Makalah Abk KLP 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


( Learning Diabilities)

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

SUCI RAMADANI (105401120521)

NUR MAIMANAH ISMAIL (105401120121)

NURUL ISMI (105401120021)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat-Nyalah tugas makalah ini
dapat kami selesaikan dengan waktu yang telah ditentukan. Tidak lupa shalawat serta
salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Keluarganya,
sahabatnya dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus, untuk memperdalam pemahaman dalam membuat makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Untuk itu saya mengucapkan terimah kasih, Khususnya Ibu Dosen Mata
Kuliah Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, atas bimbingannya. Bagi kami sebagai
penyusun dari makalah ini merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.

Wassallamu’alaikum Wr. Wb.

Makassar, 12 Oktober 2023

Kelompok 2

ii
iii
DAFTAR ISI

SAMPUL.......................................................................................................................

.i KATA PENGANTAR ………….……….……………………………..

……...........ii DAFTAR ISI……………………………………………….……...

……………….…iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………..
……………………………………….........1
.
B. RumusanMasalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulis....................................................................................................2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Anak Berbutuhan Khusus (ABK)………………..…3


B. Jenis-Jenis Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus…...…………………....3-6
C. Karakteristik Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus…………………..….6-8
D. Bentuk-Bentuk Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus…………8-
11

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………...….12
B. Saran……………………………………………..……………………………12

DAFTAR PUSTAKA………………………………...………………………..
…….13
ii
iii
BAB I
PENDAHULU
AN

A. Latar Belakang
Anak berkebutuhan khusus adalah istilah yang digunakan untuk merujuk
kepada anak-anak yang memiliki kebutuhan pendidikan atau perkembangan
yang berbeda atau lebih kompleks dibandingkan dengan anak-anak pada
umumnya.
Anak berkebutuhan khusus (sebelumnya dikenal sebagai anak luar
biasa) adalah anak yang memerlukan pendidikan dan pelayanan khusus agar
dapat mencapai potensi dirinya sebagai manusia seutuhnya. Kata luar biasa
merupakan julukan atau label dalam ranah pendidikan bagi orang yang memiliki
kekurangan atau mengalami berbagai kelainan dan penyimpangan yang tidak
wajar seperti orang normal pada umumnya.
Secara harfiah kesulitan belajar merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris
“ Learning Disability” yang berarti ketidakmampuan belajar. Learning disabilities
terkadang tidak disadari oleh orangtua dan guru, akibatnya anak yang
mengalamikesulitan belajar sering diidentifikasi sebagai anak yang underachiever ,
pemalas,atau aneh. Anak-anak ini mungkin mengalami perasaan frustrasi, marah,
depresi,cemas, dan merasa tidak diperlukan (Harwell, dalam Suryani 2010).
Sekitar 51% siswa di kelas pendidikan luar biasa didiagnosa
denganketidakmampuan belajar (LDs, learning disabilities). Konselor professional
sekolah dapat membantu siswa sukses secara akademis dan mengatasi masalah-
masalah pribadi dan sosial akibat ketidakmampuan mereka.
Ketidakmampuan belajar (LDs, learning disabilities), adalah gangguan menarik
dan membingungkan. Ini menjadi perhatian pendidik, orang tua, peneliti,konselor
sekolah, dan siswa sendiri (Coplin& Morgan, 1988; Kirk, Gallagher,&Anastasiow,
2000). Aspek menarik LD adalah bahwa LD ini memiliki satu spesifik penyebab,
terdiri dari beberapa jenis, dan siswa dengan jenis LD yang sama memiliki
kekurangan berbeda. Ketidakmampuan belajar ini membingungkan karena siswa

4
2
ini mungkin memiliki kecerdasan normal atau berbakat, tetapi mereka tidak selalu
berhasil di sekolah-sekolah. Para peneliti telah mempelajari LD sejak 1800-an, dan
istilah Ketidak mampuan belajar pertama kalidiusulkan oleh orang tua dan Samuel
Kirk pada tahun 1963 menggambarkankondisi gangguan ini (Kirk et al., 2000).

