BAB I-III Skripsi Makalah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shalat merupakan kewajiban utama bagi seorang muslim. Kedudukan
sholat sebagai ibadah wajib terdapat dalam nash (Al-Qur’an dan Hadist).
Selain itu Al-Qur’an juga menyebutkan bahwa shalat ialah kewajiban yang
pelaksanaannya dibagi ke dalam beberapa wantu yang ditentukan. 1 Shalat
adalah ibadah yang tak bisa ditinggalkan. Dalam mengerjakan shalat lima
waktu, kaum muslimin sepakat bahwa shalat lima waktu harus dikerjakan
pada waktunya dan sesuai dengan pembagian waktu-waktunya.
Terlepas dari pergantian waktu shalat satu dengan waktu shalat
selanjutnya, ulama berselisih pendapat mengenai kapan dimulainya atau
dilaksanakannya shalat lima waktu tersebut. Meskipun secara kasat mata
dalam persoalan penentuan waktu shalat tidak nampak adanya suatu persoalan
yang sangat besar, tetapi bagaimana jika perbedaan tersebut telah melebihi 4
menit atau 5 menit. Tentu itu akan jadi persoalan kita, semisalnya yang mana
seharusnya waktu tersebut sudah memasuki waktu shalat maghrib, tetapi
masih ada yang masih melaksanakan shalatg ashar. Pada dasarnya dalam
mengetahui waktu seperti waktu terbitnya matahari, waktu tergelincirnya
matahari, waktu terbenamnya matahari, da lain sebagainya itu merupakan
suatu hal yang tidak ada dasarr hukum yang pasti, namun apabila dikaitkan
dengan ibadah seperti shalat maka hukumnya menjadi wajib. Jadi sebelum
mengerjakan shalat, kaum muslimin diwajibkan untuk menentukan dan
mengetahui awal waktu shalat terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan
pelaksanaan ibadah tersebut tidak akan dapat terlaksana dengan benar dan
sempurna manakala tidak mengetahui waktu pelaksanaanya.2

1
Ismail, “Metode Penentuan Awal Waktu Sholat dalam Perspektif Ilmu Falak” Jurnal Ilmiah Islam
Futura, Vol.14, No.2, (2015), h.219
2
Musyaiyadah, “Studi Analisis metode Penentuan Awal Waktu Shalat dengan Jam Istiwa’ dalam
Kitab Syawariq Al-Anwar”, (Skripsi Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang), h.57

1
Selain mengetahui waktu shalat, kita juga harus mengetahui rukun, syarat
shalat, hukum serta tata caranya. Penyusun berharap dalam penelitian ini dapat
memberikan sumbangsih pengetahuan dalam bidang fikih.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di uraikan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa saja rukun shalat ?
2. Apa saja syarat sah shalat ?
3. Bagaimana menetapkan waktu shalat lima waktu ?
4. Apa hukum sholat lima waktu ?
5. Bagaimana tata cara shalat lima waktu ?

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui rukun dan syarat shalat
2. Mengetahui syarat sah shalat
3. Mengetahui penetapan waktu shalat fardhu
4. Mengetahui hukum sholat lima waktu
5. Mengetahui tata cara shalat lima waktu

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Rukun shalat
Shalat mempunyai rukun-rukun harus dilakukan sesuai dengan aturan dan
ketentuannya, sehingga apabila tertinggal salah satu darinya maka hakikat
shalat tersebut tidak mungkin tercapai dan shalat itu pun dianggap tidak sah
menurut syara’. Rukun shalat diantaranya adalah :
1. Berdiri
Saat menjalankan shalat, rukun pertama yang harus kita penuhi yaitu
berdiri. Di rukun ini ada pengecualian untuk orang-orang yang sudah tidak
mampu berdiri, mereka dapat shalat dengan duduk atau berbaring.
2. Niat
Niat dapat dibaca dengan lisan yang mencakup nama shalat yang
dikerjakan, jumlah rakaat dan pelaksanaannya karena Allah SWT. yang wajib
ialah niat di dalam hati.
3. Takbiratul ihram
Takbiratul ihram adalah bacaan takbir “Allahu Akbar” saat mengawali
shalat.
4. Membaca surah Al-Fatihah
Shalat Al-Fatihah wajib dibaca pada setiap rakaat.
5. Rukuk dan tuma’ninah
Rukuk adalah gerakan membungkukkan badan dengan kedua tangan
memegang lutut yang dilakukan dengan tidak tergesa-gesa. Badan dan kepala
yang membungkuk dengan posisi datar sehingga membentuk sudut 90 derajat.
Posisi ini harus diam sejenak.
6. I’tidal dan tuma’ninah
Badan ditegakkan untuk beri’tidal dengan tuma’ninah atau diam sejenak.

