Dasar Falsafah Dan Teori Ilmu Keperawatan: Supratman, SKM, M.Kes, PHD

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 34

Dasar Falsafah dan Teori

Ilmu Keperawatan
Supratman, SKM, M.Kes, PhD
Pengantar

• Asal kata (etimologi)


• Philo = cinta, Sophia = bijak
(Phytagoras)
• Jenis pengetahuan tertinggi –
pengetahuan yang bisa
mengantarkan kita untuk
mengetahui kebenaran ilmu
Pengantar
• Dalam bahasa Arab
• Filsafat – Falsafah
• Usaha untuk mencari hikmah
tentang kebenaran murni
dengan upaya pengamatan dan
pemikiran rasional
Terminologi
• Filsafat digunakan untuk menyebut
berbagai pertanyaan yang muncul dalam
pikiran manusia tentang berbagai
kesulitan yang dihadapinya – serta
mencari / menemukan solusi
• Pertanyaan filsafat:
• Siapakah kita?
• Darimana kita berasal?
• Mengapa kita ada disini?
• Kemana kita akan berlalu?
• Apakah ia memiliki tujuan?
Karakteristik Berfikir Filsafat
1.Sifat menyeluruh  kita tidak bisa berpuas
diri hanya karena mampu mengenal satu
cabang ilmu secara mendalam. Kita perlu
melihat hakikat ilmu dalam konstelasi
pengetahuan yang lainnya. Kita perlu tahu
kaitan ilmu dengan moral – dengan agama
– apakah ilmu dapat memberikan
kebahagiaan?
2.Sifat mendasar  kita tidak boleh percaya
begitu saja bahwa ilmu itu benar,
mengapa disebut benar, apakah
3. Sifat spekulatif  spekulatif memang suatu
dasar yang tidak bisa diadakan. Akan tetapi hal
itu tidak bisa dihindarkan. Menyusur sebuah
lingkaran kita harus mulai dari sebuah “titik”
bagaimanapun juga spekulatifnya. Yang
penting dalam prosesnya – baik analisis
maupun pembuktiannya – kita bisa
memisahkan spekulasi mana yang dapat
diandalkan dan mana yang tidak. Sehingga
tugas utama filsafat adalah: menetapkan dasar-
dasar yang dapat diandalkan.
Cabang Filsafat
Filsafat pengetahuan (epistemologi)
Filsafat moral (etika)
Filsafat seni (estetika)
Filsafat pemerintahan (politik)
Filsafat agama
Filsafat pendidikan
Filsafat hukum
Filsafat sejarah
Filsafat matematika
Filsafat metafisika
Filsafat ilmu
Filsafat Ilmu Pengetahuan
• Cabang filsafat yang mempelajari teori
pembagian ilmu, metode yang digunakan
dalam ilmu, tentang dasar kepastian dan
jenis keterangan yang berkaitan dengan
kebenaran ilmu tertentu
• Penyelidikan tentang ciri-ciri
pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk
mempelajari / memperolehnya
• Merupakan telaah secara filsafat yang
ingin menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakikat ilmu secara rasional
Ontologi
• Obyek apa yang ditelaah ilmu?
• Bagaimana ujud yang hakiki dari
obyek tersebut?
• Bagaimana hubungan antara obyek
dengan daya tangkap manusia
(berfikir, merasa, dan mengindera)
yang membutuhkan pengetahuan?
Epistemologi
• Bagaimana proses ditimbanya pengetahuan yang
berupa ilmu?
• Bagaimana prosedurnya?
• Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita
mendapatkan pengetahuan yang benar?
• Apakah kebenaran itu?
• Apakah kriteria kebenaran?
• Apakah kriteria itu benar?
• Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita
dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa
ilmu?
Aksiologi
• Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu
itu dipergunakan?
• Bagaimana kaitan antara cara penggunaan
tersebut dengan kaidah-kaidah moral?
• Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah
berdasarkan pilihan-pilihan moral?
• Bagaimana kaitan antara teknik prosedural
yang merupakan operasionalisasi metode
ilmiah dengan norma-norma moral /
profesional?
Apa Itu Pengetahuan?
• Segenap apa yang kita ketahui tentang
suatu obyek tertentu
• Persepsi manusia atas obyek (riil dan gaib)
atau fakta
• Khasanah kekayaan mental yang secara
langsung atau tak langsung turut
memperkaya kehidupan kita
• Tipe manusia berdasarkan
pengetahuannya
Ada orang yang tahu di tahunya,
Ada orang yang tahu di tidak-tahunya,
Dasar-dasar Pengetahuan
Penalaran
Logika
Pengetahuan mampu dikembangkan karena
dua hal – bahasa dan penalaran
Dengan bahasa manusia mampu
mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran
yang melatar-belakangi informasi tersebut
Manusia mempunyai daya penalaran –
kemampuan berfikir menurut suatu alur
kerangka berfikir tertentu
 Tidak semua pengetahuan berasal dari
proses penalaran – sebab berpikir pun
tidak semuanya berdasarkan penalaran.
Manusia bukan semata-mata makhluk
yang berfikir: sekedar homo sapiens.
Manusia adalah makhluk yang berfikir,
merasa, mengindera, dan totalitas
pengetahuannya berasal dari ke-tiga
sumber tersebut; disamping wahyu yang
merupakan komunikasi Sang Pencipta
dengan makhluk-NYA.
Sumber Pengetahuan
1.Rasio : sumber pengetahuan berasal dari akal – dimana
ada kecenderungan solipsistik dan subyektif – solipsistik
berarti hanya benar dalam kerangka pemikiran menurut
orang yang berfikir tersebut.
2.Pengalaman : timbul masalah yaitu kelemahan panca
indera manusia yang tidak konsisten dan tidak semua
fakta adalah nyata.
3.Intuisi : lebih bersifat personal dan tidak bisa
diramalkan.
4.Wahyu : diberikan langsung dari Tuhan lewat Nabi,
sehingga menuntut manusia percaya akan agama
Kriteria Kebenaran
 Koherensi  pernyataan dianggap benar
bila pernyataan itu konsisten dengan
pernyataan sebelumnya yang dianggap
benar, misalnya : bila semua manusia
pasti akan mati – si A adalah manusia dan
si A pasti akan mati.
 Korespondensi  pernyataan dianggap
benar bila materi pengetahuan yang
dikandung pernyataan itu berhubungan
dengan obyek yang dituju oleh pernyataan
tersebut, misalnya : ibukota RI adalah
Jakarta
 Pragmatis  kebenaran akan diukur
Teori
• Pengetahuan ilmiah yang mencakup
penjelasan mengenai suatu sektor tertentu
dari suatu disiplin ilmu dan dianggap benar
• Kumpulan konsep, definisi, dan usulan yang
memproyeksikan sebuah pandangan
sistematis atas fenomena dengan merancang
hubungan khusus diantara konsep untuk
keperluan penggambaran, penjelasan,
perkiraan, dan atau mengendalikan fenomena
dan merupakan abstraksi tingkat tinggi
Teori
 Teori terdiri dari hukum-hukum, yaitu
pernyataan yang menjelaskan
hubungan kausal antara dua variabel
atau lebih
 Teori memerlukan tingkat keumuman
yang tinggi (bersifat universal)
supaya lebih berfungsi sebagai teori
ilmiah
Syarat Menjadi Teori
 Harus konsisten dengan teori
sebelumnya
 Harus cocok dengan fakta-fakta empiris
 Dapat mengganti teori lama yang tidak
cocok dengan pengujian empiris dan
fakta
Mengapa Perlu Teori

