Pendidikan Sebagai Transformasi Budaya Kelompok 3
Pendidikan Sebagai Transformasi Budaya Kelompok 3
Pendidikan Sebagai Transformasi Budaya Kelompok 3
Disusun Oleh :
Fiqih Arjun A : 193106700036
Penulis
DAFTAR ISI
Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia
yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia. Hanya
manusia pula yang mengembangkan pendidikan sebagai produk kebudayaannya. Itu artinya,
peranan pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan tidak dapat
dipisahkan dari keseluruhan proses kehidupan manusia baik secara individual maupun
secara komunal.Dengan kata lain, kebutuhan manusia terhadap pendidikan bersifat mutlak
dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa (Syafaruddin, dkk. 2006: 16)
BATASAN MASALAH
1. Apa pengertian kebudayaan ?
2. Apa saja unsur-unsur kebudayaan ?
3. Bagaimana wujud kebudayaan ?
4. Apa itu budaya dan non budaya ?
5. Apa saja struktur sosial budaya ?
6. Bagaimana perubahan social budaya ?
TUJUAN
A.Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan adalah suatu system makna dan symbol yang disusun dalam pengertian dimana
individu-individu mendefinisikan dunianya, menyatakan perasaannya dan memberikan
penilaian-penilaiannya. Suatu pola makna yang ditransmisikan secara historis, diwujudkan
dalam bentuk-bentuk simbolik melalui sarana dimana orang-orang mengkomunikasikan,
mengabdikan, dan mengembangkan pengetahuan, karena kebudayaan merupakan suatu
system simbolik maka haruslah dibaca, diterjemahkan dan diinterpretasikan.
Kebudayaan menurut Koentjaraningrat ialah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
manusia dengan belajar. Kata budaya/kultur (culture) dipandang penting karena kata ini
membentuk dan merupakan bagian dari istilah Pendidikan Multikultural.
Kebudayaan juga terdiri dari keyakinan, symbol, dan interpretasi dalam kelompok manusia.
Esensi budaya bukan pada benda, alat, atau elemen budaya yang terlihat lainnya namun
bagaimana kelompok menginterpretasikan, menggunakan, dan merasakannya.
B. Unsur-unsur budaya
C.Wujud Kebudayaan
Wujud kkebudayaan terdiri dari
1. Wujud idial (adat tata kelakuan) yang bersifat abstrak, tak dapat diraba. Terletak
di alam pikiran dari warga masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu
hidup.
2. Wujud sistem social. Yakni mengenai kelakuan berpola dari manusia itu sendiri.
sistem sosial ini terdiri dari aktivitas manusia yang berinteraksi yang selalu
mengikuti pola tertentu.
3. Wujud kebudayaan fisik. Yang bersifat paling konkrit dan berupa benda yang
dapat diraba dan dilihat.
Kebudayaan idiil memberi arah pada perbuatan dan karya manusia. Pikiran atau ide
dan karya manusia menghasilkan benda kebudayaan fisik.
Struktur sosial merupakan pedoman bagi tingkah laku manusia. Karena di dalam konsepsi
mengenai struktur social terkandung relasi sosial yang berlaku sebagai kenyataan, atau
relasi sosial yang kongkret, dan meliputi role expectation, yaitu tingkah laku yang
diharapkan secara timbal balik, yaitu sifatnya relative konstan dan bersifat menetap.
Struktur sosial suatu masyarakat sesungguhnya merupakan proses social dan alamiah yang
berlangsung dalam waktu yang sangat Panjang. Struktur social merupakan karakteristik
yang khas dan dimiliki suatu masyarakat sehingga dapat memberikan warna yang berbeda
dari masyarakat lainnya.
Dalam ilmu sosiologi struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antara
posisi-posisi social dan antara peranan-peranan. Interaksi dalam system social
dikonsepkan secara lebih terperinci dengan menjabarkan manusia yang menempati posisi-
posisi dan melaksanakan perannya. Ada beberapa unsur struktur social diantaranya adalah:
1. Kelompok social. Adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup
Bersama, oleh karena ada hubungan antara mereka.
2. Kebudayaan. menurut keontjaningrat ialah keseluruhan hasil kelakuan manusia
yang teratur dari tata kelakuan yang harus diperoleh dengan belajar.
3. Lembaga Sosial (Lembaga Kemasyarakatan). Merupakan himpunan norma-norma
segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan
masyarakat.
