Makalah Kelompok 6 - Budaya Oraganisasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

BUDAYA ORGANISAIS
TENTANG
ANALISIS TYPE BUDAYA ORAGNISASI
BEM KM UNP

Dosen Pengampuh: Aldri Frinaldi,.S.H.,M.Hum.,Ph.D.

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Habib Alghiffari (21042274)
Ihsan Fadli (21042282)
Sonya Putri Mulia Sari (21042212)
Viola Putri Lutfiah (21042222)
Winda Yulia Sari (21042224)

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
Kelompok 6

II
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam
semoga tercurah kepada Rasullah SAW dan keluarganya. Penulisan makalah ini
yang berjudul “ANALISIS TYPE BUDAYA ORAGANISASI DI BEM KM
UNP” ini bertujuan untuk menyelesaikan mata kuliah Budaya Organisasi dengan
dosen pengampu Bapak Aldri Frinaldi,S.H.,M.Hum.,Ph.D.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penyusunan Makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa
Makalah ini tidak sempurna karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan
penulis. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak, agar kami dapat membuat Makalah yang lebih baik lagi kedepannya.

Padang, 24 Maret
2023

III
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Manfaat Penulisan 3
BAB II KAJIAN TEORI 4
A. Konsep Budaya Organisasi 4
B. Karakteristik Budaya Organisasi 5
C. Tipe Budaya Organisasi 6
BAB III PEMBAHASAN 8
A. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM KM UNP) 8
B. Visi dan Misi BEM KM UNP 8
C. Budaya Dominan BEM KM UNP 11
D. Asas dan Landasan BEM KM UNP 14
E. Tipe Budaya Organisasi BEM KM UNP 18
BAB IV PENUTUP 25
A. Kesimpulan 25
B. Saran 26
DAFTAR PUSAKA 27

IV
V
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mahasiswa merupakan salah satu kelompok sosial yang memiliki peran
penting dalam kehidupan masyarakat dan negara. Badan eksekutif mahasiswa
merupakan salah satu wadah bagi mahasiswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan
organisasi di kampus.
Badan eksekutif mahasiswa adalah organisasi yang terdiri dari beberapa
individu yang bertanggung jawab untuk mengatur dan mengelola berbagai
kegiatan serta program yang dilakukan oleh mahasiswa di dalam kampus. Badan
eksekutif mahasiswa memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
kualitas pendidikan dan kehidupan mahasiswa di lingkungan kampus.
Seiring dengan berkembangnya kebutuhan mahasiswa dalam mengelola
organisasi kemahasiswaan, badan eksekutif mahasiswa menjadi semakin penting
dalam membantu mewujudkan kegiatan dan program yang dapat memberikan
manfaat bagi mahasiswa. Tugas utama dari badan eksekutif mahasiswa adalah
mengelola dan mengarahkan kegiatan mahasiswa yang ada di kampus agar dapat
berjalan dengan baik.
Dalam menjalankan tugasnya, badan eksekutif mahasiswa perlu
memahami budaya organisasi yang ada di kampus. Budaya organisasi mencakup
nilai-nilai, norma-norma, dan praktik-praktik yang dibangun oleh anggota
organisasi dalam mengatur hubungan antar anggota, tugas dan tanggung jawab,
serta hubungan dengan pihak lain di lingkungan kampus.
Pengukuran budaya badan eksekutif mahasiswa dapat memberikan
informasi yang penting dalam memahami bagaimana organisasi ini beroperasi dan
mengambil keputusan. Selain itu, pengukuran budaya juga dapat membantu badan
eksekutif mahasiswa dalam mengembangkan budaya organisasi yang positif, yang
dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi.

1
Selain itu, badan eksekutif mahasiswa juga merupakan bagian dari
organisasi yang kompleks dan beragam. Anggotanya berasal dari berbagai latar
belakang, disiplin ilmu, dan pandangan politik. Oleh karena itu, pengukuran
budaya badan eksekutif mahasiswa juga dapat membantu dalam memahami
bagaimana perbedaan tersebut mempengaruhi nilai-nilai, norma-norma, dan
praktik-praktik yang berkembang di dalam organisasi tersebut.
Pentingnya pengukuran budaya badan eksekutif mahasiswa juga dapat
dilihat dari seberapa sering terjadinya konflik di dalam organisasi tersebut.
Konflik yang terjadi dapat disebabkan oleh perbedaan nilai, norma, dan praktik di
antara anggota organisasi. Dengan pengukuran budaya, anggota organisasi dapat
memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang perbedaan tersebut, dan dapat
mencari solusi yang tepat untuk mengatasi konflik yang muncul.
Selain itu, pengukuran budaya badan eksekutif mahasiswa juga dapat
membantu dalam mengukur kinerja organisasi. Budaya organisasi yang positif
dapat membawa dampak positif pada kinerja organisasi. Sebaliknya, budaya
organisasi yang negatif dapat membawa dampak negatif pada kinerja organisasi.
Oleh karena itu, pengukuran budaya dapat membantu badan eksekutif mahasiswa
dalam mengembangkan strategi yang tepat untuk meningkatkan kinerja
organisasi.
Namun, saat ini masih terbatasnya literatur tentang pengukuran budaya
badan eksekutif mahasiswa. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemahaman tentang pengukuran budaya badan eksekutif
mahasiswa, serta memberikan informasi penting untuk pengembangan budaya
organisasi yang positif di lingkungan kampus.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana visi dan misi organisasi BEM KM UNP?
2. Jelaskan Budaya yang dominan dalam Organisasi BEM KM UNP?
3. Apakah yang menjadi landasan dalam Organisasi BEM KM UNP?
4. Bagaimana asas dapat mempengaruhi kinerja dan keberhasilan sebuah
organisasi BEM KM UNP?

2
5. Bagaimanakah tipe budaya organisasi yang ada di BEM KM UNP?

C. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis visi dan misi organisasi dan bagaimana hal tersebut dapat
mempengaruhi kinerja organisasi.
2. Mengkaji budaya yang dominan dalam organisasi dan bagaimana hal
tersebut dapat mempengaruhi kinerja organisasi.
3. Menelaah organisasi landasan dan organisasi asas dalam sebuah
organisasi dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja dan
keberhasilan organisasi.
4. Menelaah tipe budaya organisasi yang ada di BM KM UNP sesuai
dengan teori tipe budaya organisais oleh Cameron dan Quinn (2011)
5. Memberikan rekomendasi atau solusi yang dapat membantu organisasi
meningkatkan kinerja dan keberhasilannya berdasarkan hasil penelitian.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Konsep Budaya Organisasi


Budaya organisasi berasal dari Bahasa Inggris yaitu organization culture
atau istilah lainnya budaya perusahaan (corporate culture) yaitu bentuk
pengaplikasian budaya organisasi dalam dunia usaha. Menurut Andri (2015)
budaya organisasi adalah sistem nilai organisasi yang dianut dan memiliki
kekuatan dalam mempengaruhi cara kerja dan berperilaku para anggota
organisasi. Menurut pendapat Freddy (2107) budaya organisasi merupakan
kumpulan suatu nilai, harapan dan kebiasaan dari tiap-tiap individu di dalam suatu
organisasi yang diusahakan untuk tetap dipertahankan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Budaya organisasi digambarkan sebagai suatu nilai, prinsip,
tradisi, dan cara melakukan sesuatu yang dapat mempengaruhi para anggota
dalam bertindak.

Proses pembentukan budaya organisasi:

Filsafat Pendiri
Kriteria Seleksi
Organisasi

Sosialisasi Manajemen Puncak

Budaya Organisasi

Penjelasan gambar:

4
a. Filsafat pendiri organisasi merupakan sumber utama bagi budaya organisasi.
Artinya secara tradisional budaya organisasi dibentuk oleh para pendiri
organisasi. Mereka memiliki visi dan misi mengenai bagaimana budaya
organisasi tersebut seharusnya.
b. Seleksi untuk menentukan kriteria yang dianggap paling tepat untuk menjadi
anggota organisasi. Ini merupakan kekuatan dalam mempertahankan budaya
organisasi. Tujuan utama dari proses seleksi adalah menemukan dan
memperkerjakan individu yang memiliki pengetahuan, kecerdasan dan
kemampuan yang dibutuhkan untuk berprestasi dalam organisasi.
c. Manajemen puncak, berfungsi menuntun perilaku dan tindakan anggota
organisasi yang dapat memberikan pengaruh terhadap budaya organisasi.
d. Proses sosialisasi adalah suatu bentuk kegiatan yang tepat agar dapat
mempertahankan budaya organisasi, terutama bagi anggota baru.
e. Budaya organisasi, seluruh anggota organisasi seharusnya mengetahui dan
memahami mengenai pentingnya budaya organisasi bagi kemajuan organisasi
termasuk bagi pengembangan diri secara individu.

B. Karakteritik Budaya Organisasi


Caldwell, D. F. (Tubagus, 2015:15) menjelaskan bahwa ada tujuh
karakteristik utama yang secara keseluruhan merupakan hakikat budaya
organisasi, antara lain:
a. Inovasi dan keberanian mengambil resiko, yaitu sejauh mana anggota
organisasi didorong untuk berinovasi dan berani dalam mengambil resiko.
b. Perhatian pada hal-hal rinci, yaitu sejauh mana para anggota organisasi
menjalankan presisi, analisis, dan perhatian pada hal-hal detail.
c. Orientasi hasil, yaitu tingkat sejauh mana manajemen dapat fokus kepada
hasil dari pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil
tersebut.
d. Orientasi orang, yaitu sejauh mana keputusan-keputusan manajemen
mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada di dalam
suatu organisasi.

5
e. Orientasi tim, yaitu sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di dalam
organisasi pada tim dari pada individu.
f. Keagresifan, yaitu sejauh mana orang- orang bersikap agresif dan
kompetitif.
g. Stabilitas, yaitu tingkat sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi
menekankan dipertahankannya status quo bukannya pertumbuhan
organisasi
Sebenarnya budaya sudah terbentuk dalam praktik-praktik di dalam
organisasi bertindak untuk mempertahankannya dengan memberikan kepada
karyawan seperangkat pengalaman yang serupa seperti adanya sumber daya
manusia yang memperkuat budaya organisasi tersebut seperti mempertahankan
suatu budaya seperti praktik seleksi, tindakan manajemen puncak, dan metode
sosialisasi (Handoko, 2009).
Dari paparan di atas bisa disimpulkan bahwa budaya organisasi dibentuk
melalui dua sumber utama, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor-
faktor eksternal meliputi: 1) Faktor pasar, pasar merupakan lingkungan sosial dan
ekonomi yang menjadi sasarna layanan suatu organisasi; 2) Tipe layanan yang
dibutuhkan publik; dan 3) Variabel segmen, adalah rincian publik yang dilayani
oleh organisasi (Liliweri, 2014). Sedangkan faktor-faktor internal meliputi: 1)
Nilai-nilai yang dianut staf, yakni persepsi; 2) Nilai dan atribut organisasi; dan 3)
Visi dan Misi Organisasi. Dari hal-hal tersebut bisa diketahui betapa pentingya
terbentuknya organisasi bagi pelaku organisasin (Liliweri, 2014).

C. Tipe Budaya Organisasi


Klasifikasi paling terkenal dari jenis budaya organisasi adalah Kerangka
Nilai Bersaing. Kim Cameron dan Robert Quinn di University of Michigan
mengidentifikasi empat jenis budaya organisasi yang berbeda. Setiap perusahaan
memiliki campuran sendiri dari keempat jenis budaya organisasi ini, dengan satu
budaya biasanya mendominasi. Empat budaya organisasi yang diidentifikasi
Cameron dan Quinn adalah:
1. Budaya Adhokrasi

6
Adhocracy adalah gabungan dari kata ‘Ad hoc’ dan birokrasi. Oleh
karena itu, organisasi dengan budaya adhocracy bersifat fleksibel dan tidak
terhambat oleh prosedur dan kebijakan birokrasi. Ada penekanan pada
inovasi dan peningkatan yang konstan, langkahnya biasanya sangat cepat,
dan status quo, meskipun mungkin berhasil, akan ditantang.
2. Budaya Klan 
‘Klan’ adalah sekelompok keluarga yang erat dan saling terkait
atau sekelompok orang dengan kepentingan bersama yang kuat. Budaya
klan umum terjadi di organisasi kecil yang tidak bersifat hierarkis.
Anggota dihargai terlepas dari tingkat dan lingkungan mereka mendukung.
3. Budaya Hierarki
Budaya hierarki adalah budaya perusahaan yang lazim di AS. Hal
ini ditentukan oleh struktur, prosedur yang ditetapkan, dan tingkat otoritas.
Anggota dalam budaya ini tahu persis di mana mereka berada dalam rantai
komando – siapa yang bertanggung jawab kepada mereka, kepada siapa
mereka melapor, dan apa aturannya. Sangat penting dalam budaya ini
untuk melakukan hal yang benar.
Jenis budaya perusahaan ini memungkinkan mereka untuk
mengelola risiko dengan lebih baik, stabil, dan efisien secara operasional.
Namun, hal itu dapat menghalangi mereka untuk menjadi inovatif, gesit,
dan responsif terhadap perubahan mendadak di pasar dan industri mereka.
Mereka mungkin tidak memiliki fleksibilitas yang dibutuhkan di pasar saat
ini dan masa depan.
4. Budaya Pasar
Budaya pasar adalah tentang margin keuntungan dan tetap menjadi
yang terdepan dalam persaingan. Ini berorientasi pada hasil dengan fokus
eksternal yang kuat untuk memastikan pelanggan puas.
Inovasi sangat penting untuk keberhasilan organisasi-organisasi ini,
sehingga ada permintaan konstan untuk menjadi lebih kreatif dan
mendapatkan produk baru atau lebih baik ke pasar sebelum pesaing
mereka.

