Laporan Hasil Kajian Manajemen Keperawatan Di Ruang Ciwalagri Rumah Sakit Unggul Karsa Medika
Laporan Hasil Kajian Manajemen Keperawatan Di Ruang Ciwalagri Rumah Sakit Unggul Karsa Medika
Laporan Hasil Kajian Manajemen Keperawatan Di Ruang Ciwalagri Rumah Sakit Unggul Karsa Medika
Oleh:
Kelompok 2
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya
Laporan Praktik Management Keperawatan di Ruang Rawat Inap Ciwalagri RS
unggul Karsa Medika ini dapat selesai tepat pada waktunya. Tak lupa juga kami
ucapkan Terima Kasih kepada Ibu Suci Noor Hayati, S. Kep., Ners., M. Kep. Selaku
dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk membantu
kesempurnaan Laporan ini serta kepada rekan-rekan Kelompok 2 Profesi Ners C yang
telah bekerja sama sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa Laporan Praktik Management Keperawatan di Ruang
Rawat Inap Ciwalagri RS Unggul Karsa Medika ini masih jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun guna kesempurnaan dari Laporan ini kedepannya. Semoga
laporan ini dapat menjadi referensi dan masukan untuk berbagai pihak yang telah
terlibat dalam terselesaikannya laporan ini.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan, keberadaan perawat merupakan posisi
kunci yang dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40 - 60 % pelayanan rumah sakit
merupakan pelayanan keperawatan dan hampir semua pelayanan promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun tatanan
pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat. Menurut Nursalam (2015)
Keperawatan sebagai pelayanan yang professional bersifat humanistic,
menggunakan pendekatan holistic, dilakukan berdasarkan kiat keperawatan,
berorientasi kepada kebutuhan objektif klien, mengacu pada standar
professional Keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai
tuntunan utama. Keperawatan professional secara umum merupakan tanggung
jawab seorang Perawat yang selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusian,
sehingga dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar
(rasional) dan baik (etika).
Manajemen merupakan suatau pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Dimana di dalam manajemen
tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervise terhadap staf, sarana dan
prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant & Massey, 1999)
sedangkan menurut Gillies (1986) manajemen didefinisikan sebagai suatu
proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sementara menurut
Nursalam (2015), manajemen keperawatan merupakan suatu pelayanan
keperawatan professional dimana tim keperawatan dikelola dengan
menjalankan empat fungsi manajemen antara lain perencanaan,
perorganisasian, motivasi, dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling
berhubungan dan memerlukan keterampilan-keterampilan teknis, hubungan
antar manusia, konseptual yang mendukung asuhan keperawatan yang bermutu,
berdaya guna dan berhasil bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa
manajemen keperawatan perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan
keperawatan di masa depan, karena berkaitan dengan tuntutan profesi dan
global bahwa setiap perkembangan serta perubahan memerlukan pengelohan
secara professional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
Berdasarkan uraian di atas, didapatkan bahwa pengaplikasian manajemen
keperawatan dapat bermanfaat di lapangan, yaitu Rumah Sakit sehingga
perawat perlu memahami konsep serta pengaplikasiannya. Konsep yang harus
dikuasai meliputi konsep tentang pengelolaan dan perubahan serta konsep
manajemen keperawatan. Maka dari itu, mahasiswa Profesi Ners C STIKep
PPNI Jawa Barat kelompok 2 Manajemen Keperawatan , mencoba melakukan
kajian situasional dengan menggunakan metode Participant Observation (PO),
Wawancara (In Deph Interview). Dalam rangkaian praktik klinik keperawatan
ini, mahasiswa akan mendapatkan bentuk pengalaman belajar praktik klinik
keperawatan di Ruang Ciwalagri Rumah Sakit Unggul Karsa Medika.
B. Tujuan
Setelah mengikut kegiatan praktik ini diharapkan mampu melakukan
pengelolaan manajemen unit dan manajemen asuhan keperawatan secara
komprehensif.
C. Manfaat
1. Melakukan kajian situasi melalui analisa SWOT terhadap 5 dimensi
manajemen yaitu Man, Money, Method, Material, Market di Ruang Rawat
Inap Ciwalagri Rumah Sakit Unggul Karsa Medika.
2. Mendiagnosa masalah-masalah terkait 5M dalam proses pemberian
pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap Ciwalagri Rumah Sakit
Unggul Karsa Medika.
3. Membuat Plan of Action untuk menjawab masalah-masalah yang ditemukan.
4. Mengimplementasikan rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang
ditemukan.
5. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan.
BAB II
Laki-laki 6 33 %
Perempuan 12 67 %
Total 18 100 %
Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa 6 orang perawat di
ruang Ciwalagri berjenis kelamin laki – laki dan 12 orang perawat berjenis
kelamin perempuan. Jika di presentasikan perawat peremuan lebih domain
dalam ruangan Ciwalagri dengan jumlah presentasi 67 %.
