ASKEB NIFAS FISIO KORI 22 NOVEMBER 22 Ibu Nining

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS P1A0 POSPARTUM HARI


KE-3 NY “F” DI PUSKESMAS MEBUNG KABUPATEN ALOR - NTT

Oleh :
Nama : Konsolidasi R. Atafani
Nim : 2282B1133
Kelas : Profesi

INSTIUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PRODI S1 KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2022

i
PERSETUJUAN

Laporan Praktik dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS


P1A0 POSPARTUM HARI KE-3 NY “F” DI PUSKESMAS MEBUNG
KABUPATEN ALOR NTT” telah disetujui oleh pembimbing penyusunan
Asuhan pada :
Hari/ Tanggal : 24 Oktober 2022

Alor, 24 Oktober 2022


Mahasiswa

Konsolidasi R. Atafani

Mengetahui

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

(Nining Istighosah,SST.,M.Keb)
(Bdn. Yosinta Dei Bala, S.Tr. Keb)

KATA PENGANTAR

ii
Puji dan Syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Mana Esa yang
selalu menyertai dan mencurahkan kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas Askeb Komprehensif yang berjudul “ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU NIFAS P1A0 POSPARTUM HARI KE-3 NY “F”
DI PUSKESMAS MEBUNG KABUPATEN ALOR NTT 2022”
Penulis menyadari bahwa Laporan Praktik Askeb Komprehensif ini masih
jauh dari sempurna dan masih banyak keterbatasan-keterbatasan. Pada
kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini antara lain, yaitu:
1. Dr. dr. Sentot Imam Suprapto, MM, selaku Rektor Institu Ilmu Kesehatan
STRADA Indonesia yang selalu mengispirasi dan sebagai motivator dalam
selama menyelesaiakn studi.
2. Dr. Byba Melda Suhita,.S.Kep,.Ners,.M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan yang sangat berjasa dan telah memberikan dedikasinya terhadap
program studi ini.
3. Miftakhur Rohmah, SST.,Bd.,M.Keb, selaku Ketua Program Studi D-V
Kebidanan yang sangat berjasa dan telah memberikan dedikasinya terhadap
program studi ini.
4. Bdn. Yosinta Dei Bala, S.Tr. Keb, selaku pembimbing Lahan dengan keluasan
ilmunya yang telah sabar membimbing dan memberikan berbagai masukan
dalam penyusunan Askeb Komprehensif ini.
5. Nining Istighosah,SST.,M.Keb,. selaku pembimbing Institusi dengan keluasan
ilmunya yang telah sabar membimbing dan memberikan berbagai masukan
dalam penyusunan Askeb Komprehensif ini.
6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang sudah
membantu tersusun dan terselesaikannya laporan Askeb Komprehensif ini
Akhir kata peneliti menyadari bahwa laporan praktik Askeb ini masih
jauh dari kesempurnaan, akan tetapi semoga karya yang sederhana ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi program studi profesi
fakultas kebidanan institute ilmu kesehatan strada indonesia.

Alor, 20 Oktober 2022

Penulis

DAFTAR ISI

iii
LEMBAR JUDUL..............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................v
BAB I PENDAHULAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................3
1.3 Manfaat.........................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................5
2.1 Konsep Nifas ................................................................................5
2.2 Konsep Dasar Manajemen Kebidanan........................................16
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................19
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................25
BAB V PENUTUP........................................................................................27
5.1 Kesimpulan.................................................................................27
5.2 Saran...........................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Selama masa nifas, organ reproduksi secara
perlahan akan mengalami perubahan seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan organ reproduksi ini disebut involusi (Maritalia, 2014).
Masa nifas merupakan hal penting untuk diperhatikan guna menurunkan
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia.
Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2007, angka
kematian balita menurun dari 97 pada tahun 1991 menjadi 44 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2007 dan 29 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
2010. Menurut laporan Kementrian Kesehatan RI Tahun 2011, bahwa angka
kematian balita, bayi ataupun neonatal terus menurun. Begitu pula dengan
angka kematian bayi, telah menurun dari 68 menjadi 34 per 1.000 kelahiran
hidup pada periode yang sama. Angka kematian neonatal juga menurun
walaupun relative lebih lambat, yaitu dari 32 menjadi 19 kematian per .000
kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) menurun dari 307
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002 menjadi 228 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI) dan 380 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2010.
Berdasarkan data tersebut, AKI dan AKB di Negara Berkembang seperti
Indonesia, pertolongan di fokuskan pada periode intrapartum. Upaya ini
terbukti telah menyelamatkan lebih dari separuh ibu bersalin, nifas dan bayi
baru lahir yang disertai dengan penyulit proses persalinan atau komplikasi
yang mengancam keselamatan jiwa. Asuhan masa nifas diperlukan karena
merupakan masa kritis karena, baik pada ibu maupun bayi. Diperkirakan
bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, 50%
kematian pada masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Komplikasi masa
nifas adalah keadaan abnormal pada masa nifas yang disebabkan oleh
masuknya kuman-kuman kedalam alat genetaia pada waktu persalinan dan
nifas.Salah satu masalh pada masa nifas adalah infeksi pada masa nifas,

1
mastitis dan abses payudara.
Asuhan masa nifas diperlukan karena dalam periode ini merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi
dalam 24 jam pertama, salah satu penyebabnya adalah pendarahan masa nifas
karena itu diperlukan penanganan yang tepat (Wulandari dkk. 2011).
Penulis tertarik mengambil penelitian dengan judul “Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Nifas P1A0 Pospartum Hari Ke-3 Terhadap Ny “F” Di
Puskesmas Mebung Kabupaten Alor NTT” Mengingat kunjungan ibu nifas
tahun 2021 sebanyak 221 ibu nifas di Puskesmas Apui Kabupaten Alor NTT .
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Dapat memberikan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny “F” P1A0
postpartum hari ke-3.dengan nifas normal.
1.2.2 Tujuan Khusus
1) Diharapkan penulis dapat melakukan pengkajian ibu nifas pada Ny
“F” P1A0 postpartum hari ke-3 di Puskesmas Mebung Kabupaten
Alor NTT.
2) Diharapkan penulis dapat menentukan interpretasi data pada ibu
nifas terhadap Ny “F” P1A0 postpartum hari ke-3 di Puskesmas
Mebung Kabupaten Alor NTT.
3) Diharapkan penulis dapat menentukan diagnose potensial pada ibu
nifas terhadap Ny “F” P1A0 postpartum hari ke-3 di Puskesmas
Mebung Kabupaten Alor NTT.
4) Diharapkan penulis dapat merencanakan tindakan segera pada ibu
nifas terhadap Ny “F” P1A0 postpartum hari ke-3 di Puskesmas
Mebung Kabupaten Alor NTT.
5) Diharapkan penulis dapat menyusun rencana asuhan pada ibu nifas
terhadap Ny “F” P1A0 postpartum hari ke-3 di Puskesmas Mebung
Kabupaten Alor NTT.
6) Diharapkan penulis dapat melaksanakan tindakan asuhan
kebidanan pada ibu nifas terhadap Ny “F” P1A0 postpartum hari

