Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Usia Pertengahan
Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Usia Pertengahan
Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Usia Pertengahan
USIA PERTENGAHAN
OLEH:
MANJA PRIHATININGRUM
MERTY WAHIDA KURNIASIH
NI MADE INDI APRIANTI BUDI
1.2 Tujuan
BAB 2
LANDASAN TEORI
2. Fungsi Sosialisasi
Yaitu proses perkembangan dan perubahan tentang bagaimana
keluarga berinteraksi sosial dan beperan di lingkungan masyarakat
3. Fungsi Reproduksi
Yaitu fungsi keluarga dalam meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia
4. Fungsi Ekonomi
Yaitu fungsi keluarga mengenai sumber dana untuk memenuhi
segala kebutuhan anggota keluarga seperti sandang, pangan dan
papan.
5. Fungsi Perawatan kesehatan
Yaitu fungsi keluarga untuk melaksanakan praktik asuhan
kesehatan, yaitu untuk memelihara kesehatan maupun merawat
anggota keluarga yang sakit.
2.1.4 Tahap Perkembangan Keluarga
Berdasarkan konsep Duvall dan Miller dalam Andarmoyo (2012),
tahap perkembangan keluarga dibagi menjadi 8, yaitu:
1. Tahap I: Keluarga baru (beginning family)
Perkembangn keluarga tahap I merupakan keluarga dengan
pasangan yang baru menikah dan belum mempunyai anak.
Perkembangan keluarga tahap I dimulai ketika lalki-laki/
perempuan melepas masa lajang ke hubungan baru yang lebih
intim dan berakhir ketika lahir anak pertama. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah membangun
perkawinan yang saling memuaskan, membangun jaringan
keluarga yang harmonis, mendiskusikan rencana keluarga dan
memahami prenatal care (kehamilan, persalinan dan menjadi
orangtua).
2. Tahap II: Tahap mengasuh anak (child bearing)
Perkembangan keluarga tahap II merupakan masa transisi
pasangan menjadi orangtua. Tahap ini dimulai ketika anak
pertama dilahirkan hinggan anak tersebut berusia 30 bulan atau
2,5 tahun. Tugas perkembangan keluarga tahap II antara lain
adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, mempertahankan
hubungan yang memuaskan, membagi tugas dan peran,
memperluas persahabatan keluarga besar, bimbingan orangtua
tentang tumbuh kembang anak dan konseling KB.
3. Tahap III: Keluarga dengan anak prasekolah (families with
presschool)
Perkembangan keluarga tahap III dimulai saat anak pertama
berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika berusia 5 tahun. Tugas
perkembangan pada tahap ini adalah memenuhi kebutuhan
anggota keluarga (kebutuhan anak prasekolah),
menyosialisasikan anak dan merencanakan kelahiran berikutnya.
4. Tahap IV: Keluarga dengan anak usia sekolah (families with
school children)
Perkembangan keluarga tahap IV dimulai ketika anak pertama
mulai masuk sekolah dasar yaitu berusia 6 tahun dan berakhir
ketika anak berusia 13 tahun. Tugas perkembangan keluarga
tahap ini antara lain mensosialisasikan anak terhadap lingkungan
luar rumah, mempertahankan hubungan yang memuaskan dan
menyediakan kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
5. Tahap V: Keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)
Perkembangan keluarga tahap V berlangsung selama 6 hingga 7
tahun dimulai ketika anak pertama melewati usia 13 tahun. Pada
tahap ini, tugas perkembangan keluarga meliputi
menyeimbangkan kebebasan dan tanggungjawab anak,
memfokuskan kembali hunungan perkawinan, memelihara
komunikasi terbuka, dan mempertahankan etika serta moral
keluarga.
6. Tahap VI: Keluarga yang melepaskan anak dewasa muda
(launching center families)
Perkembangan keluarga tahap VI ditandai oleh anak pertama
meninggalakan rumah dan berahkir ketika anak terakhir
meninggalkan rumah. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah
membantu anak untuk hidup mandiri, meneysuaikan kembali
hubungan perkawina, membantu orangtua lansia dan sakit-sakitan
dari suami maupun istri.
7. Tahap VII: Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Perkembangan keluarga tahap VII dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah atau orangtua memasuki usia 45-55 tahun
dan berakhir saat seorang pasangan pensiun. Tugas
perkembangan tahap ini adalah menyediakan lingkungan yang
meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan yang penuh
arti dan memperokoh hubungan perkawinan.
8. Tahap VIII: Keluarga lanjut usia
Perkembangan keluarga tahap VIII merupakan tahap akhir yang
dimulai ketika salah satu atau kedua pasangan pensiun, sampai
salah satu pasangan meninggal dan berakhir ketika keduanya
meninggal. Tugas perkembangan pada tahap ini meliputi
mengubah pengaturan hidup, menyesuaikan diri dengan masa
pensiun, mempertahakan hubungan perkawinan, menyesuaikan
diri terhadap kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan
keluarga antargenerasi dan melakukan life review masa lalu.
2.1.5 Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
1. Mengenal masalah atau gangguan kesehatan keluarga
Keluarga perlu mengenal keadaan dan perubahan kesehatan
anggota keluarganya. Hal ini karena ketika terjadi perubahan
kesehatan yang buruk, maka akan menjadi perhatian anggota
keluarga yang lain. Sehingga segala kekuatan sumber daya,
waktu, tenaga, pikiran bahkan harta keluarga akan digunakan
untuk mengatasi permasalahan kesehatan tersebut.
2. Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi
keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga untuk mencari bantuan yang
tepat ketika anggota keluarga mengalami masalah kesehatan.
Keputusan yang diambil keluarga akan menentukan tindakan
yang akan dilakukan dalam mengatasi masalah kesehatan yang
dialami.
3. Merawat anggota keluarga yang sakit
Merawat anggota keluarga yang sakit harus dilakukan oleh
keluarga untuk memberikan perawatan lanjutan setelah
memperoleh pelayanan kesehatan dari institusi pelayanan
kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga
Tugas ini mengenai pengetahuan dan upaya keluarga dalam
meningkatkan dan memelihara sumber yang dimiliki disekitar
lingkungan rumah untuk mempertahankan kesehatan atau
membantu proses perawatan anggota keluarga yang sakit.
5. Menggunakan fasilitas kesehatan
Tugas ini merupakan bentuk upaya keluarga dalam
memanfaatkan
sarana pelayanan kesehatan yang ada untuk mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarganya.
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota
keluarga.
b. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
memengaruhi oranglain untuk mengubah perilaku.
c. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
d. Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mnegenai nilai dan norma yang dianut oleh
keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Hal yang dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota lain, terciptanya kehangatan dan bagaimana
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
b. Fungsi sosialisasi
Hal yang dikaji yaitu bagaimana interaksi atau hubungan
dalam keluarga, sejauh mana keluarga dalam belajar disiplin,
perilaku, norma dan budaya
c. Fungsi Reproduksi
Hal yang dikaji yaitu mengenai sejauh mana keluarga dalam
merencanakan jumlah anggota keluarga, menggunakan metode
apa dan dikendalikan dengan cara bagaimana.
d. Fungsi Ekonomi
Mengkaji mengenai sumber dana untuk memenuhi segala
kebutuhan anggota keluarga dan bagaimana keluarga
meningkatkan ketrampilan ekonomi untuk mencapai
kesejahteraan. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif dapat
disebabkan karena ketidakcukupan sumber daya (missalnya:
keuangan, fasilitas)
e. Fungsi perawatan kesehatan
Mengkaji sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlu dukungan serta merawat anggota keluarga yang
sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenal sehat sakit
dan kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan
kesehatan. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif dapat dilihat
dari perilaku keluarga yang kurang menunjukkan perilaku
sehat, tidak mampu menjalankan perilaku sehat (keluarga
belum mengatur pola makan pasien, keluarga masih belum
memisahkan makanan pasien dengan anggota keluarga
lainnya, keluarga tidak melarang pasien makan makanan yang
benyak mengandung gula dan makanan siap saji (Suprajitno,
2012).
6. Stres dan koping keluarga
a. Stresor jangka pendek dan panjang
1) Stresor jangka pendek yaitu stressor yang dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu
kurang dari 6 bulan
2) Stresor jangka panjang yaitu stressor yang dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu
lebih dari 6 bulan
3) Kemampuan keluarga dalam merespon stresor dan
ketegangan sehari hari
4) Strategi keluarga dalam mengatasi masalah. Dalam
pemeliharaan kesehatan tidak efektif, keluarga masih
membiarkan pasien berpikir keras atau mengalami stress.
7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda
dengan pemeriksaan fisik di klinik.
8. Harapan Keluarga
Hal yang dikaji yaitu mengenai bagaimana harapan keluarga
terhadap masalah kesehatan dan terhadap petugas kesehatan.
Keterangan:
a. Skor ditentukan bersama keluarga
b. Nilai bobot (1 – 2 – 1 – 1) merupakan sebuah ketetapan, jadi
tidak bisa diganti dengan angka lainnya
Skor
c. Skoring= x Bobot
Ankga Tertinggi
d. Kriteria 1: tidak/ kurang sehat karena memiliki bobot yang berat
karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya
disadari dan dirasakan oleh keluarga
e. Kriteria 2: hal yang diperhatikan pada kriteria kedua adalah
pengetahuan dan teknologi untuk menangani masalah, sumber
daya keluarga, perawat dan masyarakat.
f. Kriteria 3: penetapan skor berdasarkan beratnya penyakit,
prognosa penyakit atau kemungkinan untuk mencegah, lamanya
masalah, adanya kelompok resiko tinggi atau rawan.
g. Kriteria 4: menonjolnya masalah, jika keluarga menyadari
masalah dan merasa perlu ditangani segera skornya tinggi.
h. Total skor tertinggi adalah 5 dan skor tertinggi menjadi prioritas
2.2.3 Intervensi Keperawatan Keluarga
Penyusunan rencana keperawatan keluarga didasarkan pada
masalah yang muncul pada daftar diagnosa keperawatan yang ada
dengan tujuan untuk mengatasi permasalahan kesehatan keluarga.
Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan Keluarga
Edukasi
1. Informasikan
program pengobatan
yang harus dijalani
2. Informasikan
manfaat yang akan
diperoleh jika teratur
menjalani program
pengobatan
3. Anjurkan keluarga
untuk mendampingi
dan merawat pasien
selama menjalani
program pengobatan
4. Anjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi ke
pelayanan kesehatan
terdekat, jika perlu