LP KDS
LP KDS
LP KDS
BAB II TINJAUAN
TEORI
dan sangat singkat atau sementara yang dapat disebabkan oleh aktivitas
otak yang abnormal serta adanya pelepasan listrik serebral yang sangat
Kejang Demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
sering dijumpai pada anak terutama pada golongan anak berumur 6 bulan
kejang yang berlangsung kurang dari 15 menit, kejang berisfat umum dan
fokal atau parsial, berlangsung lebih dari 15 menit dan berulang dalam 24
7
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
8
b. Faktor genetika
c. Penyakit Infeksi
d. Demam
e. Gangguan metabolisme
f. Trauma
g. Gangguan sirkulasi
2) Kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum di dahului
kejang parsial
Tanda dan gejala dari kejang demam menurut Wulandari dan Erawati
(2016) yaitu :
c. Kejang timbul dalam 24 jam setelah naiknya suhu badan akibat infeksi
sebagainya
(Markam, 2009)
Pada seorang anak berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari
seluruh tubuh dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%. Oleh
membrane sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi disfusi dari
ion kalium maupun ion natrium melalui membrane tersebut dengan akibat
terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya
Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung tinggi
kenaikan suhu tertentu. Pada anak dengan ambang kejang yang rendah,
kejang telah terjadi pada suhu 38ºC sedang anak dengan ambang kejang
yang tinggi kejang baru terjadi bila suhu mencapai 40ºC atau lebih. Maka
umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa. Akan tetapi
jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh semakin meningkat yang
Hipertemia Ansietas
Kejang
Reflek Kesadaran
Menurun
Kurang dari 15 Menit Lebih dari 15 Menit
(KDS) (KDK)
Resiko Aspirasi
a. Kerusakan Neurotransmitter
pada neuron.
b. Epilepsi
kelainan di otak yang lebih banyak terjadi pada anak baru berumur 4
bulan - 5 tahun.
a. Pemeriksaan Laboratorium
misalnya darah perifer, elektrolit, dan gula darah (level II-2 dan level
3) Anak umur >18 bulan tidak rutin. Bila yakin bukan meningitis
c. Elektroensefalografi
misalnya kejang demam kompleks pada anak usia lebih dari 6 tahun
demam yaitu :
tidak dianjurkan untuk dilakukan pada kejang demam yang baru terjadi
dilakukan jika tampak tanda peradangan selaput otak, atau ada riwayat
dan MRI kepala. Pemeriksaan ini tidak dianjurkan pada kejang demam
a. Penatalaksanaan medis
1) Bila pasien datang dalam keadaan kejang, obat pilihan utama yaitu
b. Penatalaksanaan keperawatan
1. Definisi
perbuhan, atau pola disfungsi manusia, tetapi lebih sebagai suatu etiologi
atau pola disfungsi manusia, tetapi lebih sebagai suatu etiologi atau
hasil tahu seseorang terhadap suatu objek melalui panca indra yang
2. Penyebab
a. Keteratasan kognitif
Subjektif
Objektif
Subjektif
(Tidak tersedia)
Objektif
2. Penyakit akut
3. Penyakit kronis
1. Pengkajian
a. Anamnesa
1) Identitas Pasien
perhatian adalah nama lengkap pasien, jenis kelamin, dan usia dari
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
kesadaran.
dialami anak.
seperti inflenza
b. Pemeriksaan fisik
2) TTV
O
Suhu : >38 C
3) Berat badan
4) Kepala
Kepala tampak simetri, dan tidak ada kelainan yang tampak pada
kepala
5) Mata
anemis
7) Telinga
9) Leher
10) Dada
Thoraks
bantu pernapasan
11) Jantung
jantung
12) Abdomen
2. Diagnosa Keperawatan
sumber informasi
kejang.
3. Intervensi keperawatan
mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (Tim pokja SIKI DPP PPNI,
2018)
observasi, terapeutik, edukasi, dan kolaborasi (Tim pokja SIKI DPP PPNI,
2018)
otot tubuh berkontraksi secara kejang membaik -monitor tanda tanda vital
tidak terkendali dengan kriteria hasil:
1.anak sudah tidak Terapeutik :
kejang -baringkan pasien agar
2. kejang sudah dapat tidak terjatuh
terkontrol -longgarkan
3. Suhu tubuh normal pakaian,terutama bagian
4. Tanda-tanda vital leher
kembali normal -jauhkan benda benda
berbahaya terutama
benda tajam
-catat durasi kejang
Edukasi :
-anjurkan keluarga
menghindari
memasukkan apapun ke
dalam mulut saat periode
kejang
-anjurkan keluarga tidak
mengggunakan kekerasan
untuk menahan gerakan
pasien
Kolaborasi:
-kolaborasi pemberian
antikonvulsan
4. Resiko cedera b.d gerakan Setelah dilakukan Observasi :
tindakan keperawatan -monitor tanda tanda vital
tonik/klonik adanya kejang. diharapkan kejadian
cedera menurun Terapeutik :
Definisi : berisiko mengalami dengan kriteria hasil: -baringkan pasien agar
-klien bebas dari tidak terjatuh
bahaya atau kerusakan fisik yang cedera -berikan alas empuk
- Mampu mengenali dibawah kepala,
menyebabkan seseorang tidak lagi perubahan status -jauhkan benda benda
kesehatan berbahaya terutama
sepenuhnya sehat atau dalam - Mampu benda tajam
menggunakan
kondisi baik. fasilitas kesehatan Edukasi :
yang ada -Anjurkan keluarga
- Keluarga pasien pertolongan pertama pada
mampu kejang
menjelaskan cara /
metode untuk Kolaborasi :
mencegah cedera -Kolaborasi pemberian
antikonvulsan
5. Resiko defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan Observasi :
tindakan keperawatan -identifikasi alergi dan
ketidakmampuan menelan resiko defisit nutrisi intoleransi makanan
diharapkan membaik -identifikasi makanan
makanan. Dengan kriteria hasil : yang disukai
-nafsu makan -monitor asupan makanan
Definisi : berisiko mengalami membaik -monitor berat badan
-membran mukosa
Edukasi :
-ajurkan posisi duduk
Kolaborasi :
-kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan( mis,pereda
nyeri,antiemetik) jika
perlu
4. Implementasi
5. Evaluasi
keperawatan dengan norma atau kriteria tujuan yang sudah dibuat. Tujuan