2
ke-3 di Puskesmas Mebung Kabupaten Alor NTT.
7) Diharapkan penulis dapat melakukan evaluasi asuhan kebidanan
pada ibu nifas terhadap Ny “F” P1A0 postpartum hari ke-3 di
Puskesmas Mebung Kabupaten Alor NTT.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi
perkembangan ilmu kebidanan, khususnya dalam pemberian asuhan
kebidanan pada ibu nifas normal Di Puskesmas Mebung Kabupaten
Alor NTT.
1.3.2 Manfaat Praktis
1) Manfaat bagi Institusi
Sebagai bahan informasi bagi rekan-rekan mahasiswa kebidanan
dalam Penerapan Asuhan Persalinan Normal.
2) Manfaat Ilmiah
Diharapkan hasil penulisan ini dapat menjadi sumber informasi dan
menambah pengetahuan serta bahan acuan bagi penulis selanjutnya.
3) Manfaat Bagi Penulis
Hal ini merupakan pengalaman yang dapat meningkatkan dan
menambah pengetahuan dalam penerapan pada Manajemen Asuhan
Kebidanan Pada Pada Ibu Nifas P1A0 Pospartum Hari Ke-3
Terhadap Ny “F” Di Puskesmas Mebung Kabupaten Alor NTT .
4) Manfaat bagi Pembaca
Sebagai sumber informasi dan menambah pengetahuan bagi para
pembaca tentang Asuhan Persalinan Pada Ibu Nifas Normal.
5) Manfaat bagi Lahan Praktik
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
khususnya pada Asuhan Nifas Normal di Puskesmas Mebung
Kabupaten Alor NTT.
6) Manfaat bagi Pasien
Pasien dapat menerima asuhan kebidanan nifas normal yang bersih
dan sehat.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Nifas
2.1.1 Pengertian
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelahlahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca
persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini
dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta
penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara mengajarkan kehamilan,
imunisasi dan nutrisi bagi ibu. (prawiroharjo, 2010)
2.1.2 Tahapan Masa Nifas
1) Puerperium Dini Masa kepulihan yakni saat-saat ibu dibolehkan
berdiri dan berjalan
2) Pueperium Intermedial Masa kepulihan menyeluruh dari organ-
organ genital, kira-kira 6-8 minggu
3) Remot puerperium Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan
mempunyai komplikasi (suherni, 2018).

2.1.3 Program dan Kebijakan Teknis Masa Nifas


Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali.
Kunjungan ini bertujuan untuk menilai status ibu daan bayi baru lahir
juga untuk mencegah, mendeteksi serta menangani masalah-masalah
yang terjadi.

4
Kunjungan Waktu Tujuan
1. 6-8 jam setelah persalinan a. Mencegah perdarahan masa pada nifas
b. Mendeteksi dan merawat penyebab
lain perdarahan dan memberi rujukan
bila perdarahan berlanjutan
c. Memberi konseling pada ibu atau salah
satu anggota keluarga mengenai
bagaimana mencegah perdarahan masa
nifas karena atonia uteri
d. Pemberian ASI pada masa awal
menjadi ibu
e. Mengajarkan cara mempeerat
hubungan antara ibu dan bayi baru
lahir
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermi.
Jika bidan menolong persalinan, maka
bidan harus menjaga ibu dan bayi
untuk 2 jam pertama setelah kelhairan
atau sampai keadaan ibu dan bayi
dalam keadaan stabil
2. 6 hari setelah persalinan a. Memastikan involusi uterus berjalan
normal uterus berkontraksi, fundus di
bawah umbilicus, tidak ada perdarahan
abnormal dan tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi atau kelainan pasca melahirkan
c. Memastikan ibu mendapat cukup
makanan cairan dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan tidak ada tanda-tanda penyulit.
e. Memberikan konseling pada ibu dan
mengenai asuhan pada bayi, cara
merawat tali pusat, dan menjaga bayi
tetap hangat.
3. 2 minggu setelah persalinan a. Sama seperti di atas (6 hari setelah
persalinan).
4. 6 minggu setelah persalinan b. Menanyakan pada ibu tentang
penyulit-penyulit yang dialami bayinya
c. Memberikan konseling KB secara dini.

2.1.4. Perubahan fisiologis masa nifas


1) Perubahan sistem reproduksi
a) Uterus
Involusi Uteri Involusio atau pengerutan uterus merupakan
suatu proses yang menyebabkan uterus kembali pada posisi
semula seperti sebelum hamil dengan bobot 60gram. Involusi
uteri dapat juga dikatakan sebagai proses kembalinya uterus
pada keadaan semula atau keadaan sebelum hamil.

5
b) Lochea
Pengeluaran lokhea ini biasanya berakhir dalam waktu 3
sampai 6 minggu.Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama
masa nifas. Adapun macam-macam lochea:
 Lochea rubra yaitu berwarna merah tua berisi darah dari
perobekan atau luka pada plasenta dan sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua dan koroin, sisa darah dan
mekonium selama 3 hari postpartum.
 Lochea sanguinolenta yaitu berwarna kecoklatan berisi
darah dan lender, hari 4-7 postpartum.
 Lochea serosa yaitu berwarna kuning berisi cairan lebih
dikit darah dan lebih banyak serum, pada hari ke 7-14
postpartum
 Lochea alba yaitu cairan putih berisi leukosit, pada hari
2minggu sampai 6 minggu
 Lochea purulenta yaitu terjadi infeksi, keluar cairan seperti
nanah berbau busuk (badriah, 2013).
c) Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Perubahan-
perubahan yang terdapat pada serviks postpartum adalah
bentuk serviks yang akan membuka seperti corong. Bentuk ini
disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan
kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga
seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri
terbentuk semacam cincin.
d) Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan
yang sangat besar selama proses melahirkan bayi dan dalam
beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini
tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva
dan vagina kembali pada keadaan tidak hamil dan rugae dalam