7
BAB III
PEMBAHASAN

A. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Padang


Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Negeri Padang No. 270
Tahun 2019, Badan Eksekutif Mahasiswa keluarga Mahasiswa Universitas Negeri
Padang adalah lembaga tinggi Negara Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri
Padang yang disingkat menjadi BEM KM UNP. BEM KM UNP dimpimpin oleh
Presiden Mahasiswa KM UNP, yang memegang kekuasaaan pemerintah dan
melaksanakan hak dan kewajiban enurt Undang-Undang Dasar KM UNP.
Kedaulatan tertinggi BEM KM UNP berada di tangan mahasiswa dan
dilaksanakan sepenuhnya. BEM KM UNP eilik fungsi sebagai pelaksana tugas
kemahasiswaan di tingkat universitas yang diatur dalam UU KM UNP.
Mengutip dari website resmi http://bem.unp.ac.id, berikut berapa fungsi
dari BEM KM UNP :
a. Fungsi Aspiratif, berperan sebagai penampung dan penyalur aspirasi atau
keinginan Mahasiswa.
b. Fungsi Advokasi. Jika terdapat Mahasiswa yang mempunyai permasalahan
kesulitan membayar SPP/ penangguhan, permasalahan akademik,
transparansi pendanaan kemahasiswaan dan peran lembaga dalam
memperjuangkan hak-hak Mahasiswa.
c. Fungsi Koordinasi. Menjadi tempat berkoordinasi dan komunikasi
berbagai kepentingan UKM  dan jembatan antara aspirasi Mahasiswa
dengan pihak REKTORAT.
d. Fungsi Katalisator, Inisiator, dan Fasilitator bagi seluruh Mahasiswa.

B. Visi dan Misi BEM KM UNP

8
Setiap organisasi memiliki tujuan yang hendak dicapai berdasarkan
kesepakatan bersama. BEM berperan sebagai jembatan antara mahasiswa dengan
pihak kampus, maka BEM merupakan sarana bagi mahasiswa untuk menyalurkan
aspirasi yang berisikan saran dan keinginan kepada pihak kampus untuk
menciptakan kesejahteraan di lingkungan kampus. BEM bertujuan untuk
menciptakan situasi yang kondusif di kampus, mewujudkan kesejahteraan
mahasiswa, menjungjung tinggi nilai kebangsaan, dan sebagai sarana untuk
mehasiswa mengasah kemampuannya. Tujuan-tujuan tersebut direalisasikan
kedalam visi dan misi BEM.
Visi merupakan tujuan masa depan BEM KM UNP yang ingin dicapai.
Pernyataan visi adalah jawaban dari pertanyaan “Ingin menjadi seperti apakah
organisasi BEM?" Visi berisikan serangkaian kata yang berisikan pikiran-pikiran
para pendiri, yang didalamnya terdapau impian, cita-cita dan nilai-nilai suatu
organisasi. Adanya visi tersebut dipengaruhi oleh pandangan bahwa keberhasilan
suatu organisasi harus memiliki arahan dan tujuan yang jelas. Jadi visi merupakan
tujuan dan arah utama BEM KM UNP.
Untuk menjabarkan visi BEM KM UNP, maka diperlukannya misi. Misi
adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi (Akdon, 2006:
97). Pernyataan misi adalah untuk menjawab pertanyaan, “Apa yang dikerjakan
oleh organisasi BEM?”. Untuk mencapai Visi, makan organisasi harus mencapai
tahap misi terlebih dahulu. Visi dan Misi dianggap sebagai sebuah pondasi
organisasi. Apabila pondasi tidak ada, maka sebuah organisasi mudah dirobohkan.
Sebab, unsur dari budaya orgnisasi yang kacau adalah sebuah organisai yang tidak
memiliki visi dan misi, manajemen yang tidak profesional, serta tidak ada inovasi
dan pengambilan resiko. Faktor terpenting yang harus diperhatikan dalam budaya
organisasi adalah ketika membangun pondasi organisasi, melalui visi dan misi
dalam rangka sebagai sebagai sebuah identitas pembeda dengan organisasi lain.
BEM KM UNP dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya memiliki
visi, yaitu “sentralisasi kebermanfaatan mahasiswa melalui ekskalasi, kalobaratif
dan aktualisasi aksi KM UNP yang berdikari”.

9
Eskalasi artinya meningkatkan cakupan. Kolaborasi adalah proses
mengembangkan ide atau gagasan dan memcahkan masalah secara bersama-sama.
Sedangkan aktualisasi adalah keinginan untuk untuk mengembangkan
keterampilan, kreativitas, kemampuan dan kecerdasan. BEM KM UNP menjadi
sebuah organisasi terpusat bagi pergerakan, aspirasi mahasiswa, serta sebagai
ruang mengembang minat dan bakat mahasiswa di kampus melalui peningkatan
ruang lingkup, bekerja sama dengan pihak eksternal maupun internal, serta
mengembangkan ide/gagasan yang inovatif yang mandiri.
Misi BEM KM UNP itu sendiri sebagai berikut :
a. Sentralisasi ruang advokasi yang responsive dan optimal bagi KM UNP
b. Sentralisasi ruang minat dan bakat mahasiswa yang berkompetitif dan
berspotivitas tinggi.
c. Sentralisasi ruang pengadilan masyarakat yang berdampak dan
berkelanjutan sebagai implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi
d. Sentralisasi ruang sinergitas pergerakan mahasiswa baik dalam kacah
kampus, daerah, maupun nasional yang berasaskan intelektual.
e. Sentralisasi ruang bersinergitas kebaikan, baik internal maupun eksternal
kampus.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BEM KM UNP program-
program yang telah direncanakan oleh setipa departemen. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan bersama Riski Aditya Pratama, menteri Kominfo
BEM KM UNP 2.3, beliau mengatakan bahwa “Pihak BEM Universitas, sudah
mengusahakan untuk mewujudkan visi dan misi tersebut. Termasuk program
kerja, bagaimana janji kampanye presma dulu, tentu semua itu berkaitan dalam
wewujudkan visi dan misi kami. Kabinet Laskaraya 2.3, semua sudah
melaksanakan visi dan misi, baik itu program, janji kampanye, dan non program
yang kami lakukan sudah terlaksanakan dengan baik. Apabila semua program
telah terlaksana dengan baik, secara tidak langsung sudah mewujudkan visi dan
misi tersebut.”
Dengan melaksanakan program kerja dari setiap departemen BEM KM
UNP dengan baik, maka visi dan misi juga dapat terwujud. Mengutip pendapat

10
Santosa dalam Soesanto (2011:17) Program kerja adalah suatu sistem rencana
kegiatan yang disusun secara terorganisir, terpadu, dan sistematis untuk jangka
waktu yang ditentukan oleh organisasi. Setiap departemen BEM KM UNP
dipimpin oleh menteri dan sekretaris menteri. Jadi setiap program yang ada di
setiap departemen BEM, harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin sehingga
terciptanya budaya yang baik dalam organisasi.

