Makalah Masarakat Berkarakter
Makalah Masarakat Berkarakter
Makalah Masarakat Berkarakter
MAKALAH
Disusun Oleh:
LAMPUNG UTARA
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, sang Pengatur Alam Semesta, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya serta hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya yang senantiasa
mendapat syafaat nya, amin.
Tidak lupa juga ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut dalam
penyusunan makalah dengan tujuan untuk memenuhi mata kuliah Landasan
Kependidikan dengan judul ‘’ Konsep Masyarakat Berkarakter ’’.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka tim menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
tim dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah
ilmiah tentang Konsep Masyarakat Berkarakter Dalam Pembelajaran ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................5
C. Tujuan.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
A. Pengertian Masyarakat...................................................................................6
B. Pengertian Karakter........................................................................................7
A. Kesimpulan...................................................................................................18
B. Saran.............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era reformasi di negeri kita sekarang ini banyak sekali dijumpai
perilaku masyarakat yang terasa menyimpang dari norma-norma tradisi yang
mengambarkan kepatutan sosial. Ada yang menganggapnya sebagai
konsekuensi logis reformasi, ada juga yang mengangap sebagai fenomena
reformasi yang kebablasan. Jika pada masa orde baru kebanyakan pejabat
negara itu dipandang terhormat dan dihormati, kini semua pejabat publik
bahkan presiden dan wakil presiden pun menjadi bahan olok-olok demonstran
jalanan. Bukan hanya itu, perilaku anarkipun dilakukan oleh lapisan
masyarakat yang semestinya berkarakter, seperti mahasiswa dan anggota
parlemen . Oleh karena itu dapat disebut bahwa anarki berlangsung dari
jalanan hingga senayan. Pertanyaan yang timbul adalah, apakah perilaku
“menyimpang “ ini merupakan budaya masyarakat kini, atau sekededar
fenomena musiman? Pertanyaan mendasar berikutnya, mengapa terjadi hal itu
dan siapa yang harus disalahkan atau siapa yang harus bertanggung jawab?
C. Tujuan
1. Dapat memahami yang dimaksud dengan masyarakat berkarakter.
2. Dapat memahami yang dimaksud dengan konsep masyarakat berkarakter.
3. Dapat memahami strategi yang digunakan untuk membangun masyarakat
berkarakter.
4. Dapat memahami fungsi dari meningkatkan masyarakat berkarakter.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masyarakat
Istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab yaitu musyarakah. Dalam
bahasa Arab sendiri masyarakat disebut dengan sebutan mujtama yang menurut
Ibnu Manzur dalam Lisan Al’Arab mengandung arti (1) pokok dari segala
sesuatu, yakni tempat tumbuhnya keturunan. (2) kumpulan dari orang banyak
yang berbeda-beda. Sedangkan musyarakah mengandung arti berserikat,
bersekutu dan saling bekerjasama. Jadi dari kata musayarakah dan mujtama
sudah dapat ditarik pengertian bahwa masyarakat adalah kumpulan dari orang
banyak yang berbeda-beda tetapi menyatu dalam ikatan kerjasama, dan
mematuhi peraturan yang disepakati bersama. Dari pengertian tersebut dapat
kita bayangkan bagaimana anatomi dari masayarakat yang berbeda-beda.
Dapat dijumpai misalnya ada masyarakat desa, masyarakat kota, masyarakat
dunia, masyarakat Indonesia dan sebagainya. Semua jenis masyarakat tersebut
terdiri dari unsur-unsur yang berbeda tetapi mereka menyatu dalam satu
tatanan sebagai wujud kehendak bersama. Karena adanya dua atau beberapa
kutub, yakni: berasal dari unsur yang berbeda-beda tetapi bermaksud menyatu
dalam suatu tatanan, maka dari kutub pertama ke kutub kedua ada proses yang
membutuhkan waktu yang panjang. Masyarakat Indonesia misalnya, sudahkah
mereka menyatu dalam kesatuan? Ternyata setengah abad merdeka belum
cukup waktu untuk menyatukan sebuah masyarakat Indonesia meski sudah di
wadahi dengan istilah Bhineka Tunggal Ika. Abad pertama kemerdekaan
Indonesia nampaknya masyarakat Indonesia masih merupakan nation is
making, masih dalam proses menjadi. Masyarakat adalah sejumlah manusia
yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan
mempunyai kepentingan yang sama. Seperti sekolah, keluarga, perkumpulan,
dan negara.
B. Pengertian Karakter
Secara etimologis, kata karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu
kharaseein, yang berarti sebuah instrumen untuk menilai, mengesankan,
memberikan tanda khusus, dan watak khusus (Oxford Endlish Dictionary).
Tanda khusus ini adalah yang membedakan dari yang lain sehingga dapat
mengukir kesan khusus pada setiap individu.
