TUGAS IBD (2) Resume Materi - Cinta Meilika - 222040 - 1B - S1
TUGAS IBD (2) Resume Materi - Cinta Meilika - 222040 - 1B - S1
TUGAS IBD (2) Resume Materi - Cinta Meilika - 222040 - 1B - S1
Pergerakan Cairan dan Elektrolit Tubuh Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui 3 proses
yaitu :
a. Difusi ukuran molekul konsentrasi larutan Proses pergerakan partikel dalam cairan dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, kecepatannya dipengaruhi oleh : ukuran
molekul konsentrasi larutan
b. Osmosis Bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membran semipermeabel dari
larutan yang berkonsentrasi rendah ke konsentrasi lebih tinggi
c. Transfor Aktif Pergerakan molekul melawan Gradient konsentrasi, misal ion Na, K, Fe,
Cl
Faktor- Faktor yang mempengaruhi keseimbangan Elektrolit dan Cairan
• Usia Berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme, dan BB
• Temperatur lingkungan
• Diet. Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, cadangan energi akan dipecah melalui
pergeseran cairan dari intersitial ke intraseluler
• Stress Menimbulkan peningkatan metabolisme
• Sakit Pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal, jantung dan gangguan hormon akan
mengganggu keseimbangan cairan
Pengaturan cairan tubuh :
• Terdapat keseimbangan ( input&output ) yang diatur hipotalamus melalui osmoreseptor.
• Pada dehidrasi me↑, haus dan ADH me↑ sehingga intake me↑ dan eksresi me↓
Pengaturan Keseimbangan Cairan
A. Rasa dahaga/ haus Mekanisme rasa dahaga : Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan
renin, yang pada akhirnya menimbulkan produksi angiotensisn II yang dapat merangsang
hipotalamus untuk melepaskan substrat neuron yang bertanggung jawab terhadap sensasi haus.
Osmoresptor di hipotalamus, mendeteksi peningkatan tekanan osmotik dan mengaktivasi
jaringan syaraf yang dapat mengakibatkan sensasi rasa haus
B. ADH ( Anti Diuretic Hormon) Dibentuk di hipotalamus & disimpan dalam neurohyphofise (
hypofise posterior ), diaktivasi oleh peningkatan osmolaritas & penurunan CES. Bekerja dengan
meningkatkan reabsorbsi air pada duktus koligentes
C. Aldosteron Hormon ini disekresi oleh adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal untuk
meningkatkan absorbsi natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang oleh konsentrasi kalium,
natrium serum dan sistem angiotensin rennin serta sangat efektif dalam mengendalikan
hiperkalemia
Cara Pengeluaran Cairan
a. Ginjal - Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 180 lt darah
untuk disaring setiap hari. - Produksi urine : 0,5 – 1-2 ml/kg/BB/jam
b. Kulit - diatur oleh saraf simpatis yang merangsang aktivitas keluarnya keringat -
disebut jugan IWL ( Insensible Water Loss ) - produksinya : 15 - 20 ml/jam
c,. Paru-paru - menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari - meningkat sebagai respon dari
perubahan kecepatan & kedalaman napas .
