1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Juring (Journal for Research in Mathematics Learning)

p-ISSN: 2621-7430 |e-ISSN: 2621-7422


Vol. 4, No. 3, September 2021, 225-234

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Kooperatif Tipe


Think Pair Share untuk Materi Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel
Abdul Latif1*, Elfis Suanto2, Titi Solfitri3
1,2,3
Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Riau
e-mail: *[email protected]

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengemabngkan perangkat pembelajaran untuk materi
SPLDV. Perangkat pembelajaran yang dimaksud adalah silabus, RPP dan lembar kerja peserta
didik (LKPD) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS). Perangkat
pembelajaran dikembangkan menggunakan model 4-D. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah lembar validasi perangkat pembelajaran dan angket respon peserta didik. Perangkat
pembelajaran divalidasi oleh tiga orang validator. Uji coba terbatas dilakukan terhadap 8 orang
peserta didik kelas VIII MTs Nurul Mukhsinin Rupat Kabupaten Bengkalis. Berdasarkan hasil
analisis data dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran matematika ini dikategorikan valid
dan praktisPenelitian ini terbatas pada uji kevalidan dan kepraktisan produk, oleh sebab itu perlu
pengujian lebih lanjut untuk melihat keefektivan penggunaan perangkat pembelajaran model
kooperatif tipe TPS ini.

Kata kunci: LKPD, model pembelajaran kooperatif, think pair share, sistem persamaan linier dua
variabel

PENDAHULUAN
Pendidikan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Indonesia menempatkan variabel
pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan
negara (Fatahillah, Wati, & Susanto, 2017). Dari hal tersebut maka perrlu adanya peningkatan
pendidikan. Mengembangkan kualitas pendidikan dapat dilihat dari pembelajaran yang diterapkan
dalam proses belajar mengajar dalam kelas. Salah satu pembelajaran di kelas yang memberi
pengaruh besar dalam pengembangan kualitas pendidikan adalah pembelajaran matematika.
Matematika merupakan bagian ilmu yang memiliki peranan sangat penting dalam
kehidupan manusia, seperti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),
perdagangan, industeri dan lain sebagainya (Fatmasuci, 2017).Diperlukan pengetahuan
matematika dalam berbagai bentuk bagi manusia sesuai dengan kebutuhannya. Peran penting
matematika di kehidupan ini menyebabkan matematika perlu diajarkan di setiap jenjang
pendidikan.
Salah satu materi matematika yang dipelajari di sekolah adalah sistem persamaan linier dua
variabel (SPLDV). Materi SPLDV sangat erat kaitannya dengan permasalahan sehari-hari. Sistem
persamaan linear dua variabel merupakan pembelajaran yang wajib dipelajari dan dimengerti
peserta didik sehingga peserta didik dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel yang dipelajari di kelas VIII SMP/MTs (Zulfah, 2017). Akan
tetapi, peserta didik sering mengalami kesalahan dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan,
salah satu kesalahan peserta didik adalah salah dalam membuat model matematika dari soal cerita
yang disajikan. Manibuy, Mardiyana, & Saputro (2014) yang menyatakan bahwa peserta didik
mengalami kesulitan dalam proses penyelesaian soal dengan mengubah kata-kata tertulis ke dalam
model matematika. Hal ini juga diungkapkan oleh Rahardjo & Waluyati (2011)) bahwa kesalahan
yang dilakukan peserta didik dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan soal cerita

Juring (Journal for Research in Mathematics Learning), Vol. 4, No. 3, September 2021, 225-234 | 225
Abdul Latif1, Elfis Suanto2, Titi Solfitri3