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Learning Disibilities ?
2. Bagaimana Karakteristik Learning Disibilities?
3. Strategi konseling apa yang dapat di gunakan dalam mengatasi Learning
Disibilities?
4.

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
2. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
3. Untuk Mengetahui Karakteristik Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
4. Untuk Mengetahui Bentuk-Bentuk Pelayanan Pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus

5
2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)


Anak berkebutuhan khusus adalah istilah yang digunakan untuk merujuk
kepada anak-anak yang memiliki kebutuhan pendidikan atau perkembangan
yang berbeda atau lebih kompleks dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya.
Anak berkebutuhan khusus (sebelumnya dikenal sebagai anak luar
biasa) adalah anak yang memerlukan pendidikan dan pelayanan khusus agar dapat
mencapai potensi dirinya sebagai manusia seutuhnya. Kata luar biasa merupakan
julukan atau label dalam ranah pendidikan bagi orang yang memiliki kekurangan
atau mengalami berbagai kelainan dan penyimpangan yang tidak wajar seperti
orang normal pada umumnya.
Anak berkebutuhan khusus, baik di rumah maupun di sekolah. membutuhkan
perhatian dan kasih sayang yang lebih. Ciri-ciri ini terjadi karena mereka
memiliki pola pertumbuhan kuat yang berbeda. dan Anak Berkebutuhan Khusus
(dulu disebut sebagai anak luar biasa) didefinisikan sebagai anak yang memerlukan
pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi kemanusiaan
mereka secara sempurna. Dalam dunia pendidikan, kata luar biasa merupakan
julukan atau sebutan bagi mereka yang memiliki kekurangan atau mengalami
berbagai kelainan dan penyimpangan yang tidak alami seperti orang normal pada
umumnya. Menurut Aqila Smart, bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak
dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya.

B. Jenis-Jenis Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


Jenis-jenis kebutuhan khusus ada banyak macamnya. Agar lebih
memudahkan dalam pemahaman mengenai jenis-jenis anak berkebutuhan khusus,
berikut akan dipaparkan jenisjenis anak berkebutuhan khusus dalam beberapa
kelompok besar secara terpisah.
1. Jenis ABK, Berdasarkan Gangguan Sosial dan Emosional
Mangunsong menyatakan salah satu jenis anak berkebutuhan khusus

6
2
berdasarkan gangguan sosial dan emosional ini disebut “Tuna Laras”, yaitu anak

7
2
yang mengalami gangguan dalammemberikanresponkronisyang jelas tidak dapat
diterima secara sosial oleh lingkungan atau cara-cara personal yang kurang
memuaskan, tetapi masih dapat dididik agar bertingkah laku yang diterima oleh
kelompok sosial. Anak tuna laras yang mengalami hambatan atau gangguan
emosi terwujud dalam tiga jenis perbuatan yaitu: senang-sedih, lambat cepat
marah, dan rileks-tertekan. Secara umum emosinya menunjukkan sedih, cepat
tersinggung atau marah, rasa tertekan, dan merasa cemas.

2. Jenis ABK, Berdasarkan Gangguan Perilaku


Council for Children with Behavior Disorder (CCBD) mengartikan gangguan
perilaku sebagai ketidak-mampuan yang ditandai dengan respon
perilaku.Quay dan Peterson menyatakan ada 6 jenis gangguan perilaku, yaitu:
 Perilaku Agresif yang ditunjukkan dengan sikap suka merusak,
mencari perhatian berlebih, dan juga pemarah.
 Perilaku Anti Sosial, yang ditandai dengan penolakan terhadap nilai-
nilai umum dan sosial, tetapi menerima nilai-nilai dan aturan sesama teman.
 Kecemasan/menarik diri adalah kesadaran diri yang
berlebihan, menyamaratakan perasaan, ketakutan, kecemasan yang tinggi,
depresi yang dalam, terlalu sensitif, dan mudah malu.
 Gangguan pemusatan perhatian, yaitu sikap ketidak matangan,
perhatian pendek yang berlebihan, konsentrasi buruk, mudah bingung dan
impulsif.
 Gangguan gerak, ditunjukkan dengan tanda mudah gelisah,
ketidakmampuan untuk tenang, tingkat tekanan tinggi, dan banyak bicara.
 Perilaku Psikotik, ditunjukkan dengan mengungkapkan ide-ide aneh, bicara
di ulangulang, tidak sensitif, dan terkadang memperlihatkan sikap aneh.