C. Budaya Dominan BEM KM UNP


Budaya organisasi dominan identik dengan budaya organisasi yang kuat
atau unggul. Budaya organisasi yang dominan adalah seperangkat nilai yang
dimiliki bersama oleh semua anggota organisasi. Budaya organisasi dikatakan
dominan apabila seluruh anggota organisasi menerapkan dan memelihara nilai-
nilai yang telah ditetapkan oleh organisasi tersebut. Jika organisasi tidak memiliki
budaya yang dominan, maka nilai budaya organisasi akan menurun. Tidak ada
penafsiran yang seragam tentang perilaku yang pantas dan tidak pantas. Semakin
banyak anggota menerima nilai-nilai inti, semakin kuat komitmen terhadap nilai-
nilai tersebut dan semakin kuat budayanya. BEM KM UNP merupakan organisasi
mahasiswa yang bergerak di badan eksekutif. Tentu, budaya dominan juga
berkembang disana.
“ Sebagai mana yang diketahui, bahwa BEM merupakan lembaga
tertinggi ditingkat universitas, sehingga memiliki posisi tertinggi juga dikalangan
birokrat organisasi manusia. Maka untuk melihat kebudayaan yang dominan di
BEM tersebut, kita harus melihat terlebih dahulu bagaianan karakteristik
anggota BEM. Apabila seseorang telah masuk kedalam organisasi yang besar di
tingkat universitas, termasuk BEM. Orang-orang tersebut adalah orang yang
ambisius, flesksibel, dan berpikir maju, serta bisa dalam bekerja sama dengan
tim. Apabila orang tersebut, sudah menjadi anggota BEM atau organisasi
setingkat. Ketika melihat anggota lain yang tidak berdedikasi yang tinggi, ereka
akan pesimis. Mereka berpikir, bagaimana cara mereka bekerja dengan orang
lain untuk mencapai suatu yang lebih baik kedepannya. Apabila seseorang tidak
dapat bekerja sama diorganisasi BEM maka otomatis mereka akan tersingkir.

11
Jadi, kebudayaan di BEM lebih kearah pola pikirnya, pola pikirnya lebih maju
dari mahasiswa lainnya, ambisius, dan lebih mementingkan kerja sama dalam
mencapai suatu tujuan. Mereka akan bekerja sama dalam mencapai visi dan misi
di BEM. Apabila seseorang tidak dapat bekerja sama dalam BEM, lambat laun
dia akan tersingkir dari lingkupnya” (Ayu Artha Al Durra, Sekretaris Menteri
Advokasi Dan Kesejahteraan Mahasiswa BEM KM UNP 2022, Rabu, 22 Maret
2023)
Menjadi anggota atau menjabat di BEM, tentu menjadi suatu kebanggaan
tersendiri bagi anak BEM. Sebab, dikampus anak BEM termasuk golongan
mahasiswa yang eksis. Mereka dikenal sebagai mahasiswa yang sibuk menjadii
panitia diberbagai acara kampus dan maju dibarisan paling depan ketika
demontrasi menyampaikan aspirasi rakyat. Dengan bergabung menjadi anggota
BEM, melatih para anggotanya untuk selalu berpikir kritis dan logis dalam
memecahkan masalah. Mereka terbiasa mengeluarkan argument dan gagasan
berdasarkan fakta. Selain itu, anggota BEM identik sebagai mahasiswa yang
ambisi dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuannya. Rata-rata alasan
kebanyakan mahasiswa bergabung ke BEM adalah adalah menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan. Mereka beranggapan bahwa, ilmu yang diberikan
dosen saja tidak cukup, perlu dicari sumber lain. BEM menjadi salah satu wadah
dikampus yang menyalurkan aspirasi mahasiswa di lingkup kampus dan jebatan
penghubung antara rektorat dengan mahasiswa.
Untuk menjadi organisasi yang sentralisasi kebermanfaatan mahasiswa
melalui ekskalasi, kalobaratif dan aktualisasi aksi KM UNP yang berdikari, maka
kerjasama menjadi kunci untuk mewujudkan visi tersebut. Anggota BEM dapat
bekerjasama dalam lingkup internal maupun eksternal.  Kerja sama memiliki
pengaruh dominan dalam budaya organisasi. Menurut Manurung (2013 :15)
kerjasama dalam tim akan menjadi suatu daya dorong yang memiliki sinergisitas
bagi individuindividu yang tergabung dalam kerjasama tim. Kerja tim muncul dari
kebutuhan oragnisasi dan kebutuhan untuk kesuksesan bersama, berbagai
penyelesaian masalah secara sinergi dari berbagai individu yang tergabung dalam
kerja tim. Menurut Maasawet (2010), tujuan melakukan kerja sama adalah untuk

12
mengembangkan pemikiran tinggi, keterampilan komunikasi secara signifikan,
meningkatkan minat, kepercayaan diri, kesadaran sosial dan toleransi
terhadap perbedaan individu.
“Di BEM sendiri, dalam meningkatkan kerja sama itu tugas bidang
kementrian luar negeri. Kementrian luar negeri yang bertanggung jawab
bagaimana meningkatkan tanggung jawab antara BEM dengan instansi atau
lembaga diluar kampus. Kami engusahakan, setiap program kerja yang
dilaksanakan oleh 14 kementrian BEM ada berapa aspek kerja sama antara
instansi dan UKM di kampus. Misalnya, BEM bekerja sama dengan UKKPK,
untuk promosi usaha. Dalam membangun lomba, BEM dapat bekerja sama
dengan UKBA atau UKM lain. Itulah upaya kami, setiap ada program kerja BEM
mengusahakan adanya partisipasi aktif dari instansi, organisasi atau lembaga di
kampus maupun diluar. Diluar kampus, BEM mengikuti aliansi BEM Sumatera
Barat, serta juga pernah menjadi koordinator pusat. BEM juga aktif fi aliansi
seluruh BEM di Indonesia di tingkat nasional. Sedangkan dalam bidang
pengembangan keanggotan, itu tugas dari kementrian pengembangan sumber
daya manusia. BEM mengusahakan, anggar anggota BEM ikut serta dalam
program pengembangan keanggotaan, contohnya ada pelatihan dan seminar
yang dilaksankan oleh kementrian lainnya. Anggota BEM wajib mengikutinya. Di
BEM ada dua aspek pen yaitu pergerakan dan pemerdayaan” (Riski Aditya
Pratama, menteri Kominfo BEM KM UNP 2.3).
Maka dapat disimpulkan bahwa, budaya yang paling dominan ditonjolkan
dalam BEM KM UNP adalah kerja sama antara anggota organisasi dan pihak
eksternal, untuk mewujudjkan visi dan misi dari BEM KM UNP. BEM akan
menjadi lebih kompetitif dalam mencapai tujuan yang baik dalam pembangunan
kampus, dari pada dibidang lainnya. BEM akan menjadi garda terdepan dala
meberikan kontribusi yang terbaik bagi kampus. Dalam bidang kalobaratif, BEM
tidak bisa berjalan secara individualisme atau independen. BEM berjalan,
dibelakang BEM ada UKM, BEM fakultas, mahasiswa, dan ada pihak kampus.
BEM Universitas sendiri, sangat kaloboratif dan kompetitif (memberikan
kontribusi dan kebaikan untuk kampus. Terkait dengan aturan, tata tertip dan

