Tugas Evidance Based

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

RISIKO PENDIDIKAN IBU

TERHADAP KEJADIAN
STUNTING PADA
ANAK 6-23 BULAN

Nia Rosmawati
1-A (Alih
Jenjang)
NPM : 6221109
Salah satu akibat anak yang mengalami
kekurangan gizi dalam waktu yang lama adalah gagal
tumbuh, yaitu stunting. Keadaan ini banyak terjadi di
banyak negara berkembang.
Stunting juga dihubungkan dengan
perkembangan kognitif yang merugikan pada anak-
anak dan dewasa, singkatnya masa sekolah, penurunan
produktivitas, serta kurangnya tinggi badan pada
orang dewasa tidak mencapai potensial tumbuhnya
Faktor Penyebab Stunting

01 Kurangnya pengetahuan
ibu mengenai kesehatan
dan gizi sebelum dan
02
Kurang akses ke
makanan bergizi hal ini
dikarenakan makan
pada masa kehamilan bergizi di Indonesia
mahal
Terbatasnya layanan Kurangnya akses air
03 kesehatan termasuk
layanan ANC-Ante 04 bersih dan sanitasi

Natal Care,Post Natal


Care dan pembelajaran
dini yang berkulitas
Masa dua tahun pertama kehidupan merupakan
masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini
berlangsung sangat singkat serta tidak dapat diulang lagi,
maka masa baduta disebut sebagai “masa emas” atau
window of opportunity atau masa kritis.
Salah satu indikator masa kritis adalah ketika anak
lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Prevalensi
BBLR nasional sebesar 11,1 persen, namun prevalensi ini
lebih rendah dibanding prevalensi BBLR Provinsi
Kalimantan Selatan sebesar 16,6 persen dan Banjarbaru
sebesar 14,7 persen
Besarnya prevalensi BBLR dapat
disebabkan oleh beberapa faktor risiko.
Menurut Soekirman dan UNICEF bahwa
status gizi rendah secara langsung dapat
dipengaruhi oleh asupan zat gizi yang
rendah dan keganasan penyakit infeksi.
Asupan gizi rendah dapat disebabkan
ketersediaan pangan tingkat rumah tangga
yang tidak cukup. Ketersediaan pangan ini
akan terpenuhi, jika daya beli masyarakat
cukup
Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan setiap warga negara.
Ukuran kualitas sumberdaya manusia dilihat dari indeks
pembangunan manusia (IPM), sedangkan ukuran
kesejahteraan masyarakat dilihat dari tingkat kemiskinan
dan status gizi masyarakat.
Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa
Indonesia saat ini adalah rendahnya kualitas sumber
daya manusia (SDM). Kondisi ini dapat berawal dari
masalah kurang energi protein (KEP) sebagai salah satu
masalah gizi utama yang terjadipada anak anak dibawah
dua tahun (baduta).
Rendahnya tingkat pendidikan ibu tidak berbanding lurus dengan tingkat pengetahuan
gizi ibu dan status stunting yang dialami baduta, hal ini diketahui dari hasil penelitian ini
bahwa sebagian besar ibu yang memiliki tingkat pengetahuan gizi rendah terdapat pada
baduta yang mengalami stunting yaitu sebesar 92,3 persen.
Ayah yang memiliki tinggi badan kategori pada ≥ -2 SD, belum tentu memiliki anak
memiliki tinggi badan pada kategori yang sama, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian
ini bahwa sebagian besar baduta yang mengalami stunting memiliki ayah memiliki tinggi
badan kategori tinggi ( ≥-2 SD) yaitu sebesar 24 orang (92,3%). Sedangkan ibu yang
memiliki tinggi badan kategori<-2 SD, sebagian besar memiliki baduta yang mengalami
stunting yaitu sejumlah 19 orang (73,1%).
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p-value
adalah 0,419 (tinggi badan ayah) dan p-value adalah 0,488 (tinggi
badan ibu); ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang bermakna hubungan antara tinggi badan ayah dan ibu
dengan kejadian stunting pada balita periode window of
opportunity.
Selain itu sebagian besar balita yang mengalami
stunting memiliki ibu dengan tingkat pengetahuan gizi kategori
rendah sebesar 24 orang (92,3%). Berdasarkan hasil uji statistik
diperoleh nilai p-value adalah 0,288; hal ini menunjukkan bahwa
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat
pengetahuan gizi ibu dengan kejadian stunting pada balita periode
window of opportunity
Thanks!
Atikah Rahayu, dan Laily Khairiyati, 2014. Risiko
pendidikan ibu terhadap kejadan stunting pada
anak usia 6 – 22 bulan. Diunduh tanggal 29-11-
2021. http://ejournal.litbang.kemkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai