Makalah Etika Dalam Konseling Kelompok
Makalah Etika Dalam Konseling Kelompok
Makalah Etika Dalam Konseling Kelompok
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur tim penulis panjatakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan berkat-Nya tim penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjuduL “Etika dalam
Konseling Kelompok” dengan tepat waktu tanpa mengalami kesulitan yang berarti. Tujuan
penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Kelompok
yang diampu oleh dosen Katharina E.P Korohama dan Rizky M. A. Abel.
Tim penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh sebab itu tim penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna
pengembangan penulisan makalah yang lebih baik kedepannya.
Akhirnya tim penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat bemanfaat bagi
pembanya,terutama untuk mahasiswa program studi bimbingan dan konseling kelas A, semester
IV, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan,Universitas Nusa Cendana tahun 2023.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Konselor merupakan figure sentral dalam proses kelompok, bagi konselor pemula
akan banyak mendapatkan kendala intern yang berkaitan dengan ketidakmampuan diri,
kepercayaan diri dan belum mahir dalam menentukan arah konseling kelompok.
Karakteristik pribadi seorang pemimpin kelompok yang efektif yaitu ; mampu menjadi
teladan, memiliki komitmen untuk bersama-sama dalam kelompok, memiliki kemampuan
membantu orang lain, jujur, peduli, memiliki keyakinan dalam proses kelompok, terbuka,
mau menerima kritik, memiliki kesadaran budaya, keinginan untuk memperoleh
pengetahuan baru, memiliki kewibawaan, memiliki resiliensi, memiliki kesadaran diri,
memiliki selera humor, mempunyai daya cipta, memiliki dedikasi dan komitmen diri
(Posthuma, 1996; Corey 2005). Konselor merupakan seorang professional, hal ini
ditunjukkan pada penguasaan terhadap keterampilan dalam memimpin kelompok,
mampu menjadi pendengar aktif, tanggap terhadap kondisi dan keadaan tertentu,
memiliki kemampuan menjelaskan, kemampuan membuat ringkasan, memfasilitasi,
memiliki empati, mampu membuat penafsiran, keterampilan dalam bertanya, mampu
membuat hubungan baik dengan anggota kelompok, keterampilan konfrontasi,
keterampilan memberikan dorongan, kemampuan membuat batasan, mampu melakukan
3
asesmen, dapat menjadi teladan, mampu menyampaikan alternative dan saran,
keterampilan berinisiatif, keterampilan evaluasi. Konselor juga dituntut memiliki tiga
kompetensi dasar yaitu dapat dipercaya, memiliki pengetahuan dan keterampilan.
Ada beberapa hal yang perlu penjelasan dalam etika ini, yaitu yang dinamakan
previleged communication. Artinya konselor secara hukum tidak dapat dipaksa untuk
membuka percakapannya dengan konseli, namun untuk kasus-kasus yang dibawa ke
pengadilan, hal seperti ini bisa bertentangan aturan dari etika itu sendiri. Dengan
demikian tidak ada kerahasiaan yang absolute.
4
c. Conveying Relevant Information to The Person In Counseling.
Maksudnya konseli berhak mendapatkan informasi mengenai konseling yang
akan mereka jalani. Informasi tersebut adalah:
1. Counselor qualifications: konselor harus memberikan informasi tentang
kualifikasi atau keahlian yang ia miliki.
2. Counseling consequences : konselor harus memberikan informasi tentang hasil
yang dicapai dalam konseling dan efek samping dari konseling.
3. Time involved in counseling: konselor harus memberikan informasi kepada
konseli berapa lama proses konseling yang akan dijalani oleh konseli. Konselor
harus bisa memprediksikan setiap kasus membutuhkan berapa kali pertemuan.
Misalnya konselor dan konseli bertemu seminggu sekali selama 15 kali,
kemudian sebulan sekali, dan setahun sekali.
4. Alternative to counseling: konselor harus memberikan informasi kepada konseli
bahwa konseling bukanlah satu-satunya jalan untuk sembuh, ada faktor lain yang
berperan dalam penyembuhan, misalnya: motivasi konseli, natur dari problem,
dll.
5
Isu-isu yang berkaitan dengan etika dalam konseling kelompok adalah
pemberian informasi kepada anggota kelompok berkenaan dengan aktivitas yang
akan dilakukan, perlu diperhatikan terhadap keanggotaan yang tidak sukarela,
kebebasan untuk mengundurkan diri dari anggota kelompok, menjelaskan resiko
psikologis yang kemungkinan akan dialami oleh anggota dan masalah
kerahasiaan. Permasalahan yang berhubungan dengan isu etis sebaiknya
disampaikan kepada anggota kelompok. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah
tentang anggota kelompok yang beragam karena untuk melakukan proses
kelompok dalam seting populasi yang beragam perlu ditanamkan nilai-nilai
keragaman, memberikan pemahaman standar-standar etis, pemahaman pada isu-
isu khusus yang berorientasi pada jenis kelamin. (Sanyata, 2010)
6
mematuhinya dengan baik, ikut secara aktif dalam kegiatan konseling kelompok,
mampu berkomunikasi secara terbuka, berusaha membantu orang lain,
memeberikan kesempatan kepada orang lain untuk menjalankan perannya.