Analisa Data:
Analisa Data :
c. Status Kepegawaian
Karakteristik perawat diruangan Ciwalagri berdasarkan status
kepegawaian
Analisa Data :
Dari hasil data yang diperoleh menunjukan bahwa perawat tetap dengan
perawat kontrak memiliki jumlah yang sama, hal ini sejalan dengan hasil
temuan menurut Mulya, et al (2020) bahwa status kepegawaian berpengaruh
secara simultan terhadap kinerja pegawai, dan motivasi sendiri berpengaruh
secara parsial terhadap kinerja pegawai di rumah sakit. Perawat yang
memiliki status karyawan tetap juga karyawan kontrak memiliki kewajiban
yang sama untuk memiliki perilaku caring dan melayani dengan sepenuh
hati dalam melakukan asuhan keperawatan.
d. Lama Kerja
Karakteristik perawat diruangan Ciwalagri berdasarkan lama kerja
Analisa Data:
Dari hasil data yang didapat dalam ruang ciwalagri RS UKM didapatkan
bahwa domain perawat yang bekerja memiliki pengalaman bekerja kurang
dari 4 tahun sekitar 56%, hal ini menjadi perhatian karena RS Unggul Karsa
Medika merupakan rumah sakit yang baru dibangun pada tahun 2018
sehingga masih banyak perawat baru dengan pengalaman kerja yang belum
lama. Namun dengan mayoritas perawat dengan pengalaman kerja belum
lama ini menurut (Jusnimar, 2012) lama kerja < 5 tahun memiliki minim
pengalaman sehingga tingkat keterampilannya masih dibawah perawat yang
sudah lama bekerja. Menurut Rizani (2018) lama bekerja seseorang akan
menentukan banyak pengetahuan dan pengalaman kerja yang didapat untuk
kategori lama kerja baru (<5 tahun) kategori lama kerja sedang (5-10tahun)
kategori lama kerja lama (>10tahun).
Klasifikasi Klien
Jumlah
Pasien Minimal Parsial Total
c. Jumlah Perawat
Jumlah perawat di ruang Ciwalagri terdapat 18 perawat.
Depkes
A ×B
Tenaga Perawat = + Loss Day
jam efektif /hari
jumlah hari minggu dalam 1th +cuti+ hari Besar
Loss Day= × jumlah Perawat
kerja
jumlah hari
tahun
Jumlah kebutuhan perawat Non – Nursing Job, seperti. Membuat
perincian pasien pulang, kebersihan ruangan atau alat, dokumentasi, dsb
(diperkirakan 25% dari jam layanan keperawatan), maka
17 × 4,14 70,38
Tenaga Perawat = = =10,05
7 7
52+12+13
Loss Day = ×10,05=2,68
288
10,05+ 2,59× 25
=3,18
100
Total = 10,05 + 2,68 + 3,18 = 15,91
Menurut depkes perawat di ruangan Ciwalagri 16 orang
Gillies
A × B ×C
G illies=
(C−D)× E
Keterangan:
A = rata – rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata – rata jumlah pasien/hari
C = jumlah hari/tahun
D = jumlah hari libur masing – masing perawat
E= jam kerja/hari
4.14 ×17 ×365
G illies=
( 365−128 ) ×8
25.688
¿
1.896
¿ 13,54 orang
Menurut gillies perawat di ruangan Ciwalagri 14 orang.
Kesimpulan:
Hasil akhir mungkin akan berbeda dengan ruangan Ciwalagri banyak faktor
yang mempengaruhi salah satu rata-rata perhari jumlah pasien dan rumus
yang digunakannya. Hasil kesimpulan yang kami dapatkan
1. Rumus Douglas menghasilkan 10 orang perawat dalam ruangan.
Berdasarkan hasil wawancara jumlah perawat diruangan Ciwalagri 18
orang, maka hal ini menunjukkan tenaga perawat diruangan Ciwalagri
lebih 8 orang perawat. Perhitungan ini berdasarkaan jumlah rata-rata
pasien per 1 tahun
2. Rumus Depkes menghasilkan 16 orang perawat dalam ruangan.
Berdasarkan hasil wawancara jumlah perawat diruangan Ciwalagri 18
orang, maka hal ini menunjukkan tenaga perawat diruangan Ciwalagri
lebih 2 orang perawat.
3. Rumus Gililes menghasilkan 14 orang perawat dalam ruangan.
Berdasarkan hasil wawancara jumlah perawat diruangan Ciwalagri 14
orang, maka hal ini menunjukkan tenaga perawat diruangan Ciwalagri
lebih 4 orang perawat.
Analisa Data :
f. Motivasi Perawat
Berdasarkan hasil penyebaran instrumen angket kuisioner Motivasi
Perawat sumber dari Hidayat (2017) pada tanggal 20 April 2022 memiliki
Sumber data yang diambil untuk mengukur kinerja perawat terdapat 8 orang
perawat dari total keseluruhan jumlah perawat 18 orang, hasil yang
didapatkan sebagai berikut :
Analisa Data :
Dari hasil data diatas sejalan dengan Hidayat (2017) yang menyimpulkan
bahwa ketika motivasi perawat tinggi maka kinerja perawat juga akan bagus,
motivasi perawat dipengaruhi oleh beberapa faktor dorongan seperti status
kepegawaian, jabatan, lama bekerja, kepuasan dalam menerima gaji dan
tunjangan sebagai penghasilan, lingkungan kerja yang nyaman, perlakuan
yang adil dari atasan. Dorongan yang ada dalam diri seseorang sering
disebut motif atau tujuan yang diinginkan oleh seorang perawat
menimbulkan kinerja perawat yang maksimal sehingga mendukung misi RS
dalam mewujudkan misi memberikan pelayanan yang terjangkau bagi
masyarakat serta dukungan tenaga profesional untuk turut aktif dalam
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang paripurna memenuhi standar nasional. Karena jika motivasi
perawat tinggi akan menimbulkan kinerja perawat yang maksimal dalam
melaksanakan asuhan keperawatan untuk masyarakat.