13
kebiasaan, anggota BEM universitas harus disiplin, menaati segala aturan, dan
mengacu pada aturan dikampus. Selain itu, sub kultur yang diterapkan oleh BEM
adalah menjunjung tinggi keimanan, contohnya, ketika mengumpul di sekre maka
antara perempuan dan laki-laki tidak boleh terlalu dekat.

D. Landasan Dan Asas BEM KM UNP


1. Nilai Pancasila dan UUD 1945
Asas Pancasila dan UUD 1945 merupakan dasar negara Indonesia yang
menjadi landasan bagi segala kebijakan dan tindakan di Indonesia, termasuk di
dunia perguruan tinggi. Hal ini juga berhubungan dengan tugas dan tanggung
jawab Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di perguruan tinggi.
Sebagai organisasi yang mewakili mahasiswa, BEM perlu memahami dan
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap tindakan dan kegiatan
yang dilakukan. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mengajarkan nilai-nilai
seperti keadilan sosial, persatuan, demokrasi, dan kemanusiaan yang adil dan
beradab. BEM dapat menjadi fasilitator bagi mahasiswa untuk memahami dan
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam
perguruan tinggi.
Selain itu, UUD 1945 juga menjadi acuan bagi BEM dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya di perguruan tinggi. BEM harus memahami dan
mengimplementasikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam UUD 1945,
seperti hak-hak dan kewajiban mahasiswa, hak atas pendidikan, dan hak atas
kebebasan berserikat. BEM juga perlu memahami dan mengikuti prosedur-
prosedur yang ditetapkan dalam UUD 1945 dalam mengadakan kegiatan, seperti
prosedur pengajuan izin dan tata cara pengambilan keputusan.
Dengan memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dan
UUD 1945, BEM dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai wakil
mahasiswa dengan baik dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Hal ini juga dapat
membantu memperkuat nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara
Indonesia di dunia perguruan tinggi.

14
Selain memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dan
UUD 1945, BEM juga perlu memperjuangkan hak-hak mahasiswa sesuai dengan
landasan dasar negara tersebut. Sebagai contoh, BEM dapat memperjuangkan hak
mahasiswa atas pendidikan yang berkualitas dan terjangkau dengan cara
memperjuangkan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai,
serta memperjuangkan hak mahasiswa atas biaya pendidikan yang terjangkau dan
adil.
Selain itu, BEM juga dapat memperjuangkan hak mahasiswa dalam hal
kebebasan berserikat dan berpendapat. BEM dapat memperjuangkan kebebasan
mahasiswa untuk mengorganisir diri dalam organisasi mahasiswa yang mereka
inginkan, serta memperjuangkan hak mahasiswa untuk menyampaikan pendapat
dan kritik secara terbuka tanpa takut akan represi.
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, BEM juga perlu
memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi yang terkandung dalam Pancasila dan
UUD 1945. BEM harus memperjuangkan kepentingan mahasiswa secara
demokratis, dengan cara mengadakan musyawarah-mufakat dan pengambilan
keputusan secara transparan dan terbuka.
Dengan demikian, memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila dan UUD 1945 bukan hanya menjadi tanggung jawab BEM, namun
juga menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat di Indonesia. Hal ini
penting untuk membangun sebuah masyarakat yang adil, makmur, dan
demokratis, termasuk di dunia perguruan tinggi.

2. Tri Dharma Perguruan Tinggi


Tri dharma perguruan tinggi terdiri dari tiga unsur, yaitu pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Tugas dan tanggung jawab Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai organisasi yang mewakili mahasiswa di
perguruan tinggi juga berhubungan erat dengan tri dharma tersebut.
Sebagai wakil mahasiswa, BEM memiliki tugas untuk mengawasi dan
memperjuangkan hak-hak mahasiswa, termasuk hak atas pendidikan yang
berkualitas. Oleh karena itu, BEM perlu memahami dan mengimplementasikan

15
unsur pendidikan dalam tri dharma perguruan tinggi. BEM dapat membantu
memfasilitasi berbagai kegiatan akademik seperti seminar, lokakarya, dan diskusi
ilmiah yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa.
Selain itu, BEM juga dapat berkontribusi dalam unsur penelitian dengan
mengadakan kegiatan-kegiatan penelitian yang melibatkan mahasiswa. Hal ini
dapat membantu mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan di bidang penelitian serta meningkatkan kualitas penelitian di
perguruan tinggi.
Unsur pengabdian kepada masyarakat juga dapat diimplementasikan oleh
BEM. BEM dapat mengadakan kegiatan sosial seperti bakti sosial, kampanye
sosial, atau kegiatan-kegiatan lain yang dapat membantu meningkatkan kesadaran
dan kualitas hidup masyarakat di sekitar perguruan tinggi.
Dengan memahami dan mengimplementasikan tri dharma perguruan
tinggi, BEM dapat memperjuangkan kepentingan mahasiswa secara holistik dan
membantu meningkatkan kualitas pendidikan di perguruan tinggi.