d. Gastrointestinal dalam keadaan normal, cairan yang hilang 100-200 ml/hari
Perkiraan Jumlah Cairan yang Hilang (Defisit)
1. Sistem skor ( dehidrasi akut, mis GE akut )
2. Pemasangan CUP
3. Ukur kadar Na plasma
defisit cairan = 0,6 X BB {Na plasma _ 1}
140
4. Ukur hematokrit
defisit cairan = 0,2 X BB { Ht _ 1}
Ht N
5. Ukur BJ plasma
Sistem Skor
SIGN & SIMP SKOR
• Muntah 1
• Vok cholerica 2
• Apatis 1
• Somnolen/sopor/koma 2
• T.D.S ≤ 90 1 Defisit
≤ 60 2 cairan =
• Nadi ≥ 120 mm/Hg 1 skor X BB X 100
• Nafas Kusmaul 1 15
• Turgor ↓ 1
• Facies Cholerica 2
• Ekstremitas dingin 1
• Jari tangan keriput 1
• Sianosis 2
• Umur > 50 tahun -1
• Umur > 60 tahun -2
Cara Pemberian Cairan
• Cairan diguyur sampai nadi terisi penuh dan TDS > 100 mmHg, sisanya diberikan 2 jam
berikutnya
Asidosis Metabolik
• Etiologi:
1. Kehilangan bikarbonat:
a. Kehilangan melalui saluran cerna
b. Kehilangan melalui ginjal
2. Peningkatan beban asam
a. Amonium klorida (NH4Cl NH3 + HCl)
b. Cairan hiperalimentasi
3. Pemberian IV larutan garam secara cepat
Selisih Anion Meningkat
1. Peningkatan produksi asam:
a. Asidosis laktat
b. Ketoasidosis diabetikum
c. Kelaparan
d. Intoksikasi alkohol
2. Menelan substansi toksik
a. Kelebihan dosis salisilat
b. Metanol
c. Etilon glikol
3. Kegagalan ekskresi asam
Gambaran Klinis
• Bila HCO3 serum turun baru muncul gejala:
• Pernafasan Kussmaul( nafas dalam ,cepat, Hiperventilasi kompensatroik)
• Kelainan CV, neurologik, ggn fungsi tulang
• Bila pH < 7,1 menurun kontraktilitas jantung dan respon inotropik thp katekolamin
• Vasodilatasi perifer
• Hipotensi dan disritmia jantung
• Kelelahan hingga koma akibat penurunan pH pd cairan serebrospinalis
• Mual dan muntah
• Hasil lab:
• pH < 7,35
• HCO3 <22 mEq/L
• Pa CO2 40 mmHg
Penanganan
• Meningkatan pH sistemik
• Menanggulangi sebab asidosis
• Koreksi dengan NaHCO3
• Komplikasi Pemberian NaHCO3:
• Peningkatan pH CSF
• Alkalosis respiratorik
• Alkalosis metabolik ringan - berat
• Hipokalsemia : Ca lebih mudah larut pd asam
Alkalosis Metabolik
• Etiologi:
• Kehilangan H dari ECF:
1. Kehilangan melalui sal cerna atas
2. Kehilangan melalui ginjal:
a. Diuretik
b. Kelebihan mineralokortikoid
c. Penisilin dosis tinggi
• Retensi HCO3:
1. Pemberian NaHCO3
2. Sindrom susu alkali
3. Darah simpan yg banyak
4. Alkalosis metabolik hiperkapnia: ventilasi mekanik
• Asidosis metabolik yg responsif thp klorida, biasa disertai penurunan volume ECF:
• Muntah
• Diuretik
• Pasca hiperkapnia
Asidosi Metabolik yang Resisten terhadap Klorida
• Tidak disertai penurunan ECF
• Kelebihan mineralokortikoid
• Keadaan edematosa
Gambaran Klinis
• Riwayat :
• Muntah dan sedot nasogastrik
• Pengobatan diuretik
• Baru sembuh gagal nafas hiperkapnia
• Hipokalemia dan kekurangan cairan pd pemberian digitalis
• Kelemahan
• Kejang otot
• Disritmia jantung
• Ca menurun tetani
• Hasil Lab:
• pH plasma :> 7,45
• HCO3 > 26 mEq/L
• Cl serum: <98 mEq/L
Penanganan
• Ganti larutan ECF dengan larutan garam isotonik ditambah KCl
• Pemberian Klorida rabsorbsi Na pd tubulus distal alkalosis mulai pulih dengan
berkurangnya HCO3 yg dibentuk
• Sekresi H menurun sewaktu hipokalemia dikoreksi k/ lebih banyak K yg tersedia u/
ditukar dengan Na
Asidosis Respiratorik
• Etiologi:
• Hipoventilasi alveolar
• Hambatan pusat nafas di medula oblongata
