Laporan Akhir Kegiatan MBKM USK Unggul - (Lailatul Hidayah 2011103010086) Di PT. Kelola Pangan Indonesia
Laporan Akhir Kegiatan MBKM USK Unggul - (Lailatul Hidayah 2011103010086) Di PT. Kelola Pangan Indonesia
Laporan Akhir Kegiatan MBKM USK Unggul - (Lailatul Hidayah 2011103010086) Di PT. Kelola Pangan Indonesia
DILAKSANAKAN PADA
PT. KELOLA PANGAN INDONESIA
BANDA ACEH
Oleh:
LAILATUL HIDAYAH
NIM. 2011103010086
NOVEMBER 2022
1
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBARAN PENGESAHAN............................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar belakang ........................................................................................1
1.2 Tujuan Kegiatan MBKM .......................................................................1
1.3 Manfaat Kegiatan MBKM .....................................................................1
BAB 2 GAMBARAN UMUM KEGIATAN MBKM ..........................................2
2.1 Kondisi Umum Kegiatan MBKM..........................................................2
2.2 Profil Umum PT.Kelola Pangan Indonesia............................................3
2.3 Kerja sama perusahaan ..........................................................................4
2.4 fasilitas dan Pelayanan Perusahaan ........................................................5
2.5 Produk – Produk Perusahaan .................................................................6
BAB 3 METODE PELAKSANAAN KEGIATAN MBKM ...............................8
3.1 Waktu dan Tempat .................................................................................8
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................8
3.3 Prosedur Kerja .......................................................................................9
BAB 4 HASIL YANG DICAPAI KEGIATAN MBKM ...................................10
4.1 Fungsi dan Tugas Pokok PSDKP dalam Pengawasan dan Pemanfaatan
Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil (Kapeta Selekta Perikanan Tangkap) ....10
4.2 Eksplorasi Penangkapan Ikan dengan Menggunakan Perse Seine
(Eksplorasi Penangkapan Ikan) .................................................................12
4.3 Sistem Transportasi Laut Indonesia (Sistem Transportasi Laut) .........14
4.4 Pengkajian Stok dan Dinamika Populasi Ikan Salmon (Dinamika
Populasi) ....................................................................................................16
4.5 Manfaat Ekosistem Mangrove dalam Meningkatkan Kualitas
Lingkungan Masyarakat Pesisir (Kuliah Kerja Nyata) ..............................18
4.6 Hubungan Panjang Berat pada Ikan Gurami (Metode Ilmiah) ............21
4.7 Praktik Kerja Lapangan yang Dilaksanakan Di PT.Kelola Pangan
Indonesia (Praktik Kerja Lapangan) ..........................................................24
4.8 Praktik Laut Penangkapan Ikan dengan Menggunakan Pukat Pantai
(Praktik Laut Penangkapan Ikan) .............................................................25
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................32
5.1 Kesimpulan ..........................................................................................32
5.2 Saran ....................................................................................................32
BAB 6 REFLEKSI DIRI .....................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................35
LAMPIRAN ..........................................................................................................37
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
GAMBARAN UMUM KEGIATA MBKM
2
skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan
sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian. Program-
program experiential learning dengan jalur yang fleksibel diharapkan akan dapat
memfasilitasi mahasiswa mengembangkan potensinya sesuai dengan passion dan
bakatnya.
3
Sesuai dengan namanya PT. Kelola Pangan Indonesia berharap bisa
menjadi perusahaan yang konsisten secara bisnis dan dapat membantu
mengelola, mengolah dan mendistribusikan pangan yang merata ke
seluruh daerah baik di aceh atau di wilayah lain di indonesia.
Misi
- Membantu menstabilkan harga pangan di Aceh terutama untuk produk
Daging dan Unggas.
- Memberikan edukasi produk-produk pangan beku kepada masyarakat,
sehingga dapat dijadikan alternatif pada saat harga pangan sedang
melambung tinggi.
- Memberikan akses kepada masyarakat untuk dapat memperoleh jenis
makanan yang lebih beragam.
- Membuka lapangan pekerjaan dan sumber penghasilan bagi
masyarakat.
4
Perusahan Kelola Pangan ini juga di jadikan sebagai distributor oleh salah
satu perusahan Citra Dimensi Arthali, dimana perusahan/PTmerupakan
perusahaan pelopor dalam industri produk makanan olahan berbasis hasil laut.
Semua olahan hasil tangkapan laut yang di kelola oleh PT KPI ini di suplai dari
PT. Citra tersebut, hasil tangkapan laut ini di peroleh dari produk lokal dan juga
dari barang import dari beberapa negara seperti Ikan salmon yang di suplai dari
negara Chilie dan Norwegia. Perusahan/ PT ini telah bekerja sama dengan
perusahaan Kelola pangan Indonesia sejak 28 Agustus 2021. Kemudian, terdapat
PT Macrosentra Niagaboga yang merupakan produsen daging olahan seperti sosis,
minuman yogurt dan mayonaisse serta produk olahan lainnya. Perusahaan ini
telah berkerja sama dengan perusahaan kelola pangan Indonesia sejak 01 Juni
2022.
5
- Sistem pembayaran yang dapat dinegosiasikan.
