Rumah Sakit Umum Mitra Sehat: Ditetapkan Oleh Kepala Direktur
Rumah Sakit Umum Mitra Sehat: Ditetapkan Oleh Kepala Direktur
Rumah Sakit Umum Mitra Sehat: Ditetapkan Oleh Kepala Direktur
MITRA SEHAT
Jl. Sei Merah No. 300 Dusun II
Desa Dagang Kerawang Tanjung Morawa
Telp. 085270253369 ; Email : [email protected]
DELI SERDANG – SUMUT
PROSEDUR PENANGANAN
HIV AIDS Ditetapkan Oleh
Kepala Direktur
No. Dokumen :
Terbitan :
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan HIV AIDS di RSU MITRA SEHAT
atau diare (terus menerus atau intermiten) yang lebih dari satu bulan.
b. Infeksi:
kondiloma.
kognitif.
Faktor Risiko
c. Transfusi
d. Pembuatan tato dan atau alat medis/alat tajam yang tercemar HIV
a. Transmisi seksual
b. Produk Darah
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Terdapat dua macam pendekatan untuk tes HIV
a. Konseling dan tes HIV sukarela (KTS-VCT = Voluntary
Counseling & Testing)
b. Tes HIV dan konseling atas inisiatif petugas kesehatan (TIPK –
PITC = Provider-Initiated Testing and Counseling)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil
tes HIV.
Setelah dinyatakan terinfeksi HIV maka pasien perlu dirujuk ke Pelayanan
Dukungan Pengobatan untuk menjalankan serangkaian layanan yang
meliputi penilaian stadium klinis, penilaian imunologis dan penilaian
virologi.
Penatalaksanaan
Layanan terkait HIV meliputi:
a. Upaya dalam menemukan pasien HIV secara dini dengan
melakukan tes dan konseling HIV pada pasien yang datang ke
layanan primer.
b. Perawatan kronis bagi ODHA dan dukungan lain dengan sistem
RUMAH SAKIT UMUM
MITRA SEHAT
Jl. Sei Merah No. 300 Dusun II
Desa Dagang Kerawang Tanjung Morawa
Telp. 085270253369 ; Email : [email protected]
DELI SERDANG – SUMUT
jumlah CD4 (bila tersedia) dan penentuan stadium klinis infeksi HIV-
nya. Hal tersebut adalah untuk menentukan apakah penderita sudah
memenuhi syarat terapi antiretroviral atau belum.
Berikut ini adalah rekomendasi cara memulai terapi ARV pada ODHA
dewasa.
a. Tidak tersedia pemeriksaan CD4 Dalam hal tidak tersedia
pemeriksaan CD4, maka penentuan mulai terapi ARV adalah
didasarkan pada penilaian klinis.
b. Tersedia pemeriksaan CD4 Rekomendasi sesuai dengan hasil
pemeriksaan yaitu:
1. Mulai terapi ARV pada semua pasien dengan jumlah CD4
<350 sel/mm3 tanpa memandang stadium klinisnya.
2. Terapi ARV dianjurkan pada semua pasien dengan TB aktif,
ibu hamil dan koinfeksi Hepatitis B tanpa memandang jumlah
CD4
2 NRTI + 1 NNRTI
tanda dan gejala efek samping obat atau gagal terapi dan
frekuensi infeksi (infeksi bakterial, kandidiasis dan atau
infeksi oportunirtik lainnya) ditambah konseling untuk
membantu pasien memahami terapi ARV dan dukungan
kepatuhan.
2. Pemantauan laboratoris
• Direkomendasikan untuk melakukan pemantauan CD4
secara rutin setiap 6 bulan, atau lebih sering bila ada
indikasi klinis.
• Untuk pasien yang akan memulai terapi dengan AZT maka
perlu dilakukan pengukuran kadar Hemoglobin (Hb)
sebelum memulai terapi dan pada minggu ke 4, 8 dan 12
sejak mulai terapi atau ada indikasi tanda dan gejala
anemia
• Pengukuran ALT (SGPT) dan kimia darah lainnya perlu
dilakukan bila ada tanda dan gejala dan bukan berdasarkan
sesuatu yang rutin. Akan tetapi bila menggunakan NVP
untuk perempuan dengan CD4 antara 250–350 sel/mm3
maka perlu dilakuan pemantauan enzim transaminase pada
minggu 2, 4, 8 dan 12 sejak memulai terapi ARV (bila
memungkinkan), dilanjutkan dengan pemantauan
berdasarkan gejala klinis.
• Evaluasi fungsi ginjal perlu dilakukan untuk pasien yang
mendapatkan TDF.
• Keadaan hiperlaktatemia dan asidosis laktat dapat terjadi
pada beberapa pasien yang mendapatkan NRTI, terutama
d4T atau ddI. Tidak direkomendasi untuk pemeriksaan
kadar asam laktat secara rutin, kecuali bila pasien
menunjukkan tanda dan gejala yang mengarah pada
RUMAH SAKIT UMUM
MITRA SEHAT
Jl. Sei Merah No. 300 Dusun II
Desa Dagang Kerawang Tanjung Morawa
Telp. 085270253369 ; Email : [email protected]
DELI SERDANG – SUMUT
asidosis laktat.
• Penggunaan Protease Inhibitor (PI) dapat mempengaruhi
metabolisme glukosa dan lipid. Beberapa ahli
menganjurkan pemeriksaan gula darah dan profil lipid
secara reguler tetapi lebih diutamakan untuk dilakukan atas
dasar tanda dan gejala.
• Pengukuran Viral Load (VL) sampai sekarang tidak
dianjurkan untuk memantau pasien dalam terapi ARV
dalam keadaan terbatas fasilitas dan kemampuan pasien.
Pemeriksaan VL digunakan untuk membantu diagnosis
gagal terapi. Hasil VL dapat memprediksi gagal terapi
lebih awal dibandingkan dengan hanya menggunakan
pemantauan klinis dan pemeriksaan jumlah CD4. Jika
pengukuran VL dapat dilakukan maka terapi ARV
diharapkan menurunkan VL menjadi tidak terdeteksi
(undetectable) setelah bulan ke 6.
3. Pemantauan pemulihan jumlah sel CD4 Pemberian terapi
ARV akan meningkatkan jumlah CD4. Hal ini akan berlanjut
bertahun-tahun dengan terapi yang efektif. Keadaan tersebut,
kadang tidak terjadi, terutama pada pasien dengan jumlah CD4
yang sangat rendah pada saat mulai terapi. Meskipun
demikian, pasien dengan jumlah CD4 yang sangat rendah
tetap dapat mencapai pemulihan imun yang baik tetapi
memerlukan waktu yang lebih lama.Pada pasien yang tidak
pernah mencapai jumlah CD4 yang lebih dari 100 sel/mm3
dan atau pasien yang pernah mencapai jumlah CD4 yang
tinggi tetapi kemudian turun secara progresif tanpa ada
penyakit/kondisi medis lain, maka perlu dicurigai adanya
RUMAH SAKIT UMUM
MITRA SEHAT
Jl. Sei Merah No. 300 Dusun II
Desa Dagang Kerawang Tanjung Morawa
Telp. 085270253369 ; Email : [email protected]
DELI SERDANG – SUMUT
Kriteria Rujukan
a. Rujukan horizontal bila fasilitas untuk pemeriksaan HIV tidak
dapat dilakukan di layanan primer.
b. Rujukan vertikal bila terdapat pasien HIV/AIDS dengan
komplikasi.
7. Diagram Alur
1. Poli Umum
2. UGD
8. Unit terkait
3. Laboratorium
4. Rumah sakit rujukan