• Teori membantu memberikan


pengetahuan untuk memperbaiki
praktik
• Teori memberikan gambaran,
penjelasan, prediksi, dan
pengendalian fenomena
• Kemampuan perawat bertambah
melalui pengetahuan dan pengalaman
Mengapa Perlu Teori
• Teori memberikan otonomi dengan
memberikan arahan pada praktik,
pendidikan, penelitian
• Teori membantu membangun
kemampuan analitis, menantang
berfikir, memperjelas nilai dan
asumsi, menentukan tujuan praktik
Peran Teori
1. Teori mendefinisikan orientasi utama dari ilmu
dengan cara memberikan definisi terhadap jenis-
jenis data yang akan dibuat abstraksinya
2. Teori memberikan rencana konseptual, dengan
rencana mana fenomena-fenomena yang relevan
disistematikan, diklasifikasikan dan dihubung-
hubungkan
3. Teori memberi ringkasan terhadap fakta dalam
bentuk generalisasi empiris dan sistem
generalisasi
Dasar-dasar Teori
• Hukum
• Prinsip
• Postulat
• Asumsi
Hukum-hukum
• Hukum ialah pernyataan yang
menyatakan hubungan antara dua
variabel (atau lebih) dalam suatu
kaitan sebab akibat (kausalitas)
• Misalnya: hukum permintaan,
penawaran dan pembentukan harga;
Hukum-hukum