- Tim marketing yang ramah dan melayani dengan hati.
2.5 Produk – Produk Perusahaan
PT. Kelola Pangan ini terdapat berbagai jenis produk bahan baku yang telah
di suplai dari beberapa perusahaan untuk diperjual-belikan oleh konsumen.
Produk-produk yang di kelola di PT Kelola Pangan merupakan produk beku yang
disimpan dalam ruang penyimpanan dingin (Cold Storage) dengan suhu -25c.
Adapun beberapa produk PT. Kelola Pangan ini merupakan barang impor dan
juga barang dari hasil produksi lokal. Sampai saat ini terdapat lebih dari 200 jenis
produk yang dimiliki oleh PT. Kelola Pangan Indoneisa, produk-produk tersebut
meliputi:
Frozen Meat (Daging sapi, daging kerbau, oxtail, shortribs, neck bone)
Frozen poultry (Ayam Boneless, utuh dan sayap)
Frozen Seafood (Ikan Dory, Salmon, Kerapu, Gurame, Tuna, Udang
Cumi)
Buah dan Sayuran Beku (Mix Vegetable, IQF Strawberry, Bluberry,
raspberry)
Produk dairy (Ice cream, Keju, dan whipping cream)
Produk Kanzler, the real sausage
Produk Cedea, ikan olahan bermutu
Produk Greenfields, 100% susu freshmilk
Produk Anchor, food professional
Frozen processed food, produk olahan ayam dan ikan seperti bakso,
nugget, sosis dan dimsum.
Serta produk makanan lain seperti kentang dan makanan ringan lainnya.
Bernardi (Roti Burger, Sosis, Smoked Beef).
Fiesta (Chicken Wing, Nugget, Bakso, Kentang)
Chilled Dairy (keju Parmesan Happy Valley)
Dried Sauce Product (Kikkoman)
Fresh Fruit (Lemon, Anggur)
Fresh Vegetable (Fresharvest Romain, Letuuce)
6
Frozen Meat (Daging Buntut, Iga, Paru, Hati Tulang)
Frozen Poultry (Ayam, Bebek, Chicken Wing, Kulit, Drum stick)
Frozen Processed Food (Nugget, Kentang, Tortilla, Dimsum)
Produksi (Daging giling, slice, daging potong)
Repack (Ayam Giling, ayam slice, kentang, keju, daging, salmon).
7
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN MBKM
8
Bahan yang digunakan saat kegiatan pelaksanaan MBKM adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.2.2 Bahan
No. Bahan Jumlah Fungsi
1. Software 1 Sebagai bahan pengamatan
dan sumber
9
BAB IV
HASIL YANG DICAPAI KEGIATAN MBKM
4.1 Fungsi dan Tugas Pokok PSDKP dalam Pengawasan dan Pemanfaatan
Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil (Kapeta Selekta Perikanan
Tangkap)
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah
pulau 18.306 dan garis pantai terpanjang nomor empat di dunia, yaitu sepanjang
95.181 km. Populasi penduduk Indonesia yang tinggal di pesisir mencapai 161
juta jiwa atau 60% dari 250 juta penduduk Indonesia. Pusat perkembangan
ekonomi juga berkembang di kawasan pesisir. Sayangnya, tingkat pendidikan dan
kesejahteraan populasi penduduk Indonesia yang tinggal di pesisir dan pulau kecil
merupakan yang terendah.
10
nipah dan sagu perlu digali dan dikembangkan dengan menggunakan tehnologi
dan sains. Selain berpotensi mengembangkan sumber pangan baru, kawasan
pesisir juga menyediakan potensi sumber energi terbaharukan dari biomassa
mangrove, produk turunan sagu dan nira nipah yang dapat diolah menjadi
bioetanol yang melimpah dan siap dimanfaatkan. Hutan pesisir banyak ditumbuhi
berbagai jenis species mangrove, bersama dengan hamparan nipah dan sagu yang
sangat luas selama ini masih terbatas pemanfaatannya, sehingga dianggap kurang
bermanfaat dan cenderung dialihfungsikan menjadi peruntukan lain.
Berbagai potensi bahan kimia dari hasil metabolisme organism laut dapat
diekstrak dan disintesa untuk dikembangkan menjadi antibiotika, serta substansi
dengan properti anti inflamasi dan anti kanker yang selama ini belum bisa dibuat
oleh manusia. Dalam konteks meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat,
sumber daya laut merupakan komoditi yang beragam, melimpah dan murah.
Ekosistem pesisir dan pulau kecil diciptakan sangat ideal untuk melindungi
kawasan tersebut dari ancaman. Hutan sagu, nipah dan mangrove merupakan filter
alami penyaring sedimentasi dari darat sehingga melindungai kawasan lamun dan
terumbu karang yang rentan terhadap sedimentasi dari kerusakan. Sebaliknya,
ancaman intrusi air laut ke darat juga bisa disaring oleh ekosistem hutan
mangrove, nipah dan sagu pesisir, sehingga sumber air bersih sumur masyarakat,
lahan pertanian dan sawah di pesisir yang merupakan sumber kehidupan
masyarakat tidak terganggu.
11
kecil.