Pra PK 9 orang 50 %
PK I 9 orang 50 %
Analisa Data :
Total 100%
Total 100%
Analisa Data:
Berdasarkan data di atas di ruang Ciwalagri data tersebut sepertinya kurang
reperatif karena data di ambil hanya 2 hari dengan jumlah pasien selama 2
hari 25 pasien. Menurut Depkes RI 2007 beban kerja yang dimiliki oleh
perawat dapat diperberat oleh kondisi dari lingkungan kerja yang tidak
mendukung baik bersifat fisik maupun non fisik. Nurjanah (2017)
berpendapat bahwa beban kerja yang berat dapat disebabkan oleh
perbandingan jumlah perawat yang sedang bertugas dengan jumlah pasien.
Beban kerja perawat berupa tindakan produktif dimana tindakan produktif
dapat berupa tindakan langsung dan tindakan tidak langsung. Tindakan
langsung kepada pasien berupa pemberian obat, perawatan area infus.
Sedangkan tindakan tidak langsung adalah mendampingi dokter pada saat
visite, melakukan serah terima pasien serta melakukan pendokumentasian
asuhan keperawatan.
k. Tenaga Non Keperawatan
Distribusi Frekuensi Tenaga Non-Keperawatan di Ruangan Ciwalagari
No Kualifikasi Jumlah
1. Dokter Spesialis 28
2. Dokter Umum 1
3. Ahli Gizi 1
4. Administrasi 1
5. OB 3
6. Satpam 3
Jumlah 18
Analisa Data:
Ruang Ciwalagri sudah sesuai dengan teori dari Keputusan dari peraturan
Menteri Kesehatan RI pada Pasal 43 Tahun 2017 tentang “ketenagaan non
keperawatan yaitu salah satunya adalah dokter spesialis, apoteker, ahli gizi
dan OB serta Administrasi” . Menurut Sari (2020) Tenaga non keperawatan
seperti tenaga medis yang terkait meliputi dokter umum, dokter spesialis,
ahli gizi, administrasi, dsb merupakan sebagai wadah untuk membantu
penyembuhan pasien. oleh karena itu kolaborasi interprofesi dokter-perawat
sangat diperlukan dan perlu mendapat prioritas bagi institusi pemberi
pelayanan kesehatan, kolaborasi interprofesi dalam pelayanan kesehatan
melibatkan sejumlah profesi kesehatan, namun kolaborasi antara dokter dan
perawat merupakan faktor penentu yang sangat penting bagi kualitas proses
keperawatan.
2. MONEY
1) Sumber keuangan Ruangan Ciwalagri
Rs. Unggul Karsa Medika merupakan RS swasta tipe C dibawah
naungan PT Unggul Karsa Medika dan Otoritas Yayasan Perguruan Tinggi
Kristen Maranatha (YPTKM) dijadikan sebagai wahana pendidikan,
pelayanan, penelitian dan pengembangan tenaga profesi dokter, perawat,
bidan dan tenaga kesehatan lainnya. Sumber keuangan berasal dari RS dan
sember dana yayasan untuk semua pelayanan termasuk di ruang Ciwalagri,
yang dikelola serta diawasi oleh perusahan dan yayasan.
Analisa Hasil :
RS Unggul Karsa Medika sumber pembiayaannya berasal dari alokasi dana
yayasan/pemilik/sumbangan lain dan masyarakat pengguna jasanya. sesuai
dengan teori menurut (Bastian, 2008 : 4)
2) Jenis Pembayaran Pasien
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber Rumah Sakit
Unggul Karsa Medika didapatkan bahwa jenis pembayaran pasien terbagi
atas JKN, Asuransi Swasta dan tunai atau umum, kebanyakan pasien yang
ada diruangan ciwalagri menggunakan JKN hampir seluruhnya namun ada
juga yang melakukan pembayaran dengan secara umum. Untuk pasien JKN
Non-PBI dapat naik kelas sesuai dengan keinginan tetapi ada penambahan
biaya sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang berlaku Tarif Pembayaran
Perkelas.
Analisa Data :
Berdasarkan hasil wawancara hampir seluruh pasien menggunakan jenis
pembayaran menggunakan JKN sesuai dengan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) (UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN) dan ada juga pembayaran
menggunakan Asuransi swasta serta pembayaran secara pribadi atau umum.
3) Tarif Ruangan
Nama Kelas III Kelas II Kelas I VIP
Ruangan
CIWALARGI Rp. 200.000 Rp. 400.000 Rp. 600.000 Rp. 900.000
Setiap biaya dari tindakan di informasikan kepada keluarga mengenai jumlah
biaya yang akan di keluarkan dan meminta persetujuan keluarga.
