REFERAT Bipolar
REFERAT Bipolar
REFERAT Bipolar
Disusun oleh:
Pembimbing:
KEPANITERAAN KLINIK
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar, kami dapat menyelesaikan
referat yang berjudul “Gangguan Bipolar pada Ibu Hamil”. Penulisan referat ini
dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, kami mengucapkan terimakasih
dan semoga referat ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
II
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2.1.1 Definisi
2.1.2 Epidemiologi
2.1.3 Etiologi
2.1.4 Subtipe
2.1.5 Gejala
2.1.6 Neurokimia
2.1.7 Diagnosis
2.1.9 Tatalaksana
2.2.1 Definisi
2.2.2 Tujuan
2.2.4 Jenis
III
2.2.5 Fokus
2.2.6 Tahapan
DAFTAR PUSTAKA
IV
BAB I
PENDAHULUAN
Gangguan mood bipolar (GB) sudah dikenai sejak zaman Yunani kuno. Bipolaritas artinya
pergantian antara episode manik atau hipomanik dengan depresi. Istilah GB sebenamya
kurang tepat karena ia tidak selalu merupakan dua emosi yang berlawanan dari suatu waktu
yang berkesinambungan. Kadang-kadang pasien bisa memperlihatkan dua dimensi emosi
yang muncul bersamaan, pada derajat berat tertentu. Keadaan ini disebut dengan episode
campuran. Sekitar 40% pasien dengan GB memperlihatkan campuran emosi. Keadaan
campuran yaitu suatu kondisi dengan dua emosi tersebut dapat muncul bersamaan atau
pergantian emosi tersebut (mania dan depresi) sangat cepat sehingga disebut juga mania
disforik.1
Ada empat jenis GB tertera di dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
IV-Text Revision (DSM-IV TR) yaitu GB I, GB II. gangguan siklotimia, dan GB yang tak
dapat dispesifikasikan.1-3
Gangguan bipolar (GB) sering salah atau tidak terdiagnosis. Karena salah atau tidak
terdiagnosis, pengobatan GB sering tidak efektif sehingga menjadi beban keluarga, disabilitas
psikososial jangka panjang, dan tingginya risik;o bunuh diri. Sekitar 20%-50% pasien yang
mulanya didiagnosis sebagai episode depresi mayor unipolar ternyata adalah GB. Bila
manifestasi yang muncul adalah mania akut, penegakan diagnosisnya lebih mudah. Meskipun
demikian, mania akut sulit dibedakan dengan skizofrenia.1
Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh
gejala-gejala manik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta dapat berlangsung seumur
hidup. Angka morbiditas dan mortalitasnya cukup tinggi. Tingginya angka mortalitas
disebabkan oleh seringnya terjadi komorbiditas antara GB dengan penyakit fisik, misalnya,
dengan diabetes melitus, penyakit jantung koroner, dan kanker. Komorbiditas dapat pula
terjadi dengan penyakit psikiatrik lainnya misalnya, dengan ketergaotungan zat dan alkohol
yang juga turut berkontribusi dalam meningkatkan mortalitas. Selain itu, tingginya mortalitas
juga dapat disebabkan oleh bunuh diri. Sekitar 25% penderita gangguan bipolar pemah
melakukan percobaan bunuh diri, paling sedikitsatu kali dalam kehidupannya. Oleh karena
itu, penderita GB harus diobati dengan segera dan mendapat penanganan yang tepat.1,2
5
Prevalensi gangguan bipolar pada kehamilan masih jarang diteliti di Indonesia sehingga
datanya masih terbatas; pada sekitar 25% -30% gangguan bipolar gejalanya memberat selama
kehamilan; tingkat kekambuhan setelah menghentikan obat penstabil mood lebih tinggi
selama kehamilan. Kejadian relaps gangguan bipolar berkisar antara 25% hingga 55% dalam
12 bulan pertama setelah melahirkan2. Tingkat kekambuhan selama kehamilan antara 22,7%
hingga 71%.
Meskipun banyak obat yang efektif untuk mengelola gangguan bipolar, sulit
merekomendasikan obat yang aman selama kehamilan karena risikonya masih sedikit
diketahui. Perempuan pengguna penyetabil mood selama kehamilan dianjurkan mengonsumsi
asam folat 5 mg per hari mulai empat minggu sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 12
minggu kehamilan. Ultrasonography (USG) resolusi tinggi dan echocardiogram janin pada
16-18 minggu kehamilan dapat mendeteksi kelainan jantung. Pemeriksaan USG pada 16-19
minggu kehamilan dapat mendeteksi neural tube defect.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi dan campuran, biasanya rekuren serta
perasaan (mood) atau afek, biasanya ke arah depresi (dengan atau tanpa anxietas
Perubahan suasana perasaan ini biasanya disertai dengan suatu perubahan pada
tersebut.5
oleh terdapatnya satu atau lebih episode manik atau campuran, dimana individu
tersebut juga mempunyai satu atau lebih episode depresi mayor. Kekambuhan
2.1.2 Epidemiologi
7
Prevalensi GB I selama kehidupan mencapai 2,4%, GB II berkisar antara 0,3-
4,8%, siklotimia antara 0,5-6,3%, dan hipoania antara 2,6-7,8%. Total prevalensi
mencapai 0.8% dari populasi dewasa, dalam penelitian yang dilakukan dengan
komunitas mencapai antara 0,4-1,6%. Angka ini konsisten di beragam budaya dan
Sementara gangguan bipolar II tampaknya lebih umum pada wanita hal ini
untuk wanita, dan pembelajaran budaya yang mengajarkan wanita tidak dapat
mempengaruhi pria dan wanita cukup merata. Ini perkiraan prevalensi dianggap
konservatif. Episode manik lebih banyak didapatkan pada pria dan depresi lebih
umum pada wanita. Saat seorang wanita mengalami episode manik gelaja yang
timbul dapat bercampur antara manik dan depresi. Pada wanita juga lebih sering
ditemukan siklus cepat atau rapid cycling seperti memiliki 4 episode manik dalam
gangguan bipolar. Ketika studi meneliti usia saat onset yang bertingkat menjadi
interval 5 tahun, usia puncak pada timbulnya gejala pertama jatuh antara usia 15
dan 19, diikuti oleh usia 20 - 24. Onset mania sebelum usia 15 telah kurang
usia ini karena presentasi atipikal dengan ADHD. Dengan demikian, benar usia
saat onset bipolar disorder masih belum jelas dan mungkin lebih muda dari yang
8
gejala pada anak-anak. Penelitian yang mengikuti kohort keturunan pasien dengan
anak-anak. Onset mania setelah usia 60 kurang mungkin terkait dengan riwayat
diidentifikasi faktor medis umum, termasuk stroke atau lainnya pusat sistem saraf
lesi.3
Namun, modus warisan tetap tidak diketahui. Dalam praktek klinis, keluarga
yang nyata yang kuat dari potensi gangguan mood primer pada pasien dengan
belum jelas. Namun, ada bukti yang berkembang bahwa fitur lingkungan dan gaya
hidup dapat berdampak pada tingkat keparahan dan perjalanan penyakit. Peristiwa
stres kehidupan, perubahan jadwal tidur-bangun, dan alkohol saat ini atau
2.1.3 Etiologi
Faktor biologi
dan histamine menjadi focus teori dan masih diteliti hingga saat ini. Sebagai biogenik
9
amin norepinefrin dan serotonin adalah neurotransmitter yang paling berpengaruh dalam
sensitivitas dari reseptor β adrenergik dan dalam klinik hal ini dibuktikan oleh
respon pada penggunaan anti depresan yang cukup baik sehingga mendukung
adanya peran langsung dari system noradrenergik pada depresi. Bukti lainnya
melibatkan reseptor β2 presinaps pada depresi karena aktivasi pada reseptor ini
- Serotonin. Teori ini didukung oleh respon pengobatan SSRI (selective serotonin
menjadi factor resipitat depresi, beberapa pasien dengan dorongan bunuh diri
- Dopamine. Selain dari norepinefrin dan serotonin, dopamine juga diduga memiliki
dan meningkat pada mania. Dua teori mengenai dopamine dan depresi adalah
bahwa jalur mesolimbic dopamine tidak berfungsi terjadi pada depresi dan
- Kelainan di otak juga dianggap dapat menjadi penyebab penyakit ini. Terdapat
tomography (PET), didapatkan jumlah substansia nigra dan aliran darah yang
berkurang pada korteks prefrontal subgenual. Tak hanya itu, Blumberg dkk dalam
Arch Gen Psychiatry 2003 pun menemukan volume yang kecil pada amygdale
10
dan hippocampus. Korteks prefrontal, amygdale, dan hippocampus merupakan
bagian dari otak yang terlibat dalam respon emosi (mood dan afek). Penelitian lain
Faktor genetik
- Studi pada keluarga. Data dari studi ini mengatakan 1 orang tua dengan gangguan
mood, anaknya akan memiliki risiko antara 10-25% untuk menderita gangguan
kemungkinannya menjadi 2 kali lipat. Risiko ini meningkat jika ada anggota
keluarga dari 1 generasi sebelumnya daripada kerabat jauh. Satu riwayat keluarga
gangguan bipolar dapat meningkatkan risiko untuk gangguan mood secara umum,
- Studi pada anak kembar. Studi ini menunjukan bahwa gen hanya menjelaskan 50-
70% etiologi dari gangguan mood. Studi ini menunjukan rentang gangguan mood
pada monozigot sekitar 70-90% dibandingkan dengan kembar dizigot sekitar 16-
35%.1,3,4
Faktor psikososial
- Stress dari lingkungan dan peristiwa dalam hidup seseorang. Penelitian telah
psikososial dari pasien dapat menyebabkan stress yang dipicu oleh faktor
lingkungan. Stress yang menyertai episode pertama dari Gangguan bipolar dapat
11
menyebabkan perubahan biologik otak yang bertahan lama. Perubahan bertahan
termasuk hilangnya neuron dan penurunan besar dalam kontak sinaptik. Hasil
akhir perubahan tersebut adalah menyebabkan seseorang berada pada resiko yang
lebih tinggi untuk menderita Gangguan mood selanjutnya, bahkan tanpa adanya
stressor eksternal.3
Faktor kepribadian.
menjadi depresi mayor atau gangguan bipolar I. Kejadian tiba-tiba yang memicu
Dalam sebagian besar kasus bipolar, fase depresi jauh melebihi fase
manik, dan siklus mania dan depresi tidak menentu dan tidak dapat diprediksi.
cenderung pada gangguan pada faktor ekternal bukan dari genetik. Pada fase
ini episode manik dan depresi timbul bergantian sedikitnya 4 kali setahun dan
12
pada kasus yang parah, bisa mencapai sejumlah siklus sehari.rapid cycling
cenderung untuk timbul lebih sering pada wanita dan pada pasien bipolar II.
Umumnya, rapid cycling bermula pada fase depresi, dan episode depresi yang
sering dan parah bisa menjadi ciri khas dari kejadian ini. Fase ini sulit untuk
cenderung mengalami episode depresi selama waktu tertentu dalam satu tahun,
biasanya pada musim dingin dan hanya terjadi satu kali dalam satu tahun.
Bisa juga terjadi remisi penuh dimana adanya perubahan dari depresi menjadi
jika onset gejalanya empat minggu pasca persalinan. Gangguan mental pasca
berbeda dari dewasa. Dewasa dengan bipolar biasanya periode mania dan
secara cepat dalam mood dan kelakuan mereka. Manik pada anak-anak
13
marah dan tidak bisa diam, dan dapat memiliki gangguan tambahan mood dan
sampai dewasa atau bila menangani bipolar pada masa kanak-kanak bisa
2.1.5 Gejala
Terdapat dua pola gejala dasar pada Gangguan bipolar yaitu, episode depresi
mengalami mood yang elasi, ekspansif, atau iritabel. Pasien memiliki, secara
menetap, tiga atau lebih gejala berikut (empat atau lebih bila hanya mood
sekolah)
14
Gejala yang derajatnya berat dikaitkan dengam penderitaan, gambaran
psikotik, hospitalisasi untuk melindungi pasien dan orang lain, serta adanya
konsentrasi
h. Pesimis
15
Paling sedikit satu minggu pasien mengalami episode mania dan
atau orang lain, dapat disertai gambaran psikotik, dan mengganggu fungsi
peningkatan mood, ekspansif atau irritable yang ringan, paling sedikit terjadi
c. Meningkatnya pembicaraan
fungsi personal, sosial, dan pekerjaan. Sering kali dilupakan oleh pasien tetapi
16
17
2.1.5.5 Sindrom Psikotik
Pada kasus berat, pasien mengalami gejala psikotik. Gejala psikotik
yang paling sering yaitu:1-3,6-9
a. Halusinasi (auditorik, visual, atau bentuk sensasi lainnya)
b. Waham
Misalnya, waham kebesaran sering terjadi pada episode mania
sedangkan waham nihilistic terjadi pada episode depresi. Ada kalanya simtom
psikotik tidak serasi dengan mood. Pasien dengan Gangguan bipolar sering
didiagnosis sebagai skizofrenia. Ciri psikotik biasanya merupakan tanda
prognosis yang buruk bagi pasien dengan Gangguan bipolar. Faktor berikut ini
telah dihubungkan dengan prognosis yang buruk seperti: durasi episode yang
lama, disosiasi temporal antara Gangguan mood dan gejala psikotik, dan
riwayat penyesuaian social pramorbid yang buruk. Adanya ciri-ciri psikotik
yang memiiki penerapan terapi yang penting, pasien dengan symptom psikotik
hampir selalu memerlukan obat anti psikotik di samping anti depresan atau
anti mania atau mungkin memerlukan terapi antikonvulsif untuk mendapatkan
perbaikan klinis. 1-3,6-9
criteria yang terdapat dalam DSM-IV atau ICD-10. Salah satu instrumen yang
The Structured clinical Interview for DSM-IV (SCID). The Present State
18
Gangguan mood bipolar I, episode manic tunggal
A. Hanya mengalami satu kali episode manic dan tidak ada rwayat depresi mayor
sebelumnya.
diklasifikasikan.
C. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisi medic
umum
atau menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan dan aspek fungsi penting
lainnya.3,4
C. Episode mood pada kriteria A dan B bukan skizoafektif dan tidak bertumpang
D. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisi
medik umum.
atau menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan dan aspek fungsi penting
lainnya.3,4
19
B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami episode manik, depresi atau
campuran
D. Gejala-gejala tidak disebabkan efek oleh fisiologik langsung zat atau kondisi
medik umum
atau menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan, atau aspek fungsi penting
lainnya.3,4
campuran
C. Gejala mood menyebabkan penderita yang secara klinik cukup bermakna atau
diklasifikasikan. 3,4
20
Gangguan waham, dan dengan Gangguan psikotik yang tidak dapat
diklasifikasikan.
D. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisi medik
umum
atau menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan, atau aspek fungsi penting
lainnya.3,4
Gangguan mood bipolar I, Episode Yang tidak dapat diklasifikasikan saat ini
campuran.
Satu atau lebih episode depresi mayor yang disertai dengan paling sedikit satu
Gangguan Siklotimia
A. Paling sedikit selama dua tahun, terdapat beberapa periode dengan gejala-
21
tidak memenuhi criteria untuk Gangguan depresi mayor. Untuk anak-anak
B. Selama periode dua tahun di atas penderita tidak pernah bebas dari gejala-
gejala pada kriteria A lebih dari dua bulan pada suatu waktu.
C. Tidak ada episode depresi mayor, episode manik, episode campuran, selama
E. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisi
medic umum
episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada
waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan
aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek
disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Yang khas adalah bahwa
22
biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode. Episode manik biasanya
mulai dengan tiba-tiba dan berlangsug antara 2 minggu sampai 4-5 bulan,
meskipun jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia lanjut. Kedua
macam episode itu seringkali terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh
stress atau trauma mental lainnya (adanya stress tidak esensial untuk
penegakan diagnosis).
a. Episode yang sekarang harus memenuhi criteria untuk hipomania (F30); dan
Psikotik
a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala
psikotik
a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala
23
F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau
Sedang
a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresi ringan
F31.4 gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala
psikotik
a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat
Gejala Psikotik
a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat
24
b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau
Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan
2.1.7 Tatalaksana
Tujuannya :
Memusatkan pada masalah interpersonal yang sekarang dialami oleh pasien dengan
atau memperberat gejala depresi sekarang. Terapi ini difokuskan pada problem
interpersonal yang ada. Diasumsikan bahwa, pertama, problem interpersonal yang ada
saat ini merupakan akar terjadinya disfungsi hubungan interpersonal. Problem interper-
sonal saat ini berperan dalam terjadinya gejala depresi. Biasanya sesi berlangsung antara
25
12 sampai 16 minggu dan ditandai dengan pendekatan terapeutik yang aktif. Tidak
ditujukan pada fenomena intrapsikik seperti mekanisme defensi dan konflik internal.