Pengembangan usaha kecil penyediaan bahan baku obat berbasis
keanekaragaman hayati pesisir dan pantai.
Sanitasi dan pemeliharaan kawasan sumber air bersih.
Rehabilitasi dan konservasi ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil, dengan
program utama meliputi :
12
biasa disebut juga dengan jaring kantong karena bentuk jaring tersebut waktu
dioperasikan menyerupai kantong. Pukat cincin kadang-kadang juga disebut jaring
kolor karena pada bagian bawah jaring (tali ris bawah) dilengkapi dengan tali
kolor yang gunanya untuk menyatukan bagian bawah jaring sewaktu operasi
dengan cara menarik tali kolor tersebut. Pukat cincin digunakan untuk menangkap
ikan yang bergerombol (scholling) di permukaan laut.
13
4.3 Sistem Transportasi Laut Indonesia (Sistem Transportasi laut
Indonesia)
14
Kendaraan sebagai alat/sarana
Jalan dan terminal sebagai prasarana transportasi
Organisasi (pengelola transportasi)
Sarana transportasi laut memegang peranan vital dalam berbagai
aspektermasuk sosial dan ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu
dengandaerah yang lain. Distribusi barang, manusia, dan lain-lain akan menjadi
lebihmudah dan cepat bila sarana transportasi yang ada berfungsi
sebagaimanamestinya sehingga transportasi dapat menjadi salah satu sarana
untukmengintegrasikan berbagai wilayah di Indonesia. Melalui transportasi
pendudukantara wilayah satu dengan wilayah lainya dapat ikut merasakan hasil
produksiyang rata maupun hasil pembangunan yang ada. Adapun sarana yang
menunjang berkembangnya transportasi laut sebagai berikut :
15
4.4 Pengkajian Stok dan Dinamika Populasi Ikan Salmon (Dinamika
Populasi)
Stok diartikan sebagai suatu sub gugus dari satu spesies yang mempunyai
parameter pertumbuhan dan mortalitas yang sama, dan menghuni suatu wilayah
geografis tertentu. Terhadap definisi ini dapat kita tambahkan bahwa stok adalah
kelompok hewan yang terpisah yang menunjukkan sedikit percampuran dengan
kelompok sekelilingnya. Satu sifat parameter pertumbuhan dan mortalitas tetap
konstan untuk seluruh wilayah sebaran Stok tersebut. sehingga kita dapat
menggunakannya untuk melakukan kajian stok. Dalam konteks pengkajian stok
ikan, sekelompok hewan di mana batas-batas sebaran geografis dapat ditentukan
16
bisa dianggap sebagai suatu "stok". Kelompok hewan tersebut terdiri dari ras yang
sama dari satu spesies. Yakni memiliki kumpulan gen yangt sama. Untuk spesies
yang kebiasaan rusyanya dekat (terutama spesies demersal), lebih mudah untuk
menentukan sebagai satu stok daripada Spesies yang beruaya jauh seperti salmon.
Salmon atau salem adalah jenis ikan dari famili Salmonidae. Ikan lain yang
berada dalam satu famili dengan salmon adalah Trout. Perbedaan kedua jenis ikan
tersebut antara lain: salmon bermigrasi, sedangkan trout hidup menetap. Salmon
hidup di Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik. Secara umum, salmon adalah
spesies anadromous, yaitu spesies yang bermigrasi untuk berkembang biak.
Salmon lahir di perairan air tawar, bermigrasi ke laut, lalu kembali ke air tawar
untuk bereproduksi. Ada kepercayaan bahwa salmon selalu kembali ke tempat ia
dilahirkan untuk berkembang biak. Penelitian menunjukkan demikian, tetapi
mengapa hal itu terjadi dan bagaimana salmon dapat menyimpan memori tersebut
masih merupakan misteri.
Pada data yang tertera di PT.Kelola Pangan Indonesia bisa dilihat bahwa
grafik stok ikan salmon yang berada di PT.KPI mengalami penaikan dan
penurunan jumlah peminat. Data yang dilihat dari tanggal 1 Januari sampai
17
dengan 17 Maret bisa dilihat bahwa pada tanggal 8 februari mengalami kenaikkan
drastis dan pada tanggal 21 februari mengalami penurunan
18
anggota KKN yang berasal lintas fakultas dalam satu universitas, terdapat juga
program KKN yang dilaksanakan lintas universitas.
19
tropis dan subtropic. Mangrove tumbuh pada lingkungan dengan salinitas tinggi,
suhu tinggi, pasang surut yang ekstrim, sedimentasi tinggi, dan tanah anaerobic
berlumpur (Giri et al., 2011). Secara fisik hutan mangrove dapat menjaga garis
pantai agar tidak terjadi abrasi dan menahan sedimen, tiupan angin dan
menyangga rembesan air laut kedarat. Secara kimia hutan mangrove mampu
mengolah limbah, akibat pencemaran dan yang utama untuk menghasilkan
oksigen. Sedangkan secara biologi menyangkut rantai makanan, hutan mangrove
merupakan habitat biota organisme darat dan laut, sebagai daerah asuhan, dan
tempat menghasilkan bibit ikan, udang dan kepiting. Hutan mangrove juga dapat
memberikan sumber pendapatan ekonomi bagi warga disekitar kawasan ekosistem
mangrove. Selain itu sebagai fungsi wahana wisata dan sarana edukasi.
Menurut Melati, (2021), ekosistem mangrove mampu menyimpan karbon
yang tinggi bermanfaat dalam pengurangan emisi gas rumah kaca, ekosistem
mangrove juga mampu menyimpan karbon tiga sampai empat kali lebih besar
daripada hutan tropis biasa, karbon akan tersimpan di dalam tanah. Hal ini
menjadikan ekosistem mangrove memiliki peranan penting dalam mitigasi
perubahan iklim. Ekosistem mangrove adalah satu dari sistem ekologi paling
produktif daripada sistem ekologi lainnya dengan memiliki kemampuan untuk
menguraikan bahan organik dan merupakan mata rantai ekologi yang bermanfaat
besar pada keberlangsungan hidup organisme lautan sekitarnya. Kawasan
mangrove dijadikan makanan bahan organik bagi bermacam populasi organisme
diantaranya yaitu ikan, udang, dan kepiting. Hasil penangkapan ikan dan udang di
laut memiliki ketergantungan pada pada jumlah limbah yang dihasilkan dari
mangrove (Imran, 2016). Setiap jenis tumbuhan mangrove yang ada termasuk
jenis bakau (Rhizophora), Api-api (Avicenia), dan Pedada (Sonneratia alba)
memiliki kemampuan adaptasi yang berbeda-beda terhadap kondisi lingkungaan
seperti kondisi tanah, salinitas, temperatur, curah hujan dan pasang surut. Hal ini
menyebabkan terjadinya struktur dan komposisi tumbuhan mangrove dengan
batas-batas yang khas, mulai dari zona yang dekat dengan daratan sampai dengan
zona yang dekat dengan lautan, serta menyebabkan terjadinya perbedaan struktur
tumbuhan mangrove dari satu daerah dengan daerah lainnya.
20
4.6 Hubungan Panjang Berat pada Ikan Gurami (Metode Ilmiah)
21
diperoleh dari grafik (lampiran) dari total LnTL dan LnW dan digunakan untuk
mengukur berat prediksi (Ws) dengan persamaan:
Ws = a x Lb
6.00
y = 0.5967x + 1.666
5.50 R² = 0.1339
5.00
4.50 Series1
Linear (Series1)
4.00
3.50
3.00
3.00 4.00 5.00 6.00
22
prediksi dari keseluruhan ikan kemudian dihitung nilai residual dengan
persamaan:
Residual = Ln(Ws) – Ln W
Dari nilai residual nantinya dihitung nilai varian residual digunakan untuk
mengetahui bias correction melalui persamaan:
Bias correction = Exp(0,5 x var residual) x Ws
Untuk mengetahui faktor kondisi maka dihitung Fulton Condition (K)
dengan persamaan:
K = WL-3 x 100
Kondisi Fulton semakin tinggi nilainya semakin baik, dengan nilai rata-
rata. Adapun faktor kondisi berat relatif (Wr) digunakan persamaan:
Wr = (W/Ws) x 100
275
225
175
pengukuran
125 prediksi
75
25
25 125 225 325
23
Adapun yang termasuk faktor dalam tersebut adalah faktor keturunan,
dimana faktor ini mungkin dapat dikontrol dalam suatu kultur, salah satunya
dengan mengadakan seleksi yang baik bagi pertumbuhannya sebagai induk.
Kemudian faktor jenis kelamin, kemugnkinan tercapainya keatangan gonad untk
pertama kali cenderung mempengaruhi pertumbuhan, yang menjadi lambat karena
sebagian makanan tertuju pada perkembangan gonad tersebut. Sedangkan yang
termasuk faktor luar adalah makanan, dalam hal ini makanan adalah faktor yang
paling penting karena dengan adanya makanan berlebih dapat menyebabkan
pertumbuhan ikan menjadi lebih pesat. Faktor luar lainnya yang mempengaruhi
yaitu kualitas air, misalnya suhu, oksigen terlarut dan karbondioksidal.
Ikan Gurami (Osphronemus Goramy) adalah sejenis sejenis ikan air tawar
yang populer sebagai ikan konsumsi di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di
samping itu, gurami juga sering dipelihara dalam akuarium. Selain dikenal dengan
nama gurami, ikan ini juga memiliki beberapa sebutan lokal seperti gurame (Sd.);
grameh (Jw.); kaloi (My.); Kalui (Mng.); ikan kali (Plg.), dan lain-lain.
24
dapat mengenal dunia kerja, sehingga akan menambah wawasan mengenai dunia
kerja, sekaligus kesiapan kerja akan lebih baik.