• Ggn otot pernafasan
• Gangguan pertukaran gas
• Obstruksi saluran nafas
Gambaran Klinis
• Hipoksemia
• Peningakatan PaCO2 : somnolen, kekacauan mental, stupor ,koma
• PaCO2 tinggi: sindrom metabolik otak asteriksisi, mioklonus (kedutan otot)
• Retensi CO2 vasodilatasi pemb otak kongesti pemb darah otak peningkatan TIK
Hasil Lab:
• pH < 7,35
• Pa CO2 >45 mm Hg
• Sedikit peningkatan kompensatorik dari HCO3
Penanganan
• Memulihkan ventilasi yg efektir
• Terapi O2
• PaCO2 harus dinaikkan sampai min 60 mmHg
• pH > 7,2 untuk menghindari disritmia jantung
Alkalosis Respiratorik
• Etiologi:
• Perangsangan sentral thp pernafasan
1. Hiperventilasi
2. Hipermetabolik
3. Ggn SSP
4. Cedera kepala
5. Tumor otak
6. intoksikasi salisilat
• Hipoksia:
1. Pneumonia
2. Gagal jantung kongestif
3. Fibrosis paru
4. Tinggal di dat tinggi
• Ventilasi mekanik berlebihan
• Yg belum jelas:
1. Sepsis
2. Sirosis hepatis
3. Latihan fisik
Gejala Klinis
• Hiperventilasi
• Banyak menguap
• Kepala terasa ringan
• Parestesi daerah mulut
• Kesemutan dan baal pd jari tangan dan kaki
• Alkalosis berat tetani seperti spasme carpopedal
• Kelelahan kronik, berdebar, cemas, mulut kering, tidak bisa tidur
• Telapak tangan dan kaki dingin dan lembab
Penanganan
• Singkirkan penyebab
• Hipoventilasi dengan ventilator mekanik
• Dengan menurunkan ventilasi
• Menambah ruang sepi udara
• Menggunakan sungkup
Glikogenesis
Apabila glukosa hasil metabolisme KH berlebih di dalam darah, maka glukosa tsb akan diubah
menjadi glikogen (dgn bantuan uridin difosfat) dalam hati dan otot sebagai cadangan. Proses
sintesis glikogen ini disebut glikogenesis. Glikogenesis jg dpt dibentuk dari as laktat pd siklus
pengubahan glukosa, as laktat dan glikogen yg disebut siklus cori
Konsentrasi gula darah normal 80-100 mg /100 ml, dan setelah makan dapat naik hingga 120-
130 mg/100 ml, pada keadaan puasa bisa turun 60-70 mg/ 100 ml
Kelebihan glukosa darah sering disebut hiperglikemia
Glukoneogenesis dan Glikogenolisis
• Glukoneogenesis adalah pembentukan glukosa baru dari senyawa bukan KH (misal as
laktat dan as amino) yg berlangsung di dalam hati, tetapi bukan sebagai kebalikan dari
proses glikolisis
• Glikogenolisis adalah pemecahan /pengubahan glikogen menjadi glukosa di hati atau as
laktat di otot
• Dan pengaturan timbal balik antara glikogenesis dgn glukogenolisis diintegrasikan o/ 3,5
siklik adenosin mono fosfat (AMP siklik atau c AMP)
Macam- macam Karbohidrat
Mono sakarida
- Glukosa
- Fruktosa
- Galaktosa
- Pentosa
Oligosakarida
- Sukrosa
- Laktosa
- Maltosa
- Rafinosa
- stakiosa
Polisakarida
- Amylum
- Glikogen
- Dekstrin
- Selulosa
Mukopolisakarida
Heteropolisakarida
Manfaat Karbohidrat
• KH yang berasal dari makanan dalam tubuh mengalami glukosa perubahan/ metabolisme
sehingga menjadi glukosa dalam darah dan glikogen dalam otot hasil sintesis di hati yang
akan menjadi cadangan energi
• Apabila banyak glukosa yg teroksidasi u/ memproduksi energi, maka glikogen dalam hati
akan mengalami proses hidrolisis untuk membentuk glukosa, begitupun sebaliknya
• Kesemuanya ini berawal dari energi matahari yg mengubah CO2 dan H2O dengan
bantuan klorofil dalam daun dgn membentuk glukosa (monosakarida) berupa monometer,
monometer2 dari glukosa bersatu membentuk polimer (polisakarida) berupa amylum yg