adalah kesalahan pemahaman soal, kesalahan dalam pembuatan model matematika, kesalahan
melakukan penghitungan dan kesalahan menginterpretasikan jawaban kalimat matematika.
Berdasarkan penelitian Puspitasari, Yusmin, & Nursangaji (2015) peserta didik menghadapi
kesulitan ketika menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV. Kesulitan yang dihadapi adalah
kesulitan menentukan variabel, mengubah soal cerita menjadi simbol/model matematika,
kesulitan menggunakan metode penyelesaian SPLDV, peserta didik kurang memahami konsep
aljabar, peserta didik kesulitan dalam menentukan variabel. Hi.Idris, Hamid, & Ardiana (2015)
juga melaksanakan penelitian yang sama, hasil penelitian Idris menyatakan bahwa peserta didik
kesulitan dalam mengerjakan soal penerapan pada SPLDV. Kesulitan yang dialami peserta didik
ditandai dengan adanya kesalahan dalam menjawab soal yang berkaitan dengan SPLDV. Adapun
kesalahan yang dimaksud adalah diantaranya adalah (1) Kesalahan dalam menempatkan lambang-
lambang yang membentuk SPLDV; (2) Kesalahan dalam merumuskan model matematika yang
berkaitan dengan SPLDV; (3) Kesalahan kesalahan dalam menggunakan sifat-sifat penambahan
dan perkalian pada persamaan dan (4) Kesalahan dalam melakukan operasi pada bilangan.
Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) merupakan bagian dari materi
aljabar pada mata pelajaran matematika kelas VIII di semester ganjil yang harus dikuasai oleh
peserta didik. SPLDV merupakan salah satu materi berkelanjutan yang akan dipelajari pada
tingkat selanjutnya. Sayangnya, hasil belajar siswa materi SPLDV masih rendah. Menurut hasil
statistik, selama 3 tahun berturut- turut hasil UN MTs Nurul Mukhsinin Bengkalis menunjukkan
bahwa persentase daya serap peserta didik tentang kemampuan menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan SPLDV masih rendah, dapat dilihat pada tabel berikut (Puspendik
Kemendikbud, 2019):
Tabel 1. Persentase Penguasaan Soal Matematika Materi SPLDV UN MTs Nurul Mukhsinin Rupat
Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau

Tahun Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat


Pelajaran Pendidikan Kabupaten Provinsi Nasional
2016/2017 24,00% 47,60% 46,81% 44,87%
2017/2018 10,71% 37,08% 38,79% 35,21%
2018/2019 21,05% 40,41% 35,75% 36,90%

Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya perangkat
pembelajaran yang digunakan guru. Berdasarkan studi dokumentasi yang peneliti lakukan,
diperoleh informasi bahwa perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru matematika kelas
VIII di MTs Nurul Mukhsinin belum sesuai dengan pembelajaran kurikulum 2013 yang diatur
dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. Silabus yang dibuat oleh guru tidak mencantumkan
penilaian dan sumber belajar. Tujuan pembelajaran pada RPP yang dirumuskan belum
berdasarkan A (Audience), B (Behavior), C (Condition), dan D (Degree). Materi pembelajaran belum
memuat objek matematika (fakta, konsep, prinsip dan prosedur), tidak mencantumkan IPK
keterampilan dan motivasi pada tahap pendahuluan. Padahal motivasi memiliki peran penting
dalam keberhasilan belajar peserta didik. Peserta didik yang mendapatkan motivasi memiliki
kemungkinan yang sangat besar untuk berhasil daripada peserta didik yang tidak diberi motivasi
(Karuniakhalida, Maimunah, & Murni, 2019). Pada langkah-langkah pembelajaran masih
menggambarkan proses pembelajaran yang berpusat pada guru dan tidak memperlihatkan
keaktifan peserta didik. Kemudian guru juga belum menggunakan LKPD dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, diketahui pula peserta didik masih kurang
berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Mereka kurang aktif bertanya tentang apa yang belum
mereka pahami, tidak mandiri dalam mengerjakan soal matematika. Dalam proses pembelajaran
banyak peserta didik yang kurang memahami dalam mengerjakan soal ketika belajar sendiri
dibanding belajar bersama kelompok. Peserta didik lebih senang belajar bersama teman
kelompoknya untuk saling bertukar pikiran.