3. Jenis ABK, Berdasarkan Gangguan Fisik


 Tunanetra, yaitu berfungsinya tidak mata secara optimal
sehingga menghambat pola interaksi sosial maupun aktifitas sehari-hari.
Dalam pendidikan luar biasa anak yang mengalami gangguan
penglihatan, namun istilah ini tidak hanya berlaku bagi mereka yang buta,
melainkan

4
mencakup juga mereka yang mampu melihat, tapi sangat terbatas,
dan kurang dapat di manfaatkan untuk kepentingan hidup sehari-hari
terutama dalam belajar."
 Tunarungu, yakni mereka yang pendengarannya tidak
berfungsi sebagaimana umumnya sehingga membutuhkan pelayanan
pendidikan luar biasa. Ada dua hal yang menjadi ciri khas hambatan anak
tuna rungu, yaitu pertama, sulit dalam menerima segala macam
rangsang bunyi atau peristiwa bunyi yang ada di sekitarnya. Kedua,
kesulitan dalam memproduksi suara atau bunyi bahasa yang ada
disekitarnya.
 Tunawicara, adalah hambatan dalam berkomunikasi verbal yang
efektif, sedemikian rupa sehingga pemahaman akan bahasa yang
diungkapkan berkurang.
 Tunadaksa, seseorang yang menderita cacat akibat polio myelitis
akibat kecelakaan, keturunan, cacat sejak lahir, kelayuan otot-otot, akibat
peradangan otak, dan kelainan motorik yang disebabkan oleh kerusakan
pada pusat syaraf.

4. Jenis ABK, Berdasarkan gangguan komunikasi


yaitu autis Adalah gangguan perkembangan yang terjadi pada anak yang
mengalami kondisi menutup diri, gangguan ini mengakibatkan anak mengalami
keterbatasan dari segi komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku.

5. Jenis ABK, Berdasarkan Kesulitan Belajar


Adalah anak-anak yang mengalami mampuan mendengar, berfikir, berbicara,
membaca, menulis, mengeja, berhitung, termasuk kondisi seperti hambatan pada
satu atau lebih proses- proses psikologi dasar yang mencakup pengertian
atau penggunaan bahasa baik lisan maupun tulisan dimana hambatannya dapat
berupa ketidak gangguan persepsi, kerusakan otak, dan disleksia.

6. Jenis ABK, Berdasarkan Anak Berbakat


yaitu indigo Anak berbakat juga dimasukkan dalam anak berkebutuhan
khusus karena ia berbeda dengan anak- anak lainnya. Perbedaan ini terletak pada

5
adanya ciri-ciri yang khas yang menunjukkan pada keunggulan dirinya. Anak
indigo pada

6
umumnya tidak mudah diatur oleh kekuasaan tidak mudah berkompromi
dan bersifat emosional, memiliki tubuh rentan sangat berbakat atau
berkemampuan akademis sangat baik.ia mempunyai kemampuan lebih dari pada
anak lainnya. Anak-anak indigo sering memperlihatkan sifat orang dewasa,
sangat cerdas dan memiliki indra keenam yang sangat tajam, dan anak indigo
pada umumnya tidak suka diperlakukan seperti anak-anak, tidak jarang mereka
member nasihat kepada oran tuanya.