Analisa Data :
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
560/MENKES/SK/IV/2003 tentang pola tarif pelayanan rumah sakit
diperhitungkan atas dasar unit cost dari setiap jenis pelayanan dan kelas
perawatan yang perhitungannya memperhatikan kemampuan ekonomi
masyarakat, standar biaya dan atau benchmarking dari rumah sakit yang
tidak komersil.
4) Penggajian Perawat
a. Gaji Pokok Perawat
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan ciwalagri
didapatkan data bahwa gaji perawat di Rs Karsa Unggul Medika bagi
pegawai baru (Fresh graduate) sesuai dengan UMK/UMR Kab Bandung.
Nominal gaji perawat akan berbeda-beda disesuaikan dengan jenjang
karir, perbedaan dari tunjangan yang di dapatkan.
b. Tunjangan Perawat
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan ciwalagri terdapat
tunjangan yang di dapat berupa :
- Tunjangan Fungsional
- Tunjangan Hari Raya (THR)
- Tunjangan istri/suami dan anak
- Uang Lembur
- Uang Penanggung Jawab Shift
c. Jaminan Kesehatan dan Ketenagakerjaan
- Jaminan Kesehatan Nasional
- Jaminan Ketenagakerjaan
a) Jaminan Hari Tua
b) Jaminan Kecelakaan Kerja
c) Jaminan pensiun
d) Jaminan kematian
Analisa Data:
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan unit Ciwalagri upah
perawat sudah sesuai dengan UMK/UMR Kab Bandung. Sesuai dengan
Pasal 1 ayat 30 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga kerjaan, (Pasal
90 ayat 1 UU No. 13/ 2003). (Pasal 91 ayat 2 UU No. 13/2003).
5) Dana Penggembangan SDM
6) Dana Penghargaan
Di RS. Unggul Karsa Medika terdapat perhargaan yang diberikan
untuk pegawai berpretasi atau teladan akan dilakukan 3 bulan sekali dengan
20 indikasi penilaian, dana bersumber dari rumah sakit dan yayasan.
Analisa Data :
Berdasarkan kajian situasional diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk
penghargaan berupa dana yang bersumber dari Rumah Sakit dan yayasan.
7) Dana Penyediaan Barang
Untuk pendanaan penyediaan barang yang ada di Ruang Ciwalagri,
pihak ruangan sebelumnya harus melakukan pengajuan terlebih dahulu
kepada pihak rumah sakit.
Ruangan membuat data atau nota dinas sesuai dengan kebutuhan ruangan
↓
Pengajuan melalui sistem permintaan barang
↓
Permintaan di acc bidang keperawatan
↓
Permintaan dikirim ke bagian logistik
↓
Pengecekan expired dan banyaknya alat alat yang diberikan oleh bagian
farmasi/umum
↓
Farmasi/umum memberikan alat alat kesehatan/umum yang dibutuhkan
↓
Analisa Data :
8) Alur Pembayaran
Ruangan hanya mencatat yang dibutuhkan oleh ruangan, nanti ruangan
akan memberikan total keseluruhan biaya kepada administrasi atau billing
kemudian administrasi akan menghitung total semuanya, baru pasien akan
membayar ke bagian administrasi.
Analisa Data :
Berdasarkan kajian situasional diatas dapat diimpulkan bahwa ruangan
hanya memberikan total nota kepada pihak administrasi.
3. METODE
1) Metode Unit
a. Struktur Organisasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Ciwalagri RS Unggul
Karsa Medika pada tanggal 18-04-2022 struktur organisasi di ruang
Ciwalagri adalah sebagai berikut :
Ka Bid Keperawatan
Ka Sie Keperawatan
Kepala Ruangan
Clinical Instruktur
Ketua Tim
Perawat Pelaksana
Analisa Data:
Dari hasil observasi dan wawancara dari tanggal 18 April 2022 – 25 April
2022 uraian tugas pokok kepala ruangan Ciwalagri sudah terlaksana dan
terobservasi dengan presentase 82,5%, dan yang tidak terobservasi hanya
17,5 %. Dari hasil analisa bahwa tugas kepala ruangan sudah terlaksana
dengan baik.
Dari hasil observasi dan wawancara dari tanggal 18 April 2022 – 25 April
2022 terdapat 100 % uraian tugas pokok clinical instruktur Ciwalagri sudah
terlaksana pada saat observasi. Dapat di simpulkan bahwa tugas clinical
instruktur sudah terlaksana dengan baik.
Dari hasil observasi dan wawancara dari tanggal 18 April 2022 – 25 April
2022 terdapat 100 % uraian tugas pokok ketua tim Ciwalagri sudah
terlaksana pada saat observasi.Dapat di simpulkan bahwa tugas ketua tim
sudah terlaksana dengan baik.
Dari hasil observasi dan wawancara dari tanggal 18 April 2022 – 25 April
2022 didapatkan 100 % uraian tugas pokok perawat pelaksana Ciwalagri
sudah terlaksana pada saat observasi. Dapat di simpulkan bahwa uraian tugas
perawat pelaksana sudah terlaksana dengan baik.