terdiri dari amilosa (20-28%) dan sisanya amilopektin .Amilosa terdiri dari 250-300 unit
D-Glukosa yg terikat ikatan α 1,4 –glikosilik berupa molekul dgn rantai terbuka. Dan
amilopektin selain ikatan α 1,4 – glikosilik jg ikatan 1,6 glikosidik
Metabolisme Lipid
Lipid > kelompok heterogen senyawa yg lebih berhubungan ,karena sifat2 fisikanya ketimbang
sifat2 kimianya’sifat umum:
1)relatif tidak larut dalam air
2)Larut dalam pelarut non polar (eter, kloroform, benzena dll)
Termasuk kel ini: lemak, minyak, malam
Fungsi dalam Tubuh
• Sumber energi (lgs/potensial sbg adiposa) 1 gr=9 kkal
• Penyekat panas dlm jar sub kutan & sekeliling organ ttt
• Penyekat listrik (lipid non polar) u/ perambatan cepat gel depolarisasi di sepanjang
serabut saraf bermielin
• Pembentuk sel terpenting (sbg lipo protein) terutama membran sel /mitokondria dlm
sitoplasma
• Sarana pengangkut lipid dalam darah (sbg lipo-protein
• Pelarut /pengangkut viatamin (lipofilik) a,d,e,k
Klasifikasi Lipid
1. Lipid sederhana (ester asam lemak dgn berbagai alkohol) al:
a. Lemak (as lemak + gliserol) ,dlm keadaan cair disebut sbg minyak
b. Malam /wax (as lemak + alkohol monohidrat yg berbobot molekul lebih tinggi
2. Lipid kompleks (ester as lemak dgn gugus lain + alkohol)
a. Fosfolipid : kel lipid selain as lemak + alkohol ,juga residu as folat. Lipid ini sering
mempunyai basa yg mengandung nitrogen & substituen lain (co: gliserofosfolipid,
sfingofosfolipid)
b. Glikolipid (glikosfingolipid) mengandung as lemak + sfingosin +karbohidrat
c. Bentuk lipid kompleks lain: sulfolipid, aminolipid termasuk lipoprotein
3. Prekursor dan derivat lipid
As lemak, gliserol, steroid, sterol, aldehid lemak dan badan keton, hidrokarbon, vitamin larut
lemak serta bbg hormon
Karena tidak bermuatan, asilgliserol (gliserida), kolesterol dan ester kolesteril dinamakan lipid
netral
Ketogenesis/ketosis
• Peningkatan oksidasi as lemak sbg ciri khs kelaparan DM yg mengakibatkan produksi
badan keton oleh hati sering disebut sbg ketosis. Badan keton ini bersifat asam, bila
berlangsung lama akan menyebabkan ketoasidosis
• Karena glukoneogenesis bergantung pd oksidasi as lemak akan menyebabkan
hipoglikemi.
• Peristiwa ini terjadi pd bbg keadaan defisiensi karnitin /enzim esensial pd oksidasi lemak,
atau inhibisi oksidasi as lemak oleh sejumlah racun spt hipoglisin
• Asam lemak bebas merupakan prekusor keton di dalam hati
Metabolisme Kolesterol
Biosentesis kolesterol dapat dibagi dalam 5 tahap:
1. Mevalonat , disintesis dari asetil KoA
2. Unit isoprenid, dibentuk dr mevalonat melalui pelepasan CO2
3. Enam unit isoprenoid mengadakan kondensasi membentuk senyawa antara ,skualena
4. Skualena mengalami siklisasi untuk menghasilkan senyawa steroid induk, lanosterol
5. Kolesterol dibentuk dr lanosterol setelah melewati bbrp tahap, termasuk pelepasan gugus metil
• Kolesterol bebas dikeluarkan dr jaringan o/ HDL dan kemudian diangkut ke dalam hati
untuk diubah menjadi asam empedu dulu ,proses yg lebih dikenal sbg pengangkutan balik
kolesterol (reverse cholesterol transport)
• Kolesterol merupakan pembentuk utama batu empedu dan bila terjadi penyumbatan pd
pemb darah dpt mengakibatkan atherosklerosis pd pemb arteri, spt kasus stroke
Siklus Asam Sitrat
Dua Belas Molekul ATP Terbentuk Pada Setiap Putaran Siklus Asam Sitrat.