C. Karakteristik Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


Secara umum anak berkebutuhan khusus memiliki karakteristik yang
berbeda- beda sesuai dengan jenis kekhususan nya.
1. Karakteristik berdasarkan kelainan perilaku dan hambatan emosional
bisa diketahui apabila ia menunjukkan adanya satu atau lebih dari lima
komponen berikut ini.
 Tidak mampu belajar bukan disebabkan faktor intelektual, sensory
ataupun kesehatan. Tetapi karena kurang percaya diri dalam mengembangkan
kecerdasannya sehingga memungkinkan mereka merasa rendah diri ketika
berinteraksi dengan teman sebayanya
 Tidak mampu untuk melakukan hubungan baik dengan teman-teman
dan guru-guru.
 Bertingkah laku dan berperasaan tidak pada tempatnya.
 Secara umum, mereka selalu dalam keadaan prevasive, dan
tidak menggembirakan.
 Bertendensi kearah syimtoms fisik seperti: merasa sakit, dan
ketakutan.

2. Karakteristik ABK berdasarkan Gangguan fisik


Gangguan Fisik ini lebih disebabkan karena salah satu atau lebih dari organ
tubuh yang tidak bisa berfungsi secara maksimal, sehingga menyebabkan
hambatan dalam proses perkembangannya.
 Anak tunarungu, anak yang mengalami kekurangan atau
kehilangan kemampuan mendengar yang diakibatkan tidak berfungsinya
sebagian atau seluruh indra

6
 Tunanetra, untuk anak yang memiliki sedikit atau tidak sama
sekali penglihatan, ia harus mempelajari lingkungan sekitarnya dengan cara
menyentuh, mendengar, dan merasakannya. Anak tunanetra membutuhkan
waktu yangcukuplamauntuk menguasai dunia persseps

3. Karakteristik Anak Autis


 Dalam bidang komunikasi
 Kata yang digunakan terkadang tidak sesuai dengan artinya
 Mengoceh tanpa arti secara berulang-ulang
 Bicara tidak dipakai untuk alat komunikasi
 Senang meniru kat-kata atau lagu tanpa mengetahui apa artinya
 Senangmenarik-narikangan orang lain untuk melakukan apa yang
ia inginkan
 Perkembangan bahasa lambat
 Dalam bidang interaksi sosial
 Suka menyendiri
 Menghindari kontak mata
 Tidak tertarikuntuk bermain bersama
 Menolak atau menjauh bila diajak bermain
 Dalam bidang perilaku
 Dapat berperilakuberlebihan atau terlalu aktif
 Melakukan gerakan yang berulang-ulang
 Tidak suka pada perubahan
 Duduk

4. Karakteristik anak berkesulitan belajar


Menurut Clement terdapat 10 gejala yang sering dijumpai pada anak
kesulitan belajar
 Hiperaktif
 Gangguan persepsi motorik
 Emosi yang labil

7
7
 Kurang koordinasi

8
8
 Gangguan perhatian
 Impulsive
 Gangguan memori dan berfikir
 Kesulitan pada akademik khusus membaca, menghitung.
 Gangguan bicara dan mendengar
 Hasil electroencephalogram (EEG) tidak teratur serta tanda neurologis yang
tidak jelas

5. Karakteristik anak indigo


 Memiliki sensitifitas tinggi
 Memiliki energy berlebihan untuk mewujudkan rasa ingin tahunya
yang berlebihan
 Mudah sekali bosan
 Menentang otoritas bila tidak berorientasi demokratis
 Memiliki gaya belajar tertentu
 Mudah frustasi karena banyak ide namun kurang sumber yang
dapat membimbingnya
 Suka bereksplorasi
 Tidak dapat duduk diam kecuali pada obyek yang menjadi
minatnya Sangat mudah merasa jatuh kasihan Mudah menyerah dan
terhambat belajar jika diawal kehidupannya mengalami kegagalan.

D. Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


Penting untuk diingat bahwa jenis layanan pendidikan yang tepat akan
bervariasi sesuai dengan kebutuhan spesifik anak dan regulasi setempat. Hal terbaik
adalah berbicara dengan pihak sekolah atau ahli pendidikan untuk menentukan opsi
terbaik bagi anak Anda. Layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus dapat
beragam sesuai dengan kebutuhan individu. Bentuk layanan tersebut meliputi:
1. Pendidikan inklusif: Memasukkan anak berkebutuhan khusus ke dalam
kelas reguler dengan dukungan tambahan.