Konfirmasi bagian
pendaftaran
Booking ke ruangan
Analisa Data :
Berdasarkan hasil kajian situasi Alur pasien masuk ke ruangan Ciwalagri
sudah sesuai dengan ketentuan dari The Health Executive (2003) yang
menyatakan bawa seitap pasien yang mendapatkan pelayanan admisi di
rumah sakit, khususnya pada pasien rawat inap. Pasien rawat inap akan
menjalani beberapa tahap, yaitu:
a) Pre Admission (Tahap Pra Admisi), pada tahap ini harus jelas dari mana
pasien berasal. Apakah masuk dari unit rawat jalan (poli) atau gawat
darurat. Hal ini harus berdasarkan keputusan dokter.
b) Electif Admission (Tahap Admisi) yaitu tahap perencanaan. Bagian ini
bertanggung jawab dalam pendaftaran pra penerimaan pasien, penerimaan
paien dan dalam penentuan ruang perawatan.
c) Tahap pembayaran, baik pemabayarn secara langsung maupun dengan
jaminan asuransi dan lain-lain.
5) Kegiatan timbang terima
Berdasarkan hasil kajian situasi yang dilakukan selama 7 hari dari
tanggal 18 April – 25 April 2022 kegiatan timbang terima dilakukan 3x
dalam sehari yaitu pada setiap pergantian shift. Seluruh perawat melakukan
timbang terima yang dipimpin oleh katim. Timbang terima berupa informasi
mengenai berapa jumlah pasien, alat yang sudah digunakan dan keluhan
pasien secara umum. Setelah itu, kegiatan timbang terima dilakukan oleh
setiap perawat per individu. Kemudian perawatan mendatangi pasien
kelolaannya untuk menginformasikan siapa yang akan berdinas selanjutnya.
Analisa Data:
6) Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil kajian situasi dan wawancara dengan kepala ruangan
ciwalagri pada tanggal 18-25 april 2022, Selama ini belum melakukan ronde
keperawatan karena memang itu belum dilakukan. Belum ada jadwal ronde
keperawatan dan hasil studi dokumentasi belum ada SOP ronde keperawatan
di ruang ciwalagri.
Analisa Data:
Selama ini ronde keperawatan belum dilakukan oleh perawat dan belum
memiliki SOP ronde keperawatan. Jika tidak ada dan tidak dilaksanakan
ronde keperawatan, menurut Siahaan (2018) dapat berdampak menurunkan
produktivitas kerja serta menurunkan komunikasi terapeutik perawat dengan
tenaga kesehatan dan komunikasi perawat dengan pasien sehingga motivasi
perawat dalam bekerja akan menurun secara perlahan. Selain itu, dengan
pelaksanaan ronde keperawatan juga dapat berdampak baik bagi pelayanan
keperawatan menjadi lebih efisien, dapat meningkatkan keterampilan, dan
pengetahuan pada perawat serta kegiatan ronde keperawatan ini perawat
dapat mengevaluasi kegiatan yang telah diberikan pada pasien berhasil atau
tidak dan keberhasilan dalam asuhan keperawatan (Marcelyna, 2016).
8) Discharge Planning
Berdasarkan hasil kajian situasi yang dilakukan pada tanggal 18 april –
25 april 2022 di ruang ciwalagri untuk persiapan pasien pulang atau
discharge planning dilakukan sesuai dengan format yang ada diruangan dan
sesuai dengan ketentuan yang ada. Dimana format discharge planning ada di
form assessment awal yang akan diisi 1x24 Jam dan saat pelaksanaan pulang
akan diberi tahu jadwal untuk kembali dan selain itu, edukasi juga diberikan
pada pasien dan keluarga.
Analisa Data :
Berdasarkan kajian situasi dan wawancara di ruangan ciwalagri yang
dilakukan pada tanggal 18-25 April 2022, di dapatkan bahwa kegiatan
discharge planning dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada diruangan
dan dilakukan dengan format discharge planning yang tersedia. Discharge
planning (perencanaan pulang) adalah serangkaian keputusan dan aktivitas-
aktivitasnya yang terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan yang
kontinu dan terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan
kesehatan (Potter & Perry, 2005). Hal ini juga sesuai dengan PMK nomor 10
tahun 2015 tentang adanya kebijakan tertulis discharge planning yang
menunjukan kesipan pasien untuk pulang.
Analisa Data:
Hasil observasi selama tiga hari, dari tanggal 18 – 25 April 2022 didapatkan
data pemasangan infus sebagai berikut:
No Langkah sesuai SOP Dilakukan Tidak
dilakukan
1 Persiapan Alat dan Bahan
1. Sarung tangan √
2. Selang infus (sesuai kebutuhan √
(makro drip atau mikro drip)
3. Cairan parenteral √
4. IV cateter (sesuai ukuran) √
5. Kapas alkohol √
6. Disinfektan √
7. Torniquet √
8. Perlak/pengalas √
9. Bengkok √
10. Plester/hypafix √
11. Kassa steril √
2 Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data dan √
program pengobatan pasien.
2. Mencuci tangan √
3. Mempersiapkan dan menempatkan √
alat di dekat pasien.