• Pengetahuan ilmiah dalam bentuk –


teori dan hukum – merupakan alat
yang dapat kita pergunakan untuk
mengontrol gejala alam
• Teori dan hukum harus mempunyai
tingkat keumuman yang tinggi –
idealnya bersifat universal
Contoh :
Galileo : menemukan teori “jatuh bebas”
bahwa benda yang beratnya berbeda
akan jatuh secara bersamaan –
membantah teori Aristoteles
Copernikus : menemukan teori
“heliosentris” bahwa bumi mengelilingi
matahari – membantah teori Ptolemaeus.
Teori Copernikus disempurnakan Kepler :
bahwa orbit planet berbentuk ellips bukan
bulat
Newton : penyempurnaan teori Galileo,
Copernikus, Kepler bahwa semua gerak
Prinsip-prinsip
• Pernyataan yang berlaku secara umum bagi
sekelompok gejala tertentu yang mampu
menjelaskan kejadian yang terjadi.
• Contoh : prinsip ekonomi – mendapatkan
keuntungan sebesar-besarnya dengan
pengorbanan sekecil-kecilnya; prinsip kekekalan
energi (energi perlu digunakan secara efisien dan
perlu dilakukan pengembangan berbagai teknik
analisis sistem untuk meningkatkan efisiensi
Postulat
• Asumsi dasar yang kebenarannya diterima
tanpa dituntut pembuktiannya – kehadirannya
menyimpang dari prosedur yang ada, sebab
bukankah sebuah argumentasi harus didasarkan
kepada sesuatu?
• Seperti kita ingin mengelilingi sebuah lingkaran
maka kita harus mulai dari sebuah titik
• Postulat adalah ibarat titik dalam lingkaran itu –
eksistensinya kita tetapkan secara sembarang
• Postulat – sukar sekali untuk diterima secara
universal
Asumsi
• Merupakan pernyataan yang
kebenarannya secara empiris dapat diuji
• Contoh : apabila seseorang beranggapan
bahwa di pagi buta jalan raya adalah
aman (karena sedikit kendaraan lalu
lalang) – maka kemungkinan besar orang
akan mengendarai secara kurang hati-hati.

• Namun orang lain berbeda pendapat –


bahwa di pagi hari keadaan jalan tidak
Pemilihan Teori
• Kita harus memilih teori yang terbaik dari
sejumlah teori yang ada berdasarkan
kecocokan asumsi yang dipergunakannya.
• Itulah sebabnya dalam pengkajian ilmiah
(seperti penelitian) dituntut untuk
menyatakan secara tersurat postulat,
asumsi, prinsip serta dasar-dasar pikiran
lainnya yang dipergunakan dalam
mengembangkan argumentasi.
Teori dan Praktik
1. Teori tumbuh dan berkembang dari
praktik keperawatan
2. Teori dapat dikembalikan dalam
praktik keperawatan untuk
dilakukan uji
3. Teori dapat diaplikasikan sebagai
kerangka kerja dalam mengarahkan
praktik keperawatan
Bagaimana Kegunaan Ilmu
• Kegunaan ilmu ialah menjelaskan,
meramal, dan mengontrol dengan
asas dan prosedur yang jelas
• Dalam kehidupan manusia akan
percaya pada ilmu atau klenik
tergantung kepada kepercayaan kita
• Kepercayaan seseorang tergantung
pendidikan – kepercayaan masyarakat
tergantung kebudayaan
Pustaka
• Tomey AM.,Alligood MR. 1998, Nursing theorists and
their work, 4th Ed, Mosby-year book Inc.
• Chinn & Cramer. 1996. Theory dan nursing: a system
approach, Mosby- year book.
• Ismail FF., Muttawali AH. 2003. Cepat menguasai ilmu
filsafat (terjemahan), Jogjakarta: Institute for Religion
and Civil Society Development (IRCiSoD)
• Suriasumantri JS. 1994. Filsafat ilmu: sebuah
pengantar popular, Jakarta: Pustaka sinar harapan
• Potter & Perry, 1996, Basic nursing:theory and
practice, Mosby year book
Semoga manfaat
sukses untuk kalian

Anda mungkin juga menyukai