KITAB YEREMIA (Kelompo II)
KITAB YEREMIA (Kelompo II)
KITAB YEREMIA (Kelompo II)
OLEH
KELOMPOK II
BEDIELI BU’ULOLO
JERNIH SAH PUTRI DOHONA
YOSI GRACE SIMANJUNTAK
HOTMA ROSNIDAR NDRURU
A. Latar Belakang
Pelayanan Yeremia sebagai nabi diarahkan kepada kerajaan selatan Yehuda, sepanjang 40
tahun terakhir dari sejarahnya (626-586 SM). Ia masih hidup untuk menyaksikan serbuan Babel
ke Yehuda yang berakhir dengan kebinasaan Yerusalem dan Bait Suci. Karena tugas Yeremia
ialah bernubuat kepada bangsa itu selama tahun-tahun akhir dari kemunduran dan kejatuhannya,
dapatlah dimengerti bahwa, kitabnya penuh dengan kesuraman dan firasat buruk.
Yeremia, putra seorang imam, lahir dan dibesarkan di Anatot, desa para imam (6 km di
timur laut dari Yerusalem) selama pemerintahan Raja Manasye yang jahat. Yeremia memulai
pelayanan sebagai nabi pada tahun ke-13 pemerintahan Raja Yosia yang baik, dan ia ikut
mendukung gerakan pembaharuan Yosia. Akan tetapi, ia segera menyadari bahwa gerakan itu
tidak menghasilkan perubahan yang sungguh-sungguh dalam hati bangsa itu; Yeremia
mengingatkan bahwa jika tidak ada pertobatan nasional sejati, maka hukuman dan pemusnahan
akan datang dengan tiba-tiba.
Pada tahun 612 SM, Asyur dikalahkan oleh suatu koalisi Babel. Sekitar empat tahun
setelah kematian Raja Yosia, Mesir dikalahkan oleh Babel pada pertempuran di Karkemis (605
SM; lih. Yer 46:2). Pada tahun yang sama pasukan Babel di bawah pimpinan Nebukadnezar
menyerang Palestina, merebut Yerusalem dan membawa sebagian pemuda pilihan dari
Yerusalem ke Babel, di antara mereka terdapat Daniel dan ketiga sahabatnya. Penyerbuan kedua
ke Yerusalem terjadi tahun 597 SM; ketika itu dibawa 10.000 orang tawanan ke Babel, di
antaranya terdapat Yehezkiel. Selama ini nubuat Yeremia yang memperingatkan tentang
hukuman Allah yang mendatang tidak diperhatikan. Kehancuran terakhir menimpa Yerusalem,
Bait Suci, dan seluruh kerajaan Yehuda dalam tahun 586 SM.
Kitab nubuat ini menunjukkan bahwa Yeremia, sering kali disebut "nabi peratap,"
merupakan seorang yang membawa amanat keras namun berhati lembut dan hancur (mis. Yer
8:21--9:1). Sifatnya yang lembut itu menjadikan penderitaannya makin mendalam ketika firman
nubuat Allah ditolak dengan angkuh oleh kerabat dan sahabat, imam dan raja, dan sebagian besar
bangsa Yehuda. Walaupun sepi dan ditolak seumur hidupnya, Yeremia termasuk nabi yang paling
tegas dan berani. Kendatipun berhadapan dengan perlawanan yang berat, dengan setia ia
melaksanakan panggilannya sebagai nabi untuk memperingatkan sesama warga Yehuda bahwa
hukuman Allah makin dekat. Ketika merangkum kehidupan Yeremia, seorang penulis
mengatakan: "Tidak pernah manusia fana memperoleh beban yang begitu meremukkan.
Sepanjang sejarah bangsa Yahudi tidak pernah ada teladan kesungguhan yang begitu mendalam,
penderitaan tak henti-hentinya, pemberitaan amanat Allah tanpa takut, dan syafaat tanpa kenal
lelah dari seorang nabi seperti halnya Yeremia. Tetapi tragedi kehidupannya ialah: bahwa ia
berkhotbah kepada telinga yang tuli dan menuai hanya kebencian sebagai balasan kasihnya
kepada orang-orang senegerinya" (Farley).
D. Ciri-Ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai kitab Yeremia:
1. Kitab ini menjadi kitab terpanjang kedua dalam Alkitab, berisi lebih banyak kata (bukan
pasal) daripada kitab lainnya selain Mazmur.
2. Kehidupan dan pergumulan pribadi Yeremia selaku nabi diungkapkan dengan lebih
mendalam dan terinci dibandingkan nabi PL lainnya.
3. Kitab ini sarat dengan kesedihan, sakit hati, dan ratapan dari "nabi peratap" itu karena
pemberontakan Yehuda. Kendatipun berita Yeremia itu keras, ia menderita kesedihan dan
hancur hati yang mendalam karena umat Allah; namun kesetiaannya adalah terutama kepada
Allah, dan ia merasa kesedihan yang paling dalam karena hati Allah terluka.
4. Salah satu kata kunci ialah "murtad," (dipergunakan 8 kali) dan "tidak setia" (dipakai 9 kali),
dan tema yang muncul terus ialah hukuman Allah yang tidak terelakkan lagi atas
pemberontakan dan kemurtadan.