226 | Juring (Journal for Research in Mathematics Learning), Vol. 4, No. 3, September 2021, 225-234
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Kooperatif Tipe Think Pair Share untuk Materi Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel

Peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa peserta didik kelas VIII MTs Nurul
Mukhsinin untuk mengetahui masalah atau kendala yang dialami peserta didik terkait
pembelajaran matematika. Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar peserta didik yang
diwawancarai menyatakan mengalami kesulitan saat memahami pembelajaran matematika
dikarenakan materi pada matematika bersifat abstrak dan tidak ada contoh konkret. Peserta didik
juga mengungkapkan materi matematika yang sulit mereka pahami berhubungan dengan materi
SPLDV. Selain itu ketika guru menjelaskan tidak semua peserta didik paham penjelasan dari guru,
namun peserta didik tersebut tidak berani untuk bertanya kepada guru. Mereka lebih suka
bertanya kepada temannya yang sudah paham. Ini berarti peserta didik lebih suka belajar dengan
tutor sebaya atau diskusi kelompok, sehingga dalam proses pembelajaran diperlukan model
pembelajaran yang dapat membuat peserta didik aktif dalam diskusi kelompok serta mampu
mengonstruksi pengetahuannya secara mandiri.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diidentifikasi masalah yang terjadi di MTs Nurul
Muslimin. Yaitu, bahwa hasil belajar materi SPLDV siswa tergolong rendah, peserta didik lebih
senang belajar berkelompok dan diskusi, perangkat pembelajaran matematika yang tersedia di
sekolah masih kurang lengkap dan belum sesuai dengan tuntutan standar proses yang dituang
pada Permendikbud No.22 Tahun 2016. Oleh sebab itu, diperlukan pengembangan perangkat
pembelajaran matematika yang sesuai kurikulum 2013 yang diharapkan dapat membantu siswa
memahami materi SPLDV melalui pembelajaran berkelompok dan diskusi. Penelitian yang
dilakukan Siregar, Risnawati, & Nurdin (2018) menunjukkan bahwa pembelajaran materi SPLDV
membutuhkan perangkat pembelajaran yang mengajak siswa berbagi ide dan gagasan melalui
diskusi. Anggraini, Testiana, & Wardani (2020) mengungkapkan bahwa pembelajaran SPLDV
sebaiknya dimulai dengan memberi masalah.
Model pembelajaran berkelompok dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif. Ada
berbagai tipe pembelejaran kooperatif, salah satunya think pair share (TPS). Pembelajaran TPS
dimulai dengan masalah yang diselesaikan secara berpasangan dan kemudian penyelesaiannya
didiskusikan bersama (Daulay, Asnawi, & Letisa, 2020). Model pembelajaran tipe TPS merupakan
model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi ide dan gagasan
(Abdi & Hasanuddin, 2018). Latifah & Luritawaty (2020) menyebutkan bahwa pembelelajaran
TPS dapat meningkatkan kemampuan matematis siswa. Oleh sebab, peneliti mengembangkan
perangkat pembelajaran model kooperatif tipe TPS untuk materi SPLDV.

METODE
Penelitian ini bermaksud untuk memnyesuaikan perangkat pembelajaran (silabus dan RPP) yang
telah disusun guru dengan kurikulum 2013 dan merancang lembar kerja peserta didik (LKPD)
berbasis model kooperatif tipe think pair share (TPS). Berdasarkan tujuan tersebut, maka penelitian
ini termasuk penelitian pengembangan. Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini
adalah model 4-D dengan empat tahapan yaitu define (pendefenisian), design (perancangan),
development (pengembangan) dan disseminate (penyebaran).
Disebabkan oleh masa pandemi covid 19, pembelajaran dilakukan dari rumah (BDR),
sehingga peneliti kesulitan untuk menguji efektivitas perangkat pembelajaran yang telah
dikembangkan. Jadi, penelitian ini terbatas pada uji validitas dan praktikalitas saja. Kevalidan
perangkat dinilai oleh validator ahli menggunakan angket validasi dan data kepraktisan LKPD
diperoleh melalui angket respon siswa. Siswa yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas
VIII MTs Nurul Mukhsinin berjumlah 8 orang yang dipilih secara acak.
Persentase kevalidan perangkat dihitung menggunakan rumus berikut (Noah & Ahmad,
2008):