hanya ditujukan bila memang mempunyai efek pada hubungan interpersonal tersebut.8
- Terapi perilaku
seseorang mendapatkan sedikit umpan balik positif dari masyarakat dan kemungkinan
penolakan yang palsu. Dengan demikian pasien belajar untuk berfungsi di dunia dengan
- Terapi berorientasi-psikoanalitik
- Terapi keluarga
keluarga atau jika gangguan mood dapat ditangani oleh situasi keluarga. Terapi keluarga
meneliti peran suasana hati teratur dalam keseluruhan kesejahteraan psikologis dari
seluruh keluarga, tetapi juga mengkaji peran seluruh keluarga dalam pemeliharaan gejala
pasien. Pasien dengan gangguan mood memiliki tingkat tinggi perceraian, dan sekitar 50
persen dari semua pasangan melaporkan bahwa mereka tidak akan menikah atau
memiliki anak jika mereka tahu bahwa pasien akan mengembangkan gangguan mood.
1,3,4,8
- Rawat Inap
Yang pertama dan paling penting keputusan dokter harus dibuat adalah apakah untuk
memutuskan pasien rawat inap atau pasien rawat jalan. Jelas indikasi untuk rawat inap
26
adalah risiko bunuh diri atau pembunuhan, pasien yang sangat berkurang kemampuannya
untuk makan dan kebutuhan untuk prosedur diagnostik. Suatu onset yang berkembang
cepat gejala juga dapat menjadi indikasi untuk rawat inap. Seorang dokter dapat dengan
aman mengobati depresi ringan atau hypomania dengan rawat jalan jika evaluasi pasien
terus rutin dilakukan. Tanda-tanda klinis dari gangguan penilaian, penurunan berat
badan, atau insomnia harus minimal. Sistem pendukung pasien harus kuat, tidak ada
menarik diri dari pasien. Setiap perubahan negatif dalam gejala-gejala pasien atau
perilaku mungkin cukup untuk menjadi indikasi rawat inap rawat inap. Pasien dengan
gangguan mood sering tidak mau masuk rumah sakit secara sukarela, dan mungkin harus
sengaja dimasukan. Pasien-pasien ini sering tidak dapat membuat keputusan karena
keputusasaan. Pasien yang manik sering memiliki seperti kurangnya wawasan gangguan
mereka yang rawat inap tampaknya benar-benar tidak masuk akal bagi mereka.3,8
Terapi dengan melewatkan arus listrik ke otak melalui 2 elektrode yang ditempatkan
Sering digunakan pada kasus depresif berat atau mempunyai risiko bunuh diri yang besar
dan respon terapi dengan obat antidepresan kurang baik (dengan dosis yang sudah
adekuat).
Farmakoterapi
1. Mood Stabilizer
27
3. Mood stabilizer + antipsikotik
atipikal. 1,2
Episode depresi
1. Antidepresan
2. Mood stabilizer
3. Antipsikotik atipikal
5. Antipsikotik atipikal +
antidepresan1,2
28
Table 1 Penatalaksanaan kedaruratan agitasi akut.1
(tiga kali injeksi per hari dengan interval dua jam). Berespons
1
Rekomendasi terapi pada mania akut
paliperidon
2
Penatalaksanaan pada Episode Depresi Akut, GB I
divalproat
+ lamotrigin
3
Lini III Karbamazepin, olanzapin, litium + karbamazepin,
direkomendasikan
4
Rekomendasi terapi rumatan pada GB I
5
(RIJP), penambahan RIJP, aripirazol
penambahan okskarbazepin
direkomendasikan monoterapi
Lini I Quetiapin
6
Lini I Litium, lamotrigin
antipsikotika atipik
Tidak Gabapentin
direkomendasikan
Mood stabilizer
Litium
Litium sudah digunakan sebagai terapi mania akut sejak 50 tahun yang lalu.
Memiliki efek akut dan kronis dalam pelepasan serotonin dan norepineprin di
Farmakologi
Indikasi
Episode mania akut, depresi, mencegah bunuh diri, dan bermanfaat sebagai
Dosis
7
Respons litium terhadap mania akut dapat dimaksimalkan dengan menitrasi
dosis hingga mencapai dosis terapeutik yang berkisar antara 1,0-1,4 mEq/L.
Perbaikan terjadi dalam 7-14 hari. Dosis awal yaitu 20 mg/kg/hari. Dosis
untuk mengatasi keadaan akut lebih tinggi bila dibandingkan dengan terapi
rumatan. Untuk terapi rumatan, dosis berkisar antara 0,4-0,8 mEq/L. Dosis
kecil dari 0,4 mEq/L, tidak efektif sebagai terapi rumatan. Sebaliknya, gejala
Perbaikan klinis
7-14 hari
Efek samping
Litium dapat merusak tubulus ginjal. Factor resiko kerusakan ginjal adalah
intoksikasi litium, polifarmasi dan adanya penyakit fisik yang lainnya. Pasien
yang mengkonsumsi litium dapat mengalami poliuri. Oleh karena itu, pasien
Pemeriksaan laboratorium
8
Sebelum memberikan litium, fungsi ginjal (ureum dan kreatinin) dan fungsi
tiroid, harus diperiksa terlebih dahulu. Untuk pasien yang berumur di atas 40
Setiap Setiap 2-3 bulan dan fungsi tiroid dalam enam bulan pertama. Setelah
enam bulan, fungsi ginjal dan tiroid diperiksa sekali dalam 6-12 bulan atau
Wanita hamil
Kejadiannya meningkat bila janin terpapar pada kehamilan yang lebih dini.
dapat melanjutkan litium selama kehamilan bila ada indikasi klinis. Kadar
terjadi, risiko litium terhadap janin dan efek putus litium terhadap ibu harus
didiskusikan. 1,2
Valproat
1. Preparat oral;
9
a. Sodium divalproat, tablet salut, proporsi antara asam valproat dan
b. Asam valproat
c. Sodium valproat
yang dapat dimakan secara utuh atau dibuka dan ditaburkan ke dalam
makanan.
2. Preparat intravena
3. Preparat supositoria
Farmakologi
Konsentrasi puncak plasma valproat sodium dan asam valproat dicapai dalam
dua jam sedangkan sodium divalproat dalam 3-8 jam. Awitan absorbsi
divalproat lepas lambat lebih cepat bila dibandingkan dengan tablet biasa.
Ikatan valproat dengan protein meningkat bila diet mengandung rendah lemak
Dosis
Dosis terapeutik untuk mania dicapai bila konsentrasi valproat dalam serum
divalproat dengan konsentrasi plasma < 50 mg/mL. Dosis awal untuk mania
dimulai dengan 15-20 mg/kg/hari atau 250 – 500 mg/hari dan dinaikkan
10
setiap 3 hari hingga mencapai konsentrasi serum 45- 125 mg/mL. Efek
serta trombosit dapat terjadi bila konsentrasi serum > 100 mg/mL. Untuk
Indikasi
Valproat efektif untuk mania akut, campuran akut, depresi mayor akut, terapi
rumatan GB, mania sekunder, GB yang tidak berespons dengan litium, siklus
cepat, GB pada anak dan remaja, serta GB pada lanjut usia. 1,2
Efek Samping
Valproat ditoleransi dengan baik. Efek samping yang dapat terjadi, misalnya
transaminase, sedasi, dan tremor. Efek samping ini sering terjadi pada awal
asam valproat dan valproat sodium bila dibandingkan dengan tablet salut
Lamotrigin
Farmakokinetik
11
Lamotrigin oral diabsorbsi dengan cepat. Ia dengan cepat melewati sawar
otak dan mencapai konsentrasi puncak dalam 2-3 jam. Sebanyak 10%
Indikasi
Efektif untuk mengobati episode depresi, GB I dan GB II, baik akut maupun
Dosis
Efek Samping
Sakit kepala, mual, muntah, pusing, mengantuk, tremor, dan berbagai bentuk
kemerahan di kulit.1,2
Antipsikotika Atipik
sebagai terapi lini pertama untuk GB. Beberapa antipsikotika atipik tersebut
Risperidon
Absorbsi
12
Dosis
Untuk preparat oral, risperidon tersedia dalam dua bentuk sediaan yaitu tablet
dan cairan. Dosis awal yang dianjurkan adalah 2 mg/hari dan besoknya dapat
pula digunakan untuk terapi rumatan GB. Dosis yang dianjurkan untuk orang
dewasa atau orang tua adalah 25 mg setiap dua minggu. Bila tidak berespons
minggu. 1,2
Indikasi
Risperidon bermanfaat pada mania akut dan efektif pula untuk terapi rumatan.