3 Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai √
pendekatan terapeutik.
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur √
tindakan pada keluarga/pasien.
3. Menanyakan kesiapan pasien √
sebelum kegiatan dilakukan.
4 Tahap Kerja
1. Mempersiapkan selang dan cairan √
infus (Melakukan disinfeksi tutup
botol cairan, Menutup saluran infus
(klem), Menusukkan selang infus
dengan benar, Menggantung botol
cairan pada standar infuse, Mengisi
tabung reservoir infus sesuai tanda
dan Mengalirkan cairan hingga
tidak ada udara dalam slang).
2. Mengatur posisi pasien dan pilih √
vena.
3. Memasang perlak dan alasnya. √
4. Memasang torniquet dengan jarak √
5cm proksimal yang akan ditusuk,
anjurkan pasien untuk
menggenggam tangan.
5. Memakai sarung tangan. √
6. Membersihkan kulit dengan kapas √
alkohol (melingkar dari dalam
keluar).
7. Memegang IV kateter dengan √
sudut 300.
8. Menusuk vena dengan lobang √
jarum menghadap ke atas.
9. Memastikan IV kateter masik intra √
vena kemudian menarik Mandrin ±
0,5 cm.
10. Memasukkan IV kateter secara √
perlahan.
11. Menarik mandrin dan √
menyambungkan dengan selang
infus.
12. Melepaskan toniquet. √
13. Mengalirkan cairan infus. √
14. Melakukan fiksasi IV kateter. √
15. Memberi disinfeksi daerah tusukan √
dan menutup dengan kassa.
16. Mengatur tetesan sesuai program. √
5 Tahap Terminasi
1. Buka sarung tangan. √
2. Membereskan alat-alat. √
3. Berpamitan dengan pasien. √
4. Dokumentasi keperawatan. √
TOTAL 90% 10%
a. Hak Pasien
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib yang berlaku di Rumah
sakit.
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu yang sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional.
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang di dapatkan.
7. Memilih dokter, dokter gigi, dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang di deritanya kepada dokter
lain yang mempunyai surat izin praktik (SIP) baik di dalam maupun di
luar Rumah Sakit.
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data medis nya.
10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang di deritanya.
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang di anutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit
terhadap dirinya
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan keperayaan yang di anutnya
17. Menggugat dan/ atau menunut Rumah Sakit apabila Rumah sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar, baik
secara perdata maupun pidana, dan
18. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Kewajiban Pasien
1. Memenuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
2. Menggunakan fasilitas Rumah Sakit secara bertanggung jawab
3. Menghormati hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan
serta petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya.
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya.
6. Mematuhi rencana terapi yang di rekomendasikan oleh Tenaga
Kesehatan di Rumah Sakit dan di setujui oleh pasien yang
bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undagan.
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk
menolak rencana terapi yang di rekomendasikan oleh tenaga kesehatan
dan/atau tidak mematuhi petunjuk yang di berikan oleh Tenaga
Kesehatan untuk penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya,
dan
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang di terima.
Analisa Data :
Dari hasil observasi dan wawancara terhadap pasien dan keluarga pasien dari
tanggal 18-25 April 2022. Uraian Hak dan Kewajiban pasien seluruhnya
(100%) dijelaskan oleh bagian front office atau bagian pendaftaran. Pada
saat klien atau keluarga klien mendaftar untuk registrasi ruang rawat, pasien
atau keluarga pasien dijelaskan dahulu mengenai haak dan kewajiban selama
dirawat di RS Unggul Karsa Medika. Setelah mendapat penjelasan, pasien
atau keluarga pasien menandatangani lembar pernyataan mengenai Hak dan
Kewajiban pasien sebagai bukti bahwa pasien atau keluarga sudah
mendapatkan penjelasan.
4. MATERIAL
Pengumpulan data material dilakukan secara observasi dan wawancara di ruang
Ciwalagri RS Unggul Karsa Medika untuk mengetahui ketersediaan sarana dan
prasarana yang tersedia dengan mengacu kepada pedoman ruangan di instalasi
rawat inap yang dikeluarkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan Dan
Prasarana Rumah Sakit dan Departemen Kesehatan 2007 Tentang Standar
Fasilitas Sarana dan Prasarana di Ruang Instalasi Rawat Inap Kelas C.
1) Standar Fasilitas Sarana dan Prasarana di Ruangan Instalasi Rawat
Inap
Analisa data :
Data yang didapatkan dari hasil observasi dan wawancara pada tanggal 18 -
23 April 2022 dengan Kepala Ruangan/CI. Didapatkan hasil bahwa ruang
Ciwalagri RS Unggul Karsa Medika sudah sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Dan Prasarana Rumah Sakit dan Peraturan Departemen
Kesehatan 2007 mengenai Sarana dan Prasarana di Instalasi Rawat Inap.
Sarana dan prasara yang lengkap akan mempengaruhi efektivitas, efisiensi,
dan keberlangsungan petugas dalam pelayanan (Hendrisman dkk, 2021).
