Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus
Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus
Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus
(Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan
Inklusif Program Studi Bimbingan dan Konseling Semester Ganjil)
DISUSUN OLEH :
KELAS B
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena segala rahmat dan
kemurahan hati-Nya, makalah ini dapat tersusun. Kami ucapkan pula terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat menjadi sumber ilmu dan
memberikan dampak positif kepada pembaca. Kami sungguh bersyukur apabila
ilmu yang didapatkan dari makalah ini dapat diamalkan dan diajarkan oleh
pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................1
Bab II Pembahasan
A. Kesimpulan...........................................................................................9
B. Saran......................................................................................................9
Daftar Pustaka...............................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, istilah anak luar biasa yang
kini disebut sebagai anak berkebutuhan khusus masih disalah tafsirkan, yaitu anak
luar biasa selalu diartikan sebagai anak yang berkemampuan unggul atau
berprestasi luar biasa. Padahal pengertian anak luar biasa juga mengacu kepada
pengertian yaitu anak yang mengalami
kelainan atau ketunaan, baik pada satu macam kelainan atau lebih dari
satu kelainan jenis kelainan.
Anak yang berkebutuhan khusus secara umum dikenal masyarakat umum
sebagai anak luar biasa.Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara
signifikan (bermakna) mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, mental-
intelektual, social, emosional) dalam proses pertumbuhan/ perkembangannya
dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya sehingga mereka memerlukan
pelayanan pendidikan khusus.Dengan demikian, meskipun seorang anak
mengalami kelainan/ penyimpangan tertentu, tetapi kelainan/penyimpangan
tersebut tidak signifikan sehingga mereka tidak memerlukan pelayanan
pendidikan khusus, anak tersebut bukan termasuk anak dengan kebutuhan khusus.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Anak Berkebutuhan Khusus?
2. Apa karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih dalam tentang Anak Berkebutuhan
Khusus. 2.Untuk mengetahui karakteristik Anak Berkebutuhan
Khusus.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
(Abdul Hadis, 2006 : 4-5).
Anak berkebutuhan khusus (dulu disebut sebagai anak luar biasa) didefinisikan
sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk
mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara sempurna. ( Hallahan dan
Kauffman, 1986 dalam Abdul Hadis, 2006 : 5-6). Anak luar biasa disebut anak
yang berkebutuhan khusus, karena dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, anak ini membutuhkan bantuan, layanan pendidikan, layang sosial,
layanan bimbingan konseling, dan berbagai jenis layanan lainnya yang bersifat
khusus.
3
biasa. Kekhususan yang dialami setiap anak bisa jadi memiliki penyebab, tingkat
keparahan, dampak bagi kemajuan pendidikan dan dampak itupun jadi berbeda
jika dikaitkan dengan usia, jenis kelamin dan lingkungan hidup anak tersebut
masing-masing.
Adapun karakteristik anak berkebutuhan khusus yaitu sebagai berikut:
1. Tuna Netra
Anak yang mengalami gangguan daya penglihatannya, berupa kebutaan
menyeluruh atau sebagian, dan walaupun telah diberi pertolongan dengan alat-alat
khusus, mereka masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Ciri-ciri anak Tuna netra:
Tidak mampu melihat
Tidak mampu mengenali pada jarak 6 m
Kerusakan nyata pada kedua bola mata
Sering meraba – raba / tersandung waktu berjalan
Mengalami kesulitan mengambil benda kecil didekatnya.
Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh / bersisik/kering
Pandangan hebat pada kedua bola mata
Mata yang bergoyang terus
2. Tuna Rungu
Anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya
sehingga tidak atau kurang mampu berkomunikasi secara verbal dan walaupun
telah diberikan pertolongan dengan alat bantu dengar masih tetap memerlukan
pelayanan pendidikan khusus.
Ciri-ciri anak tuna rungu:
Secara nyata tidak mampu dengar
Terlambat perkembangan bahasa
Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
Kurang/ tidak tanggap bila diajak bicara
Ucapan kata tidak jelas
Kualitas suara aneh /monoton
4
Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar
Banyak perhatian terhadap getaran
Keluar cairan nanah dari kedua telinga.
3. Tuna Grahita
Anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan
perkembangan mental intelektual jauh di bawah rata-rata sedemikian rupa
sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun
sosial, dan karenanya memerlukan layanan pendidikan khusus.
Ciri-ciri fisik dan penampilan anak:
Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil / besar
Tidak bisa mengurus diri sendiri sesuai usia
Perkembangan bicara /bahasa terlambat
Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan
kosong)
Koordinasi gerakan kurang (gerakan serina tidak terkendali0
Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler)
Anak kembar sedunia (down syndrome)
4.Tuna Daksa
Anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak
(tulang,sendi,otot)sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan
khusus. jika mereka mengalami ganguan gerakan karena kelayuan pada fungsi
syaraf otak,mereka disebut Cerebral Palsy (CP).