3. SK KEMENDIKBUD
Pelaksanaan tugas BEM di perguruan tinggi seharusnya mengikuti
Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Pedoman tersebut berisi tentang prinsip-prinsip, tugas, dan tanggung jawab
organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi, termasuk BEM. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan oleh BEM dalam pelaksanaan tugasnya adalah sebagai berikut:
a) Konsolidasi dan Koordinasi
BEM harus melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan organisasi
kemahasiswaan lainnya di perguruan tinggi untuk memperkuat peran dan
fungsi organisasi kemahasiswaan secara keseluruhan. Hal ini dalam rangka
memperjuangkan hak-hak mahasiswa secara bersama-sama dan
memperkuat peran mahasiswa dalam pembangunan nasional.
b) Pengembangan Keterampilan dan Pengetahuan Mahasiswa

16
BEM harus membantu pengembangan keterampilan dan pengetahuan
mahasiswa di bidang akademik maupun non-akademik. BEM dapat
melakukan kegiatan-kegiatan seperti seminar, lokakarya, dan pelatihan-
pelatihan yang dapat membantu mahasiswa memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masa depan.
c) Kepedulian terhadap Masyarakat
BEM perlu memperlihatkan kepedulian terhadap masyarakat dengan cara
melaksanakan kegiatan sosial yang bertujuan untuk membantu masyarakat
sekitar perguruan tinggi. Hal ini dapat meningkatkan citra BEM dan
mahasiswa secara umum di mata masyarakat.
d) Peningkatan Pemberdayaan Mahasiswa
BEM harus membantu meningkatkan pemberdayaan mahasiswa di
perguruan tinggi. Salah satu caranya adalah dengan memberikan wadah
bagi mahasiswa untuk berpartisipasi dan mengembangkan diri dalam
organisasi kemahasiswaan. BEM juga harus memperjuangkan hak-hak
mahasiswa secara demokratis dan adil.
Dalam pelaksanaan tugasnya, BEM harus memperhatikan aspek-aspek
yang terkandung dalam Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan
Tinggi yang dikeluarkan oleh Kemendikbud. Hal ini akan membantu BEM dalam
menjalankan tugasnya secara efektif dan efisien, serta memperkuat peran dan
fungsi organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi.
Selain hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya, Pedoman Umum
Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi juga memuat beberapa prinsip
dan tugas umum yang harus dijalankan oleh BEM. Berikut adalah beberapa di
antaranya:
a) Prinsip Kebebasan Berserikat
BEM harus menghormati hak mahasiswa untuk berserikat dan
berorganisasi sesuai dengan keinginan dan aspirasi mereka. BEM
harus memberikan wadah yang memadai bagi mahasiswa untuk
berorganisasi dan berpartisipasi dalam kegiatan organisasi yang
dipilihnya.

17
b) Prinsip Kemandirian
BEM harus mandiri dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai
wakil mahasiswa. BEM harus dapat mengatur kegiatan dan
anggarannya secara mandiri dan transparan, serta dapat mengambil
keputusan secara demokratis dan partisipatif.
c) Prinsip Keterbukaan
BEM harus terbuka dan transparan dalam melaksanakan tugasnya.
BEM harus memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
memberikan masukan dan kritik terhadap kegiatan dan kebijakan yang
dilakukan.
d) Prinsip Akuntabilitas
BEM harus bertanggung jawab atas kegiatan dan kebijakan yang
dilakukan. BEM harus mampu memberikan pertanggungjawaban
secara transparan terhadap anggaran dan kegiatan yang dilaksanakan.
e) Tugas Umum
BEM memiliki tugas umum untuk memperjuangkan hak-hak
mahasiswa, meningkatkan kualitas pendidikan dan kehidupan kampus,
serta membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
perguruan tinggi. BEM juga harus mampu mengembangkan kreativitas
dan inovasi di kalangan mahasiswa, serta menjalin hubungan kerja
sama dengan pihak-pihak terkait, seperti pihak kampus, pemerintah,
dan masyarakat.
Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, BEM harus
memperhatikan prinsip-prinsip dan tugas umum yang terkandung dalam Pedoman
Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi. Hal ini akan membantu
BEM dalam menjalankan tugasnya secara efektif dan efisien, serta memperkuat
peran dan fungsi organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi.

4. Konstitusi Dan Anggaran GBHO TKO


Pelaksanaan tugas BEM di perguruan tinggi juga harus mengacu pada
konstitusi dasar atau anggaran rumah tangga (ART) dan peraturan-peraturan yang

18
berlaku di perguruan tinggi, seperti Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) dan
Tata Kerja Organisasi (TKO).
Konstitusi dasar atau anggaran rumah tangga (ART) merupakan dokumen
yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, dan
mekanisme pengambilan keputusan di dalam organisasi, termasuk BEM. BEM
harus memahami dan menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam konstitusi dasar atau anggaran rumah
tangga tersebut.
Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) adalah dokumen yang memuat
tentang pandangan, misi, dan tujuan organisasi. BEM harus memahami dan
mengimplementasikan pandangan, misi, dan tujuan organisasi yang terdapat
dalam GBHO untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan arahan dan kebijakan
organisasi.
Tata Kerja Organisasi (TKO) adalah peraturan yang mengatur tentang tata
cara pengambilan keputusan, pembentukan kepengurusan, dan pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab organisasi, termasuk BEM. BEM harus mematuhi dan
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan yang terdapat
dalam TKO.
Selain itu, BEM juga harus memperhatikan peraturan-peraturan yang
berlaku di perguruan tinggi, seperti peraturan tentang tata tertib kampus,
kebijakan akademik, dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pihak kampus
terkait organisasi kemahasiswaan.
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, BEM harus
memperhatikan dan mematuhi konstitusi dasar atau anggaran rumah tangga
(ART), Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO), Tata Kerja Organisasi (TKO),
dan peraturan-peraturan yang berlaku di perguruan tinggi. Hal ini akan membantu
BEM dalam menjalankan tugasnya secara efektif dan efisien, serta memperkuat
peran dan fungsi organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi

E. Tipe Budaya Organisasi BEM KM UNP

19
Cameron dan Quinn (2011) mengemukakan bahwa apa yang membedakan
perusahaan-perusahaan yang sukses dari perusahaan-perusahaan lainnya adalah
terletak pada budaya organisasi mereka. Menutip dari Cameron dan Quinn (2011),
melalui pendekatan The Competing Value Framework (CVF) terdapat enam
dimensi dalam mengukur sebuah organisasi yaitu: 1. Karakteristik dominan, 2.
Kepemimpinan organisasi, 3. Manajemen kepegawaian, 4. Perekat organisasi, 5.
Penekanan organisasi, dan 6. Kriteria. Untuk mengukur budaya organisasi yang
ada di BEM KM UNP, focusnya pada enam dimensi ini. Karakteristik dominan.
Karakteristik budaya organisasi mengacu pada konsep gagasan, prilaku, dan
prilaku. “Bahwa semua yang kita lakukan di BEM ini atas nama kebaikan, setiap
kebaikan bernilai pahala untuk kedepannya. Di BEM, tidak hanya mengurus
kepentingan perorangan atau kelompok, tapi juga mengurus segala kepentingan
yang ada di kampus. Kami memberikan manfaat kepada semua orang”. Nilai-
nilai karakter yang paling dominan setelah mahasiswa bergabung antara lain
religious, jiwa kepemimpinan , bertanggung jawab, kejujuran, sikab toleransi,
tumbuh rasa ingin tahu, kerja keras, disiplin , rasa percaya diri, kreatif dan
inovatif , dan sikab internasionalisme. Karena BEM menjalankan tugas dan
fungsinya berlandaskan Pancasila, UUD RI Tahun 1945, Tri Dharma perguruan
Tinggi, dan SK Kementrian Pendidikan dan kebudayaan tentang Pedoman Umum
Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan tinggi
1. Kepemimpinan Organisasi.
Di BEM memang ada kepemimpinan yang beragam. Karena di
BEM itu sendiri merupakan orang-orang yang tergabung di berbagai
organisasi yang ada di BEM Fakultas, UKM, ataupun organisais lainnya
yang berada dikampus, yang mana mereka ikut serta dalam pengurusan
BEM Universitas. Dibutuhkan juga kepemimpinan yang besar dari
Presma dalam memutuskan keputusan yang dapat disamaratakan oleh
semua menteri dan sekretaris kementrian. Jadi, di BEM itu sangat variatif
dan heterogen dri berbagai perilaku, pemikiran serta latar belakang
anggotanya yang bersatu menjadi sebuah organisasi.