1,2
Efek Samping
mata kabur, dan retensi urin, dapat terlihat pada beberapa pasien dan sifatnya
hanya sementara. Peningkatan berat badan dan prolaktin dapat pula terjadi
Olanzapin
13
Olanzapin merupakan derivat tienobenzodiazepin yang memiliki afinitas
terhadap dopamin (DA), D2, D3, D4, dan D5, serotonin 2 (5-HT2);
Indikasi
Olanzapin mendapat persetujuan dari FDA untuk bipolar episode akut mania
dan campuran. Selain itu, olanzapin juga efektif untuk terapi rumatan GB. 1,2
Dosis
Efek Samping
Sedasi dapat terjadi pada awal pengobatan tetapi berkurang setelah beberapa
lama. Efek antikolinergik dapat pula terjadi tetapi kejadiannya sangat rendah
Quetiapin
antagonis 5-HT1A dan 5 -HT2A, dopamin D1, D2, histamin H1 serta reseptor
Dosis
14
Kisaran dosis pada gangguan bipolar dewasa yaitu 200-800 mg/hari. Tersedia
dalam bentuk tablet IR (immediate release) dengan dosis 25 mg, 100 mg, 200
mg, dan 300 mg, dengan pemberian dua kali per hari. Selain itu, juga tersedia
quetiapin-XR dengan dosis 300 mg, satu kali per hari. 1,2
Indikasi
Quetiapin efektif untuk GB I dan II, episdoe manik, depresi, campuran, siklus
Efek Samping
Aripiprazol
Farmakologi
Aripiprazol merupakan agonis parsial kuat pada D2, D3, dan 5-HT1A serta
antagonis 5- HT2A. Ia juga mempunyai afinitas yang tinggi pada reseptor D3,
dan serotonin reuptake site (SERT), dan tidak terikat dengan reseptor
Dosis
15
Aripiprazol tersedia dalam bentuk tablet 5,10,15,20, dan 30 mg. Kisaran dosis
efektifnya per hari yaitu antara 10-30 mg. Dosis awal yang direkomendasikan
yaitu antara 10 - 15 mg dan diberikan sekali sehari. Apabila ada rasa mual,
tolerabilitas. 1,2
Indikasi
Aripiprazol efektif pada GB, episode mania dan episode campuran akut. Ia
juga efektif untuk terapi rumatan GB. Aripiprazol juga efektif sebagai terapi
Efek Samping
berbeda secara bermakna dengan plasebo. Akatisia dapat terjadi dan kadang-
berat badan dan diabetes melitus pada penggunaan aripiprazol. Selain itu,
Antidepresan
1) Derivat trisiklik
16
• Imipramin (dosis lazim : 25-50 mg 3x sehari bila perlu dinaikkan sampai
2) Derivat tetrasiklik
• Moclobemide (dosis lazim : 300 mg/ hari terbagi dalam 2-3 dosis dapat
mg/hr)
17
2.2 Gangguan Bipolar Pada Ibu Hamil
keseluruhan sebesar 35% (66% atau wanita bebas obat dan 23%
onset baru dan kekambuhan yang rendah selama periode ini, studi
18
episode afektif dan faktor risiko diidentifikasi selama kehamilan
19
hanya memberi tahu kita tentang efek penghentian pengobatan
perjalanan penyakit.
20
perlindungan anak, obat-obatan, terapi elektrokonvulsif (ECT),
21
Gambar 1. Risiko Efek Samping Obat Selama Kehamilan
22
menunjukkan peningkatan teratogenesis.16 Food and Drug Administration
1. Stabilisator Mood
23
■ Litium
24
Karbamazepin Karbamazepin bersifat teratogenik, kejadian neural
intrauterin.
■ Lamotrigin
selama kehamilan adalah 2,6% (78 subjek dari 2.974 subjek) pada
lahir lebih besar pada dosis harian ibu yang lebih tinggi (lebih dari
25
200 mg per hari). Sampai saat ini, tidak ada laporan komplikasi
■ Valproat
26
Obat APG I memiliki peran dalam perawatan akut mania selama
stabilisator mood.
27
(bradiaritmia janin paling umum) dan 5% komplikasi kehamilan
manajemen pasien
28
29
BAB III
KESIMPULAN
Gangguan bipolar merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai
oleh gejala-gejala manik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta dapat
Gangguan mood ini disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya faktor genetik,
berbeda-beda, tergantung pada tipe dan waktunya. Onsetnya biasanya pada usia
20-30 tahun. Wanita dan pria memiliki kesempatan yang sama. Semakin muda
apakah itu fase manik, fase depresi, fase campuran. Diperlukan teknik wawancara
dan pendekatan yang baik sehingga dapat menegakkan diagnosis bipolar dan
30
DAFTAR PUSTAKA
31