3
7. Sujud dengan tuma’ninah
Selanjutnya sujud dengan tuma’ninah. Sujud dilakukan dua kali yang
dihubungkan dengan duduk di antara dua sujud.
8. Duduk di antara dua sujud
Setelah sujud pertama di setiap rakaat duduk di antara dua sujud dengan
tuma’ninah. Setelah itu lakukan sujud yang kedua dengan tuma’ninah.
9. Duduk tasyahud akhir
Di rakaat terakhir shalat, setiap orang harus melakukan duduk tasyahud
akhir sebelum salam.
10. Membaca tasyahud akhir
Wajib membaca bacaan tasyahud akhir, saat gerakan rakaat terakhir shalat.
11. Membaca shalawat nabi
Wajib membaca shalawat yang dikirimkan kepada Nabi Muhammad dan
Nabi Ibrahim serta keluarganya.
12. Salam
Baca salam dengan menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri.
13. Tertib
Rukun terakhir ini berarti melakukan shalat atau semua rukun shalat
dengan beraturan.

B. Syarat sah shalat


Syarat sah shalat ini merupakan hal-hal yang harus dipenuhi oleh
seseorang sebelum melaksanakan ibadahnya. Jika salah satu dari hal-hal yang
termasuk syarat sah shalat tidak terpenuhi maka shalatnya batal. Syarat dan
rukun harus terpenuhi agar shalatnya sah. Rukun harus terpenuhi agar
shalatnya sah. Rukun merupakan bagian dari shalat seperti rukuk. Sedangkan
syarat sah bukan bagian dari shalat, tetapi hal-hal di luar shalat yang harus
dipenuhi sebelum pelaksanaan shalat.
Syarat sah shalat ada lima, yaitu :
1. Thaharah/suci badan dari hadas dan najis
2. Menutup aurat dengan pakaian yang suci

4
3. Melaksanakan shalat di tempat suci
4. Mengetahui masuknya waktu shalat
5. Menghadap kiblat

C. Waktu shalat
1. Waktu Shalat Dzuhur
Ibn Rusyd dalam kitab Bidayat Al Mujtahid menyebutkan para ulama
mahzab sepakat bahwa waktu dzuhur adalah sejak zawal asy syams atau saat
tergelincir matahari (mulai condong ke arah barat saat waktu tengah hari).
Dalil akan kesepakatan ini adalah merujuk pada firman Allah SWT. pada QS.
Al isra ayat 78.

Artinya : “Laksanakanlah shalat sejak matahari tergelincir sampai


gelapnya malam dan (laksanakan pula shalat) subuh. Sungguh saat shalat
subuh itu disaksikan oleh malaikat.
Ulama Malikiyah, Syafi’iyah, Abu Tsaur dan Dawud Az Zahiri
mengatakan bahwa akhir waktu dzuhur adalah apabila bayangan suatu benda
sama panjangnya dengan benda tersebut. Jika sebuah tongkat panjangnya
30cm, maka panjang bayangannya adalah 30cm pula.
2. Waktu Shalat Ashar
Para ulama mazhab Syafi’I, Maliki, Dawud Az Zahiri dan mayoritas
fukaha bersepakat bahwa awal waktu ashar adalah ketika akhir waktu dzuhur.
3. Waktu Shalat Maghrib
Pendapat dalam qaul qadim mazhab syafi’i juga disepakati oleh mahzab Abu
Hanifah, Ahmad, Abu Tsaur dan Dawud Az Zahiri mengatakan bahwa waktu
maghrib itu sejak terbenam matahari hingga hilang awan merah atau syafaq.