Juring (Journal for Research in Mathematics Learning), Vol. 4, No. 3, September 2021, 225-234 | 227
Abdul Latif1, Elfis Suanto2, Titi Solfitri3

Keterangan:
Tingkat validitas : Validasi ahli terhadap produk, ditinjau dari setiap aspek
Jumlah skor : Total skor yang diperoleh dari validator
Skor maksimal : Total skor tertinggi yang mungkin diperoleh
Persentase kepraktisan LKPD dihitung menggunakan rumus berikut:

Keterangan:
TSa: Total skor empiris dari responden
TSh: Total skor maksimal yang diharapkan
Vp : Skor responden
Produk dianggap memiliki validitas dan praktikalitas yang baik jika persentase yang
diperoleh melebihi 80% (Nurdin, 2019). Produk yang tingkat validitas dan praktikalitas kurang
dari 80% akan dilakukan revisi dan kemudian kembali dilakukan validasi terhadap produk
tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Berdasarkan model pengembangan yang digunakan, penelitian ini dilakukan melalui 4 (empat)
tahapan. Tahap awal penelitian ini adalah tahap define dibagi menjadi 5 tahapan analisis terdiri dari
analisis awal-akhir, analisis peserta didik, analisis konsep, analisis tugas dan perumusan tujuan
pembelajaran. Hasil pada tahap pendefenisian disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2. Hasil pada Tahap Pendefenisian
No Tahapan Keterangan
1. Analisis Awal-Akhir Perangkat pembelajaran yang tersedia di sekolah masih belum sesuai dengan
Kurikulum 2013 dan peserta didik masih mengalami kesulitan pada materi
SPLDV yaitu belum mampu mengubah permasalahan dalam bentuk model
matematika dan kesalahan dalam melakukan operasi pada bilangan.
2. Analisis Peserta Didik Tahapan perkembangan peserta didik dalam memahami pembelajaran
matematika menggunakan teori belajar Jean Piaget dan menyesuaikan model
pembelajaran yang digunakan agar peserta didik dapat secara aktif
mengonstruksi pengetahuannya sendiri. Berdasarkan analisis karakteristik
peserta didik tersebut dipilih model kooperatif tipe think pair share.
3. Analisis Konsep Mengkaji konteks dan urutan penyajian materi SPLDV pada buku-buku
matematika.
4. Analisis Tugas Mengkaji Kompetensi Dasar (KD) yang akan dijabarkan menjadi Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK) pada materi SPLDV.
5. Perumusan Tujuan Mendeskripsikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan hasil analisis
Pembelajaran konsep dan analisis tugas. Tujuan pembelajaran dirumuskan melalui IPK dan
dijabarkan lebih spesifik dengan menggunakan kata kerja operasional.

Tahapan kedua ialah tahap design (perancangan). Kegiatan yang dilakukan pada tahap
perancangan adalah menentukan spesifikasi perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan.
Kemudian peneliti menyusun struktur materi, pengembangan awal perangkat pembelajaran,
menyiapkan instrumen validasi dan menentukan validator dengan kompentensi yang sesuai.
Perangkat pembelajaran terdiri atas silabus, RPP dan LKPD. Silabus berisi tentang apa yang harus
dicapai untuk menggapai tujuan pembelajaran dan dengan cara apa yang akan digunakan
(Faridah, 2018). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih (Rusman, 2017). Astuti & Sari (2017) menyatakan
bahwa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah alat yang membantu peserta didik bekerja