25
Pada prinsipnya krakat atau pukat pantai terdiri dari bagian bagian seperti :
kantong, sayap atau kaki dan tali panjang (slambar, hauling line). Bagian kantong
berbentuk kerucut, bisa dibuat dari bahan waring, katunmaupun bahan sintetis
seperti waring karuna, nilon, dan bahan dari plastik. Pada mulut di kantong kanan-
kirinya dihubungkan dengan kaki atau sayap, sedang pada bagian ujung belakang
yang disebut ekor diberi tali yang dapat dengan mudah dibuka dan diikatkan
untuk mengeluarkan hasil tangkapn. Bagian kaki atau sayap dibuat dari bahan
benang katun atau bahan sintetis lainnya. Besar mata bagian kaki bervariasi mulai
dari 6,5 cm pada ujung depan dan mengecil pada bagian pangkalnya. Pada bagian
ujung depan kaki diberi atau dihubungkan dengan kayu cengkal (brail or
preader). Pada tiap ujung kaki, yaitu pada ris atas dan bawah diikatkan tali yang
telah diikatkan pada kayu cengkal kemudian disambungkan dengan tali hela (tali
slambar, hauling line) yang panjang dan dapat dibuat menurut kebutuhan. Pada
bagian atas mulut dan kaki diikatkan pelampung. Ada tiga macam pelampung
yang sering digunakan yaitu: pelampung raja, pelampung biasa dan pelampung.
Sedangkan pada ris bawah diikatkan dua macam pemberat yaitu dari timah dan
pemberat dari rantai besi yang jarak antara satu dengan yang lainnya saling
berjauhan.
Pukat pantai terdiri dari tiga bagian penting yaitu kantong (bag), badan
(shoulder) dan sayap (wings). Masing-masing bagian masih terdiri atas beberapa
sub bagian lagi.
1. Sayap (Wings)
Sayap merupakan perpanjangan dari bahan jaring, berjumlah sepasang terletak
pada masing-masing sisi jarring. Masing-masing sayap terdiri atas:
1. Ajuk-ajuk, yang berada di ujung depan dan biasanya terbuat dari polyethyline
2. Gembungan, yang terdapat di tengah dan biasanya juga terbuat dari
polyethyline.
3. Clangap, yang berada di dekat badan dan biasanya juga terbuat dari
polyethyline atau bahan sintetis lainnya.
2. Kantong (Bag)
Kantong berfungsi sebagai tampat ikan hasil tangkapan, berbentuk kerucut
pada ujungnya diikat sebuah tali sehingga ikan-ikan tidak lolos. Biasanya masih
26
dibantu dengan kebo kaos untuk membantu menampung hasil tangkapan. Kantong
terdiri atas bagian-bagian yang mempunyai ukuran mata yang berbeda-beda.
Kantong terdiri dari dua bagian, pada umumnya bagian depan berukuran mata
sekitar 14 mm, berjumlah sekitar 290 dan panjang sekitar 2,20 m. Bagian
belakang kira kira memiliki ukuran mata 13 mm, dengan jumlah sekitar 770, dan
panjang sekitar 4 m.
3. Badan (Shoulder)
Bagian badan jarring terletak di tengah-tengah antara kantong dan kedua
sayap. Berbentuk bulat panjang berfungsi untuk melingkupi ikan yang sudah
terperangkap agar masuk ke kantong. Badan terdiri atas bagian depan yang
mempunyai ukuran mata yang lebih kecil daripada bagian belakang dan dengan
panjang serta jumlah mata yang lebih banyak daripada bagian belakang.
Kedudukan pukat pantai di perairan sangat ditentukan oleh keberadaan
pelampung dan pemberat pukat pantai.
1. Pemberat (Sinker)
Pemasangan pemberat pada umumnya ditempatkan pada bagian bawah alat
tangkap. Fungsinya agar bagian-bagian yang dipasangi pemberat ini cepat
tenggelam dan tetap pada posisinya meskipun mendapat pengaruh dari arus serta
membantu membuka mulut jaring kearah bawah.
2. Pelampung (Floats)
Sesuai dengan namanya fungsi pelampung digunakan untuk memberi daya
apung atau untuk mengapungkan dan merentangkan sayap serta membuka mulut
jarring ke atas pada alat tangkap pukat pantai.
Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas pukat pantai juga menggunakan
tali temali. Tali tamali yang terdapat dalam pukat pantai ada tiga jenis, yaitu:
a) Tali Penarik (Warps) dan Tali Goci (Bridles)
Terletak pada dua ujung sayap, berfungsi untuk menarik jaring pukat
pantai pada setiap operasi penangkapan. Tali ini ditarik dari pantai oleh
nelayan dengan masing-masing sayap ditarik oleh sekitar 13 nelayan atau
tergantung dengan panjang dan besarnya pukat pantai.
b) Tali Ris Atas (Lines)
27
Berfungsi sebagai tempat untuk melekatnya jaring pada bagian atas
dan pelampung. Tali ini terletak pada kedua sayap
c) Tali Ris Bawah (Ground Rope)
Tali ini berfungsi sebagai tempat melekatnya jaring pada bagian
bawah dan pemberat. Tali ini terletak pada kedua sayap jarring.
3. Karakteristik Alat Tangkap Pukat Pantai
Alat tangkap pukat pantai termasuk jenis pukat yang berukuran besar.