2. Jumlah peserta
Jumlah anggota konseling kelompok menurut Corey antara 6-10 orang
setiap kelompok, karena fungsi pengentasan lebih ditekankan dan banyak sedikit
jumlah anggota kelompok bergantung pada umur klien, tipe atau macam
kelompok, pengalaman konselor, dan masalah yang akan dicari solusinya
3. Jangka waktu pertemuan kelompok
Corey menyebutkan dalam usaha membantu mengurangi masalah pada
situasi mendesak seperti jalan keluar, konselor akan membuat jadwal satu minggu
sekali pertemuan selama 90 menit.
4. Tempat pertemuan
Setting atau tata letak ruang, bila memungkinkan untuk saling berhadapan
sehingga akan membantu suasana kekompakan angotanya. Selain itu kegiatan
konseling kelompok dapat dilakukan diluar ruangan terbuka seperti taman, dan
lain-lain.
5. Kelompok terbuka atau kelompok tertutup
Penentuan kelompok terbuka atau tertutup perlu ditentukan pada awal sesi
konseling dan telah disetujui oleh anggota kelompok. Kelompok terbuka adalah
suatu kelompok yang secara tanggapan akan perubahan dan pembaharuan.
Sedangkan kelompok tertutup yaitu kecil kemungkinan menerima perubahan dan
pembaharuan, atau mempunyai kecenderungan tetap menjaga kestabilan dalam
konseling.
7
b. Pengumuman seharusnya meliputi pernyataan eksplisit tentang kualifikasi
pimpinan untuk memimpin kelompok kelompok yang dimaksud.
c. Pengumuman seharusnya meliputi pernyataan eksplisit tentang honor
pimpinan yang merinci jumlah-jumlah untuk jasa kerja, makanan, penginapan,
materi dan sejenisnya dan juga jumlah untuk jasa lanjutan.
d. Anggota kelompok seharusnya di paksa untuk masuk dalam suatu kelompok
oleh para superior (senior) atau pimpinan kelompok.
e. Pernyataan tidak puas yang tidak bisa di tunjukkan dengan bukti ilmiah
seharusnya tidak di buat.
Semenjak ada bukti bahwa tidak semua orang bisa mengambil keuntungan
dari suatu pengalaman kelompok, pimpinan seharusnya memberlakukan beberapa
bentuk prosedur penyaringan untuk memastikan bahwa calon anggota kelompok
memahami apa yang akan diharapkan darinya dan untuk menyeleksi para anggota
yang bisa mengambil keuntungan dari program tersebut untuk dirinya sendiri dan
partisipasi lain. Beberapa petunjuk umum untuk memastikn bahwa kondisi-
kondisi/syarat-syarat ini terpenuhi adalah :
8
e. Calon anggota kelompok seharusnya diberitahu bahwa mereka mempunyai
kebebasan untuk menolak saran atau nasehat dari pimpinan dan anggota-
anggota kelompok
2.4 Kerahasiaan
9
konselor akan mendapat kepercayaan dari semua pihak, terutama konseli sehingga
mereka akan mau memanfaatkan jasa bimbingan dan konseling dengan sebaik-
baiknya. Sebaliknya, jika konselor tidak dapat memegang asas kerahasiaan
dengan baik, maka hilanglah kepercayaan konseli, sehingga akibatnya pelayanan
BK tidak dapat tempat di hati konseli dan para calon konseli; mereka takut untuk
meminta bantuan, sebab khawatir masalah dan diri mereka akan menjadi bahan
gunjingan. Apabila hal terakhir itu terjadi, maka tamatlah pelayanan BK di tangan
konselor yang tidak dapat dipercaya tersebut.
Satu bidang yang sangat penting dari kerahasiaan adalah yang diterapkan
dalam praktek kelompok. Dalam konseling kelompok, konselor yang bertugas
sebagai pemimpin kelompok bertanggung jawab untuk menekankan pentingnya
kerahasiaan. Kerahasiaan adalah sebuah topik yang harus diperkenalkan dan
didiskusikan setelah suatu kelompok terbentuk, tetapi kerahasiaan itu juga harus
didiskusikan setelah proses konseling kelompok berlangsung. Jelas bahwa setiap
anggota kelompok bertanggung jawab dalam memelihara kerahasiaan pengakuan-
pengakuan sesama anggota. Jika kerahasiaan tidak terjamin, maka kelompok akan
dapat terpecah karena para karena para anggota tidak ingin masalah-masalah
pribadinya menjadi milik umum. Oleh karena itu, konselor harus selalu berusaha
mengingatkan para anggota untuk memelihara kerahasiaan. (Corey, 2013)
10
tingkah laku yang ingin mereka lakukan di luar kelompok dan dalam kehidupan
sehari-hari.