228 | Juring (Journal for Research in Mathematics Learning), Vol. 4, No. 3, September 2021, 225-234
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Kooperatif Tipe Think Pair Share untuk Materi Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel

secara individu dan kelompok yang berisi langkah-langkah untuk menuntun peserta didik
menemukan sesuatu secara sistematis dan beraturan.
Materi pembelajaran dibagi ke dalam lima kali pertemuan, sehingga RPP dan LKPD juga
disusun untuk lima pertemuan (satu RPP dan satu LKPD untuk masing-masing pertemuan).
Penyusunan dan sistematika silabus dan RPP dikembangkan berpedoman pada Permendikbud
Nomor 22 Tahun 2016 dan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014. LKPD yang dikembangkan
memuat pembelajaran menggunakan langkah-langkah model kooperatif tipe TPS. Desain cover,
tujuan pembelajaran dan contoh kegiatan pembelajaran pada LKPD dapat dilihat pada gambar
berikut:

Gambar 1. Desain Cover LKPD

Gambar 2. Desain Petunjuk Penggunaan LKPD

Juring (Journal for Research in Mathematics Learning), Vol. 4, No. 3, September 2021, 225-234 | 229
Abdul Latif1, Elfis Suanto2, Titi Solfitri3

Gambar 3. Desain Kegiatan Pembelajaran


Selanjutnya, pada tahap development perangkat pembelajaran yang telah siap pada kegiatan
pengembangan awal di tahap disain divalidasi oleh validator. Validasi dilakukan untuk menilai
kualitas produk yang dikembangkan dan untuk mengetahui perangkat pembelajaran yang
dikembangkan layak digunakan. Validasi perangkat pembelajaran dilakukan oleh dua orang dosen
Pendidikan Matematika sebagai validator ahli dan satu orang guru matematika SMP sebagai
validator praktisi. Evaluasi satu per satu dilakukan untuk melihat keterbacaan dan pemahaman
peserta didik terhadap LKPD yang telah dikembangkan. Evaluasi satu per satu dilakukan
terhadap tiga orang peserta didik yang terdiri dari satu orang peserta didik berkemampuan tinggi
dan dua orang peserta didik berkemampuan sedang. Hasil validasi perangkat pembelajaran
disajikan dalam tabe berikut:
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Perangkat Pembelajaran
Perangkat Pembelajaran Tampilan Konten Konstruk Bahasa Kriteria
Silabus Silabus 100% 94,44% 100% 93,33% Valid
RPP-1 100% 93,33% 95,19% 93,33% Valid
RPP-2 100% 90,72% 95,05% 93,33% Valid
RPP RPP-3 100% 92,46% 98,48% 93,33% Valid
RPP-4 100% 92,17% 100% 93,33% Valid
RPP-5 100% 94,49% 100% 93,33% Valid
LKPD-1 94,87% 93,33% 100% 93,33% Valid
LKPD-2 98,97% 95,71% 100% 99,05% Valid
LKPD LKPD-3 98,97% 99,05% 100% 99,05% Valid
LKPD-4 98,97% 98,57% 100% 99,05% Valid
LKPD-5 94,41% 99,05% 100% 100% Valid

Berdasarkan hasil validasi perangkat pembelajaran matematika berupa silabus, RPP dan
LKPD dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran matematika tersebut termasuk kategori
valid dan dapat diujicobakan. Ujicoba yang dilakukan dalam penellitian ini adalah uji coba terbatas.
Uji coba dilakukan pada 8 orang peserta didik kelas VIII MTsM Nurul Mukhsinin yang
dipilih secara acak dan heterogen dengan jenis kelamin yang berbeda dan tingkat kemampuan
yang berbeda pula. Hasil analisis angket respon peserta didik pada uji coba terbatas disajikan pada
tabel berikut:

230 | Juring (Journal for Research in Mathematics Learning), Vol. 4, No. 3, September 2021, 225-234
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Kooperatif Tipe Think Pair Share untuk Materi Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel

Tabel 4. Hasil Uji Praktikalitas LKPD


Nilai angket respon peserta didik
No. LKPD Kriteria
Aspek yang Dinilai Rata-rata (%)
Butir Kepraktisan
1 2 3 4 5
Petunjuk
1 95% 88% 88% 85% 88% 89% Sangat Praktis
Penggunaan LKPD
2 95% 88% 90% 90% 88% 90% Sangat Praktis
3 98% 93% 93% 90% 85% 92% Sangat Praktis
Isi LKPD 4 85% 85% 85% 85% 85% 85% Praktis
5 95% 88% 93% 88% 88% 90% Sangat Praktis
6 90% 85% 88% 88% 88% 88% Sangat Praktis
7 100% 90% 90% 85% 88% 91% Sangat Praktis
Kemudahan Sangat Praktis
8 98% 90% 88% 90% 85% 90%
Penggunaan LKPD
9 98% 93% 93% 88% 93% 93% Sangat Praktis
10 85% 85% 85% 88% 85% 86% Sangat Praktis
11 98% 90% 93% 88% 85% 91% Sangat Praktis
Tampilan LKPD
12 98% 90% 88% 90% 90% 91% Sangat Praktis
13 95% 88% 88% 88% 85% 89% Sangat Praktis
Nilai praktikalitas 95% 89% 89% 88% 87% 90% Sangat Praktis

Pada tabel di atas, data hasil angket respon peserta didik terhadap LKPD menunjukkan
bahwa seluruh LKPD sudah memenuhi kriteria praktis.
Tahapan akhir penelitian ini adalah disseminate, peneliti melakukan publikasi hasil
penelitian pengembangan. Produk berupa perangkat pembelajaran matematika yang telah
dikembangkan selanjutnya dikemas dengan cara dibukukan dan disebarluaskan.

Pembahasan
Silabus yang dikembangkan pada penelitian ini disesuaikan dengan Permendikbud Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Kriteria tingkat validitas
silabus tergolong valid pada setiap komponen. Komponen silabus sudah lengkap dan sesuai
dengan Permendikbud No. 22 tahun 2016. Berdasarkan penilaian validator menyatakan bahwa
KD, IPK, materi pembelajaran, alokasi waktu, sumber belajar dan tahapan kegiatan model
pembelajaran kooperaif telah disusun dengan baik serta menggunakan bahasa yang benar dan
jelas. Terdapat beberapa saran perbaikan terhadap kesesuaian teknik penilaian keterampilan
dengan indikator pencapaian kompetensi pada silabus.
RPP yang rancang untuk lima pertemuan semuanya sikategorikan valid. RPP yang disusun
sudah lengkap dan sesuai dengan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 dan Permendikbud No.
103 Tahun 2014. IPK dan tujuan pembelajaran pada setiap RPP sudah jelas dan disusun dengan
baik. Terdapat beberapa saran perbaikan terhadap rumusan tujuan pembelajaran menggunakan
ABCD (audience, behavior, condition, dan degree). Materi pembelajaran disusun dengan baik dan
memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Media, alat, bahan dan sumber belajar serta
penilaian hasil belajar pada setiap pada RPP disusun dengan baik. Langkah-langkah pembelajaran
telah disusun dengan baik sesuai dengan model kooperatif tipe TPS.
Berdasarkan penilaian validator, komponen LKPD lengkap sebagai media penyampaian
informasi mengenai identitas peserta didik, judul materi yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran,
dan petunjuk penggunaan LKPD. LKPD telah memenuhi syarat teknis dan didaktis. Langkah-
langkah pembelajaran pada LKPD telah mencerminkan pendekatan saintifik dan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS. Secara keseluruhan nilai validasi pada setiap aspek LKPD
dikategorikan valid. Hal ini berarti LKPD bisa digunakan peserta didik tingkat yang sama
walaupun kemampuan yang berbeda, kebahasaan pada LKPD dapat dimengerti, dan petunjuk
pada LKPD mudah dimengerti peserta didik.