Ciri-ciri Anak tuna Daksa:
Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh
Kesulitan dalm gerak (tidak sempurna,tidak lentur/tidak terkendali)
Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih
kecil dari biasanya
Terdapat cacat pada alat gerak
Jari tangan kaku dan tidak dapat menggengam
5
Kesulitan padasaat berdiri / berjalan /duduk dan menunjukkan sikap tubuh
tidak normal
Hiperaktif/tidak dapat tenang
5. Lamban belajar
Lamban belajar atau slow leaner adalah anak yang memiliki potensi
intelektual sedikit dibawah normal tetapi belum termasuk tuna grahita biasanya
memiliki IQ sekitar 70 – 90. Biasanya dalam hal mengalami hambatan atau
keterlambatan berfikir, merespon rangsangan dan adaptasi social , tetapi masih
jauh lebih baik dibanding dengan tuna grahita, lebih lamban dari yang normal.
Mereka butuh waktu yang lebih lama dan berulang-ulang untuk menyelesaikan
tugas-tugas akademik maupun non akademik, dan karenanya memerlukan
pelayanan pendidikan khusus.
Ciri – ciri anak lamban belajar:
Rata – rata prestasi belajarnya selalu rendah ( kurang dari 6 )
Dalam penyelesaian tugas–tugas akademik sering terlambat dibandingkan
dengan teman seusianya
Daya tangkap terhadap pelajaran terlambat
Pernah tidak naik kelas
6. Anak berkesulitan Belajar
Anak yang mengalami kesulitan belajar adalah anak yang secara nyata
mengalami kesulitan dalam tugas – tugas akademik khusus terutama dalam
kemampuan membaca, menulis dan berhitung, atau anak dalam kesulitan pada
mata pelajaran tertentu yang diduga karena disebabkan factor disfungsi
neugologis dan bukan disebabkan factor intelegensi, yang sehingga anak tersebut
memerlukan pelayanan pendidikan khuusus.
Anak dalam kesulitan belajar dapat dikelompokkan dalam :
6
Sedang pada mata pelajaran lain mereka tidak mengalami kesulitan yang
berarti.
7
Memiliki perbendaharaan kata yang luas
Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
Memiliki minat yang luas, tanggap terhadap permasalahan orang dewasa
Mempunyai inisiatif dan dapat bekerja sendiri
Menunjukkan keaslian ( orisinl) dalam ungkapan verbal
Member jawaban – jawaban yang baik
Banyak memberikan gagasan – gagasan
Luwes dalam berfikir
Terbuka terhadap rangsangan dari lingkungan
Memiliki pengamatan yang tajam
Dapat berkonsentrasi dalam jangka waktu yang panjang terutama terhadap
tugas dan bidang yang diminati
Berfikir kritis juga terhadap diri sendiri
Senang mencoba dengan hal – hal yang baru
Mempunyai daya abstraksi , konseptualitas dan sintesis yang tinggi
Senang dan kegiatan intelektual dan pemecahan –pemecakan masalah
Cepat menangkap hubungan sebab akibat
Berperilaku terarah pada tujuan
Mempunyai daya imajinasi yang kuat
Mempunyai banyak kegemaran/hobi
Mempunyai daya ingat yang kuat
Tidak cepat puas dengan prestasinya
Peka / sensitive serta menggunakan firasat / intuisi
Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karakteristik anak berkebutuhan khusus pada umumnya berkaitan dengan
tingkat perkembangan fungsional. Karakteristik spesifik tersebut meliputi tingkat
perkembangan sensorimotor, kognitif, kemampuan berbahasa, ketrampilan diri,
konsep diri, kemampuan berinteraksi sosial, serta kreativitasnya. Untuk
mengetahui secara jelas tentang karakteristik dari setiap siswa, guru terlebih
dahulu melakukan skrining atau asesmen agar mengetahui secara jelas mengenai
kompetensi diri peserta didik bersangkutan.Tujuannya agar saat memprogramkan
pembelajaran, sudah dipikirkan mengenai : intervensi pembelajaran yang
dianggap cocok. Asesmen di sini adalah kegiatan untuk mengetahui kemampuan
dan kelemahan setiap didik dalam segi perkembangan kognitif dan perkembangan
sosial, pengamatan yang sensitif.
Adanya perbedaan karakteristik setiap peserta didik berkebutuhan khusus, akan
memerlukan kemampuan khusus guru. Guru dituntu memiliki kemampuan
berkaitan dengan cara mengombinasikan kemampuan dan bakat setiap anak dalam
beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi kemarnpuan berpikir, melihat,
mendengar, berbicara, dan cara bersosialisasi. Hal-hal tersebut diarahkan pada
keberhasilan dari tujuan akhir pembelajaran, yaitu perubahan perilaku ke arah
pendewasaan. Kemampuan guru semacam itu merupakan kemahiran seorang guru
dalam menyelaraskan keberadaanya dengan kurikulum yang ada, kemudian
diramu menjadi sebuah program pembelajaran individual.
B. Saran
Kita sebagai calon pendidik harus tahu bagaimana cara mendidik anak sesuai
dengan minat bakat, karakter dan tentunya anak yang berkebutuhan khusus. Agar
kita lebih bijak dalam memberikan pelayanan khusus dalam menghadapi kasus
anak yang berkebutuhan khusus tersebut.
9
DAFTAR PUSTAKA
Delphie, B. (2006). Pembelajaran anak berkebutuhan khusus. Bandung: Refika
Aditama.
Azwandi, Y. (2007). Media pembelajaran anak berkebutuhan khusus. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Iswari, M. (2007). Pendidikan Kecakapan Hidup Bagi Anak Berkebutuhan
Khusus.
10