2) Sarana dan Prasarana untuk Pasien
Data yang didapatkan dari hasil observasi dan dilakukan wawancara pada
tanggal 18-23 April 2022 bersama dengan Kepala Ruangan/CI didapatkan
hasil bahwa ruang Ciwalagri RS Unggul Karsa Medika sudah sesuai dengan
PERMENKES no 31 tahun 2018. Menurut kemenkes 2019 menyatakan
bahwa sarana dan pranasara yang lengkap dalam fasilitas kesehatan
merupakan bentuk penilaian akreditasi, hal tersebut dimaksudkan untuk tetap
adanya tatakelola yang bisa memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
pasien.
Dari hasil kajian situasi sarana dan prasarana dokumentasi sudah sesuai
dengan PERMENKES no 24 tahun 2016.
5. MARKET
1) BOR (Bad Occupancy Ratio)
Bed Occupancy Rate (BOR) merupakan presentase tempat tidur yang terisi d
ari sekian banyaknya tempat tidur yang tersedia pada layanan rawat inap (Ad
i Wijayanti et al.,2020). Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur Rumah Sakit. Adapun rumus
BOR adalah sebagai berikut:
Rumus: (Jumlah hari perawatan / jumlah tempat tidur x jumlah hari
dalam satu periode)) x 100%
Hasil Kajian Situasi
BOR = (590 / 34 x 31)) x 100% = 56%
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber di Ruang Ciwalagri di RS
Unggul Karsa Medika didapatkan jumlah BOR pada bulan Maret dengan har
i perawatan 590 hari dalam periode 31 hari dengan jumlah bed 34 bed dan ni
lai BOR yaitu 56%.
Analisa Data :
Menurut Kemenkes RI (2016) Standar Internasional BOR dengan baik adala
h 80 - 90% sedangkan standar nasional BOR adalah 70 – 80%. Menurut Dep
kes RI (2005) standar nilai BOR adalah 60 – 85%. Berdasarkan hasil kajian
data BOR di Ruang Ciwalagri RS Unggul Karsa Medika yaitu 56%.
Analisa Data:
Berdasarkan hasil wawancara, rumah sakit memiliki kerja sama dengan berb
agai pihak seperti Yayasan perguruan Tinggi Kristen Maranatha, mitra asura
nsi, dan laboratorium prodia. Hal ini sesuai dengan PERATURAN MENTE
RI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2018 TE
NTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KERJASAMA PEMERINTAH DE
NGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR K
ESEHATAN
MAN
Tingkat Stress kerja 0,025 3 0,045 Menurut Potter (2005) Stress ringan
perawat di ruang adalah stressor yang dihadapi setiap
Ciwalagri memiliki orang secara terarur, seperti kritikan dari
nilai 49% untuk atasan. Situasi ini berlangusng beberapa
tingkat stress ringan, menit atau hitungan jam. Stressor ringan
stress berat 38%, dan tidak menimbulkan resiko penyakit,
stress sedang 13%. namun jika jumlah stresornya banyak
dalam waktu singkat dapat meningkatkan
resiko. Sejalan dengan penelitian oleh
Herawati (2006) Perawat yang lebih
senior dan lebih berpengalaman memiliki
stres kerja yang ringan.
METODE
Sasaran keselamatan 0.155 -2 -0.310 1. Dimana sasaran keselamatan
pasien: pasien mengenai identifikasi
1. Ketepatan pasien di ruang Ciwalagri sudah
identifikasi pasien.
sesuai dilakukan, namun belum
2. Pengurangan risiko
infeksi terkait optimal. Ruangan Ciwalagri
pelayanan sudah kurang memenuhi dalam
Kesehatan standar yang telah diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011
pasal 8 menyatakan bahwa
Kebijakan dan/atau prosedur
memerlukan sedikitnya dua cara
untuk mengidentifikasi seorang
pasien, seperti nama pasien,
nomor rekam medis, tanggal
lahir, gelang identitas pasien
dengan bar-code, dan lain-lain.
2. Dimana sasaran keselamatan
pasien mengenai pengurangan
risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan sudah dilakukan
namun kurang optimal. Ruang
Ciwalagri kurang memenuhi
dalam standar dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011
pasal 8 menyatakan Pusat dari
eliminasi infeksi ini maupun
infeksi-infeksi lain adalah cuci
tangan (hand hygiene) yang
tepat.
Tindakan 0.170 -3 -0.42 Berdasarkan hasil observasi dan
Keperawatan (SOP) wawancara pada tanggal 18 – 25
April 2022 didapatkan bahwa
Tindakan keperawatan sudah
dilakukan namun belum maksimal
dengan persentase 90%. Ruang
Ciwalagri kurang memenuhi standar
yang tercantum dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 27 Tahun 2017 pasal
6 yaitu penggunaan APD adalah
topi, masker, gaun, sarung tangan
yang harus digunakan petugas guna
meningkatkan mutu pelayanan
medis serta keselamatan pasien dan
petugas terjamin.
MATERIAL
Tidak tersedia 0.187 -3 -0.561 Bufferstok sebagai antisipasi
bufferstok adannya perlonjokan permintaan
atau kebutuhan
MARKET
Nilai BOR ruang 0.180 -3 -0.540 Menurut Kemenkes RI (2016) Standar
Ciwalagri yaitu 56% Internasional BOR dengan baik adalah
80 - 90% sedangkan menurut Depkes
RI (2005) BOR adalah 60 – 84%.