Karakter adalah sifat pribadi yang relative stabil pada diri individu yang
menjadi landasan bagi penampilan perilaku dalam standar nilai dan norma
yang tinggi. Sifat pribadi maksudnya ciri-ciri yang ada didalam pribadi
seseorang yang terwujudkan dalam tingkah laku. Relative stabil adalah suatu
kondisi yang apabila telah terbentuk akan tidak mudah diubah. Landasan
berarti kekuatan yang pengaruhnya sangat besar/ dominan dan menyeluruh
terhadap hal-hal yang terkait langsung dengan kekuatan yang dimaksud.
1. Trustworthiness (Kepercayaan)
2. Recpect (Respek)
4. Fairness (Keadilan)
5. Caring (Peduli)
6. Citizenship (Kewarganegaraan)
1. Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,
dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
3. Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari
dirinya.
4. Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
atau hasil baru dari sesuatu yang telah di miliki.
7. Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis adalah cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai
sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar.
10. Semangat kebangsaan adalah cara berpikir, bertindak, dan berwawasan
yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
diri dan kelompoknya.
11. Cinta tanah air adalah cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui
serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/komuniktif adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan
orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi.
17. Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.
Masyarakat yang ideal adalah meski mereka memiliki sub jati diri yang
berbeda-beda tetapi mereka menyatu dalam satu identitas masyarakat yang
mematuhi peraturan yang disepakati bersama dan bekerja sama dalam
mencapai tujuan bersama. Sepintas pemikiran ini sejalan dengan konsep
Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi ruh terbangunnya bangsa Indonesia.
Tujuan bersama masyarakat adalah membangun kesejahteraan sosial dimana
setiap individu terlindungi hak-haknya oleh sistem sosial. Sistem sosial akan
kuat jika didukung oleh sub sistem yang menjadi pilarnya. Pada dasarnya, jika
ingin menciptakan masyarakat yang berkarakter maka kita bisa meneladani
dari sikap Nabi Muhammad SAW dalam upaya membangun masyarakat
berakhlak ketika zamannya. Jika suatu masyarakat terbangun sesuai dengan
konsep tersebut diatas, maka tatanan masyarakat itu akan sangat indah, apa
yang Nabi disebut sebagai taman. Dunia manusia (masyarakat) itu berpeluang
menjadi taman yang indah jika di dukung oleh pilar-pilar yang kuat. Menurut
Nabi ada enam pilar yang diperlukan bagi terbangunnya tatanan masyarakat
yang indah, yaitu :
a. Ilmunya ulama. Dalam konteks ini adalah para ahli, ilmuwan tidak
terbatas pada ahli agama saja. Yang dimaksud ilmunya ulama sebagai
pilar masyarakat adalah konsep ilmiah. Suatu tatanan masyarakat harus
berdiri diatas konsep ilmiah. Undang-undang, peraturan, struktur
organisasi, dan program-program harus teruji secara ilmiah. Sebuah
konsep harus didasari oleh filosofi yang benar dan struktur pemikiran
yang logis. Dengan konsep yang logis maka dinamika masyarakat bisa
direkayasa dan diprediksi. Pada tataran masyarakat manapun, ulama
menempati kedudukan yang terhormat.
b. Keadilan penguasa. Ketika sebuah konsep diaplikasikan maka ia harus
dipatuhi secara konsisten dan proporsional menyangkut tertib, sistem,
kadar, dan peruntukan. Sebaik apapun suatu konsep jika ketika
diterapkan tidak dipatuhi maka hasilnya tidak akan optimal atau bahkan
gagal. Yang berwenang mengawasi agar suatu peraturan berlangsung
sebagaimana mestinya adalah pemerintah atau penguasa dalam semua
tingkatannya. Jika pemerintah menjalankan secara benar maka ia disebut
adil. Jika dalam menjalankan peraturan itu banyak penyimpangan,
distorsi, dan korupsi maka ia disebut zalim. Keadilan penguasa
merupakan pilar kedua yang menjamin terbangunnya tatanan masyarakat
yang indah.
c. Kejujuran karakter para pengusaha. Dalam tatanan masyarakat
manapun ada kelompok pengusaha yakni mereka yang bekerja
mendekatkan masyarakat dari kebutuhannya sehingga masyarakat merasa
nyaman dalam hidupnya karena segala kebutuhannya mudah dijangkau.