6
vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali
sementara labia menjadi lebih menonjol.
e) Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak
maju.Pada postnatal ke5, perineum sudah mendapatkan
kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur
daripada keadaan sebelum melahirkan.
f) Payudara
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dn pengeluran air
susu ibu (ASI), yang merupakan makanan pokok terbaik bagi
bayi yang bersifat alamiah .produksi ASI masih sangat
dipengruhi oleh factor kejiwaan, ibu yang selalu dalam
keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbgai
ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan
tidak terjadi produksi ASI.
2) Perubahan Sistem Pencernaan
a) Nafsu Makan
Ibu biasanya merasa lapar segera setelah melahirkan, sehingga
dapat mengonsumsi mkakanan ringan.Ibu sering kali cepat
lapar setelah melahirkan dan siap makan pada 1-2 jam
postpartum dan dapat di toleransi dengan diet yang
ringan.Seringkali untuk pemulihan nafsu makan, diperrlukan
waktu 3-4hari sebelum faal usus kembali normal.
b) Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna
menetap selama waktu yang singkat setelah bayi
lahir.Kelebihan analgesia dan anastesia memperlmbat
pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
c) Pengosongan usus
Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua
sampai tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa di

7
sebabkan karena tonus otot usus menurun selama proses
persalinan dan pada awal masa pasca partum, diare sebelum
persalinan, enema sebelum melahikan, kurang makan atau
dehidrasi. Kebiasaan mengosongkan usus secara regular perlu
dilatih kembali untuk merangsang pengosongan usus.
3) Perubahan sistem Traktur Urinearius
Kandung kemih dalam puerperium kurang sensitive dan
kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kemih penuh atau
sesudah berkemih masih tertinggal urine residual (normal
+15cc).sisa urine dan trauma pada kndung kemih waktu persalinan
memudahkan terjadinya infeksi. Kejadian trauma persalinan bisa
disebabkan oleh efek analgetika, khususnya efek anastesi
memberikan efek samping yang merugikan.
4) Perubahan Sistem Perkemihan
Pada masa hamil, perubahan hormonal yaitu kadar steroid tinggi
yang berperan meningkatkan fungsi ginjal. Sebaliknya, pada pasca-
melahirkan kadar steroid menurun sehingga menyebabkan
penurunan funggsi ginjal. Fungsi ginjal kembali normal dalam
waktu satu bulan setelah melahirrkan.
a) Hemostatis internal
Tubuh terdiri dari air dan unsure-unsur yang larut didalamnya
dan 70% dari cairan tubuh terletak di dalam sel-sel, yang
disebut dengan cairan intraselular.Cairan ekstra selular terbagi
dalam plasma darah dan langsung diberikan untuk sel-sel yang
disebut dengan cairan interstisial.
b) Keseimbangan Asam Basa Tubuh
Keasaman dalam tubuh di sebut Ph. Batas normal Ph cairan
tubuh adalah 7,35-7,40.
c) Pengeluaran sisa metabolisme, Racun dan Zat Toksin Ginjal
Zat toksin ginjal mengekskresi hasil akhir dari metabolism
protein yang mengandung nitrogen terutama urea, asam urat
dan kreatinin. Ibu postpartum dianjurkan segera buang air

8
kecil, agar tidak mengganggu proses involusi uteri dan ibu
merasa nyaman. Rortveit dkk(2003) menyatakan bahwa
reseiko inkotinensia urine pada pasien dengan persalinan
pervaginam sekitar 70% lebih tinggi dibandingkan resiko
serupa pada persalinan sdengan Sectio Caesaria.
5) Perubahan Sistem Musculoskeletal atau Diastasis Rectie
Abdominalis Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang mregang
pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur
menjadi mengerut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus
jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligament
rotundum menjadi kendur. Adaptasi tersebut di sebabkan oleh
relaksasi, kemudian hipermobilitas sendi dan perubahan pada pusat
gravitasi ibu yang di sebabkan pembesaran uterus.Ambulasi pada
umumnya dimulai pada kala IV yaitu segera setelah lahirnya
plasenta. Ambulasi dini sangat membantu untuk mencegah
komplkasi dan mempercepat proses involusi.
6) Perubahan Endokrin
Hormon adalah zat yang dilepaskan kedalam aliran drah dari suatu
kelenjar atau organ, yang memengaruhi kegiatan di dalam sel-sel.
Sebagian besar ormon merupakan protein yang terdiri dari rantai
asam amino dengan panjang yang berbeda-beda.Hormone dalam
jumlah yang sangat kecil dapat bisa memicu respon tubuh yang
sangat luas.Ikatan antara hormone dan reseptor akan mempercepat,
memperlambat atau mengubah fungsi sel. Sistem endokrin terdiri
dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjarsekresi
internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan
melepaskan hormone secara langsung ke aliran darah.
7) Perubahan Tanda-Tanda Vital
a) Suhu Badan
Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit
(37,5,0C 38,0C).
b) Nadi Denyut

9
Nadi normal pada orang dewasa antara 60-80 kali per menit
atau 50-70 kali per menit. Sesudah melahirkan biasanya denyut
nadi akan lebih cepat.
c) Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat pada persalinan 15 mmHg systole
dan 10 mmHg diastole.
d) Pernapasan
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu
dan denyut nadi.
8) Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan volume darah normal digunakan untuk
menampung aliran darah yang meningkat, yang diperlukan oleh
plasenta dan pembuluh darah uterin. Penarikan kembali estrogen
menyebabkan terjadinya dieresis dan secara cepat menmengurangi
volume plasma kembali pada proporsi normal.Aliran ini terjadi
dalam 2-4jam pertama setelah kelahiran bayi.Selama masa ini ibu
mengeluarkan banyak sekali jumlah urine.Pada persalinan
pervaginam kehilangan darah sekita 300- 400cc.
9) Perubahan Sistem Hematology
a) Hari pertama masa nifas kadar fibrinogen dan plasma sedikit
menurun, tetapi darah lebih kental dan peningkatan viskositas
sehingga meningkatkan pembekuan darah.
b) Leukosit meningkat, dapat mencapai 15000/mm selama
persalinan dan tetap tinggi dalam beberapa hari postpartum.
c) Factor pembekuan, suatu aktivasi factor pembekuan darah
terjadi setelah persalinan. Aktivasi ini bersamaan dengan tidak
adanya gerakan, trauma atau sepsis yang mendorong terjadinya
tromboemboli.
d) Thrombosis Kaki ibu di periksa untuk mengetahui adanya
tanda-tanda thrombosis (nyeri, hangat dan lemas, vena
bengkak kemerahan yang dirasakan keras atau padat ketika