Banyak dikenal di daerah pantai utara Jawa, Madura, Cilacap, Pangandaran,
Labuhan , Pelabukan Ratu, Maringge (Sumatra Selatan). Bentuknya seperti
payang dan bersayap. Prinsip pengoperasianya adalah menelusuri dasar perairan
dan pada akhir penangkapan hasilnya didaratkan ke pantai. Dalam
pengoperasiannya pukat pantai yang berukuran bear memerlukan tenaga sampai
puluhan orang lebih. Kantong pada pukat pantai biasanya berbentuk kerucut dan
terbuat dari katun maupun bahan sintetis lain. Hasil tangkapan yang diperoleh
dengan alat tangkap pukat pantai biasanya jenis-jenis ikan pantai yang hidup di
dasar dan termasuk juga jenis udang. Dalam pengoperasiannya kapal atau perahu
yang digunakan bervariasi. Sampai sekarang penggunaan alat tangkap pukat
pantai ini terus menerus mengalami perkembangan baik dalam halperubahan
model maupun penyebaran atau distribusinya.
4. Bahan dan Spesifikasinya
Seperti yang telah disebutkan pada konstruksi maupun detail konstruksi, pada
prinsipnya pukat pantai terdiri dari bagian-bagian kantong yang berbentuk kerucut
yang bisa dibuat dari bahan waring, katun maupun bahan sintetis lain seperti
waring karuna, nilon bahan dari plastic maupun polyethylene (PE). Bagian kaki
atau sayap dibuat dari bahan benang katun atau bahan sintetis lainnya. Pada
bagian atas mulut dan kaki diikatkan pelampung. Pelampung ini kebanyakan
terbuat dari bahan sintetis yang bersifat mudah mengapung atau tidak tenggelam
dan biasanya berbentuk silinder. Sedangkan pada ris bawah diikatkat pemberat
yang bisa terbuat dari timah atau dapat pula digunakan rantai besi. Pada masa
dahulu masih digunakan pemberat yang terbuat dari bahan liat maupun batu.
Namun sekarang sudah jarang digunakan karena daya awetnya rendah.
28
Kira-kira sebanyak 6 orang nelayan naik ke perahu yang ditambat di dekat
pantai untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi operasional
penangkapan. Jaring dan tali disusun sedemikian rupa dengan dibantu para
nelayan penarik untuk mempermudah operasi penangkapan terutama pada waktu
penawuran (setting). Urut-urutan susunan alat dalam perahu mulai dari dasar
adalah sebagai berikut : gulungan tali penarik I, sayap I, badan, kantong, sayap II
dan teratas adalah gulungan tali penarik II. Diatur pula letak pelampung pada
bagian sisi kanan menghadap kea rah laut dan pemberat di sebelah kiri
menghadap kea rah pantai. Salah satu ujung tali hela (penarik) diikatkan pada
patok kayu di pantai kemudian perahu dikayuh menjauhi pantai.
Perahu dikayuh menjauhi pantai sambil menurunkan tali hela II yang
ujungnya telah diikatkan pada patok di daratan pantai. Apabila syarat-syarat
fishing ground telah ditemukan dan jarak sudah mencapai sekitar 700 m
(sepanjang tali hela) dari pantai, perahu mulai bergerak ke kanan sambil
menurunkan jaring. Penurunan jaring diusahakan agar membentuk setengah
lingkaran menghadap garis pantai. Urutan penurunan dari perahu sebelah kiri
berturut-turut sayap II, badan dan kantong serta sayap I, kemudian tali hela diulur
sambil mengayuh perahu mendekati pantai dan pada saat mendekati pantai ujung
tali penarik yang lain dilempar ke pantai dan diterima oleh sekelompok nelayan
yang lain. Setelah kedua ujung tali penarik berada di pantai, masing-masing ujung
ditarik oleh sekelompok nelayan yang berjumlah sekitar 13 orang per kelompok.
Pada saat itu perahu kembali kelaut untuk mengambil tali kantong dan mengikuti
jaring hingga ke pantai selama penarikan jaring. Kecapatan perahu dalam
menebarkan jaring dapat dihitung dengan mengetahui jarak yang telah ditempuh
perahu dan lamanya waktu penebaran. Sedangkan kecepatan penawuran dapat
diperoleh dengan menghitung panjang pukat pantai dibagi dengan lama
penawuran.
Ketika ujung tali hela I telah sampai di pantai, penarikan jaribng dimulai.
Jarak antara ujung tali penarik I dan II kurang lebih 500 m, masing-masing ditarik
oleh nelayan berjumlah sekitar 13 orang. Sambil secara bertahap saling mendekat
bersamaan dengan mendekatnya jarring ke pantai. Perpindahan dilakukan kira-
kira sebanyak 4 kali dengan perpindahan ke 4 pergeseran dilakukan terus menerus
29
hingga akhirnya bersatu. Ketika sayap mulai terangkat di bibir pantai, penarikan
di komando oleh seorang mandor untuk mengatur posisi jarring agar ikan tidak
banyak yang lepas. Bersamaan dengan itu perahu dikayuh menuju ujung kantong
yang diberi tanda dengan bendera yang terpasang pada pelampung. Salah satu dari
crew penebar mengikatkan kebo kaos pada bagian ujung kantong. Kebo kantong
tersebut dimaksudkan sebagai tempat ikan hasil tangkapan agar jarring tidak rusak
akibat terlalu banyak muatan. Sambil memegang kebo kaos tersebut nelayan
berenang mengikuti jarring sampai ke pinggir pantai. Kecepatan penarikan dapat
dihitung dengan cara membagi panjang keseluruhan dengan lamanya penarikan.