11
masalah ini bisa dengan mudah menjadi samarv mengingat bahwa konselor juga
memiliki tanggung-jawab kepada yang lain di samping kepada konseli.
Adakalanya terjadi konflik tanngung jawan atau pertentangan antara persepsi
konseli atas kesejahteraan dirinya dan persepsi konselor. APA (The American
Psychological Association) menyatakan , “Psikolog berusaha mengakhiri suatu
hubungan klinis atau konsultasi apabila telah jelas baginya bahwa konseli tidak
memperoleh manfaat dari hubungan itu”.
Sugiyo dan Nurul (2019) menjelaskan bahwa tindak lanjut atas laporan
program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling akan menjadi alat penting
dalam tindak lanjut untuk mendukung program sejalan dengan yang
direncanakan, mendukung setiap peserta didik yang dilayani, mendukung
digunakannya materi yang tepat, mendokumentasi proses, persepsi, dan hasil
program secara rinci, mendokumentasi dampak jangka pendek, menengah dan
jangka panjang, atas analisis keefektivan program digunakan untuk mengambil
keputusan apakah program dilanjutkan, direvisi, atau dihentikan, meningkatkan
program, seta digunakan untuk mendukung perubahan-perubahan dalam sistem
sekolah.
1. memperbaiki hal-hal yang masih lemah, kurang tepat atau kurang relevan
dengan tujuan yangakan dicapai;
12
2. Mengembangkan program dengan menambah atau merubah beberapa hal
yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan atau efektifitas program.
Hasil analisa ditindak lanjuti dengan menyusun program selanjutnya sebagai
kesinambungan program, misalnya mengembangkan jejaring pelayanan agar
pelayanan BK lebih optimal, melakukan alih tangan kasusbagi peserta didik
yang memerlukan bantuan khusus dari ahli lain, serta mengembangkan
komitmen baru kebijakan orientasi dan implementasi pelayanan peminatan
peserta didik selanjutnya. Disamping itu sebagai ujud akuntabilitas pelayanan,
kejelasan program,proses implementasi dan hasil-hasil yang dicapai serta
informasi yangdapat menjelaskan apa dan mengapa sesuatu proses dan hasil
terjadi atau tidak terjadi.(Sugiyo, Nurul: 2019)
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesumpulan
3.1.1 Konselor merupakan figure sentral dalam proses kelompok, bagi konselor pemula akan
banyak mendapatkan kendala intern yang berkaitan dengan ketidakmampuan diri, kepercayaan
diri dan belum mahir dalam menentukan arah konseling kelompok.
3.1.2 Etika dalam konseling kelompok membahas keberadaan masalah-masalah hukum dan etika
dalam konseling kelompok. Tujuannya tidak secara langsung membahas pelatihan pimpinan-
pimpinan kelompok karena sebagai macam bentuk kepemimpinan akan ditentukan oleh disiplin
yang dimiliki oleh pimpinan pimpinan kelompok yang potensial
3.1.3 Menurut Sanyata (2010) beberapa hal yang diperhatikan dalam membentuk kelompok
adalah penyaringan anggota dan pertimbangan-pertimbangan praktis dalam membuat kelompok.
Semenjak ada bukti bahwa tidak semua orang bisa mengambil keuntungan dari suatu
pengalaman kelompok, pimpinan seharusnya memberlakukan beberapa bentuk prosedur
penyaringan untuk memastikan bahwa calon anggota kelompok memahami apa yang akan
diharapkan darinya dan untuk menyeleksi para anggota yang bisa mengambil keuntungan dari
program tersebut untuk dirinya sendiri dan partisipasi lain
3.1.4 Satu bidang yang sangat penting dari kerahasiaan adalah yang diterapkan dalam praktek
kelompok. Dalam konseling kelompok, konselor yang bertugas sebagai pemimpin kelompok
bertanggung jawab untuk menekankan pentingnya kerahasiaan
3.1.5 Dalam penghentian, ada beberapa masalah yang ditemui, salah satunya ambivalen
emosional, sering kali terjadi perasaan kehilangan, sedih dan terpisah. Namun perasaan–
perasaan tadi dicampur dengan perasaan harapan, kesenanagan dan penyelesaian
14
DAFTAR PUSTAKA
Corey. (2013). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:PT. Reflika Utama
Pyayitno & Amti. (2018). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:Rineka Cipta
Sanyata. (2010). Teknik dan Strategi Konseling Kelompok. Universitas Negeri Yogyakrta.
(Diakses dari https://journal.uny.ac.id/index.php/paradigma/article/view/5918 )
Sugiyo. Nurul. (2019). Modul 3 Perencanaan dan Evaluasi Layanan Bimbingan dan Konseling.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
15