Untuk jasa mendekatkan masyarakat dari kebutuhannya pengusaha atau
pedagang boleh mengambil keuntungan. Jika dunia usaha tumbuh dengan
sehat maka kehidupan masyarakat akan dinamis dan sejahtera. Tetapi
pengusaha juga punya peluang untuk memeras msyarakat dan
menghancurkan tatanannya, yaitu jika para pengusaha tidak jujur atau
tidak amanah. Pengusaha dapat menaikkan harga, manipulasi kualitas,
manipulasi pajak, dan sebagainya yang dapat berdampak pada hilangnya
rasa kepercayaan masyarakat. Jika kepercayaan sudah hilang, maka
hidup ditengah masyarakat seperti itu sama sekali tidak nyaman.
Kejujuran pengusaha dikontrol oleh pemerintah dan masyarakat, jika
aparat pemerintah berhasil disuap oleh pengusaha sehingga keuangan
Negara dibobol, kualitas produk dipalsukan, maka yang dirugikan adalah
masyarakat dan Negara. Disinilah perlunya aparat yang kuat mental
sehingga mereka tetap bertindak adil.
d. Kemurahan hati orang kaya. Pada tataran masyarakat manapun ada
kelompok orang kaya dan kelompok orang miskin. Secara sosiologis
orang kaya biasanya dekat dengan pengusaha, dan bahkan ada
masyarakat dimana penguasa dikendalikan oleh penguasa. Dalam dunia
modern seringkali terjadi yang kaya bertambah kaya dan yang miskin
bertambah miskin. Akibatnya kecemburuan sosial terjadi, orang miskin
membenci orang kaya, orang kaya mempersempit ruang gerak orang
miskin. Dalam praktek sering terjadi pengusaha diperalat oleh orang kaya
justru untuk menindas orang miskin sekaligus melindungi orang kaya.
Orang kaya akan menjadi pilar masyarakat apabila mereka memiliki sifat
murah hati. Mereka berpikir positif terhadap lapisan orang miskin
sehingga dengan segala cara melakukan usaha bagaimana meningkatkan
kesejahteraan orang iskin. Harus diakui bahwa orang kaya biasanya lebi
kreatif dibanding orang miskin. Orang kaya yang murah hati biasanya
dicintai dan dibela oleh orang miskin dan ini memberi kontribusi yang
sangat besar pada stabilitas sosial karena kecemburuan sosial justru
sangat rentan terhadap munculnya perilaku anarkis orang miskin
terrhadap orang kaya.
e. Doa orang miskin. Doa orang miskin mempunyai peran yang signifikan
dalam membangun rasa ketentraman di masyarakat. Orang miskin yang
sabar pada umumnya di dalam jiwanya penuh dengan rasa kasih sayang
yang oleh karena itu sangat terdorong untuk berdoa, baik untuk dirinya
maupun orang lain. Sementara orang miskin yang merasa teraniaya pada
umumnya dipenuhi rasa marah dan dendam yang musah sekali
diprovokasi untuk melakukan tibadak anarkis.
f. Disiplin para pekerja. Setiap program pekerjaan dan usaha pasti ada
elemen pekerja atau buruh dan mereka adalah bagian dari produksi yang
berhak menerima upah. Tanpa pekerja, pabrik tidak akan jalan dan tanpa
pegawai, pemerintah pun tidak akan jalan pula. Jadi pekerja adalah
bagian dari produksi yang jua sangat menentukan tingkat produktivitas.
Sebuah lembaga.
G. Fungsi dan Tujuan Menciptakan Masyarakat Berkarakter
a. Fungsi Pembentukan dan Pengembangan Potensi
c. Fungsi Penyaring
Memilah budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat. Ketiga
fungsi tersebut dilakukan melalui :
A. Kesimpulan
Masyarakat berkarakter adalah masyarakat yang mampu
mensinkronkan antara pengetahuan yang sudah di dapt anak dari lingkungan
keluarga dan sekolah sehingga pengetahuannya dapat di terapkan dalam
menangani permasalahan yang ada dalam masyarakatnya. Masyarakat
berkarakter bukan berarti masyarakat yang kaya dan mampu memberikan
segala fasilitas pendidikan yang memadai namun juga masyarakat yang mampu
memberikan motivasi kepada sekitarnya untuk menyadarkan bagaimana
pentingnya pendidikan dalam upaya mmanusiakan manusia. Masyarakat
berkarakter bukan pula masyarakat yang memiliki gelar pendidikan yang
banyak.
c. Fungsi Penyaring
B. Saran
Sebagai masyarakat, hendaklah kita menanamkan nilai-niali karakter
baik pada diri kita sendiri, agar tercipatanya masyarakat berkarakter. Karena
membangun masyarakat berkarakter dapat dimulai dari diri sendiri, keluarga,
sekolah, kemudian masyarakat. Untuk para pendidik maupun calon pendidik,
hendaknya mengajarkan 18 nilai karakter baik kepada anaks ejak dini sehingga
saat menjelang dewasa, anak sudah dapat merealisasikan 18 nilai karakter
tersebut .
DAFTAR PUSTAKA