Juring (Journal for Research in Mathematics Learning), Vol. 4, No. 3, September 2021, 225-234 | 231
Abdul Latif1, Elfis Suanto2, Titi Solfitri3

Setelah direvisi, perangkat kemudian diujicob pada kelompok kecil yang terdiri dari 8
orang peserta didik kelas VIII MTs Nurul Mukhsinin. Pada tahap ujicoba, hanya LKPD saja yang
diujicobakan. Uji coba dilakukan untuk melihat kepraktisan LKPD yang dikembangkan. Setelah
peserta didik mengerjakan LKPD, peserta didik diberikan angket respon untuk melihat
kepraktisan LKPD.
Menurut peserta didik petunjuk kegiatan pembelajaran yang terdapat pada LKPD sangat
jelas, membantu mereka memahami dan memudahkan dalam menyelesaikan masalah SPLDV.
Peserta didik berpendapat bahwa belajar menggunakan LKPD materi SPLDV menjadi mudah
dipahami Masalah yang ada pada LKPD sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari sehingga
dapat menambah pengetahuan peserta didik mengenai materi SPLDV dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan demikian, peserta didik lebih tertarik untuk belajar materi SPLDV. LKPD mudah
digunakan karena bahasa dan istilah yang digunakan pada LKPD mudah dipahami dan
dimengerti oleh peserta didik. Tampilan pada LKPD menarik, tulisan yang terdapat pada LKPD
dapat dibaca dengan jelas dan gambar atau ilustrasi yang ada pada LKPD membantu peserta didik
dalam menyelesaikan masalah. Secara keseluruhan nilai rata-rata praktikalitas LKPD termasuk
kategori praktis.
Berdasakan hasil uji validitas dan praktikalitas menunjukkan bahwa perangkat
pembelajaran model kooperatif tipe TPS valid dan praktis digunakan untuk materi SPLDV.
Namun, masih perlu pengujian efektivitas penggunaan perangkat pembelajaran tersebut. Hal ini
tidak dapat dilakukan karena masa pandemic covid-19. Beberapa penelitian telah dilakukan dan
menyimpulkan bahwa perangkat pembelajaran model kooperatif tipe TPS efektif untuk
pembelajaran matematika. Sebagaimana penelitian yang dilakukan Wulansari & Arcana (2018)
menyimpulkan bahwa perangkat pembelajaran efektif membantu siswa memahami materi
matematika.

KESIMPULAN
Penelitian ini merupaan penelitian pengembangan dengan tujuan mengembangkan perangkat
pembelajaran berupa silabus, RPP dan LKPD model kooperatif tipe think pair share (TPS) yang
valid dan praktis. Pengembangan dilakukan mengikuti tahapan model pengembangan 4-D.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan, diperoleh bahwa
pengembangan perangkat pembelajaran berupa Silabus, RPP dan LKPD menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS pada materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV)
kelas VIII SMP/MTs telah memenuhi kriteria valid dan praktis.

REFERENSI
Abdi, M., & Hasanuddin, H. (2018). Pengaruh model pembelajaran think pair share dan motivasi
belajar terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa Sekolah Menengah Pertama.
JURING (Journal for Research in Mathematics Learning), 1(2), 99–110.
https://doi.org/10.24014/juring.v1i2.4778
Anggraini, D., Testiana, G., & Wardani, A. K. (2020). Pembelajaran matematika materi SPLDV
menggunakan model pembelajaran creative problem solving (CPS). Suska Journal of
Mathematics Education, 6(2), 119–128. https://doi.org/10.24014/sjme.v6i2.9124
Astuti, A., & Sari, N. (2017). Pengembangan lembar kerja siswa (LKS) pada mata pelajaran
matematika siswa kelas X SMA. Jurnal Cendekia  : Jurnal Pendidikan Matematika, 1(2), 13–24.
https://doi.org/10.31004/cendekia.v1i2.16
Daulay, L. A., Asnawi, A., & Letisa, R. (2020). Pengaruh model pembelajaran problem based
learning (PBL) dan think pair share Terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa.
Suska Journal of Mathematics Education, 6(2), 129–134.