Produksi ATP Oleh Siklus Asam Sitrat
Netto 12
Nukeoprotein
• Asam nukleat pertama ditemukan pd inti sel. Terdiri dari :DNA (deoxyribonucleic acid
atau asam deoksiribonukleat) dan RNA (ribonucleic acid /asam ribonukleat)
• Dalam nukleoprotein molekul asam nukleat yg terpakai sbg suatu polimer protein, tetapi
yg menjadi monomer bukan asam amino melainkan nukleotida
• Nukleotida terdiri nukleosida yg mengikat asam fosfat. Molekul nukleosida terdiri atas
pentosa (deoksiribosa atau ribosa)
• Yang mengikat 1 basa (derivat purin atau pirimidin
• Jadi apabila suatu nukleoprotein dihidrolisis sempurna akan menghasilkan :protein, as
fosfat, pentosa dan basa purin serta pirimidin
Purin dan Pirimidin
• Kecuali protozoa yg bersifat parasitik, semua bentuk dan kehidupan akan membiosentesis
nukleotida purin dan pirimidin yg bukan unsur esensial dlm diet manusia
• As nukleat dlm makanan akan diuraikan dlm GIT menjadi purin dan pirimidin
• Kecepatan biositesis purin dan pirimidin akan dikendalikan o/mekanisme intrasel yg
mengindera serta mengatur secara efektif ukuran depot senyawa antara bagi sintesis
nukleat
• Manusia melakukan biosentesis purin dan pirimidin dlm asam nukleat jaringan :ATP,
NAD+, KoA dll dari senyawa antara amfibolik
PURIN
• Sebagai nukleotida purin
• memiliki fungsi tambahan sebagai prekursor asam urat yg merupakan produk akhir dari
katabolisme nitrogen protein
• Ada 3 proses yg berkontribusi pd biosentesis nukleotida purin:
1. Sintesis dari senyawa antara amfibolik
2. Fosforilasi protein
3. Fosforilasi nukleotida purin
Kepentingan Medis Purin
• Sebagai tolok ukur adanya kelebihan asupan protein, shg produk as urat akan nampak sbg
hasil akhir dari katabolismenya
• Menunjukkan adanya def as folat, k/ penghambatan pembentukan tetrahidrofolat dapat
menyekat sintesis purin
• Kristal urat merupakan petunjuk diagnostik u/ peny gout, yaitu suatu kelainan metabolik
pd katabolisme purin. Kelainan lain adalah:
• Syndrom Leshch – Nyhan (k/ tdk berfungsinya enzim hipoxantin-guanin fosforibosil
transferase)
• Peny von Gierke (akibat def glukosa -6-fosfatase)
• Hiperurisemia (akibat def xantin oksigenase pd kelainan genetik atau kerusakan hati yang
parah juga dapat memperlihatkan xantinuria
PIRIMIDIN
• Biosentesis pirimidin dimulai dari pembentukan karbamoil fosfat dari glutamin, ATP dan
CO2. Reaksi ini dikatalisasi o/ enzim sitosol karbamoil fosfat sintase yg berbeda dgn
enzim mitokondria karbamoil fosfat sintase yg berbeda dgn enzim mitokondria karbamoil
fosfat sintase yg berfungsi dlm sintesis urea
• Peningkatan ekskresi as orotat ,urasil dan uradin menyertai def enzim omitin
transkarbamoilase yg terdpt pd mitokondria hati. Substrat karbamoil fosfat yg kurang
terpakai terdpt dlm sitosol dan disana menstimulasi biosentesis nukleosida pirimidin.
• Asiduria asam orotat ringan yg disebabkan o/ keadaan ini akan bertambah kalau
penderitanya memakan makanan tinggi kandungan nitrogennya