10
disentuh).Jika positif terdapat tanda-tanda homen. (badriah,
2013)

2.1.5 Perubahan Psikologi Ibu Nifas


1) Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas Banyak faktor yang diduga
berperan pada sindrom ini, salah satu yang pentingnya adalah
kecukupan dukungan sosial dari lingkungannya (terutama suami).
Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami
fase-fase sebagai berikut:
a) Fase taking in
Periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama
sampai hari kedua setelah melahirkan.Pada saat itu focus
perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri.
b) Fase taking hold
Periode yang berlangsung antara3-10hari setelah melahirkan.
Pada fase ini, ibu khawatir akan ketidak mampuannya dan rasa
tanggung jawabnya dalam merawat bayi.
c) Fase letting go
Fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang
berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudap dapat
menyesuaikan diri, merawat bayinya, serta kepercayaan
dirinya sudah meningkat.
2) Postpartum Blues
Postpartum blues atau sering juga disebut maternity blues atau
sindrom ibu baru, dimengerti sebagai suatu sindrom gangguan efek
ringan pada minggu pertama setelah persalinan. Puncak dari
postpartum blues ini 3-5hari setelah melahirkan dan berlangsung
dari beberapa hari sampai 2 minggu. Ditandai dengan gejala-gejala
berikut ini:
a) Depresi
b) Sering menangis
c) Mudah tersinggung
d) Cemas

11
e) Mudah sedih
f) Cepat marah.
3) Kesedihan dan Dukacita
Penelitian menunjukan 10% ibu mengalami depresi setelah
melahirkan dan 10%nya saja yang tidak mengaami perubahan
emosional.Keadaan ini berlangsung antara 3-6 bulan bahkan pada
beberapa kasus terjadi selama 1 tahun pertama kehidupan bayi.
Gejala-gejala depresi berat:
a) Perubahan pada mood
b) Gangguan pada pola tidur dan pola makan
c) Perrubahan mental dan libido. (sunarsih, 2011.

2.1.6 Kebutuhan Dasar Ibu Nifas


1) Gizi Ibu nifas di anjurkan untuk:
a) Makan dengan diit seimbang, cukup karbohidrat,
protein,lemak,vitamin dan mineral
b) Mengkonsumsi makanan tambahan, nutrisi 800 kalori/hari
pada 6 bulan pertama, 6 bulanselanjutnya 500 kalori dan tahun
kedua 400 kalori.jadi jumlah kalori tersebuat adalah tambahan
dari kebutuhan kalori perharinya.misal pada ibu denagan
kebutuhan kalori 1800 kalori/ hari artinyaa saat nifas pada
enam bulan pertama di butuhkan 800 kalori perhari sehingga
kalori yang di butuhkan sebanyak 2600 kalori/hari.
c) Asupan cairan 3 liter/hari, dari minum air 2 liter/hari dan dari
cairan yang ada pada kuah sayur 1 liter/hari,serta buah buahan
yang mengandung air.
d) Ibu nifas harus mengkonsumsi tablet Fe 1 tablet tiap hari selam
40 hari.
e) Mengkonsumsi vitamin A 200.00 iu, pemberian vitamin A
dalam bentuk suplementasi dapat meningkatkan kualitas ASI,
meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan
kelangsungan hidup anak. Pada bulan-bulan pertama

12
kehidupan bayi bergantung pada vitamin A yang terkandung
dalam ASI.
2) Kebersihan Diri dan Bayi
a) Kebersihan diri
Ibu nifas dianjurkan untuk :
 Menjaga kebersihan seluruh tubuh.
 Mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin
dengan sabun dan air.
 Menyarankan ibu mengganti pembalut setiap kali mandi,
BAB atau BAK.
 Menyarankan ibu untuk mencuci tangan denan sabun dan
air mengalir sebelum menyentuh daerah kelamin.
 Anjurkan ibu tidak sering menyentuh luka episiotomy dan
laserasi
b) Kebersihan bayi
Hal-hal yang perlu dijelaskan pada ibu nifas agar bayi tetap
terjaga kebersihannya:
 Memandikan bayi setelah 6 jam untuk mencegah
hipotermi
 Memandikan bayi setiap pagi dan sore
 Mengganti pakaian bayi setiap habis mandi dan tiap kali
basah atau kotor karena BAB/BAK.
 Menjaga pantat dan daerah kelamin bayi agar selalu bersih
dan kering
 Menjaga tempat tidur bayi selalu bersih dan hangat karena
ini adalah tempat tinggal bayi
 Menjaga alat apa saja yang dipakai bayi agar selalu bersih.
3) Istirahat dan Tidur
Menganjurkan ibu untuk :
a) Istirahat cukup untuk mengurangi kelelahan.
b) Tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur
c) Kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan

13
d) Mengatur kegiatan rumahnya sehingga dapat menyediakan
waktu untuk istirahat pada siang kira-kira 2 jam dan malam 7-8
jam.

Masa nifas berkaitan dengan gangguan pola tidur, trutama


setelah melahirkan.Pola tidur mendekati normal dalam 2 atau 3
minggu setelah persalinan, tetapi ibu yang menyusui mengalami
gangguan pola tidur yang lebih besar. (Marmi, 2015) Ibu yang
telah melahirkan pola tidurnya menjadi tidak teratur, dengan
masalah utama berupa siklus tidur yang terputus-putus dan dapat
menyebabkan kurang tidur, sehingga perlu mengkaji kebutuhan
tidur ibu dan menekan pentingnya istirahat yang adekuat.
4) Senam Nifas
Selama kehamilan dan persalinanibu banyak mengalami
perubahan fisik seperti dinding perut menjadi kendor, longgarnya
liang senggama dan otot dasar panggul. Untuk mengembalikan
kepada keadaan normal dan menjaga kesehatan agar tetap prima,
senam nifas sangat baik dilaukan pada ibu setelah melahirkan.
2.1.7 Asi Ekslusif
Pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa
jadwal dan tidak diberikan makanan lain walaupun air putih sampai
bayi burumur 6 bulan. Pengelompokan ASI :
a) Pada ASI stadium 1 terdapat kolostrum yakni cairan pertaman yang
diekresioleh kelenjar payudara dari hari ke 1-ke 4 persalinan,
kolostrum berwarna kuning keemasan mengandung tingginya
komposisi lemak dan sel-sel hidup.
b) Pada ASI stadium II merupakan ASI peralihan yang di produksi
pada hari ke 4 sampai hari ke 10, komposisi proteinlebih rendah,
sedangkan lemak dan ha tinggi.
c) Pada ASI stadium III sudah matur pada hari ke 10 dan seterusnya,
nutrisi sesuai kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan.