20
“BEM menganut kepemimpinan atas nama bersama, tidak
otoriter, tidak memutuskan di dalam satu sisi. Kami mengusahakan setiap
keputusan yang diambil, terlahir dari berbagai pikiran, berbagai
pandangan dan berbagai sisi atas dasar semua kepentingan. Jadi
keputusan itu tidak diputuskan satu waktu. Sebelum diputuskan dan
disampaikan, tentu BEM universitas sendiri berdiskusi terlebih dahulu.
Gaya Kepemimpinan yang diterapkan lebih mengacu kearah demokrasi”

2. Manajemen Pegawaian.
Di BEM KM UNP, bidang pengembangan keanggotan, itu tugas
dari kementrian pengembangan sumber daya manusia. BEM
mengusahakan, agar anggota BEM ikut serta dalam program
pengembangan keanggotaan, contohnya ada pelatihan dan seminar yang
dilaksankan oleh kementrian lainnya. Anggota BEM wajib mengikutinya.
Di BEM ada dua aspek yaitu pergerakan dan pemerdayaan.
3. Perangkat Organisasi.
Di BEM, tingkat kepemimpinan terbagi menjadi 2 yaitu tingkat
universitas dan tingkat fakultas. Di BEM Universitas, presiden mahasiswa
dan wakil presiden mahasiswa, bendahara umum, menteri dan sekretaris
menteri disebut dengan presidium. Kemudian, dibawahnya ada staf yang
memiliki fungsi untuk membantu para menteri dan sekretaris kementrian
dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Secara legalitas dan formalitas,
susunan struktural di BEM Universitas hanya sampai pada staf.
Disamping itu, di BEM juga ada angkatan muda. Angkatan muda
ini, berada dibawah staf. Mereka identik dengan status keanggotaan yang
tidak tetap atau magang. “BEM Universitas merupakan sebuah struktur
organisasi yang struktural, sehingga memiliki SK/formalitas. Sehingga
BEM universitas termasuk kedalam struktur organisasi yang formalitas
sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Apabila pengurus atau
cabinet selanjutnya ingin merupah struktur tersebut, maka dapat diubah.
Sesuai dengan keputusan dari presma dan wapresma berikutnya.

21
4. Penekananan Organisasi.
Penekanan organisasi DI BEM KM UNP, lebih kearah kerja sama
antara anggotanya dan kaloborasi dari oragnisasi lainnya. “Kebudayaan di
BEM lebih kearah pola pikirnya, pola pikirnya lebih maju dari mahasiswa
lainnya, ambisius, dan lebih mementingkan kerja sama dalam mencapai
suatu tujuan. Mereka akan bekerja sama dalam mencapai visi dan misi di
BEM. Apabila seseorang tidak dapat bekerja sama dalam BEM, lambat
laun dia akan tersingkir dari lingkupnya”
5. Kriteria.
Kriteria pemimpin yang dibutuhkan di BEM KM UNP adalah
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mempunyai integritas
kepribadian yang tinggi, berbudi pekerti yang luhur dan berjiwa
kepemimpinan. “…BEM menganut kepemimpinan atas nama bersama,
tidak otoriter, tidak memutuskan di dalam satu sisi. BEM menganut
kepemimpinan atas nama bersama, tidak otoriter, tidak memutuskan di
dalam satu sisi…” Sedangkan kriteria anggota yang dibutuhkan oleh BEM
KM UNP adalah “…Orang-orang tersebut adalah orang yang ambisius,
flesksibel, dan berpikir maju, serta bisa dalam bekerja sama dengan
tim…”
Menurut Cameron & Quinn, ada empat tipe budaya organisasi yang diukur
dengan OCAI (Cameron & Quinn, 2011): clan culture (kekeluargaan), adhocracy
culture (kreatif), market culture (persaingan, dan hierarchy culture
(pengendalian). Berdasarkan hasil dari wawancara yang dilakukan bersama
pengurus BEM KM UNP Laskaraya 2022 yaitu Riski Aditya Pratama sebagai
Manteri Kominfo dan Ayu Arha Al Durra sebagai Sekretaris Menteri Advokasi
Dan Kesejahteraan Mahasiswa. Maka tipe budaya yang diterapkan oleh BEM KM
UNP adalah clan cuture (kekeluargaan).
Clan culture adalah budaya kerja yang mengutamakan kepentingan
kelompok dan rasa kekeluargaan di dalam organisasi. Karakteristik dari jenis
organisasi adalah kerja tim (tidak individual), program keterlibatan pegawai,
komitmen organisasi kepada para anggota. Pengembangan anggota serta