9
9
Model Pelayanan Pendidikan Inklusif ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan:
 Ide dasar
Pendidikan inklusif pada dasarnya memiliki model pelayanan dalam
pendidikan inklusif, namun dalam pelaksanaanya diserahkan kepada sekolah
masing-masing dalam menjalankan pendidikan inklusif. Pemahaman yang masih
belum bisa menyeluruh dan melihat permasalahan yang ada di sekolah masing-
masing, akhirnya ada tiga model layanare??
 Pertama yaitu model kelas terapi (Omisi). Model ini menyertakan
peserta didik berkebutuhan khusus dalam kurikulum umum untuk mata
pelajaran tertentu ditiadakan total, karena tidak memungkinkan bagi ABK
untuk dapat berfikir setara dengan anak rata-rata.
 Kedua yaitu model kelas pendampingan (supstitusi). Model
kelas pendampingan ini mengikutsertakan peserta didik berkebutuhan khusus
dalam bagian kurikulum anak rata-rata ditiadakan dan diganti dengan yang
kurang lebih setara. Model kurikulum ini untuk ABK dengan melihat
situasi dan kondisinya.
 Ketiga yaitu model kelas inklusif (duplikasi dan modifikasi). Model kelas
ini menyertakan peserta didik dalam kurikulum peserta didik di kelas reguler.
Tidak banyak perubahan pada kurikulum di kelas inklusif ini, karena semua
di sesuaikan dengan kondisi peserta didiknya. Mampu dalam
pembelajaran peserta didik akan menggunakan kurikulum duplikasi, tapi jika
ada sebagian pembelajaran tidak mampu maka akan di buatkan kurikulum
modifikasi.

Model lain misalnya dikemukakan oleh Brent Hardin dan Marie Hardin,
Brent dan Maria mengemukakan model pendidikan inklusif yang mereka sebut
inklusif terbalik (reverse inclusive). Dalam model ini, peserta didik normal
dimasukkan ke dalam kelas yang berisi peserta didik berkebutuhan khusus.
Model ini berkebalikan dengan model yang pada umumnya memasukkan peserta
didik berkebutuhan khusus ke dalam kelas yang berisi peserta didik normal.

9
 Rancangan model layana
Filosofinya tetap pendidikan inklusif, tetapi dalam praktiknya anak
berkebutuhan khusus disediakan berbagai alternatif layanan sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhannya. Menurut Haris Abdul 2006 Anak
berkebutuhan khusus dapat berpindah dari satu bentuk layanan ke
bentuk layanan yang lain, seperti:"
 Kelas terapi (Omisi), ABK belajar di kelas terapi dalam
penanganan khusus. Peserta didik ditangani dengan kurikulum total
membuat sendiri. Karena secara kemampuan ABK belum mampu di
masukkan dalam kelas reguler baik secara sosialisasi dan akademik,
ABK belum ada pengakuan di kelas reguler akan tetapi berada di kelas
terapi dengan peanganan sesuai dengan kebutuhan dari hambatannya.
 Kelas pendampingan (Substitusi), ABK belajar dengan anak normal
di kelas reguler dalam kelompok khusus yang disesuaikan dengan jenis
ketunaannya. Namun pada waktu tertentu ABK di tarik ke ruang pusat
sumber dan GPK menjelaskan ulang dari materi reguler yang belum ABK
faham.
 Kelas inklusif (duplikasi dan modifikasi), ABK Tidakbanyak
perubahan pada kurikulum di kelas inklusif ini, karena semua di
sesuaikan dengan kondisi peserta didiknya. Mampu dalam pembelajaran
peserta didik akan menggunakan kurikulum duplikasi, tapi jika ada
sebagian pembelajaran tidak mampu maka akan di buatkan kurikulum
modifikasi.