232 | Juring (Journal for Research in Mathematics Learning), Vol. 4, No. 3, September 2021, 225-234
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Kooperatif Tipe Think Pair Share untuk Materi Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel

https://doi.org/10.24014/sjme.v6i2.9648
Fatahillah, A., Wati, Y. F., & Susanto. (2017). Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
cerita matematika berdasarkan tahapan Newman beserta bentuk scaffolding yang diberikan.
Jurnal Kadikma, 8(1), 40–51. Retrieved from
http://jurnal.unej.ac.id/index.php/kadikma/article/view/5229
Fatmasuci, F. W. (2017). Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis masalah berorientasi
pada kemampuan komunikasi dan prestasi belajar matematika siswa SMP. Jurnal Riset
Pendidikan Matematika, 4(1), 32. https://doi.org/10.21831/jrpm.v4i1.11325
Hi.Idris, F., Hamid, I., & Ardiana. (2015). Analisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal
penerapan sistem persamaan linear dua variabel. Delta-Pi:Jurnal Matematika Dan Pendidikan
Matematika, 4(1), 92–98.
Karuniakhalida, P., Maimunah, M., & Murni, A. (2019). Development of ICT-Based
Mathematical Media on Linear Program Materials to Improve Motivation Learning
Students. Journal of Educational Sciences, 3(2), 195. https://doi.org/10.31258/jes.3.2.p.195-
204
Latifah, S. S., & Luritawaty, I. P. (2020). Think Pair Share sebagai Model Pembelajaran
Kooperatif untuk Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. Mosharafa:
Jurnal Pendidikan Matematika, 9(1), 35–46.
Manibuy, R., Mardiyana, & Saputro, D. R. S. (2014). Analisis kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal persamaan kuadrat berdasarkan taksonomi solopada kelas X SMA
negeri 1 plus di kabupaten nabire papua. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, 2(9),
933–945.
Noah, S. M., & Ahmad, J. (2008). Pembinaan Modul: Bagaimana Membina Modul Latihan dan Modul
Akademik. Selangor Darul Ehsan: Universiti Putra Malaysia.
Nurdin, E. (2019). Pengembangan lembar kerja berbasis pendekatan terbimbing untuk
memfasilitasi kemampuan representasi matematis mahasiswa. Suska Journal of Mathematics
Education, 5(2), 111–120. https://doi.org/10.24014/sjme.v5i2.7304
Puspendik Kemendikbud. (2019). Laporan hasil ujian nasional. Retrieved February 1, 2021, from
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan website:
https://hasilun.puspendik.kemendikbud.go.id
Puspitasari, E., Yusmin, E., & Nursangaji, A. (2015). Analisis kesulitan siswa menyelesaikan soal
cerita materi sistem persamaan linear dua variabel di SMP. Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran, 4(1), 1–9.
Rahardjo, M., & Waluyati, A. (2011). Pembelajaran soal cerita pada operasi hitung campuran di
SD. In Modul Matematika SD Program Bermutu. Jakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika (PPPPTK) Kementerian
Pendidikan Nasional.
Rusman. (2017). Belajar dan pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Prenada Media
Group.
Siregar, A. P., Risnawati, & Nurdin, E. (2018). Pengembangan lembar kerja siswa berbasis
modelgenerative learning untuk memfasilitasi kemampuan komunikasi matematis siswa
Sekolah Menengah Pertama Kampar. JURING (Journal for Research in Mathematics Learning),
1(2), 111–118. https://doi.org/10.24014/juring.v1i2.4758
Wulansari, A. M. D. A., & Arcana, P. I. N. (2018). Pengembangan perangkat pembelajaran model
kooperatif tipe think pair share ( TPS ) berbantuan modul baris kolom untuk persamaan

Juring (Journal for Research in Mathematics Learning), Vol. 4, No. 3, September 2021, 225-234 | 233
Abdul Latif1, Elfis Suanto2, Titi Solfitri3

garis di SMP. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Etnomatnesia, 120–128.


Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Retrieved from
https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/etnomatnesia/article/view/2302/1265
Zulfah, Z. (2017). Analisis kesalahan peserta didik pada materi persamaan linear dua variabel di
kelas VIII MTs Negeri Sungai Tonang. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1),
12–16.

234 | Juring (Journal for Research in Mathematics Learning), Vol. 4, No. 3, September 2021, 225-234

Anda mungkin juga menyukai