TOTAL 1 -2.435
Oportunity 2.75)
Weakness (- STRENGHT
2.43) (2.48)
IV (Defensive) II (Diverifikasi)
Threath (-1)
Analisa Data:
Dari analisis SWOT didapatkan posisi ruang Ciwalagri terletak pada kuadran I yaitu
Agresif dimana terdapat kekuatan dalam berbagai hal (internal) sehingga peluang
yang menguntungkan mudah dicapai. Untuk itu, strategi yang tepat yaitu strategi S-O
dengan kata lain menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada.
MATRIKS
IFAS STRENGHT (S) WEAKNESS (W)
1. RS Unggul Karsa
Medika belum
terakreditasi.
2. Peningkatan
pelayanan di RS
swasta lain.
POA (Plan Of Action)
Masalah Program Kegiatan Tujuan Sasaran Rujukan TG
Peningkatan Optimalisasi 1. FGD Dengan adanya Perawat - Ananda, Y., Muliantino, M. R., 1
kualitas metode - Proposal penerapan ruangan Muthmainnah, M., & Nelwati, N. (2021). m
layanan penugasan - Brainstorming MAKP di Pelaksanaan Ronde Keperawatan terhadap 20
keperawatan tim - Analisi harapkan dapat Tingkat Pengetahuan Perawat Di Ruang
dengan kebutuhan meningkatkan Rawat Inap RSU Aisyiyah Padang. JIK
- Ronde
optimalisasi - Proposal mutu asuhan (JURNAL ILMU KESEHATAN), 5(2), 217-
Keperawa
peningkatan - Bedah SOP keperawatan, 221.
tan
metode tim - Implementasi : dengan salah - Herayati Dewi (2017).SAP PRE
role play ronde satu indikatornya DAN POST CONFRENT. Diakses
keperawatan adalah tingkat https://www.document/336651382/SAP-
- Pre pelaksanaan kepuasan pasien PRE-DAN-POST- CONFRENT-docx pada
pos + evaluasi yang terpenuhi tanggal 09 Mei 2022
- Seminar akhir/ - Nursalam, 2011. Management Keperawatan
presentasi Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan
Profesional. Jakarta : Salemba Medika.
Peningkatan Optimalisali 2. FGD Indikator mutu Perawat - Islami, K., Arso, S. P., & Lestyanto, D. 1
kualitas prinsip pelayanan, (2018). Analisis Pelaksanaan Program M
layanan keselamatan - Proposal kesehatan ruangan Keselamatan Pasien Puskesmas Mangkang, 20
keperawatan pasien - Brainstorming Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
dengan - Analisi Masyarakat (Undip), 6(4), 27-41.
optimalisasi kebutuhan - Harahap, T. H. (2019). PERAN PERAWAT
peningkatan - Proposal DALAM MENETAPKAN LANGKAH-
patien safety - Bedah SOP LANGKAH MENUJU KESELAMATAN
- Implementasi : PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH
role play ronde SAKIT.
keperawatan - Dewi, A. N., Arso, S. P., & Fatmasari, E. Y.
- Pre (2019). Analisis Pelaksanaan Program
pelaksanaan Keselamatan Pasien Di Unit Rawat Inap RS
pos + evaluasi Wava Husada Kabupaten Malang. Jurnal
Seminar akhir/ Kesehatan Masyarakat (Undip), 7(1), 20-30.
presentasi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dengan melihat faktor-faktor strategis yang
dimiliki oleh ruangan, strategi yang dapat dilakukan adalah dengan strategi
agresif dimana strategi ini dapat memanfaatkan peluang yang ada.
B. Saran
C.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, A. N., Arso, S. P., & Fatmasari, E. Y. (2019). Analisis Pelaksanaan Program
Keselamatan Pasien Di Unit Rawat Inap RS Wava Husada Kabupaten Malang.
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 7(1), 20-30.
Elizar, E. (2020). Pengaruh Stres Kerj, Beban Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap
Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD Datu Beru Takengon. Doctorall
dissertation, Institut Kesehatan Helveetia.
Herayati Dewi. (2017). SAP Pre dan Post Conference. Diakses 09 Mei 2022
https://www.documen/33665182/SAP-PRE-DAN-POST-CONFRENT-docx
Islami, K., Arso, S. P., & Lestyanto, D. (2018). Analisis Pelaksanaan Program
Keselamatan Pasien Puskesmas Mangkang, Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (Undip), 6(4), 27-41.
Mulya, G., & Lengkana, A. S. (2020). Pengaruh Kepercaaan Diri, Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani. Jurnal Pendidikan Kepelatihan
Olahraga, 12 (2), 83-94. https://doi.org/10.26858/cjpko.v12i2.13781
PMK No. 24. (2016). Permenkes No 24 tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Siahaan, J. V., Siagian, A., & Bukit, E. K. (2018). Pengaruh Pelatihan Ronde
Keperawatan terhadap Kinerja Perawat dalam Asuhan Keperawatan di RRS
Royal Prima Medan. Jumantik (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan), 3(1), 1-
15.
LAMPIRAN