Dengan demikian, pendidikan inklusif seperti pada model di atas


tidak mengharuskan semua anak berkebutuhan khusus berada di kelas reguler
setiap saat dengan semua mata pelajarannya (kelas inklusif). Hal ini
dikarenakan sebagian anak berkebutuhan khusus dapat berada di kelas khusus
atau ruang terapi dengan gradasi kelainannya yang cukup berat. Bahkan bagi
anak berkebutuhan khusus yang gradasi kelainannya berat, mungkin akan
lebih banyak waktunya berada di kelas khusus pada sekolah reguler (inklusi
lokasi). Kemudian, bagi yang gradasi kelainannya sangat berat, dan tidak

10
memungkinkan di sekolah reguler (sekolah biasa), dapat disalurkan ke
sekolah

11
khusus (SLB) atau tempat khusus (rumah sakit). Model kurikulum PPI yaitu
kurikulum yang dipersiapkan guru program, PPI yang dikembangkan bersama
tim pengembang yang melibatkan guru kelas, guru pendidikan khusus, kepala
sekolah, orang tua, dan tenaga ahli lain yang terkait. Kurikulum PPI
atau dalam bahasa Inggris Individualized Education Program (IEP)
merupakan karakteristik paling kentara dari pendidikan inklusif. Konsep
pendidikan inklusif yang berprinsip adanya persamaan mensyaratkan adanya
penyesuaian model pembelajaran yang tanggap terhadap perbedaan
individu. Maka PPI atau IEP menjadi hal yang perlu mendapat penekanan
lebih. Thomas M. Stephens menyatakan bahwa IEP merupakan pengelolaan
yang melayani kebutuhan unik peserta didik dan merupakan layanan yang
disediakan dalam rangka pencapaian tujuan yang diinginkan serta
bagaimana efektivitas program tersebut akan ditentukan,"

11
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Anak berkebutuhan khusus adalah istilah yang digunakan untuk merujuk
kepada anak-anak yang memiliki kebutuhan pendidikan atau perkembangan
yang berbeda atau lebih kompleks dibandingkan dengan anak-anak pada
umumnya. Sebutan anak berkebutuhan khusus tidak selalu merujuk pada kecacatan
yang dialami, namun merujuk pada layanan khusus yang dibutuhkan karena
mengalami suatu hambatan atau kemampuan diatas rata- rata.
Setiap anak berkebutuhan khusus memiliki karakteristik yang berbeda-beda
antara satu dengan yang lain. Layanan untuk anak berkebutuhan khusus tidak dapat
disamakan antara satu dengan yang lain, akan tetapi perlu diberikan sesuai dengan
karakteristik kebutuhan dan kemampuan mereka. Untuk mendapatkan layanan yang
sesuai dengan karakteristik kebutuhan dan
kemampuannya, perlu dilakukan identifikasi dan asesmen terhadap anak
berkebutuhan khusus. Berbagai bentuk layanan perlu diberikan untuk menunjang
kebutuhan mereka, tidak hanya pada bidang pendidikan namun layanan non
akademik juga sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka
menjadi lebih baik
dan mandiri.

B. Saran
Kami menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan yang
jauh dari kata sempurna. Tentunya, kami akan terus memperbaiki makalah tersebut
dengan mengacu kepada sumber yang bisa dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh
sebab itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai
pembahasaan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Awwad Muhammad, Al-Tazkiah, Volume 7, No. 1, Juni 2015, URGENSI LAYANAN


BIMBINGAN DAN KONSELING BAGI ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS.

Endang switri, M.Pd.I, pendidikan anak berkebutuhan khusus/Jawa Timur, CV.


Penerbit
Qiara Media, 2020.

Nisa Khairun, dkk. 2018. KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN ANAK


BERKEBUTUHAN KHUSUS FKIP Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya
Salma Halidu, pendidikan anak berkebutuhan khusus/NTB, pusat pengembangan
pendidikan dan penelitian Indonesia, 2022.

13

Anda mungkin juga menyukai