5. Satu-satunya penyataan teologis yang terbesar di kitab ini ialah konsep "perjanjian baru"
yang akan ditetapkan Allah dengan umat-Nya yang setia pada saat pemulihan kelak (Yer.
31:31-34).
6. Syairnya mengesankan dan penuh perasaan seperti syair Alkitab lainnya, dengan kelimpahan
metafora, ungkapan-ungkapan yang hidup dan bagian-bagian patut diingat.
7. Rujukan terhadap Babel di dalam nubuat Yeremia (164) lebih banyak daripada di semua
bagian lain di Alkitab.
1
Robert M. Paterson , Tafsiran Alkitab - Kitab Yeremia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 1
2
J.A. Thompson Thompson. The Book Of Jeremiah (Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing Company, 1980), 14-15.
Perkataan Tuhan yang diterima oleh Yeremia membuktikan dia sebagai nabi (Yer.
1:4,7,8,11,13; 2:1-4). Kenabian adalah perpaduan unsur-unsur kenabian terdahulu yang dibawa
oleh leluhur Isarel dan unsur-unsur kenabian Kanaan dipadukan dengan unsur baru dari
Yahwisme. Pengulangan perkataan Tuhan kepada Yeremia (Yer. 1 dan Yer. 2:1-4) menjelaskan
pekerjaan Yeremia sebagai nabi yang diutus oleh Tuhan, bekerja untuk menyampaikan suara
kenabian. Menurut Dorothy Marx, dari antara para nabi orang Israel, hanya Yeremia yang dipilih
Tuhan sejak ia dalam kandungan ibunya. Namanya berarti Tuhan adalah tinggi, luhur. 3 Sebelum
Yeremia lahir, Tuhan sudah menetapkan bahwa dia akan menjadi nabi. Sebagaimana Tuhan
memiliki rencana hidup bagi nabi Yeremia demikian juga Tuhan memiliki rencana bagi semua
orang.
Pemilihan Tuhan terhadap Yeremia karena Tuhan mengenal Yeremia walaupun dia
masih dalam kandungan. Tuhan mengenal seseorang berarti Tuhan mengenal orang itu dan
menentukan nasibnya (Amos 3:2; Rom. 8:29). Nabi berarti juga pelihat (1 Sam 9:9). Yeremia
adalah nabi yang dipanggil Tuhan khusus untuk zaman demikian. Yeremia adalah nabi yang
paling tepat dan dikhususkan justru bagi tugas yang berat tetapi penting. Nabi Yeremia dilahirkan
di Anatot, beberapa mil sebelah utara Yerusalem. Dia berasal dari keluarga imam (1:1) tetapi dia
tidak bertugas sebagai Imam. Yeremia dipanggil untuk tugas kenabian, ketika dia masih muda
pada tahun 627 sM (Yer. 1:2).
Teologi Kitab
Banyak ahli PL yang merangkum teologi kitab Yeremia berdasarkan pesan yang
disampaikan oleh Yeremia, situasi sosial, politik dan ekonomi yang terjadi pada masa itu. Walter
Brueggemann menuliskan teologi kitab Yeremia berdasarkan studi kritis kitab
tersebut.Brueggemann memaparkan bahwa TUHAN adalah TUHAN yang berdaulat. Kedaulatan
TUHAN dinyatakan lewat nubuat yang disampaikan oleh nabi Yeremia. TUHAN berdaulat
dalam pemanggilan nabi. Kedaulatan TUHAN juga dinyatakan lewat hukuman, penghakiman
atas kesalahan bangsa Yehuda, sehingga mereka dibuang ke Babel. Dalam kedaulatan itu juga
dapat dilihat sebagai janji TUHAN yang telah diikat kepada bangsa Yehuda bahwa mereka akan
kembali dari pembuangan Babel. Ada pengharapan di balik hukuman. Walter Brueggemann
3
3 Dorothy Marx, Penjelasan Singkat Tentang Kitab Yeremia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1971), 14.
mengatakan adanya harapan mengenai kerajaan keturunan Daud akan dipulihkan (Yer. 30:21). Di
mana TUHAN akan menyelamatkan umatNya, yakni sisa-sisa Isarel (Yer. 31:7).17 Ada tiga
teologi yang dapat kita rangkum dan ditekankan dalam kitab Yeremia, yaitu;
(3) penderitaan nabi adalah penderitaan TUHAN. TUHAN yang Universal. TUHAN adalah
TUHAN semua bangsa. Bangsa Israel sebagai umat pilihan TUHAN secara eksklusif, namun
TUHAN tidak
KESIMPULAN
Kitab Yeremia mengajarkan bahwa di dalam melayani dan menjadi hamba Allah kita
tidak terlepas dari penderitaan dan aniaya. Panggilan Yeremia mengajarkan bahwa Allah mau
memanggil seseorang untuk menjadi hamba-Nya dengan sepenuh waktu. Kitab Yeremia
mengajarkan bahwa Allah sangat membenci ketidaktaatan anak-anak-Nya, tetapi Ia mengampuni
anak-anak-Nya yang mau bertobat dari kesalahannya.