2.1.8 Tanda Bahaya Masa Nifas

14
1) Perdarahan pervaginam
Perdarahan postpartum paling sering diartikan sebagai keadaan
kehilangan darah lebih dari 500ml selama 24 jam prtama sesudah
kelahiran bayi.
2) Infeksi masa nifas
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan.
3) Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, Penglihatan Kabur Wanita yang
baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala hebat atau
penglihatan kabur.
4) Pembengkakakn di wajah atau ekstermitas
5) Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih
6) Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
7) Rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan dikaki
(thrombopeblitis)
8) Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri
sendiri (marmi, 2014).

2.2 Konsep Dasar Managemen Asuhan Kebidanan


2.2.1 Pengertian manajemen kebidanan
Manajemen kebidanan adalah satu metode pendekatan pemecahan
masalah yang digunakan oleh bidan dalam proses pemecahan masalah
dalam pemberian pelayanan asuhan kebidanan, atau merupakan proses
pemecahan masalah yang digunakan oleh bidan serta merupakan
metode yang terorganisir melalui tindakan logika dalam memberi
pelayanan.
2.2.2 Tahapan dalam manajemen kebidanan menurut helenvarney
Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah asuhan
kebidanan yang dimulai dengan pengumpulan data dasar yang diakhiri
dengan evaluasi. Tahapan dalam proses manajemen asuhan kebidanan
ada 7 langkah yaitu :
1) Pengkajian
Dalam pengumpulan data dasar yang lengkap untuk menilai
keadaan klien. Yang termasuk data dasar adalah riwayat kesehatan

15
klien, pemeriksaan fisik, dan catatan riwayat kesehatan yang lalu
dan sekarang, pemeriksaan laboratorium. Semua data tersebut di
atas harus memberikan informasi yang saling berhubungan dari
semua sumber dan menggambarkan kondisi ibu yang sebenarnya.
2) Identifikasi diagnose/masalah actual.
Menginterprestasikan data secara spesifik mengenai diagnose dan
masalah. Kata diagnose dan masalah selalu digunakan namun
keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Masalah lebih
sering berhubungan dengan apa yang dialami oleh seseorang,
menguraikan suatu kenyataan yang ia rasakan sebagai suatu
masalah. Sedangkan diagnose lebih sering diidentifikasi oleh bidan
yang berfokus pada apa yang dialami oleh klien.
3) Antisipasi diagnosa/masalah potensial
Dari kumpulan masalah dan diagnosa, identifakasi faktor-faktor
potensial yang memerlukan antisipasi segera tindakan pencegahan
jika memungkinkan atau waspada sambil menunggu dan
mempersiapkan pelayanan untuk segala sesuatu yang mungkin
terjadi.
4) Evaluasi perlunya tindakan segera/kolaborasi
Proses manajemen kebidanan dilakukan secara terus menerus
selama klien dalam perawatan bidan. Proses terus menerus ini
menghasilkan data baru segera dinilai. Data yang muncul dapat
menggambarkan suatu keadaan darurat dimana bidan harus segera
bertindak untuk menyelamatkan klien.
5) Rencana asuhan kebidanan
Rencana tindakan konfrehensif bukan hanya meliputi kondisi klien
serta hubungannya dengan masalah yang dialami klien akan tetapi
meliputi antisipasi dengan bimbingan terhadap klien, serta
konseling, bila perlu mengenai ekonomi, agama, budaya, atau
masalah psikologis. Rencana tindakan harus disetujui klien, oleh
sebab itu harus didiskusikan dengan klien. Semua tindakan yang
diambil harus berdasarkan rasional yang relevan dan diakui

16
kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan harus dianalisa
secara teoritis.
6) Pelaksanaan asuhan kebidanan (Implementasi)
Pelaksanaan rencana asuhan kebidanan (Implementasi)
dilaksanakan oleh bidan dan sebagian dilaksanakan oleh ibu
sendiri, dan anggota tim kesehatan lainnya berdasarkan rencana
yang ditetapkan.
7) Evaluasi asuhan kebidanan
Langkah akhir kebidanan adalah evaluasi, namun sebenarnya
evaluasi ini dilakukan pada setiap langkah kebidanan. Pada tahap
evaluasi bidan harus mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan
kebidanan yang diberikan kepada klien. (Wulandari, D dkk 2012).
2.2.3 Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP)
a) Data subjektif
Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata
mencakup nama, umur, pekerjaan,status perkawinan, pendidikan
serta keluhankeluhan yang diperoleh dari hasil wawancara
langsung pada klien atau keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.
b) Data Objektif
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup
inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, serta pemeriksaan penunjang
seperti pemeriksaan laboratorium.
c) Assesmen/Diagnosa
Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan
masalah yang mencakup kondisi tersebut. Penegakan diagnose
kebidanan dijadikan sebagai dasar tindakan dalam upaya
menanggulangi ancaman keselamatan ibu.
d) Planning/Perencanaan
Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan
oleh bidan dalam melakukan intervensi untuk mencegah masalah
pasien/klien. (Salmah, dkk. 2014).

17
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS P1A0 POSPARTUM HARI


KE-3 NY “F” DI PUSKESMAS MEBUNG
KABUPATEN ALOR NTT

Tanggal Masuk : 20 Oktober 2022 Pukul 09.00 WITA


Tanggal Pengkajian : 20 Oktober 2022 Pukul 13.00 WITA
Tanggal Partus : 17 Oktober 2022 Pukul 12.30 WITA
Nama pengkaji : Bidan Konsolidasi R. Atafani

A. LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR

1. DATA SUBJEKTIF
a.. Identitas Pasien
No Register : 04.0201.22
Nama Ibu : Ny. F Nama Suami : Tn. P
Umur : 21 Tahun Umur : 25 Tahun
Suku/Bangsa : Alor/Indonesia Suku/Bangsa : Alor/Indonesia
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Sopir
Penghasilan :- Penghasilan : Rp1.000.000/Bulan
Alamat :Mebung/Alor Alamat : Mebung/Alor
NO HP : 082234987113

b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sudah melahirkan anak pertama tanggal 20 Oktober 2022
Pukul 12.30 dan ibu mengatakan mau control ulang jahitan jalan lahir

c. Riwayat Menstruasi
Menerche : 12 tahun bau : Khas darah
Lama : 5-7 hari siklus : 28 hari
Sifat darah : Cair keluhan : Tidak ada
Banyaknya Darah :+100ml

d. Riwayat kehamilan

HPHT :13 Januari 2021 HPL : 20 Oktober 2022

TGL UK/ KELUHAN HASIL KIE TERA


KUNJUN TRIMESTE PEMERIKSA PI
GAN R AN
15-03-2022 8 MINGGU Mual, PP TES (+) Maka Antasi
5 HARI/ I pusing n d, B