Sayap dan badan pukat pantai terus ditarik dan bila kedua bagian ini telah
berada di daratan pantai, kantong ditarik dan hasil tangkapan dikeluarkan dari
kantong. Selanjutnya ikan yang jenisnya bermacam-macam tersebut disortir
dengan memisahkan dan memasukkanya ke dalam keranjang tempat yang telah
disediakan. Selain itu sebagian nelayan ada yang menaikkan tali penarik dan
jating ke daratan untuk dirawat atau mempersiapkan pengoperasian tahap
berikutnya.
Hasil tangkapan yang diperoleh dengan alat tangkap pukat pantai terutama
jenis-jenis ikan dasar atau jenis ikan demersal dan udang antara lain yaitu; pari
(rays), cucut (shark),teri (stolepharus spp), bulu ayam (setipinna spp), beloso
(saurida spp), manyung (arius spp), sembilang (plotosus spp), krepa (epinephelus
spp), kerong-kerong (therapon spp), gerot-gerot (pristipoma spp), biji nangka
(parupeneus spp), kapas-kapas (gerres spp), petek (leiognathus spp), ikan lidah
dan sebelah (psettodidae), dan jenis jenis udang (shrimp).
Sedangkan untuk pembagian hasil tangkapan, hal ini sudah diatur sesuai
dengan undang-undang no 16 tahun 1964 tentang pembagian hasil usaha
perikanan tangkap untuk operasi penangkapan ikan di laut dengan menggunakan
perahu layar, nelayan penggarap minimal mendapat 75% dari hasil usaha bersih.
Tarik Pukat adalah aktivitas nelayan tradisional pesisir Aceh. Pawang atau
pemimpin para nelayan bakal membawa ujung jaring ke tengah laut dengan
sebuah perahu, sementara belasan nelayan yang lain berbagi posisi secara
beriringan. Secara perlahan, jaring yang telah ditambat agak jauh di laut itu ditarik
30
secara berirama, agar bebannya menjadi lebih ringan. Nah, pada jaring itulah
ikan-ikan terkumpul akan terseret hingga ke pantai.
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan pelaksanaan magang MBKM USK Unggul ini dapat diambil
kesimpulan adalah sebagai berikut :
Jadi kesimpulannya adalah Kebijakan Merdeka Belajar- Kampus Merdeka
(MBKM) diharapkan dapat menjadi jawaban atas tuntutan tersebut. Kampus
Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan
fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan
sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Program utama Kampus Merdeka mencakup
kemudahan pembukaan program studi baru, perubahan sistem akreditasi
perguruan tinggi, kemudahan perguruan tinggi negeri menjadi PTN berbadan
hukum, dan hak belajar tiga semester di luar program studi. Mahasiswa diberikan
kebebasan mengambil Satuan Kredit Semester (SKS) di luar program studi.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan kendala kendala yang dihadapi selama magang
ini, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :
32
3. Bagi mahasiswa
Mahasiswa magang seharusnya lebih percaya diri dan aktif bertanya kepada
pembimbing magang.
33
BAB VI
REFLEKSI DIRI
34
DAFTAR PUSTAKA
Ali, H. Z. (2011). Metode Penelitian Hukum (3rd ed.). Jakarta: Sinar Grafika.
Apridar, Muhamad Karim, & Suhana. (2011). Ekonomi Kelautan dan Pesisir (1st
ed.). Yogyakarta.
Dahuri et al. 2000. Pengelolaan Pesisir dan Laut Secara Terpadu. PT Gramedia
Indonesia. Jakarta 342 hlm
Eliyasserahman.2014.Transportasi laut.
Giri CE, Ochieng LL, Tieszen Z, Zhu A, Singh T, Loveland J, Masek and Duke
N. 2011. Status and distribution of mangrove forests of the world using
earth observation satellite data. Global Ecology and Biogeography, 20(1),
154-159.
Melati DN. 2021. Ekosistem Mangrove dan Mitigasi Perubahan Iklim: Sebuah
Studi Literatur. Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 16,
No. 1.
35
https://id.wikipedia.org
Imran, Ali dan Efendi, Ismail. 2016. Inventarisasi Mangrove di Pesisir Pantai
Cemare Lombok Barat. Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan, 4 (1),
2021, 69-77.
Junianto.2003.Teknik Penangkapan Ikan.Penebar Swadaya.Jakarta.