5
4. Waktu Shalat Isya
Ulama mahzab sepakat bahwa awal waktu isya adalah ketika hilangnya
asy syafaq atau awan. Akhir waktu isya adalah di sepertiga malam.
5. Waktu Shalat Subuh
Waktu subuh dimulai ketika terbitnya fajar sadiq sampai terbitnya matahari
secara jelas. Fajar terdiri dari dua, yaitu fajar kadzib adalah cahaya agak
terang yang memanjang dan mengarah ke atas di tengah langit pada saat dini
hari menjelang pagi. Fajar ini berbentuk cahaya putih dan munculnya tidak
merata di ufuk timur, artinya ada sisi ufuk yang tidak terkena cahaya. Setelah
munculnya fajar kadzib, langit menjadi gelap kembali. Ke dua ada Fajar
shadiq adalah fajar yang berbentuk cahaya putih agak terang dan menyebar di
ufuk timur. Munculnya fajar ini beberapa saat sebelum matahari terbit. Inilah
yang menjadi awal masuk subuh. Akhir waktu subuh adalah saat al isfar atau
cahaya siang mulai muncul. Artinya waktu langit mulai terang dan jelas.
Waktu yang paling utama dalam menjalankan shalat subuh adalah di awal
waktu bukan saat al isfar.

D. Hukum shalat
Hukum shalat lima waktu hukumnya wajib bagi umat muslim. Syarat
wajib shalat ialah wanita dan pria yang dewasa atau sudah baligh, berakal,
bersuci dan melaksanakan shalat pada waktunya.

E. Tata cara shalat


Berikut kami jabarkan tata cara shalat :
1. Takbiratul ihram.
Takbiratul ihram yaitu membaca Allahu Akbar saat memulai shalat dengan
takbiratul ihram berarti umat islam sudah benar-benar masuk dalam shalat.
Cara melakukan takbiratul ihram adalah dengan mengangkat dua tangan
sejajar dengan telingan dan mengucapkan “Allahu Akbar”. Bersamaan dengan
takbiratul ihram, bacalah niat shalatnya.

6
Adapun niat-niat shalat sebagai berikut :

2. Membaca doa iftitah


Usai mengucapkan takbir pertama, maka lipat tangan di dada tepatnya pada
area yang mendekati hati. Selanjutnya membaca doa iftitah.

3. Membaca surah Al-Fatihah


Membaca surah Al-fatihah ini hukumnya wajib pada setiap rakaat shalat.

7
4. Membaca surah pendek
Ketika selesai membaca surah Al-Fatihah, maka dilanjutkan dengan
membaca surah pendek. Surah pendek ini dibaca pada dua rakaat pertama.
Membaca surah pendek hukumnya adalah sunah.
5. Rukuk dan itidal
Setelah membaca surah Al-Fatihah dan surah pendek, dilanjutkan dengan
gerakan shalat berikutnya yakni rukuk. Ketika rukuk membaca :

6. Sujud dan duduk di antara dua sujud


Setelah itidal, yakni sujud. Sujud adalah posisi yang dilakukan dengan
meletakkan kedua telapak tangan dan menempelkan dahi serta hidung pada
sajadah. Ketika sujud membaca :

7. Tasyahud awal
Gerakan tasyahud awal dilakukan saat rakaat kedua pada shalat dzuhur,
ashar, maghrib dan isya. Adapun bacaannya sebagai berikut :

8
8. Tasyahud akhir
Sebelum mengucapkan salam, harus melakukan tasyahud akhir dengan
membaca :

9. Salam
Tata cara shalat yang terakhir adalah mengucapkan salam dengan menoleh ke
kanan dan ke kiri. Adapun bacaannya sebagai berikut :

9
BAB III
PENUTUP

Shalat merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh tiap-tiap manusia


yang sudah berikrar tunduk kepada Allah SWT. Allah akan memberikan
keberuntungan kepada orang mukmin salah satunya jika khusyuk dalam
shalatnya.

10

Anda mungkin juga menyukai