18
sedik com,
it B6
tapi
serin
g
15-05-2022 17 MINGGU Tidak ada Tfu 2 jari Gizi SF, Vit
3 HARI/ I dibawah pusat ibu c
( 20 cm) Pu- hamil
Ki, Let-Kep
DJJ 141x/m
15-07-2022 26 MINGGU Tidak ada 2 jari di atas Tand SF, Vit
1 HARI/II pusat (26 cm) a C,
Pu-Ki, Let- baha Kalk
Kep DJJ ya
138x/m keha
milan
15-08-2022 30 MINGGU Sering ½ PX-Pusat Anat Sf, Vit
4 HARI/II BAK (31 cm), Pu- omi C,
Ki, Let-Kep penur Kalk
DJJ 145x/m unan
kepal
a
15-10-2022 39 MINGGU Sakit Tfu 2 Jari di Mela SF, Vit
2 HARI/ III belakang bawah PX hirka c. Kalk
(33 cm) Pu-Ki n di
Let-Kep DJJ fasilit
140x/m as
keseh
atan

e. Riwayat obstetri :P1A0

f. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu G1P0A0


Kawin
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
ke
Jenis
Ke UK Penyulit Penolong Tmp Penyulit JK BB PB Umur ASI Penyulit
Persalinan
3
1 1 39 - Bidan Pkm Normal - L 3000 49 ya -
hari

g. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB

h. Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menular (HIV/AIDS, TBC,
hepatitis) penyakit menahun (jantung, hipertensi) penyakit menurun (DM,
asma) serta tidak ada riwayat keturunan kembar

19
i. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
 Pola nutrisi

Makan :3 x/hari, 1 porsi penuh nasi, sayur lauk


Minum :5-7 x/hari, air putih,teh
 Eliminasi

BAB :1 x/hari, padat, kecoklatan dan tidak ada keluhan


BAK :4-6 x/hari, banyak,warna kekuningan, tidak ada keluhan
 Istirahat

Tidur siang :±2 jam/hari


Tidur malam :±8 jam/hari
 Pola aktifitas :mengurus rumah, anak dan suami
 Personal hygiene :Ibu mandi 2 x/hari,gosok gigi 2x/hari, ganti baju 2x/hari

j.Data psikososial spiritual


Ibu mengatakan keluarga dan suami sangat senang dengan kelahiran bayi.

2. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umun :Baik
Kesadaran :Composmetis
TTV TD :110/70 mmHg nadi :82 x/menit
R :21 x/menit suhu :36,7º C
Berat badan :63 Kg

b. Pemeriksaan fisik
 Kepala : Tidak ada odem,tidak ada ketombe, rambut bersih,warna
hitam
 Muka : Simetris, tidak ada cloasma gravidarum
 Mata : Simetris, konjuktifa tidak anemis, sklera mata tidakterik
 Hidung : Simetris, tidak ada pembengkakan kelenjar polip
 Mulut : Simetris, lembab, tidak ada karies gigi, bersih, tidak ada
stomatitis
 Leher : Tidak ada pembengkakan thyroid, kelenjar limfe, dan
pembesaran vena jugularis
 Telinga : Simetris, tidak terdapat sekret
 Dada : Simetris, tidak ada retraksi
 Payudara : Simetris, puting susu menonjol dan baersih pengeluaran
ASI
 Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, kontraksi baik, kandung
kemih kosong, TFU 3 jari dibawah pusat.
 Genetalia :Bekas jahitan tampak masih basah, pengeluaran darah dan
lochea rubra.

20
 Ekstermitas Tangan : tidak oedem, kuku bersih, tidak pucat Kaki : tidak
oedem, tidak ada varises, reflek patella kanan (+) kiri (+).

c. Data penunjang.

Test Rapid Antibodi Covid 19 : NR.

B. LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH AKTUAL.

Data Dasar :
DS :
1) Ibu mengatakan melahirkan pada tanggal 20 Oktober 2022 pukul 12.30
WITA di Puskesmas Mebung.

DO :
1) TFU 3 jari dibawah pusat
2) Lochea sanguinolenta
3) Kontraksi Uterus baik

Analisis dan interpretasi data


1) Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
dalam masa nifas. Lochia sanguinolenta : Lochea sanguinolenta yaitu
berwarna kecoklatan berisi darah dan lender, hari 4-7 postpartum.
(Muchtar, R. 2014)
2) Setelah plasenta lahir, otot - otot uterus akan segera berkontraksi sehingga
pembuluh - pembuluh darah yang ada diantara anyaman otot - otot uterus
akan terjepit dan hal ini akan menghentikan perdarahan dan bila involusio
baik, TFU akan turun 1 cm tiap hari (Wiknjosastro, H. 2010)

C. LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Potensial terjadinya infeksi pada bekas luka jahitan
DS :
1) Ibu mengatakan baru saja bersalin dan mendapat jahitan pada perineum
2) Adanya pengeluaran darah dari jalan lahir

DO :
1) Jahitan perineum tampak basah
2) Pengeluaran lochia warna merah (rubra) dan berbau amis

Analisa dan interpretasi data


Infeksi puerperalis adalah infeksi pada traktus genitalia setelah persalinan,
biasanya dari endometrium bekas insersi plasenta. Setelah kala III persalinan
daerah bekas insersio plasenta merupakan sebuah luka dengan permukaan yang
tidak rata, daerah ini merupakan tempat yang baik untuk berkembangnya bakteri.

21
Begitu juga serviks, vulva, vagina, dan perineum yang sering mengalami
perlukaan pada persalinan. Semua ini merupakan tempat masuk / berkembangnya
kuman patogen (Saleha, S. 2010)

D. LANGKAH IV. IDENTIFIKASI PERLUNYA TINDAKAN


SEGERA/KOLABORASI.
a. Kolaborasi : Tidak ada
b. Merujuk : Tidak ada.

E. LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN.

Tanggal 20 Oktober 20202 Pukul : 09.30 WITA


1) Lakukan pendekatan pada ibu dengan Komunikasi Teraupetik
R/ terjalin kerjasama yang baik dan kepercayaan terhadap perugas kesehat
an sehingga ibu lebih kooperatif dalam tindakan.
2) Berikan inform consen bahwa ibu bersedia dilakukan pemeriksaan
R/ Agar menjadi persetujuan atas tindakan yang akan diberikan kepada
pasien
3) Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
R/ Agar ibu mengetahui kondisi pada dirinya
4) Anjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup apa lagi ketika bayi tidur ibu
juga ikut tidur.
R/ Agar ibu tidak kelelahan dalam mengurus bayinya
5) Berikan terapi tablet Fe pada ibu
R/ Agar tidak terjadi anemia pada ibu
6) Anjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
R/ Agar terpenuhi kebutuhan nutrisi dan meningkatkan ASI pada ibu
7) Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya pada masa nifas
R/ Agar ibu mengetahui tanda bahaya pada masa nifas
8) Anjurkan pada ibu untuk rajin membersihkan alat genetalia
R/ Agar tidak terjadi infeksi pada bekas jahitan
9) Anjurkan pada ibu untuk mengikuti KB
R/ Agar ibu dapat merencanakan kehamilan berikutnya dan ibu dapat men
gurus bayinya.
10) Lakukan pendokumentasian
R/ Sebagai bukti atas tindakan yang telah dilakukan oleh bidan.

22
F. LANGKAH VI. PELAKSANAAN TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN.

Tanggal 20 Oktober 2022 Pukul : 09.30 WIT


1) Melakukan pendekatan pada ibu dengan Komunikasi Teraupetik
 Melakukan 3 S (Senyum Salam sapa)
 Menanyakan alasan kunjungan
Hasil : ibu tersenyum saat disapa oleh bidan
2) Memberikan inform consen bahwa ibu bersedia dilakukan pemeriksaan
Hasil : ibu setuju untuk dilakukan pemeriksaan dan bersedia tanda tangan
3) Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dalam keadaan baik
TD : 110/90 mmHg R: 24x/m N : 81x/m S: 36,5°C TFU: tidak teraba
kontraksi uterus: baik
Hasil: ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik
4) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup apalagi ketika bayi tidur ibu
juga ikut tidur
Hasil : ibu mengerti dan bersedia untuk istirahat apa lagi ketika bayi tidur
5) Memberikan therapy tablet Fe pada ibu dianjurkan minum 1x1 pada
malam hari
Hasil : ibu mengerti dan bersedia untuk minum Fe
6) Menganjurkan ibu untuk banyak mengonsumsi makanan bergizi seperti
sayuran hijau, kacang-kacangan, hati, telur, ikan, buah-buahan.
Hasil : ibu mengerti dan akan mengonsumsi makanan bergizi
7) Melakukan konseling tentang tanda bahaya nifasyaitu: a. Perdarahan
pervaginam b. Sakit kepala, nyeri epigastrik dan penglihatan kabur c.
Bengkak pada wajar dan ekstermitas d. Demam, muntah, rasa sakit waktu
berkemih e. Kehilangan nafsu makan untuk jangka waktu yang lama f.
Rasa sakit, merah dan pembengkakan di kaki
Hasil: ibu mengerti tanda bahaya nifas
8) Menganjurkan ibu untuk rajin membersihkan alat genetalianya (vulva
hygine)
Hasil: ibu akanbersedia untuk membersikan alat genetalianya
9) Memberikan konseling KB, menganjurkan ibu untuk menggunakan KB
jangka panjang seperti implant dan spiral. Melihat kondisi ibu yang gemuk
dianjurkan untuk menggunakan KB spiral yang tidak mengandung
hormone yang mempengaruhi berat badan dan tidak mempengaruhi
produksi ASI.
Hasil : ibu mengerti dan akan menggunakan KB jangka panjang
10) Melakukan pendokumentasian
Hasil : bidan telah mencatat tindakan yang telah diberikan kepada pasien pada

23
buku register dan status pasien.

G. LANGKAH VII. EVALUASI HASIL ASUHAN KEBIDANAN..

Tanggal 20 Oktober 2022 Pukul 10.30 WIT


S : ibu mengatakan masih merasakan nyeri pada bekas jahitan
O : luka jahitan masih tampak basah, pengeluaran darah dan lochea rubra
A : Pospartum hari ke - 3
P:
1) Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan pada daerah vagina

2) Menganjurkan pada ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif pada


bayinya hingga usia 6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan ASI

3) Menganjurkan pada ibu untuk mengikuti KB setelah masa nifas

4) Menganjurkan pada ibu untuk datang ke fasilitas kesehatan terdekat jika


terdapat keluhan.

24
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada BAB ini penulis akan membandingkan antara konsep dasar dan
tinjauan kasus dalam penerapan proses manajemen kebidanan pada Ny. “F” masa
nifas normal di Puskesmas Mebung. Pembahasan ini disusun berdasarkan teori
dan alasan nyata dengan pendekatan manajemen kebidanan yang terdiri dari 7
langkah yaitu :

A. Identifikasi dan Analisa Data Dasar.


Pada tahap pengumpulan data, penulis tidak menemukan masalah / hambatan
yang berarti karena baik dari keluarga pasien maupun dari pasien itu sendiri selalu
terbuka dalam memberikan informasi yang diperlukan sehingga mempermudah
dalam pengumpulan data.

B. Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual.


Pada Tinjauan Pustaka dijelaskan bahwa terjadinya ruptur perineum disebabkan
oleh kepala anak besar, anak besar, persalinan buatan, vagina sempit, perineum
kaku dan pada umumnya robekan terjadi hampir pada semua persalinan pertama
namun tidak tertutup kemungkinan pada persalinan berikutnya. Sedangkan Studi
Kasus Ny." F " mendapat jahitan perineum. Sehingga pada kasus ini ditegakkan
diagnosa masa nifas normal.

C. Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial.


Antisipasi adanya masalah potensial yang mungkin terjadi pada Ny."F"
berdasarkan pengumpulan, pengamatan yang cermat dan observasi jika ada
kondisi yang tidak normal apabila tidak mendapat penanganan segera, akan
membawa dampak yang berbahaya sehingga mengancam kondisi Ny. "F". Dari
tinjauan pustaka, luka jahitan perineum jika tidak tertangani dengan baik dapat
menimbulkan terjadinya infeksi luka jahitan perineum.

D. Mengidentifikasi Perlunya Tindakan Segera.


Dalam kasus ini penulis tidak melaksanakan tindakan segera atau emergency oleh

25
karena tidak ada diagnosa atau masalah yang memerlukan tindakan segera.

E. Rencana Asuhan Kebidanan.


Dalam Konsep Manajemen Kebidanan bahwa perawatan nifas harus disetujui oleh
klien, oleh sebab itu sebelumnya harus didiskusikan kebenarannya bersama klien
sesuai situasi dan kondisi serta tindakan harus dapat dianalisa secara teoritis.

F. Penatalaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan.


Pada tahap pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. "F", Penulis melaksanakan
tindakan Asuhan Kebidanan sesuai dengan perencanaan. Pada tahap ini penulis
tidak menemukan hambatan yang berarti karena adanya kerjasama dan
penerimaan yang baik dari klien dan keluarga serta dukungan, bimbingan dan
asuhan dari pembimbing di lahan praktek.

G. Evaluasi Asuhan Kebidanan.


Proses evaluasi merupakan langkah akhir dari proses Manajemen Asuhan
Kebidanan yaitu penilaian terhadap tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan
kepada klien dengan berpedoman pada masalah dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dari hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa semua masalah telah
teratasi.

26
BAB V
PENUTUP

Setelah penulis mempelajari teori dan pengalaman langsung dilahan


praktek melalui studi kasus tentang manajemen asuhan kebidanan pada Ny “F”
dengan Asuhan Nifas Normal di Puskesmas Mebung Kabupaten Alor NTT, maka
bab ini penulis menarik kesimpulan dan saran.
5.1 Kesimpulan
1) Asuhan kebidanan pada Ny “F” dengan Asuhan Nifas Normal dilakukan
dengan teknik pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang dimulai dari
pengkajian dan analisa data dasar, pada langkah ini dilakukan pengkajian
dengan pengumpulan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi
keadaan klien secara lengkap, mulai dari anamnesis riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan keterangan tambahan yang
menyangkut atau yang berhubungan dengan kondisi klien.
2) Diagnosa Ny “F” dengan Asuhan Nifas Normal ditegakkan berdasarkan
adanya keluhan yaitu nyeri pada bekas jahitan di perineum.
3) Pada Ny “F” masalah yang mungkin muncul yaitu terjadinya infeksi pada
bekas jahitan apabila ibu tidak rajin untuk membersihkan genetalianya.
4) Pada Ny “F” tidak diperlukan tindakan segera atau pun kolaborasi.
5) Rencana tindakan yang telah disusun pada Ny “F” bertujuan agar ibu
mendapatkan penanganan yang bersih dan aman, sesuai dengan kondisinya
dan mencegah terjadinya komplikasi.
6) Tindakan yang dilakukan bertujuan agar rencana yang disusun tercapai
dengan adanya kerjasama antara bidan dengan petugas lainnya agar dapat
lebih meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan pasien.
7) Tindakan evaluasi pada Ny “F” dengan Asuhan Nifas Normal telah
diberikan semaksimal mungkin dan sesuai standar pelayanan/rencana
asuhan kebidanan serta komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi dapat
teratasi.
8) Pendokumentasian dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2022 Pukul
13.00 WITA di Puskesmas Mebung Kabupaten Alor NTT.

27
5.2 Saran
5.2.1 Bagi klien
a) Menganjurkan kepada ibu agar banyak beristrahat.
b) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya secara
ondemand.
c) Menganjurkan ibu untuk selalu memperhatikan keadaan bayinya.
d) Menganjurkan kepada ibu untuk untuk mengomsumsi makanan
dengan gizi seimbang.
e) Menganjurkan kepada ibu untuk mengomsumsi obat secara teratur
sesuai instruksi yang diberikan.
f) Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan organ
genetalianya.
g) Menganjurkan ibu untuk ber KB

5.2.2 Saran untuk bidan


a) Bidan sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan
pelayanan yang professional sehingga dapat berperan dalam
menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian perinatal
(AKP). Oleh karena itu bidan harus meningkatkan kemampuan,
pengetahuan, keterampilan, melalui program pendidikan, pelatihan-
pelatihan, seminar agar menjadi bidan yang berkualitas sesuai dengan
perkembangan IPTEK
b) Bidan harus memberikan asuhan sesuai wewenang untuk itu
manajemen kebidanan perlu dikembangkan karena merupakan alat
yang mendasari bagi bidan untuk memecahkan masalah klien dan
berbagai kasus.
c) Seorang bidan hendaknya menganggap bahwa semua ibu hamil
mempunyai resiko untuk komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu
dan janin, oleh karena itu bidan diharapkan mampu mendeteksi secara
dini adanya tandatanda bahaya kehamilan dan menganjurkan ibu dan
keluarga segerah kepelayanan kesehatan bila mengalami hal tersebut.

28
5.2.3 Saran Untuk Institusi Kebidanan
a) Untuk mendapatkan hasil manajemen asuhan kebidanan yang baik
perlu menyediakan tenaga bidan yang professional untuk menunjang
pelaksanaan tugas.
b) Untuk pelayanan yang lebih berkualitas sesuai dengan kemajuan
teknologi, sebaiknya bidan yang sudah bertugas diberi kesempatan
untuk melanjutkan atau semacam pelatihan-pelatihan.
c) Demi mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan perlukiranya
penyediaan fasilitas/ alat-alat yang memadai untuk penunjang
pelaksanaan tugas-tugas kebidanan dan

29
DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjo ,S 2010 ilmu kebidanan jakarta ,Bina Pustaka


Salma dkk 2010 Asuhan kebidanan jakarta..
Subiastutik,Erni 2012 Efektifitas pemberian tropikal asi di banding pwrawatan
kering terhadap kecepatan waktu lepas tali pusat .di.puskesmas sumbersari
jember.
Asuhan kebidanan natenatal oleh Hj.salma s.kep M.kes dan kk 2013
Medical mini notes production 2014 (obstetrik)
Marmi 2015 Asuhan kebidanan pada masa nifas " puerperium care "
yokyakarta .pustaka belajar.
Asih Y 2016 Asuhan kebidanan nifas dan menyusui jakarta timur Trans imfo
media .

30
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI

1
INSTITUT ILMU KESEHATAN
STRADA INDONESIA
Jln.Manila.No.37 Sumberece Telp (0354) 7009713 Fax. (0354)
695139 Kota Kediri-Jawa Timur

Nama : Konsolidasi R. Atafani


Nim : 2282B1133
Stase : Nifas
Dosen Pembimbing : Nining Istighosah,SST.,M.Keb
Nama CI : Bdn. Yosinta Dei Bala, S.Tr. Keb

NO TANGGAL URAIAN TANDA


TANGAN
1 7-11-2022  Riwayat kehamilan dirubah
kedalam bentuk tabel

2 10-11-2022  Perubahan diagnosa pada Langkah


II post Partum normal hari ke 3

3 14-11-2022 ACC

Anda mungkin juga menyukai