Syafriadi.2014.Dinamika Populasi
36
LAMPIRAN
Lampiran logbook :
37
Lampiran 3 logbook minggu – 3
38
Lampiran 5 logbook minggu – 5
39
Lampiran 7 logbook minggu – 7
40
Lampiran 9 logbook minggu – 9
41
Lampiran 11 logbook minggu – 11
42
Lampiran 13 logbook minggu – 13
43
Lampiran 15 logbook minggu - 15
Lampiran dokumentasi :
44
Lampiran 2 gambar pelaksanaan pilar lingkungan
45
Lampiran 4 foto bersama saat pelaksanaan pilar lingkungan
46
Lampiran 6 ikan salmon
Lampiran 7 ikan s
47
Lampiran 8 salmon yang hendak di vakum
48
Lampiran 9 proses pempeckingan ikan salmon
49
Lampiran 10 foto pelaksanaan pilar lingkungan
50
Lampiran 11 ikan salmon yang telah dibelah
51
Lampiran 12 daging ayam giling yang hendak dipecking
52
Lampiran 13 ikan rambeu
53
Lampiran 14 tulang sapi
54
Lampiran 15 pembersihan sterofoam
55
Lampiran 16 proses pempeckingan daging sapi shortplate
56
Lampiran 17 daging slice carcol
57
Lampiran 18 pempeckingan kentang
58
Lampiran 19 proses pempeckingan salmon
59
ABSENSI HARIAN MAHASISWA
MAGANG PROGAM MBKM USK UNGGUL 2022
DI PT. KELOLA PANGAN INDONESIA
Identitas
Nama : LAILATUL HIDAYAH
NPM : 2011103010086
Progam Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Fakultas : Kelautan dan Perikanan
Lokasi : PT. Kelola Pangan Indonesia
Dosen Pembimbing : Rian Juanda S.Kel.,M.Si.
Pembimbing Lapangan : Rifajar Ilham
Aktivitas
Hari Tanggal Kehadiran
Kegiatan
SELASA 26-Jul-22 Produksi
RABU 27-Jul-22 Produksi
KAMIS 28-Jul-22 Produksi
JUMAT 29-Jul-22 Produksi
SENIN 01-Agu-22 Produksi
SELASA 02-Agu-22 Produksi
RABU 03-Agu-22 Produksi
KAMIS 04-Agu-22 Produksi
JUMAT 05-Agu-22 Produksi
SENIN 08-Agu-22 Produksi
SELASA 09-Agu-22 Produksi
RABU 10-Agu-22 Produksi
KAMIS 11-Agu-22 Produksi
JUMAT 12-Agu-22 Produksi
SENIN 15-Agu-22 Produksi
SELASA 16-Agu-22 Produksi
RABU 17-Agu-22 Produksi
KAMIS 18-Agu-22 Produksi
JUMAT 19-Agu-22 Produksi
SENIN 22-Agu-22 Produksi
SELASA 23-Agu-22 Produksi
RABU 24-Agu-22 Produksi
KAMIS 25-Agu-22 Produksi
JUMAT 26-Agu-22 Produksi
SENIN 29-Agu-22 Produksi
SELASA 30-Agu-22 Produksi
RABU 31-Agu-22 Produksi
60
KAMIS 01-Sep-22 Produksi
JUMAT 02-Sep-22 Produksi
SENIN 05-Sep-22 Produksi
SELASA 06-Sep-22 Produksi
RABU 07-Sep-22 Produksi
KAMIS 08-Sep-22 Produksi
JUMAT 09-Sep-22 Produksi
SENIN 12-Sep-22 Produksi
SELASA 13-Sep-22 Produksi
RABU 14-Sep-22 Produksi
KAMIS 15-Sep-22 Produksi
JUMAT 16-Sep-22 Produksi
SENIN 19-Sep-22 Produksi
SELASA 20-Sep-22 Produksi
RABU 21-Sep-22 Produksi
KAMIS 22-Sep-22 Produksi
JUMAT 23-Sep-22 Produksi
SABTU 24-Sep-22 Produksi
SENIN 26-Sep-22 Produksi
SELASA 27-Sep-22 Produksi
RABU 28-Sep-22 Gudang
KAMIS 29-Sep-22 Gudang
JUMAT 30-Sep-22 Gudang
SABTU 01-Sep-22 Gudang
SENIN 03-Okt-22 Gudang
SELASA 04-Okt-22 Gudang
RABU 05-Okt-22 Gudang
KAMIS 06-Okt-22 Gudang
JUMAT 07-Okt-22 Gudang
SENIN 10-Okt-22 Produksi
SELASA 11-Okt-22 Produksi
RABU 12-Okt-22 Produksi
KAMIS 13-Okt-22 Produksi
JUMAT 14-Okt-22 Produksi
SABTU 15-Okt-22 Produksi
SENIN 17-Okt-22 Produksi
SELASA 18-Okt-22 Produksi
RABU 19-Okt-22 Produksi
KAMIS 20-Okt-22 Produksi
JUMAT 21-Okt-22 Produksi
SABTU 22-Okt-22 Produksi
61
SENIN 24-Okt-22 Produksi
SELASA 25-Okt-22 Produksi
RABU 26-Okt-22 Produksi
KAMIS 27-Okt-22 Produksi
JUMAT 28-Okt-22 Produksi
SABTU 29-Okt-22 Produksi
SENIN 31-Okt-22 Produksi
SELASA 01-Nov-22 Produksi
RABU 02-Nov-22 Produksi
KAMIS 03-Nov-22 Produksi
JUMAT 04-Nov-22 Produksi
SABTU 05-Nov-22 Produksi
SENIN 07-Nov-22 Produksi
SELASA 08-Nov-22 Produksi
RABU 09-Nov-22 Produksi
KAMIS 10-Nov-22 Produksi
JUMAT 11-Nov-22 Produksi
SABTU 12-Nov-22 Produksi
SENIN 14-Nov-22 Produksi
SELASA 15-Nov-22 Produksi
Rifajar Ilham
62