuran/retribusi, listrik (tidak
biaya Bahan Bakar Minyak (BBM), biaya pasar, marketing biaya teknologi langsung), biaya
perbaikan dan pemeliharaan kendaraan, fee, biaya teknologi informasi, dan sewa gedung/kantor
biaya penerusan kiriman, biaya gudang informasi, diskon lain yang sejenis. & gudang, pajak,
transit, biaya gudang daerah, biaya dan lain sebagainya kegiatan sosial dan
penerbangan domestik dan internasional, yang sejenis; lain sebagainya
tol, parkir dan lain sebagainya yang sejenis; yang sejenis;
c. Biaya operasional lainnya (miscellaneous
operational cost);
d. Biaya agen/mitra usaha (agency cost), biaya
telepon/fax (biaya langsung), biaya
perjalanan dan akomodasi, serta biaya
teknologi informasi.
2. Biaya Overhead Produksi/Operasi Biaya Overhead Biaya Overhead Biaya Overhead
( Kantor Pusat/Kantor Perwakilan) Pemasaran (Kantor Administrasi Umum (Kantor
Pusat/Kantor (Kantor Pusat/Kantor
Perwakilan) Pusat/Kantor Perwakilan)
Perwakilan)

III. PENGALOKASIAN BIAYA MENURUT PROSES BISNIS


Penyelenggara pos dapat menyajikan alokasi biaya penyelenggaraan per
jenis Layanan Pos Komersial berdasarkan proses bisnis. Secara umum untuk
penyelenggaraan layanan surat dan paket pos, proses bisnis layanannya dapat
dibagi ke dalam 5 (lima) tahapan proses sebagai berikut :
a. Proses Pengumpulan (Collecting);
b. Proses Pengolahan kirim (Outbound processing);
c. Proses Transportasi (Transporting);
d. Proses pengolahan terima (Inbound processing), dan
e. Proses Pengantaran (Delivery).
Gambaran dari kelima tahapan proses di atas, dapat dilihat seperti gambar
berikut :
Pengumpulan Pengolahan Kirim Transportasi

Pengantaran Pengolahan Terima Transportasi

Gambar III.1. Proses Bisnis Layanan Pos Komersial

Berikut adalah tabel yang menggambarkan alokasi biaya berdasarkan proses


bisnis untuk masing-masing jenis layanan.

Tabel III.1. Alokasi Biaya LPK Berdasarkan Proses Bisnis Per Layanan…..*)

No. Proses Bisnis Biaya Biaya Pemasaran Biaya Administrasi Biaya umum Pengeluaran
Produksi/
Modal /
Operasi Langsung Tidak Langsung Tidak Langsung Tidak
Pendapatan
Langsung Langsung Langsung

1. Pengumpulan v v v v v v v v

2. Pengolahan v 0 0 v v v v v/0
Kirim

3. Transportasi v 0 0 v v v v v/0
dan Distribusi

4. Pengolahan v 0 0 v v v v v/0
Terima

5. Pengantaran v 0 0 v v v v v/0

6. Layanan Purna v v v v v v v v/0


Jual

7. Overhead v v v v v v v v/0

Keterangan : *) Diisi Per Jenis Layanan

v = diisi seperlunya; 0 = Tidak diisi ; v/0 = Diisi sesuai kebutuhan


IV. PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) LPK

Berdasarkan alokasi biaya berdasarkan proses bisnis sebagaimana tercantum dalam Tabel
3.1,Penyelenggara Pos melakukan perhitungan HPP sesuai dengan Format berikut.

Tabel 4.1. Perhitungan HPP LPK .............*)


No Proses Bisnis Biaya Biaya Pemasaran Biaya Adminstrasi Biaya Umum Pengeluaran Modal /
Operasi/Produksi Pendapatan Jumlah Biaya
Langsung Tidak Langsung Tidak Langsung Tidak Langsung
Langsung Langsung

1. Pengumpulan Karyawan, Transportasi Promosi Alat Tulis Telepon, Fax, Depresiasi


Setempat dan produk dan Kantor,Office Listrik dan IT
Pergudangan Asuransi Supplies Diskon

2. Pengolahan Kirim Karyawan 0 0 Alat Tulis Telepon, Fax, 0 Depresiasi


Kantor,Office Listrik dan IT
Supplies

3. Transportasi dan Karyawan, Transportasi, 0 0 Alat Tulis Telepon, Fax, 0 Depresiasi


Distribusi Pemeliharaan dan Ground Kantor,Office Listrik dan IT
Handling Supplies

4. Pengolahan Terima Karyawan, Ground 0 0 Alat Tulis Telepon, Fax, 0 Depresiasi


Handling, Pergudangan Kantor,Office Listrik dan IT
Supplies

5. Pengantaran Karyawan, Transportasi 0 0 Alat Tulis Telepon, Fax, 0 Depresiasi


Setempat Kantor,Office Listrik dan IT
Supplies

6. Layanan Purna Jual Karyawan 0 0 Alat Tulis Telepon, Fax, 0 Asuransi


Kantor,Office Listrik dan IT
Supplies

7. Overhead Karyawan, Sewa Kantor, 0 Penelitian Alat Tulis Telepon, Fax, Perjalanan Depresiasi, Dll
Pelatihan, Quality Control Produk Kantor,Offic Listrik , IT dan Dinas,Akomodasi,
e Supplies R&D Pemeliharaan,
Program Sosial

Jumlah Biaya :
Keterangan : *) Diisi per Jenis layanan
Keterangan Tabel 4.1:
a. Tabel 4.1 dibuat untuk setiap jenis layanan (LPK).
b. Total Biaya dari aktifitas proses bisnis ditambah dengan biaya overhead
kantor pusat dan perwakilan wilayah (regional) merupakan total harga
pokok produksi (HPP) layanan.
c. Total HPP layanan merupakan biaya agregat dari suatu layanan.
d. Besaran HPP per unit , didapat dengan formula :

e. Besaran HPP/unit merupakan nilai rata-rata tertimbang (weighted


average rate) dari suatu layanan.
f. Untuk mendapatkan HPP sesuai dengan pola pentarifan yang berlaku di
masing-masing penyelenggara diperlukan penyelarasan dengan pola
pentarifan yang dipakai. Penyelarasan tersebut sudah barang tentu
harus didasarkan kepada kebijakan Penyelenggara Pos.
g. Pola pentarifan suatu layanan akan berbeda antara penyelenggara yang
satu dengan yang lain, dan sepenuhnya diserahkan kepada kebijakan
penyelenggara Pos
h. Marjin keuntungan merupakan kebijakan perusahaan penyelenggara
yang disesuaikan dengan resiko (nilai tukar, inflasi dan sebagainya),
permintaan serta persaingan.

V. PENUTUP

V.1. Laporan Penyelenggara terdiri atas:

 Laporan yang disajikan sesuai dengan format Tabel 3.1. Alokasi


Biaya LPK Berdasarkan Proses Bisnis setiap Jenis Layanan.

 Laporan yang disajikan sesuai format Tabel 4.1. Perhitungan HPP


LPK setiap Jenis layanan.
 Perhitungan HPP/unit setiap Jenis layanan dan Penetapan
Besaran Tarif setiap Jenis layanan.

V.2 Formula Perhitungan Tarif Komersial (LPK) ini merupakan bagian tak
terpisahkan dari Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd

TIFATUL SEMBIRING

Anda mungkin juga menyukai