22
stakeholder eksternal dianggap sebagai sebagai mitra. Pemimpin yang efektif
adalah pemimpin yang menjalankan peran mentor. Perekat di organisasi ini adalah
loyalitas dan tradisi.
Kepentingan mahasiswa dikampus itu beragam-ragam. Peran mahasiswa
adalah sebagai agen perubahan, iron stock, guardian of value, moral force, social
control, kontrol politik dan penyalur aspirasi. Jadi BEM KM UNP berperan
penting untuk yang mengakomodir seluruh kepentingan mahasiswa di kampus.
Untuk melaksanakan peran dan fungsinya, disusunlah visi dan misi BEM KM
UNP. Visi dan misi itu tidak akan terwujud dengan sendirinya, dibutuhkan
kerjasama antara semua pihak baik itu eksternal maupun internal. BEM KM UNP
membutuhkan koordinasi dengan banyak orang guna mencapai penyelesaiaan
masalah tersebsetiap biduk pemasalahan. Untuk melaksanakan koordinasi
diperlukan kerjasama yang baik dalam tim atau biasa disebut teamwork. Untuk
mencapai kerja tim yang baik, beberapa komponen harus dipenuhi, yaitu tujuan
yang jelas, perencanaan yang matang, orang yang kompeten, dan suasana yang
kooperatif. Komponen yang harus dipenuhi adalah tujuan yang jelas, kegiatan
yang terstrutur, individu yang berkompeten, dan ikim kerjasama yang kolaboratif.
Semisalnya apabila ada organisasi atau lembaga lain diluar BEM yang
ingin melakukan kerja sama terkait dengan bea siswa, media partner, dan lainnya
dengan BEM Univeritas, tentu BEM memiliki aturan tertentu. Ketika ingin
melakukan kerja sama media partner, maka harus menghubungi kementerian
komunikasi terlebih dahulu. Apabila ingin melakukan kerja sama instansi atau
badan sosial dan amal, maka harus menghubungi kementerian sosial masyarakat.
Selanjutnya, ketika ingin menagjukjan kerja sama terkait dengan bea siswa, maka
organisasi lembaga lain dapat menghubungi kemntrian advokasi. Setiap lembaga
yang ingin melakukan kerja sama ataupun menjalin komunikasi, harus mengikuti
aturan yang telah ditetapkan oleh BEM universitas.
“BEM Universitas memiliki tujuan organisasi, menampung segala
kepentingan, urusan, pemasalahan, dan aspirasi dari seluruh mahasiswa yang
ada di kampus ini. Kami tidak hanya berorientasi pada anggota kami atau
perorangan, tapi kami harus berorientasi segala aspek pada stakeholders di

23
kampus. Selain itu, BEM Universitas juga berorientasi pada masyarakat, baik itu
masyarakat daerah padang maupun di provinsi. Misalnya ketika ada petani di
pasaman, ada pemasalahan terkait dengan perkebunannya, bagaimana caranya
menyampaikan aspirasi kepada pemerintah. Disana BEM dapat berperan
memberikan akomodir atau fasilitas kepada petani.”
Cameron dan Quinn (2011) menjelaskan bahwa untuk mengenali
ketrampilan dan kompetensi manajemen pada ketrampilan budaya kaln meliputi :
(1) Pengeleloaan tim, yakni ketrampilan memfasilitasi timkerja yang efektif,
terpadu, berfungsi lancar, dan kerkinerja tinggi;
(2) Keterampilan mengelola hubungan interpersonal, yakni memfasilitasi
hubungan iterpersonal yang efektif, termasuk pemberian feedback yang
mendukung, mendengan, dan pemecahan masalah interpersonal;
(3) Ketrampilan mengembangkan orang lain, yakni membantu para individu
untuk memperbaiki kinerja mereka, memperluas kompetesi, dan
mendapatkan kesempatan pengembangan diri

24
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Badan eksekutif mahasiswa adalah organisasi yang terdiri dari beberapa
individu yang bertanggung jawab untuk mengatur dan mengelola berbagai
kegiatan serta program yang dilakukan oleh mahasiswa di dalam kampus. Badan
eksekutif mahasiswa memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
kualitas pendidikan dan kehidupan mahasiswa di lingkungan kampus.
BEM KM UNP dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya memiliki
visi, yaitu “sentralisasi kebermanfaatan mahasiswa melalui ekskalasi, kalobaratif
dan aktualisasi aksi KM UNP yang berdikari”.
Misi BEM KM UNP itu sendiri sebagai berikut :
a. Sentralisasi ruang advokasi yang responsive dan optimal bagi KM UNP
b. Sentralisasi ruang minat dan bakat mahasiswa yang berkompetitif dan
berspotivitas tinggi.
c. Sentralisasi ruang pengadilan masyarakat yang berdampak dan
berkelanjutan sebagai implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
d. Sentralisasi ruang sinergitas pergerakan mahasiswa baik dalam kacah
kampus, daerah, maupun nasional yang berasaskan intelektual.

25
e. Sentralisasi ruang bersinergitas kebaikan, baik internal maupun eksternal
kampus.
Budaya yang paling dominan ditonjolkan dalam BEM KM UNP adalah
kerja sama antara anggota organisasi dan pihak eksternal, untuk mewujudjkan visi
dan misi dari BEM KM UNP.
BEM menganut kepemimpinan atas nama bersama, tidak otoriter, tidak
memutuskan di dalam satu sisi. Kami mengusahakan setiap keputusan yang
diambil, terlahir dari berbagai pikiran, berbagai pandangan dan berbagai sisi atas
dasar semua kepentingan. Jadi keputusan itu tidak diputuskan satu waktu.
Sebelum diputuskan dan disampaikan, tentu BEM universitas sendiri berdiskusi
terlebih dahulu. Gaya Kepemimpinan yang diterapkan lebih mengacu kearah
demokrasi.
Berdasarkan hasil dari wawancara yang dilakukan bersama pengurus BEM
KM UNP Laskaraya 2022. Maka tipe budaya yang diterapkan oleh BEM KM
UNP adalah clan cuture (kekeluargaan). Untuk mencapai kerja tim yang baik,
beberapa komponen harus dipenuhi, yaitu tujuan yang jelas, perencanaan yang
matang, orang yang kompeten, dan suasana yang kooperatif. Komponen yang
harus dipenuhi adalah tujuan yang jelas, kegiatan yang terstrutur, individu yang
berkompeten, dan ikim kerjasama yang kolaboratif.

B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan yang telah diambil dari hasil penelitian,
maka terdapat beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan dalam
pengukuran budaya organisasi di Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga
Mahasiswa Universitas Negeri Padang (BEM KM UNP) :
1. Untuk melakukan pengukuran budaya yang akurat di BEM KM UNP,
sebaiknya melakukan OCAI (Organizational Culture Assessment
Instrument). OCAI merupakan instrumen untuk menggambarkan profil
budaya organisasi (PBO). Alat ini adalah kerangka kerja yang awalnya
dikembangkan dari penelitian tentang indikator utama organisasi yang
efektif.

26
2. Untuk mengetahui profil budaya yang diterapkan disuatu organisasi,
sebaiknya pakai metode kuantitatif dengan melibatkan banyak responden
didalam organisasi tersebut.  

DAFTAR PUSTAKA

Hadijaya, Y. (2020). Budaya organisasi. Cv. Pusdikra Mitra Jaya.


Rusda, I. (2019). Rancang Bangun Sistem Informasi BEM UNP Berbasis
Web (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Padang).
Pramono, T., Suwarno, S., & Widodo, S. (2020). Strategi Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) Untuk Mencapai Program Kerja Organisasi Di
Universitas Kadiri. Jurnal Mediasosian: Jurnal Ilmu Sosial dan
Administrasi Negara, 4(1).
Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
155 /U/1998 Tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan Di
Perguruan Tinggi
Undang-Undang Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri Padang
Surat Keputusan Rektor Universitas Negeri Padang No. 270 Tahun 2019
Website resmi : http://bem.unp.ac.id/ (diakses pada hari Kamis, 23 Maret 2023)

27

Anda mungkin juga menyukai