4. Stratifikasi Sosial. Menurut patirim A Sorokin adalah pembedaan sesuatu
masyarakat (populasi) ke dalam kelas-kelas secara hierarki (bertingkat).
Tidak ada kehidupan masyarakat yang terhenti pada satu titik tertentu sepanjang masa.
Perubahan-perubahan tersebut dapat dalam bentuk perubahan nilai social, norma social,
pola perilaku masyarakat atau Lembaga dan yang lainnya. Oleh William F. Oqbun
berpendapat, ruang lingkup perubahan social meliputi unsur-unsur kebudayaan, baik
material maupun yang bukan material.
Perubahan social adalah berubahnya struktur atau susunan social kemasyarakatan dalam
suatu masyarakat. Perubahan tersebut merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang
masa dalam setiap tatanan masyarakat, perubahan itu juga terjadi sesuai dengan hakikat
dan sifat dasar manusia yang selalu ingin berubah dari suatu keadaan kepada keadaan yang
lain.
Manusia sering tidak puas dan bosan pada suatu keadaan dan berusaha untuk mencari cara
atau alternative lainnya untuk menghilangkan kebosanannya dan menemukan cara baru
yang lebih menyenangkan, mudah dan murah.
Perubahan social budaya dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk berikut ini :
1. Perubahan lambat dan perubahan cepat.
perubahan lambat disebut juga evolusi. Terjadi karena usaha-usaha masyarakat
dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru
sejalan pertumbuhan masyarakat .
Perubahan cepat bisa disebut revolusi, yaitu perubahan social mengenai unsur
kehidupan dan Lembaga kemasyarakatan berlangsung relatif cepat. Perubahan
revolusi diawali oleh munculnya konflik atau ketegangan dalam masyarakat yang
sulit dihindari bahkan semakin berkembang dan tidak dapat dikendalikan. Revolusi
adalah wujud perubahan social.
2. Perubahan kecil dan perubahan besar.
Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur social
yang tidak membawa pengaruh langsung yang berarti bagi masyarakat.
Contoh ; perubahan mode rambut atau mode pakaian.
Sebaliknya, perubahan besar terjadi pada unsur-unsur struktur social yang
membawa pengaruh langsung bagi masyarakat. Contoh; dampak ledakan penduduk
dan dampak industrialisasi bagi pola kehidupan masyarakat.
3. Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan dan perubahan yang tidak
dikehendaki atau direncanakan.
BAB III
PENUTUP
Kebudayaan menurut Koentjaraningrat ialah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
manusia dengan belajar.
Unsur-unsur Kebudayaan yakni
Sistem Bahasa.
Sistem Pengetahuan.
Unsur Sosial.
System Peralatan Hidup dan Teknologi.
System Mata Pencaharian Hidup.
Sistem Religi.
Wujud kkebudayaan terdiri dari
1. Wujud idial (adat tata kelakuan) yang bersifat abstrak, tak dapat diraba.
2. Wujud sistem social.
3. Wujud kebudayaan fisik.
Non budaya mencakup benda yang keberadaannya sudah ada dengan sendirinya atau ciptaan
Tuhan yang tidak/belum mendapat sentuhan aktivitas manusia. Budaya mencakup sesuatu
yang keberadaannya sudah mendapat sentuhan tangan manusia.
beberapa unsur struktur social diantaranya adalah:
Kelompok social. Kebudayaan. Lembaga Sosial (Lembaga Kemasyarakatan). Stratifikasi
Sosial.
Perubahan social adalah berubahnya struktur atau susunan social kemasyarakatan dalam
suatu masyarakat. Perubahan tersebut merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa
dalam setiap tatanan masyarakat, perubahan itu juga terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat
dasar manusia yang selalu ingin berubah
DAFTAR PUSTAKA
1. Dr. Nurasmawi M.Pd, Ristiliana S.Pd M.PdE, Pendidikan Multikultural, (Asa Riau
2021)
2. William Haviland, Antropologi, (Jakarta: erlangga, 1985)
3. Jacobus Ranjabar, system social budaya Indonesia; suatu pengantar (bogor: Ghalia
Indonesia 2006)
4. Koetjaningrat, 2000
5. https://jurnal.stikomcki.ac.id/index.php/cos/article/download/54/53
6. https://kbm.pasca.ugm.ac.id/merancang-perumusan-kebijakan-kebudayaan-bagian-1/
#:~:text=Kebudayaan%20menurut%20Koentjaraningrat%20ialah
%20keseluruhan,belajar%20(1990%3A%20180).